BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. sebuah realitas media yang dianggap benar oleh khalayak. Masyarakat percaya

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahun 2014, Jakarta diprediksi akan mengalami kemacetan total.

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus sengketa lahan di Indonesia lebih banyak merupakan. dengan akses dan kepemilikan lahan yang kemudian berujung pada konflik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kasus korupsi di Indonesia merupakan salah satu berita yang sering

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seolah tak pernah memiliki akhir dan tak selesai untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

Analisis Isi Media Judul: MIP No. 215 Sidang Perdana DPR Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 02/10/2014

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Peran media saat ini sudah semakin penting. Kebutuhan masyarakat akan

Di Negeri Sulapan Anggaran Siluman Bertebaran

AHOK VS DPRD. LSI DENNY JA Maret 2015

Menelisik Peran Ahok. dalam Kasus Pembelian Lahan RS Sumber Waras

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai negara demokrasi, pada tahun 2014 Indonesia kembali menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

Analisis Isi Media Judul: MCA No.33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

BAB I PENDAHULUAN. bagi negara demokrasi perwakilan dibawah rule of law adalah diselenggarakannya. pemilihan umum yang bebas (Azed, 2000: 1).

BAB I PENDAHULUAN. banyak karena melibatkan anak menteri. kecelakaan maut yang kembali terjadi di Tol Jagorawi KM yang

Analisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ACARA MASA PERSIDANGAN III TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang

BAB I PENDAHULUAN. surat kabar telah ada sejak ditemukannya mesin cetak di Jerman oleh Johann Gutenberg pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan media sebagai salah satu alatnya (Maryani, 2011:3).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump...

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

MEDIA MONITORING 100 HARI PEMERINTAHAN JOKOWI-JK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan untuk berbagai bidang, termasuk kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan buah demokrasi dari Negara Indonesia. Sejak tahun 2005 pergantian

BAB I PENDAHULUAN. perhatian besar oleh media massa. Hal ini karena kasus kekerasan oleh aparat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan Gubernur DKI Jakarta terkait APBD DKI Jakarta tahun 2015 pada surat kabar

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

Ahok: Pak Jokowi Tidak Bisa Jadi Presiden. Kalau Gak Disokong Pengembang

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis berarti negara atau kota dan teta berarti urusan.

I. PENDAHULUAN. sebuah tujuan bersama dan cita-cita bersama yang telah disepakati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB V PENUTUP. bagaimana isi pemberitaan kasus korupsi proyek hambalang yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pewarta. Dalam melakukan kerjanya, wartawan berhadapan dengan massa,

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro

BAB I PENDAHULUAN. Perempuan pada kompas.com tahun 2011, tindak kekerasan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, telah berkembang berbagai jenis media massa mulai dari media cetak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam tiga tahun terakhir ini, jumlah kasus kekerasan seksual terus

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih efisien, efektif, dan bertanggung jawab. Kemudian diikuti dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisis Isi Media Judul: MIP No Pengesahan RUU Pilkada Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 23/09/2014

BAB 1 PENDAHULUAN. menerapkan konsep, strategi dan teknik-teknik public relations salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS WACANA KRITIS KEBERPIHAKAN HARIAN SINAR INDONESIA BARU TERKAIT KONFLIK BASUKI TJAHAJA PURNAMA DENGAN DPRD DKI JAKARTA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH. Muchamad Ali Safa at

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan memiliki lembaga-lembaga khusus berdasarkan tugas masing-masing. Dalam rangka untuk memahami perbedaan lembaga-lembaga khusus tersebut, maka dikategorikan dalam tiga ranah, yaitu kekuatan eksekutif atau pelaksana, kekuatan legislatif atau fungsi pengawasan, kekuasaan kehakimnan atau fungsi yudisial (Asshiddiqie, 2009, h. 499). Dalam menjalankan roda pemerintahan, ketiga lembaga tersebut memiliki hubungan. Misal dalam pelaksanaan kekuasaan pembuatan undang-undang, walaupun ditentukan kekuasaan membuat undang-undang dimiliki oleh DPR (legislatif), tapi dalam pelaksanaannya membutuhkan kerja sama dengan colegislator, yaitu Presiden (eksekutif) (Asshiddiqie, 2009, h. 504). Di sisi lain, Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahannya mendapatkan pengawasan dari DPR. Pengawasan tidak hanya dilakukan setelah suatu kegiatan dilaksanakan, tetapi juga pada saat dibuat perencanaan pembangunan dan alokasi anggarannya. Namun, kekuasaan DPR juga terbatas, karena DPR tidak dapat menjatuhkan Presiden dan atau Wakil Presiden kecuali karena alasan pelanggaran hukum (Asshiddiqie, 2009, h. 505). 1

Hubungan serupa juga terjadi di tingkat daerah antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dengan pemerintah provinsi, Gubernur (Cangara, 2009, h. 73). DPRD juga mengawasi Gubernur dalam proses pemerintahan. Namun, hubungan tersebut tampak kurang terjalin dengan baik antara Gubernur dan DPRD DKI Jakarta. Basuki dan anggota DPRD memiliki pemikiran yang berbeda terkait menjalankan pemerintahan. Pada 26 Februari 2015, diketuai oleh ketua fraksi PDI Perjuangan, Jhonny Simanjuntak, DPRD menggelar rapat paripurna pengesahan panitia hak angket atau penyelidikan. Seperti yang diberitakan kompas.com, alasan diajukannya hak angket tersebut guna menginvestigasi kesalahan Pemerintah Provinsi DKI dalam mengajukan dokumen APBD ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Pasalnya, Pemprov DKI mengajukan dokumen APBD tanpa melalui pembahasan dengan DPRD (Aziza, 2015, para. 2, para. 3). Namun, pada 27 Februari, Basuki menyambangi KPK untuk melaporkan temuan Pemprov DKI soal dana Siluman (Andinni, 2015, para. 1). Basuki mengaku memiliki bukti-bukti seputar dugaan korupsi yang terjadi di DKI Jakarta dari 2012-2014 (Rudi, 2015, para. 2). Jadi tadi kami datang membawa bukti-bukti perbedaan APBD yang saya ajukan dengan e-budgeting yang kami sepakati di paripurna dengan yang dibuat oleh kawan-kawan di DPRD. Di situ angka saja sudah selisih cukup banyak sampai Rp. 12 triliun, kata Basuki (Rudi, 2015, para. 3). 2

Kemudian, Basuki juga menggandeng Badan Pengasawan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit temuan dana siluman yang mencapai 12,1 triliun dalam draf APBD 2015 (Sucipto, 2015, h. 1). Temuan dana siluman dalam draf APBD oleh Basuki ini menarik perhatian media, terutama media cetak yang mengambil porsi besar dalam melakukan pemberitaaan. Luwi Ishwara mengatakan dalam cerita atau berita tersirat pesan yang ingin disampaikan wartawan kepada pembacanya. Dalam berita ada karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (news value) (2007, h. 53). Maraknya pemberitaan terkait temuan dana siluman dalam RAPBD DKI Jakarta versi DPRD oleh Basuki ini karena terdapat nilai-nilai berita, yakni terkenal (prominance) dan konflik. Luwi Ishwara menjelaskan terdapat aura berita sekeliling orang-orang terkenal. Apa yang mereka lakukan atau katakan sering membuat berita karena ada konsekuensinya (Ishwara, 2007, h. 55). Maka, Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta akan menjadi perhatian publik, mulai dari gaya pemerintahan, gaya bicara, dan masalah yang dihadapi. Kemudian, kebanyakan konflik adalah layak berita. Konflik bukan hanya kontak fisik, tapi juga debat-debat (Ishwara, 2007, h. 53). Maka, perbedaan RAPBD antara Basuki dengan DPRD juga merupakan konflik yang terjadi dalam pemerintahan DKI Jakarta. Konflik seperti ini layak berita karena biasanya ada kerugian dan korban (Ishwara, 2007, h. 53). Korban dalam 3

konflik antara DPRD dan Basuki ini adalah PNS yang tidak mendapat gaji karena APBD DKI Jakarta yang tidak kunjung disetujui. Pemberitaan terkait kasus ini tidak luput dari media-media nasional, seperti Kompas dan Koran Sindo. Pada 28 Februari 2015, harian Kompas menempatkan kasus tersebut pada halaman pertama dan headline utama dengan judul KPK: Ada Indikasi Dana Siluman. Pada artikel tersebut, wartawan membahas tentang tindak lanjut KPK setelah Basuki melaporkan keganjilan RAPBD versi DPRD. Kemudian, dari KPK sendiri mengaku menemukan indikasi anggaran siluman dalam kurun waktu 2012-2015 ( KPK: Ada Indikasi Dana Siluman, 2015, h.1, h. 15) Sementara Koran Sindo juga memberitakan di hari yang sama dan menempatkan berita dengan judul Ahok Serahkan Bukti Dana Siluman sebagai headline utama. Dalam artikel tersebut dijabarkan kronologi penyerahan bukti dana siluman dalam RAPBD veri DPRD oleh Basuki kepada KPK. Kemudian, diceritakan pula tentang Gubernur DKI Jakarta yang mendatangi Presiden Indonesia, Joko Widodo sebelum menuju KPK. Kemudian, artikel tersebut ditutup dengan penyelesaian masalah antara DPRD dengan Gubernur DKI Jakarta oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) (Laluhu, dkk. 2015, h.1 h. 15). 4

Dalam penelitian ini, peneliti memilih surat kabar Kompas dan Koran Sindo. Menurut situs 4 International Media & Newspaper, yang merupakan direktori internasional dan mesin pencari yang berfokus pada surat kabar di seluruh dunia, pada 2014 Kompas menjadi koran yang paling banyak dibaca di Indonesia. Kompas unggul atas The Jakarta Post dan Republika. Kompas juga tidak terafiliasi pada partai politik manapun, karena Jakob Oetama dan P. K. Ojong yang berlatar belakang guru sebelum terjun dalam dunia jurnalistik. Sementara, Koran Sindo yang berada dalam grup Media Nusantara Citra terbit pertama kali pada 2005. Berdasarkan jumlah oplahnya, harian ini menduduki peringkat ketiga nasional, dan peringkat kedua untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya (Dewi, 2014, h. 6). Namun, pemilik dari MNC Group sendiri, Harry Tanoesodibjo (HT) memiliki karier politik di sejumlah partai, seperti Nasional Demokrat (Nasdem) pada 2011 sampai 2013 dan Hanura sebagai pasangan Capres Wiranto pada pemilu 2014 (Ihsanuddin, 2014, para. 6, para. 7, para. 8). Akan tetapi, pasangan Wiranto-HT tidak banyak mendapat dukungan saat pemilu. Kemudian, dirinya pun memisahkan diri dan membuat partai baru yang diberi nama Perindo (Partai Persatuan Indonesia) (Ihsanuddin, 2014, para. 9). Melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana pembingkaian atau konstruksi pemberitaan Dana Siluman dalam RAPBD DKI Jakarta versi DPRD oleh Basuki Tjahaja Purnama dalam media, yakni Kompas dan Koran Sindo. 5

1.2 Perumusan Masalah Bagaimana konstruksi pemberitaan dana siluman dalam RAPBD DKI Jakarta pada harian Kompas dan Koran Sindo? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini ingin mengetahui Bagaimana konstruksi pemberitaan dana siluman dalam RAPBD DKI Jakarta pada harian Kompas dan Koran Sindo? 1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Teoritis Penelitian ini dapat memperkaya penelitian di bidang komunikasi, terutama komunikasi massa yang menggunakan analisis framing dengan empat pisau penelitian, yakni bagaimana fakta-fakta disusun dalam berita, berdasarkan kelengkapan berita, bagaimana sebuah peristiwa diceritakan oleh wartawan, dan bagaimana sebuah peristiwa ditonjolkan dalam berita. 1.4.2 Signifikansi Praktis Penelitian ini dapat memberikan informasi terkait bagaimana media massa mengkonstruksi sebuah isu dalam berita yang dibuat. Selain itu juga bisa menjadi referensi bagi mahasiswa-mahasiswa yang akan melakukan penelitian terhadap media, terutama mengenai pembingkaian media. 6