BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun Oleh : IMTITSAL AULIA RAHMAH J

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

A. Latar Belakang Masalah. diketahui,tanpa adanya kelainan neurologic lain. Pada sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bakteri, tetapi juga dapat disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. merupakan anggota gerak yang sering digunakan dalam aktifitas sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi dari Norway mencatat insidensi terjadinya cedera pada tendon flexor

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. bertambah cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). tujuh tulang (vertebra) dengan bantalan lunak (cakram) antara masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan definisi fisioterapi yaitu suatu upaya kesehatan professional yang. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar susu, jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FETAL DISTRES FAKULTAS. Oleh : J

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mewujudkan pembangunan nasional bidang kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens kanker di Indonesia diperkirakan 100 per 100.000 penduduk per tahun atau sekitar 200.000 penduduk per tahun. Pada survei kesehatan rumah tangga yang diselenggarakan Badan Litbangkes, ditemukan bahwa 1,4% dari seluruh kematian disebabkan oleh kanker. Angka ini meningkat menjadi 3,4% pada tahun 1980 dan 4,3% pada tahun 1986. WHO menyatakan bahwa sepertiga dari seluruh kejadian kanker dapat dicegah, sepertiga lagi dapat disembuhkan, dan sepertiga sisanya dapat dibebaskan dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002). Masih menurut Dalimartha (2002) menjelaskan bahwa kanker adalah suatu penyakit di mana terjadi pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Sel-sel kanker akan terus membelah diri dan apabila tidak dihentikan dan diobati maka sel kanker akan berkembang terus serta akan tumbuh menyusup ke jaringan sekitarnya (invasif) lalu membuat anak sebar (metastasis) ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Kanker dapat tumbuh di semua sel jaringan tubuh. Oleh karena itu, dikenal bermacam-macam jenis kanker menurut sel atau jaringan asalnya seperti karsinoma, sarcoma, limfoma atau leukemia. 1

2 Selain itu, ada juga tumor yang merupakan istilah umum untuk segala pembengkakan atau benjolan yang disebabkan atau apapun, baik oleh pertumbuhan jaringan baru maupun adanya pengumpulan cairan seperti kista atau benjolan yang berisi darah akibat benturan. Akan tetapi, istilah tumor umumnya digunakan untuk menyatakan adanya benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan baru, tetapi bukan radang. Oleh karena itu, dikenal istilah tumor jinak (benigna, benign) dan tumor ganas (maligna, malignant) yang berarti kanker. Tumor jinak tumbuhnya lambat, setempat (lokal), tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh serta jarang mengganggu kesehatan (Dalimartha, 2002). Salah satu jenis tumor jinak adalah gynecomastia. Pembesaran payudara pada laki-laki yang disebabkan oleh peningkatan jaringan pada kelenjar payudara sebagai hasil dari keseimbangan antara hormon estrogen dan testosteron di mana hormon estrogen relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan hormon testosteron (Audihan, 2012). Menurut Hermawan (2010) dalam studi Flemish dari 1679 remaja, berusia 14 15 tahun, Den Hond dkk meneliti efek polutan pada pematangan seksual. Data mereka menunjukkan bahwa kadar tinggi timbal meningkatkan risiko gynecomastia dalam studi mata pelajaran, sementara kadar serum lebih tinggi Hexachlorobenzene penurunan risiko. Ramadhan dkk menilai vaskularisasi pada 54 payudara pasien lakilaki, berusia 11 27 tahun, dengan gynecomastia. Menggunakan

3 pemindaian ultrasonografi (USG), penulis menemukan korelasi kuat antara perkembangan payudara dan bahwa aliran darah vena dan arteri. Mereka menyimpulkan bahwa struktur pembuluh darah harus dianggap sebagai komponen gynecomastia (Hermawan, 2010). Penyebab gynecomastia belum diketahui secara pasti (idiopatik). Gynecomastia dapat juga disebabkan oleh banyak faktor seperti obat-obatan terlarang dan kondisi medis. Kadang-kadang, gynecomastia itu sendiri dapat terjadi karena adanya sebuah gejala pada jaringan dasar seperti tumor kelenjar pituitari atau kelainan genetik seperti sindrom Klinefelter (MFMER, 2010). Menurut Children's Hospital Boston (2007) bahwa gynecomastia juga dapat dipicu oleh adanya peningkatan pada sejumlah hormon testosteron dibandingkan dengan hormon estrogen. Peningkatan ini diakibatkan adanya pengurangan dari testosteron atau suatu kondisi di mana terjadi peningkatan hormon estrogen. Pada kondisi ini, pasien merasakan nyeri dan keterbatasan gerak pada bahu sehingga mengakibatkan pasien sulit untuk beraktivitas. Dalam hal ini, fisioterapi berperan untuk mengurangi nyeri, mencegah kekakuan / keterbatasan sendi lebih lanjut, meningkatkan kekuatan otot sekitar bahu, dan membantu mengembalikan aktivitas fungsional pasien. Modalitas fisioterapi yang dapat digunakan untuk memberikan terapi pada kasus ini adalah infra red (IR), massage, dan terapi latihan.

4 Berdasarkan bahasan di atas, penulis memilih judul Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Nyeri Bahu Kiri Pasca Operasi Mastektomi Gynecomastia Sinistra. Penatalaksanaan fisioterapi tersebut berupa IR, massage, dan terapi latihan dengan alasan karena pada kasus ini terdapat keluhan berupa nyeri, kaku, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), penurunan kekuatan otot sekitar bahu, dan penurunan kemampuan fungsional sendi bahu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pemberian IR, massage, dan terapi latihan dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra? 2. Apakah pemberian IR, massage, dan terapi latihan dapat menurunkan spasme otot pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra? 3. Apakah pemberian IR, massage, dan terapi latihan dapat meningkatkan LGS bahu kiri pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra? 4. Apakah pemberian IR, massage, dan terapi latihan dapat meningkatkan kekuatan otot sekitar bahu kiri pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra?

5 5. Apakah pemberian IR, massage, dan terapi latihan dapat meningkatkan kemampuan fungsional sendi bahu kiri pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui manfaat IR, massage, dan terapi latihan untuk mengurangi nyeri pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra. 2. Mengetahui manfaat IR, massage, dan terapi latihan untuk menurunkan spasme otot pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra. 3. Mengetahui manfaat IR, massage, dan terapi latihan untuk meningkatkan LGS bahu pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra. 4. Mengetahui manfaat IR, massage, dan terapi latihan untuk meningkatkan kekuatan otot sekitar bahu pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra. 5. Mengetahui manfaat IR, massage, dan terapi latihan untuk meningkatkan kemampuan fungsional sendi bahu pada penderita nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra.

6 D. Manfaat Penulisan 1. Institusi pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk institusi pendidikan sebagai sarana pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik di lingkungan pendidikan fisioterapi untuk memahami serta melaksanakan proses fisioterapi pada kondisi nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra dengan modalitas yang ada khususnya IR, massage, dan terapi latihan. 2. Bagi penulis Memperdalam dan memperluas wawasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra. 3. Bagi pasien Untuk membantu mengatasi masalah yang timbul pada penderita dengan kondisi nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra. 4. Bagi masyarakat Menyebarluaskan informasi kepada pembaca maupun masyarakat tentang pentingnya terapi latihan dalam hal ini pada kondisi nyeri bahu kiri pasca operasi mastektomi gynecomastia sinistra.