BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba, karena perusahaan besar harus memenuhi ekspektasi dari

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dua komponen akrual yang utama yaitu discretionary accrual dan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (manajer). Proksi Discretionary Accrual (DA) merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk pihak intern dan ekstern perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi pula dan dengan laba tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

BAB I PENDAHULUAN. kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (Pearce and Robinson,2013 : 38). Teori keagenan mengansumsikan bahwa

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan yang tidak mencerminkan keadaan atau kondisi laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Laporan audit penting dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama periode tertentu yang memuat informasi-informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih banyak mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manajer yang bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan harus lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sumber informasi bagi stakeholder dalam menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

ISNI WIYATMI B

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak pengelola dan konsumennya. Fact Book Bursa Efek Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

II. LANDASAN TEORI. Tujuan ini merupakan salah satu yang paling dikejar oleh perusahaan. Manajer dan

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dampak krisis ekonomi global yang terus berkelanjutan berdampak pada kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai berimbas pada Indonesia sejak akhir tahun 2008 dan pelambatan ekonomi semakin terasa pada tahun 2009 (Bank Indonesia, 2008). Terjadinya krisis ekonomi global menyebabkan tidak terlepasnya dari kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pihak manajemen perusahaan didalam menyusun laporan keuangan yang dapat mempengaruhi penilaian terhadap perusahaan. Tujuan dari laporan keuangan berdasarkan kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi (Adiasih dan Kusuma, 2011). Sesuai SFAC No. 2, earnings merupakan alat dalam mengukur kinerja bagi perusahaan. Earnings juga merupakan alat untuk menyampaikan informasi mengenai tanggung jawab manajemen terhadap pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepadanya (Nurim dan Kusuma, 2001). 1

2 Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kemampuanya menghasilkan penerimaan kas yang melebihi pengeluaran. Salah satu ukuran kinerja yang dapat digunakan adalah cash flow. Akan tetapi reporting cash flow belum tentu menjadi informatif. Hal ini karena cash flow memiliki timing dan matching problems yang menyebabkan adanya kerancuan dalam mengukur kinerja perusahaan. Untuk mengurangi masalah ini, standar akuntansi menyusun pengukuran kinerja dengan menggunakan dasar akrual untuk mengubah waktu pengakuan earnings (Dechow, 1994). Manajer diijinkan dalam standar untuk menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan. Manajer dapat menggunakan pengetahuan mereka mengenai bisnis, serta memilih reporting methods, estimates, dan disclosure yang sesuai dengan kondisi ekonomi perusahaan. Dari kondisi tersebut maka pihak manajemen memiliki kesempatan untuk melakukan earnings management, sehingga informasi yang disampaikan tidaklah menjadi akurat kembali dan tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya (Healy dan Wahlen, 1999). Earnings management merupakan suatu intervensi terhadap proses pelaporan keuangan eksternal yang bertujuan agar dapat memperoleh beberapa keuntungan pribadi (Schipper, 1989). Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa earnings management terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan atau dalam penataan transaksi untuk mengubah laporan keuangan dan untuk

3 menyesatkan beberapa stakeholder mengenai kinerja ekonomi yang mendasari perusahaan yang bergantung pada praktik akuntansi yang dilaporkan. Segala kebijakan yang ditetapkan oleh pihak manajemen dalam manajemen laba, tidak lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau memaksimalkan utilitas pribadi, seperti halnya rencana kompensasi atau bonus (Healy 1985; Dechow, 1994; Roychowdury, 2006), perjanjian hutang (Dechow, 1994), prospektus IPO (Dechow, 1994), investasi dan pendanaan (Perry dan Grinaker, 1994), dan perjanjian kontrak (Healy dan Wahlen, 1999). Earnings management pada umumnya dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya yaitu manipulasi akrual (Roychowdhury, 2006). Akrual merupakan selisih antara kas masuk bersih dari hasil operasi perusahaan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi. Laporan keuangan disusun berdasarkan proses akrual, sehingga angka-angka laporan keuangan akan mengandung komponen akrual, baik akrual yang bersifat diskresioner maupun yang bukan diskresioner (Rahman dan Hutagaol, 2008). Dasar akrual merupakan dasar yang dipergunakan dalam akuntansi sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan dalam bentuk laba (Dechow, et al., 1994). Gul, et al. (2003) menyatakan bahwa akrual memerlukan estimasi subjektif, karenanya akrual lebih sulit untuk diaudit, selain itu akrual juga lebih rentan terhadap manipulasi. McVay (2006) menyatakan bahwa pada

4 dasarnya manajer melakukan manipulasi akrual dengan meminjam pendapatan dari periode yang akan datang, melalui percepatan pendapatan atau perlambatan pengeluaran, dalam rangka meningkatkan pendapatan saat ini. Pilihan akuntansi memiliki alternatif yang luas, mulai dari perubahan metode akuntansi hingga estimasi akuntansi (Perry dan Grinaker, 1994). Adiasih dan Kusuma (2011) menyatakan bahwa perusahaan dapat mengganti pilihan metode, seperti unsur-unsur yang menggunakan perkiraan (umur ekonomis, perkiraan piutang tidak tertagih), dan unsur-unsur dalam suatu transaksi (mengubah struktur sewa guna usaha dari operating lease menjadi capital lease). Terdapat berbagai proksi dalam mendeteksi adanya manipulasi akrual, dalam penelitiannya Dechow (1995) membandingkan berbagai pendekatan seperti the Healy Model (1985), the DeAngelo Model (1986), the Jones Model (1991), the Industry Model (Dechow dan Sloan, 1991), dan the Modified Jones Model (Dechow, et al., 1995). Proksi earnings management yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Modified Jones Model. Model tersebut dipilih karena dengan model tersebut merupakan model yang paling kuat dalam mendeteksi adanya earnings management dengan manipulasi akrual dibandingkan dengan model yang lain (Dechow, et al., 1995). Earnings merupakan ukuran kinerja perusahaan yang dihasilkan dengan metode akrual. Akrual dapat menimbulkan beberapa masalah yang

5 dikarenakan manajemen sebagai pihak yang melaporkan informasi mengenai kinerja perusahaan, akan tetapi mereka juga yang sekaligus sebagai pihak yang dievaluasi dan dihargai berdasarkan kinerja perusahaan (Dechow, 1994). Manajemen laba terjadi sebagai dampak dari persoalan keagenan yang dipicu oleh adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Teori agensi memberikan pandangan bahwa masalah dalam manajemen laba dapat diminimumkan melalui pengawasan corporate governance (Herawaty, 2008). Corporate governance adalah efektivitas mekanisme yang bertujuan untuk meminimalisasi konflik keagenan dengan penekanan khusus pada mekanisme legal yang mencegah dilakukanya ekspropriasi atas pemegang saham minoritas (Johnson, 2000). Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan (Nasution dan Setiawan, 2007). Corporate governance diharapkan dapat mengendalikan perilaku dari manajemen perusahaan agar tidak bertindak hanya menguntungkan pihaknya saja, tetapi juga dapat menguntungkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Dengan kata lain corporate governance dapat menyamakan atau menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada dalam sebuah perusahaan. Pada masa krisis, corporate governance menjadi masalah serius, karena pertama, ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas menjadi

6 lebih mengkhawatirkan selama pada masa krisis. Kedua, pada masa krisis memaksa investor untuk mengenali dan memperhitungkan kelemahan dalam tata kelola perusahaan yang ada (Mitton, 2002). Berndt, et al. (2011) menyatakan bahwa penggunaan earnings management masih menjadi alat untuk mempengaruhi angka laba atau untuk melunakkan dampak dari krisis dalam laporan keuangan. Corporate governance merupakan faktor yang signifikan pada saat terjadi krisis. Corporate governance tidak hanya dapat menjelaskan perbedaan kinerja antar negara selama masa periode krisis, akan tetapi juga dapat menjelaskan perbedaan kinerja antar perusahaan (Darmawati dkk, 2004). Kusumawati dan Sasongko (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian ataupun yang memperoleh laba, sama-sama melakukan earnings management dan terdapat perbedaan earnings management yang signifikan antara perusahaan yang mengalami kerugian dan memperoleh laba. Surifah (2001) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat indikasi earnings management yang lebih tinggi pada perusahaan publik yang mengalami kerugian daripada perusahaan publik yang memperoleh laba. Cornet, et al. (2006) melakukan penelitian mengenai mekanisme corporate governance terhadap perilaku perusahaan dalam melakukan earnings management dan dampaknya terhadap true financial performance. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa earnings

7 management menurun ketika dilakukan peningkatan pengawasan terhadap kebijakan manajemen melalui variabel corporate governance (institutional ownership of shares, institutional investor representation on the board of directors, and the presence of independent outside directors). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Siddharta (2005) yang meneliti mengenai pengaruh dari struktur kepemilikan (kepemilikan institusional dan kepemilikan keluarga), ukuran perusahaan (kapitalisasi pasar), dan praktek corporate governance (kualitas audit, proporsi dewan komisaris independen, dan keberadaan komite audit) terhadap besaran pengelolaan laba. Hasil penelitian tersebut menemukan adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dan kepemilikan keluarga terhadap earnings management, serta kepemilikan institusional dan praktek corporate governance tidak terdapat hubungan terhadap besaran pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan. Azzali, et al. (2013) dalam hasil penelitian menyatakan bahwa nilai discretionary accruals pada masa krisis keuangan menjadi lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan sebelum krisis keuangan. Penulis beralasan bahwa rendahnya nilai discretionary accruals dikarenakan insentif manajerial dipengaruhi oleh contractual outcomes dan rasa pesimis dari investor terhadap kualitas laporan keuangan pada selama krisis, oleh karenya pihak manajemen lebih terdorong untuk menggunakan discretionary accruals untuk memanipulasi pendapatan ketimbang memberi sinyal efisiensi.

8 Berndt, et al. (2011) menyatakan bahwa terdapat dua arah yang berbeda dari manajemen pada selama terjadinya krisis keuangan. Pertama, selama masa krisis tingkat earnings management dapat meningkat. Hal tersebut dikarenakan masa-masa keuangan sedang dalam keadaan yang sulit, pihak manajemen akan melakukan segala sesuatu (legal) untuk memperlambat, atau menunda write-off on assets atau write-ups on liabilities pada neraca (accruals) dan untuk meminimalkan dampak pada laporan laba rugi (small gains). Kedua, selama masa krisis tingkat earnings management dapat juga mengalami penurunan, hal tersebut disebabkan karena perusahaan dalam menghasilkan laba dapat menjadi bias. Di masa keuangan yang sulit, pendapatan yang memadai mungkin tidak tersedia atau manajemen dapat lebih fokus pada pengelolaan likuiditas dari pada manajemen laba. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu mengenai corporate governance dan earnings management karena penelitian ini berfokus pada dua periode di Indonesia, yaitu pada selama terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2007 hingga 2008 dan pada masa sesudah terjadinya krisis ekonomi global pada tahun 2010 hingga 2012. Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas, maka judul penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT (SELAMA DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI GLOBAL)

9 1.2 Rumusan Masalah Melihat latar belakang di atas, maka sangat relevan ditarik suatu rumusan masalah mengenai bagaimana penerapan corporate governance terhadap earnings management pada selama krisis ekonomi global dan pada masa sesudah krisis ekonomi global. Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan kinerja manajemen perusahaan, yang meliputi serangkaian hubungan antara pihak manajemen dengan berbagai pihak, salah satunya investor yang dapat dijelaskan melalui teori keagenan. Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep good corporate governance, yaitu keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan responsibiltas. Keempat hal tersebut menjadi penting dikarenakan prinsip tersebut secara konsisten dapat meningkatkan kualitas pada laporan keuangan (Sulistyanto, 2008). Short, et al. (1999) menyatakan bahwa mekanisme kunci dari kerangka corporate governance meliputi struktur dewan direksi, kompensasi direksi dan kepemilikan manajerial, pemegang saham institusional, auditor, auditing, informasi akuntansi, serta pasar untuk pengendalian perusahaan. Earnings management menjadi menarik untuk diteliti pada periode selama terjadinya krisis ekonomi global dan sesudah krisis ekonomi global karena dapat melihat perilaku dari manajemen perusahaan dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, beserta berbagai motivasi yang melatarbelakangi mereka untuk mengatur berbagai

10 ketentuan yang ada dalam akuntansi. Gumanti (2000) menyatakan bahwa manajemen laba tidak harus selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi yang lebih condong terhadap tindakan fraud, akan tetapi lebih dapat berupa pemilihan metode untuk mengatur laba yang dilaporkan, karena memang hal tersebut diperkenankan dalam regulasi. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah yang dipaparkan diatas maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh faktor kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, dan reputasi auditor terhadap earnings management pada selama krisis ekonomi global dan pada masa sesudah krisis ekonomi global? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah yang dipaparkan diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk menguji pengaruh faktor kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, dan reputasi auditor terhadap earnings management pada selama krisis ekonomi global dan pada masa sesudah krisis ekonomi global.

11 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang disajikan diharapakan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam menganalisis earnings management pada umumnya dan menganalisis hubungannya dengan berbagai faktor yang ada. 2. Bagi perusahaan dan investor diharapkan dapat memberi manfaat sebagai informasi tambahan dalam pengambilan keputusan disaat terjadi krisis ataupun saat tidak terjadi krisis.