BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peranan bahan tambahan pangan (BTP)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun berkembang dari Negara agraria menuju Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi merupakan salah satu bagian yang memegang peranan yang

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN DI PASAR KOTA SUKOHARJO. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu bangsa ingin menguasai tanah orang atau bangsa lain. karena sumber-sumber alam yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. BIRO INSTALATIR : Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Pemakai Tenaga Listrik di CV. Cahaya Teknik kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

BAB I PENDAHULUAN. lembaga inilah yang bergerak dalam hal pembiayaan sumber dana. Pembiayaan

PEMBIAYAAN DAN JAMINAN (Aspek Jaminan pada Perjanjian Pembiayaan Konsumen di PT. WOM Finance Tbk, Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan garam membuat negara harus memproduksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

BAB I PENDAHULUAN. integritas dalam kehidupan perekonomian suatu negara. lembaga tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menguntungkan. Tetapi banyak peternak masih mengabaikan masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wakil Presiden RI M.Yusuf Kalla pada Selasa, 8 Mei 2007 di Jakarta. Alangkah

BAB I PENDAHULUAN. meluas dipergunakannya perjanjian baku/perjanjian standar (standard

BAB I PENDAHULUAN. dan pembinaan dari pemerintah. Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Umanity) sejak

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Persoalan yang timbul kemudian adalah apabila dalam waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia berdasarkan atas hukum, tidak berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial ini berguna

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat, berlakunya standar-standar dan kualitas baku

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong kemajuan ekonomi di Indonesia, yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

TINJAUAN YURIDIS WANPRESTASI PADA PERJANJIAN LEASING

BAB I PENDAHULUAN. mencapai dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. 1 Kestabilan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin. untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. iyah Surakarta. Oleh : NIM

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Perundangan yang terbaru. Yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Perdaganganyang terkait dengan e Commerce.

JAMINAN DAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. (Studi tentang Aspek Jaminan dalam Pelaksanaan Perjanjian. Pembiayaan Konsumen di PT. WOM Finance Tbk, Surakarta)

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

PASSING OFF. (Studi terhadap produksi dan penjualan produk-produk rokok Passing Off di Kecamatan Tayu Kabupaten Pati) SKRIPSI

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari alat untuk

PEMANFAATAN TANAH MILIK PT. KERETA API INDONESIA OLEH MASYARAKAT DESA BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III ( Tiga ) Kesehatan Bidang Gizi.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena permasalahan yang ada

BAB III METODE PENELITIAN. yang berasal dari Bahasa Inggris : method, bahasa latin : methodus, Yunani :

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

I. METODE PENELITIAN

MEDIASI DAN KONSUMEN Studi Tentang Peran Mediator Dalam Penyelesaian Sengketa Konsumen Oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Di Semarang

III.METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasari pada metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan bulan Oktober pertimbangan sebagai berikut: kategori usia dewasa awal.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pesatnya pembangunan Indonesia di bidang ekonomi telah memicu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB III METODE PENELITIAN. persoalan yang untuk pemecahannya diperlukan pengumpulan dan penafsiran fakta- fakta. 1

Model Perlindungan Hukum Profesi Dokter

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. surakarta, kamis 15 september 2016, pukul 19:30

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan, orang membutuhkan tanah. Begitu pentingnya tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau jasa, baik itu transaksi barang dan/atau jasa yang berasal dari dalam. menuntut keduanya untuk saling memberikan prestasi.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peranan bahan tambahan pangan (BTP) khususnya bahan pengawet menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintesis. Banyaknya bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersil dengan harga yang relatif murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu. Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dalam proses produksi bersama, baik oleh produsen produksi pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun konsumen. Dampak penggunaanya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Penyimpangan dalam penggunaan akan membahayakan kita bersama, khususnya generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa. Di bidang pangan kita memerlukan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang, yaitu pangan yang aman untuk dikonsumsi, lebih bermutu, bergizi, dan lebih mampu bersaing dalam pasar global. Kebijakan keamanan pangan (food safety) dan pembangunan gizi nasional (food nutrient) merupakan bagian integral dari kebijakan pangan nasional, termasuk penggunaan bahan tambahan pangan. 1 Produsen makanan sering kali menambahkan bahan tambahan pangan ke dalam produknya dengan tujuan yang berbeda-beda. Namun, sebenarnya bagi konsumen penambahan bahan tersebut tidak semuanya diperlukan. Bahkan sering kali ada bahan yang justru membahayakan kesehatan konsumen. oleh karena itu, 1 Wisnu Cahyadi, 2088, Bahan Tambahan Pangan, Jakarta:Bumi Aksara, Hal.1-2. 1

2 penggunaan bahan tambahan pangan dalam proses produksi pangan perlu diwaspadai bersama baik oleh produsen maupun konsumen. Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pemicu semakin berkembang dan dibutuhkannya bahan tambahan pangan. Sayangnya penggunaannya sering tidak benar, sebagai contoh penggunaan pewarna tekstil untuk bahan makanan karena harganya lebih murah daripada pewarna makanan. Kurangnya sosialisasi tentang dosis, manfaat dan bahaya akibat penggunaan bahan tambahan pangan secara salah mungkin menjadi salah satu penyebabnya. 2 Penggunaan bahan tambahan makanan yang dilarang pada makanan mungkin masih tetap dilakukan oleh produsen meskipun hal ini dilarang oleh peraturan karena dapat membahayakan kesehatan. Hal ini tetap dilakukan dengan alasan ekonomi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar & dapat disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan. Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk terus menerus memberikan penerangan mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan tambahan makanan yang tidak sesuai peraturan yang ada dan diberlakukan dalam bidang keamanan pangan sebenarnya sudah cukup, hanya masalahnya ada pada pelaksanaan atau penegakan hukum yang belum konsisten. Pemerintah sepertinya kurang serius untuk menegakkan hukum karena sebagian besar pengguna bahan tambahan makanan yang berbahaya tersebut adalah industri rumah tangga dengan modal yang kecil. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan pada industri rumah tangga di bidang 2 Tranggono, dkk, 199, Bahan Tambahan Pangan, Yogyakarta:Pusat Antar Universitas-Pangan dan Gizi UGM, Hal.23.

3 pangan (IRTP) dalam hal penggunaan bahan makanan tambahan. 3 Seperti yang sudah dijelaskan pada undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan sebagai berikut : Pasal 10 (1) Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apapun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan. (2) Pemerintah menetapkan lebih lanjut bahan yang digunakan sebagai bahan tambahan pangan dalam kegiatan atau proses. Pasal 11 Bahan yang digunakan sebagai bahan tambahan pangan, tetapi belum diketahui dampaknya bagi kesehatan manusia, wajib terlebih dahulu diperiksa keamananya dan penggunaanya dalam kegiatan, atau proses produksi pangan untuk diedarkan dilakukan setelah memperoleh persetujuan pemerintah. Untuk melaksanakan undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan dan memberikan perlindunagan kepada masyarakat maka pemerintah menerbitkan PP nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan mutu dan gizi pangan. Setiap pangan yang ada saat ini meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi makanan dan peredarannya sampai dikonsumsi manusia. Setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan produksi pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 4 Meskipun telah diterbitkannya berbagai macam peraturan Perundang-Undangan tentang Pangan, masih banyak saja para produsen yang menggunakan bahan tambahan pangan hanya untuk meraut keuntungan yang 3 http://hukumkes.wordpress.com/2008/03/espek-hukum-bahan-tambahan-makanan-pada- Jajanan-Anak diunduh pada tanggal 18 april pukul 14.18 4 Cahyo Suparinto, Bahan Tambahan Pangan, 2006, Yogyakarta:Penerbit Kanesius, Hal.47.

4 sebesar-besarnya. Kecurangan para produsen yang tidak bertanggung jawab inilah yang mengakibatkan banyaknya konsumen yang dirugikan. Konsumenlah yang harus menanggung akibat dari bahayanya bahan tambahan pangan yang dikonsumsinya. Hal ini disebabkan kurang pedulinya produsen terhadap kepentingan-kepentingan para konsumennya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan konsumen, maka tidak hanya pemerintah maupun pejabat yang berwenang saja yang berperan aktif dalam membina dan mengawasi beredarnya makanan di masyarakat. Namun, masyarakat sendiri juga harus ikut serta berperan aktif dalam memilih makanan yang akan konsumsinya. Apa sebenarnya kandungan zat yang terdapat di dalam makanan dan minuman dapat terasa enak, nikmat, berpenampilan menarik dan tahan lama. Selain dari kandungan makanan itu sendiri, proses dalam pengolahan makanan dan minuman sampai siap untuk disantap memegang peranan penting. Penggunaan zat adiktif (zat yang ditambahkan pada makanan atau minuman) perlu untuk diwaspadai. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai zat adiktif ini menjadi perlu adanya untuk diketahui konsumen. Misalnya saja dengan mengetahui bahan-bahan yang digunakan maupun dengan lebih cermat dalam membedakan makanan yang mengandung bahan tambahan makanan yang berbahaya bagi kesehatan. Dari uraian latar belakang diatas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul : KONSUMEN DAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN : (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Jajanan Pasar Di Surakarta)

5 B. Pebatasan Masalah mencakup ruang lingkup hukum perlindungan konsumen yang mencakup luas dan agar penulis lebih teliti serta tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi pada: 1. Makanan jajanan pasar yang tidak terdaftar dalam BPOM 2. 3 Pasar yang meliputi: a. Pasar Kleco b. Pasar Legi c. Pasar Gedhe C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas. Maka dapat dikemukakakn perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah profil penggunaan bahan tambahan makanan dari produk makanan yang ditawarkan di Pasar Surakarta? 2. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi konsumen yang membeli dan mengkonsumsi makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan yang tidak diijinkan di Pasar Surakarta? D. Tujuan Penelitian Penulis dalam melakukan penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Untuk mendeskripsikan profil penggunaan bahan tambahan makanan dari produk makanan yang ditawarkan di Pasar Surakarta.

6 2. Untuk mendeskripsikan perlindungan hukum bagi konsumen yang membeli dan mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan yang dilarang di Pasar Surakarta. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan untuk mengembangkan pengetahuan yang bermanfaat dibidang hukum, khususnya dalam perlindungan hukum konsumen terhadap bahan tambahan makanan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas tentang bahan-bahan tambahan makanan apa saja yang berbahaya dan bahan tambahan makanan apa yang tidak berbahaya. 2. Manfaat praktis a. Menambah wawasan dan cakrawala bagi penulis dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti; b. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu konsumen, berkaitan dengan masalah yang diteliti; c. Dapat digunakan sebagai acuan untuk para pihak yang terkait untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan masalah ini. F. Metode Penelitian metode penelitian adalah suatu metode cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran yang menjadi ilmu pengetahuan

7 yang bersangkutan. Metode adalah pedoman cara seorang ilmuan mempelajari dan memahami langkah-langkah yang dipahami. 5 adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Pendekatan Untuk memperoleh keterangan yang lengkap, sistematis serta dapat bertanggung jawabkan, maka diperlukan suatu metode penelitian guna memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian ini mendasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan pendekatan non doktrinal yang kualitatif. 6 hal ini disebabkan di dalam penelitian ini, hukum tidak hanya dikonsepkan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat melainkan pula lembaga-lembaga dan proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembagalembaga dan proses-proses yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam masyarakat, sebagai perwujudan makna-makna simbolik dari pelaku sosial, sebagaimana termanifestasi dan tersimak dalam dan dari aksi dan interaksi antar mereka. Dengan demikian didalam penelitian ini akan dicoba dilihat keterkaitan antara faktor hukum dengan faktor-faktor legal yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. 2. Jenis penelitian 5 Soerjono soekanto, pengantar penelitian hukum, Jakarta:UI Press, 1986. Hal.67. 6 Soertandyo, silabus metode hukum,program pasca sarjana,universitas airlanga.surabaya.hal.1dan3

8 Dalam penelitian ini secara spesifik lebih bersifat deskriftif, yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang keadaan subyek dan/ atau obyek penelitian sebagaimana adanya. 7 dalam hal ini peneliti bermaksud menggambarkan secara jelas dan sistematis tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bahan tambahan makanan terhadap perlindungan konsumen. 3. Lokasi penelitian Penelitian ini akan dilakukan di pasar 3 Pasar yang terdapat diwilayah Surakarta Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive, yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan, yaitu pertama karena didaerah ini merupakan daerah yang termasuk kota besar sehingga jenis-jenis jajanan makanan sangat bervariasi sehinnga memungkinkan peneliti mudah memperoleh data yang dibutuhkan dan kedua, lokasi yang dipilih merupakan pasar tradisional yang cukup besar, sehingga orang yang membeli dan mengkonsumsi jajanan makanan sangat banyak sehingga dapat membantu peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. 3. Spesifikasi Penelitian Tipe kajian dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif, karena bermaksud menggambarkan secara jelas (dengan tidak menutup kemungkinan pada taraf tertentu juga akan mengeksplanasikan/memahami) tentang berbagai hal yang terkait dengan objek yang diteliti, yaitu bagaimanakah profil penggunaan bahan tambahan makanan, dari produk manakah yang ditawarkan pasar tradisional 7 Soerjono soekanto, pengantar penelitian hukum, Jakarta: UI Press. Cet III,1986.Hal.12

9 surakarta dan bagaimanakah perlindungan hukum bagi konsumen yang membeli dan mengkonsumsi makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan yang dilarang di pasar tradisional surakarta. 4. Sumber dan Jenis Data Penelitian ini membutuhkan dua jenis data yang berasal dari dua sumber yang berbeda, yaitu : a. Data Primer Yaitu data-data yang berasal dari sumber data utama, yang berwujud tindakan-tindakan sosial dan kata-kata, 8 dari pihak-pihak yang terlibat dengan objek yang diteliti (sesuaikan dengan obejk masing). Adapun data-data primer ini akan diperoleh melalui para informan dan situasi sosial tertentu, yang dipilih secara purposive, dengan menentukan informan dan situasi soisal awal terlebih dahulu. 9 Penentuan informan awal, dilakukan terhadap beberapa informan yang memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) mereka yang menguasai dan memahami fokus permasalahannya melalui proses enkulturasi; (2) mereka yang sedang terlibat dengan ( didalam ) kegiatan yang tengah diteliti dan; (3) mereka yang mempunyai kesempatan dan waktu yang memadai untuk dimintai informasi. 10 Untuk itu mereka-mereka yang diperkirakan dapat menjadi informan awal adalah: (1) produsen sebagai orang yang menciptakan suatu produk makanan dan (2) konsumen selaku orang yang 8 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, hal. 112 Sanapiah Faisal, Op. Cit, hal 56. 10 Ibid, hal 58; Bandingkan dengan James P. Spradley, The Etnographic Interview, Dialihbahasakan oleh Misbah Zulfah Elizabeth, dengan judul Metode Etnografi. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, hal. 61.

10 mengkonsumsi jajanan tersebut. Penentuan informan lebih lanjut akan dilakukan terhadap informan-informan yang dipilih berdasarkan petunjuk/saran dari informan awal, berdasarkan prinsip-prinsip snow bolling 11 dengan tetap berpijak pada kriteria-kriteria diatas. Sedangkan penentuan situasi sosial awal, akan dilakukan dengan mengamati proses objek yang diteliti Penentuan situasi sosial yang akan diobservasi lebih lanjut, akan diarahkan pada : (a) situasi sosial yang tergolong sehimpun dengan sampel situasi awal dan (b) situasi sosial yang kegiatannya memiliki kemiripan dan sampel situasi awal. 12 Wawancara dan observasi tersebut akan dihentikan apabila dipandang tidak lagi memunculkan varian informasi dari setiap penambahan sampel yang dilakukan. 13 b. Data Sekunder Yaitu data yang berasal dari bahan-bahan pustaka, baik yang meliputi : 1) Dokumen-dokumen tertulis, yang bersumber dari peraturan perundang-undangan (hukum positif Indonesia), artikel ilmiah, bukubuku literatur, dokumen-dokumen resmi, arsip dan publikasi dari lembaga-lembaga yang terkait 2) Dokumen-dokumen yang bersumber dari data-data statistik, baik yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah, maupun oleh perusahaan, yang terkait denga fokus permasalahannya 5. Metode Pengumpulan Data 11 12 13 Ibid, hal 60. Ibid, hal 59-60. Ibid, hal 61.

11 Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, akan dikumpulkan melalui tiga cara, yaitu : melalui wawancara, observasi dan studi kepustakaan, yang dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : Pada tahap awal, di samping akan dilakukan studi kepustakaan, yang dilakukan dengan cara-cara, mencari, mengiventarisasi dan mempelajari peraturan perundang-undangan, doktrin-doktrin, dan data-data sekunder yang lain, yang berkaitan dengan fokus permasalahannya, Lalu akan dilakukan wawancara secara intensif dan mendalam terhadap para informan, dan observasi tidak terstruktur, yang ditujukan terhadap beberapa orang informan dan berbagai situasi. Kedua cara yang dilakukan secara simultan ini dilakukan, dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang lebih terperinci dan mendalam, tentang apa yang tercakup di dalam berbagai permasalahan yang telah ditetapkan terbatas pada satu fokus permasalahan tertentu, dengan cara mencari kesamaan-kesamaan elemen, yang ada dalam masing-masing bagian dari fokus permasalahan tertentu, yang kemudian dilanjutkan dengan mencari perbedaan-perbedaan elemen yang ada dalam masing-masing bagian dari fokus permasalahan tertentu. 6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian terdiri dari instrumen utama dan instrumen penunjang. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, sedangkan instrumen penunjangnya berupa, rekaman/catatan harian di lapangan, daftar pertanyaan dan tape recorder. 7. Metode Analisis Data

12 Data yang telah terkumpul dan telah diolah akan dibahas dengan menggunakan metode analisis kualitatif, yang dilakukan melalui tahapantahapan sebagai berikut Sesuai dengan metode pendekatan yang digunakan, maka dalam penelitian ini analisis akan dilakukan dengan metode analisis secara kualitatif. Dalam hal ini analisis akan dilakukan secara berurutan antara metode analisis domain, analisis taksonomis, dan analisis komponensial. Penggunaan metode-metode tersebut akan dilakukan dalam bentuk tahapantahapan sebagai berikut : pertama akan dilakukan analisis domain, dimana dalam tahap ini peneliti akan berusaha memperoleh gambaran yang bersifat menyeluruh tentang apa yang yang tercakup disuatu pokok permasalahan yang diteliti. Hasilnya yang akan diperoleh masih berupa pengetahuan ditingkat permukaan tentang berbagai domain atau kategori-kategori konseptual. Bertolak dari hasil analisis domain tersebut diatas, lalu akan dilakukan analisis taksonomi untuk memfokuskan penelitian pada domain tetentu yang berguna dalam upaya mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena yang menjadi sasaran semula penelitian. Hal ini dilakukan dengan mencari struktur internal masing-masing domain dengan mengorganisasikan atau menghimpun elemen-elemen yang berkesamaan disuatu domain. Dari domain dan kategori-kategori yang telah diidentifikasi pada waktu analisis domain serta kesamaan-kesamaan dan hubungan internal yang telah difahami melalui analisis taksonomis, maka dalam analisis komponensial akan dicari kontras antar elemen dalam domain. Dengan mengetahui warga suatu domain (melalui analisis domain), kesamaan dan hubungan internal

13 antar warga disuatu domain (melalui analisis taksonomis), dan perbedaan antar warga dari suatu domain (melalui analisis komponensial), maka akan diperoleh pengertian yang komprehensip, menyeluruh rinci, dan mendalam mengenai masalah yang diteliti 14. Tahap terakhir dari analisis data ini adalah dengan mengadakan pemeriksaan keabsahan data, dengan tujuan untuk mengecek keandalan dan keakuratan data, yang dilakukan melalui dua cara, yaitu : pertama, dengan menggunakan teknik triangulasi data, terutama triangulasi sumber, yang dilakukan dengan jalan : (a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (b) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi; (c) membandingkan keadaan dan perspektif dengan berbagai pendapat yang berbeda stratifikasi sosialnya; (d) membanding hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan; Kedua, pemeriksaan sejawat melalui diskusi analitik. 15 Setelah semua tahapan analisis tersebut dilakukan, pada tahapan akhirnya akan dilakukan pula penafsiran data, dimana teori-teori yang ada diaplikasikan ke dalam data, sehingga terjadi suatu dialog antara teori di satu sisi dengan data di sisi lain. Dengan malalui cara ini, selain nantinya diharapkan dapat ditemukan beberapa asumsi, sebagai dasar untuk menunjang, memperluas atau menolak, teori-teori yang sudah ada tersebut, diharapkan juga akan ditemukan berbagai fakta empiris yang relevan dengan kenyataan kemasyarakatannya. 14 Sanapiah Faisal. Op. Cit. 74-76 15 Sanapiah Faisal, Op. Cit. hal. 70 dan 99; Bandingkan dengan James P. Spradley, The Etnographic Interview, Dialihbahasakan oleh Misbah Zulfah Elizabeth, dengan judul Metode Etnografi. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1998.

14 G. Sistematika Skripsi Untuk memberikan gambaran mengenai bahasan dalam penulisan hukum ini, penulis akan membagi penulisan hukum ini menjadi empat bab yang setiap bab dibagi sub-sub bagian yang dimaksud untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Adapun sistematika penulisan hukum ini sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi : latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian; metode penelitian; lokasi penelitian; metode analisis data; sistemtika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum tentang hukum perlindungan konsumen 1. Pengertian hukum konsumen 2. Pengertian tentang hukum perlindungan konsumen 3. Hak dan kewajiban konsumen 4. Pengertian pelaku usaha 5. Hak dan kewajiban pelaku usaha 6. Obyek hukum perlindunag konsumen B. Tinjauan umum tentang makanan 1. Pengertian makanan 2. Gizi pangan 3. Hygiene makanan 4. Standar mutu pangan

15 C. Tinjauan umum tentang bahan tambahan makanan 1. Pengertian tentang bahan tambahan makanan 2. Unsur-unsur bahan tambahan makanan 3. Macam-macam bahan tambahan makanan 4. Sifat dan efek bahan tambahan makanan 5. Perundang-undangan yang mengatur tentang bahan tambahan makanan D. Tinjauan umum tentang standarisasi mutu pangan 1. Standarisasi mutu pangan secara umum 2. Standarisasi mutu pangan secara khusus 3. Tinjauan yuridis tentang standarisasi mutu pangan 4. Tujuan pengawasan standarisasi mutu pangan BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menguraikan mengenai pembahasan hasil yang diperoleh dari proses meneliti, berdasarkan rumusan masalah yang diteliti, terdapat hal dalam pokok permasalahan yang dibahas dalam bab ini yaitu : profil penggunaan bahan tambahan makanan dari produk makanan yang ditawarkan di Pasar Surakarta dan perlindungan hukum bagi konsumen yang membeli dan mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan tambahan makanan yang dilarang di Pasar Surakarta. BAB IV : PENUTUP