PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 14 Fakultas Ikhwan Fikom Mata Kuliah Ini Memuat Pancasila dan Implementasinya (Sila Keempat dan Kelima)) Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Humas
2 Pendahuluan Dr. Sila ini dalam konsep Bung Karno dinamakan Mufakat atau Demokrasi. Sila keempat ini mrupakan rumusan yang menegaskan tentang cara atau langakah yang dipih oleh bangsa Indonesia untuk mewujudkan tercapainya tujuan hidup berbangsa dan bernegara. Sila kerakyatan diyakini sebagai salah satu alternatif dari sekian alternatif keyakinan yang dipilih oleh bangsa Indonesia. H.Sya hrial
Kerakyatan atau demokrasi di samping berfungsi sebagai alat (tool), ia juga merupakan suatu kepercayaan, satu keyakinan bahwa hanya lewat cara ini sajalah yang dapat dibenarkan oleh pandangan atau keyakinan hidupnya, dan hanya dengan cara seperti inilah yang dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai tujuan hidup berbangsa dan bernegara.
Dikatakan sebagai kepercayaan, sebagai keyakinan karena hanya dengan: Prinsip demokrasi sajalah yang diyakini sebagai satu-satunya alat yang paling sesuai dengan hakekat manusia selaku mahluk Tuhan. Manusia diciptakan dalam kedudukan dan martabat yang sama sederajat, tidak ada yang berlebihan dan tidak ada yang kurang.
Prinsip demokrasi sajalah yang diyakini sebagai satu-satunya alat yang sesuai dengan hakekat manusia selaku mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial manusia wajib memperlakukan kepada sesamanya sebagai mahluk yang menyandang kemuliaan dan kehormatan. Adagium yang menyatakan Manking is one hanya dapat diaktualisasikan secara konkrit ditengah-tengah kehidupan bersama manakala kehidupan bersama diletakan di atas prinsip demokrasi.
Istilah demokrasi pada asalnya berarti rakyat yang berkuasa atau government or rule by people. Dalam perkembangannya lebih jauh istilah demokrasi memuat pengertian yang beragam. Di satu sisi dapat diamati adanya kecenderungan anggapan bahwa semua bentuk pemerintahan-kecuali sistem monakhi absolute dapat menyebut dirinya sebagai pemerintahan yang demokratik.
Demokrsi Pancasila betapapun memiliki sifatsifat yang khas tetapi ia adalah demokrasi yang tetap berpijak pada konstitusi atau lazim disebut demokrasi konstitusional. Pemerintahan berdasarkan Konstitusi mengandung arti bahwa apapun yang dilakukan oleh pemerintah adalah hanya sebatas apa yang telah ditegaskan dalam konstitusi, dan tidak boleh lebih dari itu.
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia sudah mulai tergeser fungsi dan kedudukannya pada zaman modern ini. Sebuah sila dari Pancasila yang hampir tidak diterapkan lagi dalam demokratisasi di Indonesia yaitu Sila ke-4 (empat) Pancasila berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwusyawaratan perwakilan
Sila ke-4 merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau ditiadakan.
Berkat sifat persatuan dan kesatuan dari Pancasila, sila ke-4 (empat) mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan sebagainya adalah kerakyatan yang berke- Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Binatang banteng (Latin : Bos javanicus) atau lembu liar merupakan binatang sosial, yang sama halnya dengan manusia. Pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.
Sila ke-4 (empat) pancasila yang berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan memiliki makna : Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil keputusan bersama. Bermusyawarah sampai mencapai katamufakat diliputi dengan semangat kekeluargaan.
Arti dan Makna Sila Keempat Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat. Secara sederhana, demokrasi yang melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang tergabung dalam pemerintahan dan kemudian adalah peran rakyat yang diutamakan.
Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. Dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara bulat sehingga membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama. Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu terletak pada permusyawaratan
Hakekat Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Dalam konsepsi Bung karno sila ini diformulasikan dengan rumusan Kesejahteraan Sosial. Sila kelima dari falsafah pancasila ini dilihat dari segi fungsinya dapat dikatakan sebagai sila yang berkedudukan sebagai tujuan. sila kelima ini bukanlah dasar negra, tetapi adalah tujuan paling utama, tujuan pokoknya, yaitu mewujudkan suatu keadilan soaial bagi seluruh rakyat Indonesia (Hazairin).
Sila kelima intinya terletak pada rumusan Keadilan Sosial (social Justice). Plato dalam bukunya Republic The four cardival virtues. Empat kebajikan tersebut adalah pengendalian diri (discipline), keberanian(courage),kearifan (wisdom), dan keadilan (justice). Sedan Liang Gie berpendapat bahwa kebajikan adalah yang mencakup seluruhnya di atas ( allembracing virtue).
Dari beberapa batasan seperti di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban, atau sikap yang mutlak untuk meletakkan hak dan kewajiban secara prorposional, dan tidak merubah ketentuan-ketentuan karena kasih sayang atau benci.
Keadilan Sosial (Social justice) Ernest barker seorang tokoh pengarang merumuskan makna keadilan sosial sebagai suatu pengaturan yang tepat dari suatu masyarakat nasional, yang bertujuan memupuk dan medorong perkembangan seganap kapasitas yang setinggi mungkin dari kepribadian seluruh anggota masyarakat.
Umar kayam mendefiniskan keadilan social sebagai suatu kondisi dimana setiap warga Negara memperoleh kepuasan dalam menggunakan kesempatan yang diberikan oleh system soaial, dan sistem-sistem yang lain.
Di samping pembagian macam keadilan seperti di atas, ada pula yang membedakan keadilan menjadi enam macam, yaitu: Justitia Comunitative, memberikan kepada masing-masing haknya atas dasar kesamaan, di mana prestasi seharga dengan kontra prestasi Justitia Distributive, memberikan kepada masing-masing bagiannya atas dasar perbedaan, dimana diperhitungkan perbedaan kualita antara satu dengan lainnya.
Justitia Vindicativa, memberikan kepada masingmasing bagiannya atas dasar proporsi, dimana berat ringanya hukuman disesuaikan dengan berat ringanya pelanggaran hukum. Justitia creative; memberikan kepada masing-masing bagian kebebasannya untuk menciptakan sesuai dengan daya kreatifnya dalam bidang kebudayaan. Justitia Protectiva; keadilan yang berupa memberikan pengayoman hukum kepada manusia.
Daftar Pustaka Abdulgani, Roeslan, 1979, Pengembangan Pancasila di Indonesia, Yayasan Idayu, Jakarta. Ali, As ad Said, 2009, Negara Pancasila Jalan KemaslahatanBerbangsa, Pustaka LP3ES, Jakarta. Anshari, Endang Saifuddin, 1981, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan Sejarah Konsensus Nasional antara Nasionalis Islam dan Nasionalis Sekular tentang Dasar Negara Republik Indonesia 1945-1959, (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta. Darmodihardjo, D, 1978, Orientasi Singkat Pancasila, PT. Gita Karya, Jakarta. Darmodihardjo, D dkk., 1991, Santiaji Pancasila Edisi Revisi, Usaha Nasional, Surabaya. Dodo, Surono dan Endah (ed.), 2010, Konsistensi Nilai-Nilai Pancasila dalam UUD 1945 dan Implementasinya, PSP-Press, Yogyakarta.
Terima Kasih Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.