BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

PELAKSANAAN K3 dan K2 DI PT PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembangnya dunia dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang semakin cepat

BAB I PENDAHULUAN. akal sehingga dapat merencanakan sesuatu, menganalisa yang terjadi serta

MATERI PELATIHAN OPERATOR FORKLIFT BATTERY

PENERAPAN KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PERUSAHAAN KECAP CAP BAWANG DI NGAWI

III. METODE PENELITIAN. ilmiah. Selain memaparkan garis-garis yang cermat, juga akan menentukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kuliah Kerja Praktek adalah sebuah mata kuliah yang mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 437 K/30/MEM/2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

MATERI N0 : KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan tipe

J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. 1 / e d i s i M a r e t

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT PLN (PERSERO) UNIT PLTP ULU BELU TANGGAMUS LAMPUNG LAPORAN AKHIR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian di lapangan (Nazir,

K3LH MATERI 5 MENERAPKAN KAIDAH ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kinerja merupakan sesuatu yang penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. negara yakni dengan mendirikan perusahaan negara. Kebijakan tersebut dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan dengan baik, sehingga organisasi dapat mencapai tujuannya secara

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

BAB I PEDAHULUAN. memerlukan perlindungan tubuh atau memberikan training sebelumnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Tepatnya Pada divisi penerimaan dan pembayaran, karena PT SEMEN GRESIK ini

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN RENDAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar atau kecil sangat membutuhkan sumber daya manusia yaitu karyawan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam seluruh aktifitas kehidupan manusia untuk meningkatkan taraf hidup. membentuk energi listrik (

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi penting

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara (2000) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi. keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #5 Ganjil 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha saat ini semakin kompetitif, karena itu setiap

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MK3 PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan suatu pekejaan dengan efisien dan hasil kerja yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti memberi. kesempatan kepada karyawan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

A. KRITERIA AUDIT SMK3

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang secara pesat. Hal

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 34); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan J udul

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat, banyak perusahaan yang pada awalnya hanya menggunakan mesin-mesin tradisional dan sederhana kini beralih kepada penggunaan mesin-mesin berteknologi canggih dan modern. Peralatan dan teknologi modern akan sangat menunjang dalam upaya peningkatan produktivitas perusahaan. Adanya hal tersebut maka sangat memungkinkan bahwa teknologi memang dapat memberikan keuntungan lebih banyak dari teknologi sebelumnya. Setiap perusahaan yang berkembang dan memiliki teknologi modern sudah seharusnya memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya, agar mereka dapat menjadi karyawan yang bisa bermanfaat baik tenaga maupun pikirannya guna mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya manusia karyawan adalah unsur yang sangat penting dalam kegiatan sebuah perusahaan, untuk itu perusahaan harus berupaya meningkatkan kualitas karyawannya. Perusahaan diharapkan memberikan perhatian yang serius terhadap peningkatan kualitas dan kedisiplinan dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Di dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996 dijelaskan bahwa sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

2 Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang harus diberi perlindungan terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja mengingat ancaman bahaya potensial yang berhubungan dengan kerja. Pemerintah sendiri juga telah menetapkan kebijakan perlindungan tenaga kerja terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerjamelalui peraturan perundangan-undangan, yaitu melalui Undangundang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Peraturan perundangan tersebut dimana di dalamnya mengatur tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerjabagi karyawan, merupakan salah satu upaya dalam pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran dan pencemaran lingkungan kerja yang penerapannya menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja. Selain peraturan perundangan yang diterbitkan oleh pemerintah tentang keselamatan dan kesehatan kerja, juga sangat dibutuhkan adanya komitmen kuat dari manajemen perusahaan sendiri dalam menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara baik guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan lain-lain. Melalui penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang baik akan membantu perusahaan dalam menangani dengan cepat dan tepat, serta sebagai upaya pencegahan terhadap kerugian manusia akibat pekerjaan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. PT PLN (Persero) unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung adalah sebagai salah satu BUMN yang bergerak dalam bisnis ketenagalistrikan nasional juga tidak luput dari tuntutan untuk dapat memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh karyawannya. Adanya sebuah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang profesional akan dapat menumbuhkan rasa aman bagi seluruh karyawan pada saat mereka bekerja. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang ada PT PLN (Persero) secara umum mengacu kepada sistem keselamatan ketenagalistrikan atau yang dikenal dengan istilah K2. Manajemen Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) adalah segala upaya atau langkah-langkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal

3 bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah lingkungan), dalam arti tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) mencakup keseluruhan dari keselamatan, kesehatan kerja dan ketenagalistrikan pada PT PLN (Persero), dimana di dalam sistem tersebut semua pekerjaan yang akan dilaksanakan mempunyai standard operation procedure (SOP) yang harus dilaksanakan sebelum melaksanakan pekerjaan dalam bidang ketenagalistrikan. Standard Operation Procedure (SOP) yang tertuang dalam Buku Panduan Keselamatan Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) terkait dengan pelaksanaan sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan dan harus dilaksanakan oleh seluruh karyawan di PT PLN (Persero) unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung mencakup hal-hal, sebagai berikut: 1) Surat izin bekerja; surat izin bekerja diberikan kepada karyawan pada saat akan melaksanakan pekerjaan, karena pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada unit PLTP adalah pekerjaan yang beresiko tinggi. 2) Peralatan kerja; setiap karyawan yang akan melaksanakan suatu pekerjaan dengan menggunakan peralatan kerja harus memiliki standar keamanan yang tinggi. 3) Bahaya resiko; segala sesuatu yang memiliki potensi menyebabkan cidera, sakit, atau tewas (bagi pekerja, pihak lain, kontraktor, tamu atau masyarakat sekitar), kerusakan terhadap peralatan kerja, instalasi jaringan distribusi, bangunan dan instalasinya. 4) Identifikasi bahaya; proses identifikasi secara menyeluruh terhadap suatu kegiatan meliputi cara kerja, perilaku kerja, peralatan kerja, sarana K3, lingkungan sekitar dan kondisi tempat kerja yang dapat menimbulkan potensi kecelakaan pada pekerja yang dapat mengakibatkan kerusakan pada terhadap peralatan kerja dan instalasi jaringan distribusi, lingkungan sekitar dan bangunan. Kecenderungan sering terjadi cidera, sakit pada karyawan yg bertugas dan juga kerusakan terhadap peralatan kerja dan instalasi jaringan distribusi yang timbul akibat potensi bahaya. 5) Pengendalian resiko; suatu metode penerapan dalam mengendalikan resiko yang berkaitan dengan suatu bahaya. Metode pengendalian harus mengikuti hirarki atau pengendalian resiko, seperti yang dipersyaratkan dalam peraturan perundang-undangan K3.

4 Penting untuk dipastikan bahwa setiap metode pengendalian menimbulkan bahaya-bahaya baru dan keefektifan dari pengendalian harus terus dipantau. 6) Peralatan pelindung diri; alat perlindungan diri berfungsi untuk menjaga keselamatan karyawan disaat bekerja, setiap karyawan wajib menggunakan alat pelindung diri. Walaupun telah adanya Standard Operation Procedure (SOP) yang tertuang dalam Buku Panduan Keselamatan Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) berdasarkan data di perusahaan masih sering terjadinya beberapa kecelakaan kerja namun yang sifatnya masih ringan seperti kejadian pegawai lapangan yang tergelincir pada saat perbaikan pembangkit, masih terdapat pegawai yang tidak disiplin pada saat bekerja dengan tidak melengkapi diri dari pelindung diri seperti masker dikarenakan. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik menulis laporan akhir ini dengan judul Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penulisan laporan akhir ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung? 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Pada penulisan laporan akhir ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan tentang Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya

5 kecelakaan kerja pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung. 1.4 Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan laporan akhir ini adalah, sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Untuk perusahaan penulisan laporan ini dapat menjadi bahan masukan dalam rangka peningkatan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sehingga di dalam pengelolaan SDM dapat lebih memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pihak lain serta sebagai bahan pertimbangan atau

6 dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian sejenis. 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung, salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang jasa ketenagalistrikan nasional. 1.5.2 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan cara memperolehnya maka data dalam penelitian ini terbagi atas dua jenis, yaitu: 1. Data Primer Menurut Suliyanto (2006:131) data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Dalam hal ini maka data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian berupa data hasil wawancara dari informan pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung yang terkait dengan masalah penelitian ini, serta hasil dari observasi secara langsung di lapangan 2. Data Sekunder Menurut Suliyanto (2006:132) pengertian data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Dalam hal ini data sekunder adalah merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan. Data-data yang dikumpulkan merupakan data yang mempunyai kesesuaian dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. 1.5.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka pengumpulan data maka penulis menggunakan dua metode teknik pengumpulan data, yaitu

7 1. Wawancara. Wawancara adalah merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti secara langsung melakukan tanya jawab atau melakukan wawancara secara mendalam dengan berbagai informan di objek penelitian guna menggali informasi. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan pejabat utama dan staf pelaksana yang menangani secara langsung pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pada PT PLN (Persero) Unit PLTP Ulu Belu Tanggamus Lampung 2. Studi Kepustakaan. Studi Kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari berbagai literatur dan dokumentasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, guna menjadi landasan teori penelitian. 1.5.4 Metode Analisis Data Data yang diperoleh di lokasi penelitian baik data primer maupun data sekunder akan disusun, dianalisis dan disajikan dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yaitu teknik analisis yang berupa pemaparan dan kemudian dianalisis yang selanjutnya dinarasikan sesuai dengan masalah penelitian. Menurut Sugiyono (2008:15) analisis data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar. Setelah data dikumpulkan maka selanjutnya penulis akan menganalisis dan mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis interactive model, dengan tahapan yang akan dilakukan : 1. Pengumpulan data: peneliti mendapatkan data secara langsung melalui teknik wawancara mendalam;

8 2. Reduksi data: mereduksi berarti merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema serta polanya dan membuang yang tidak perlu; 3. Penyajian data 4. Kesimpulan atau verifikasi. 5. Menulis hasil penelitian.