Gambaran histopatologik hati tikus Wistar yang diberi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) setelah diinduksi karbon tetraklorida (CCl 4 )

dokumen-dokumen yang mirip
1 Denty M. Sidabutar 2 Carla F. Kairupan 2 Meilany Durry.

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK HATI TIKUS WISTAR YANG DIBERIKAN AIR REBUSAN DAUN SENDOK (PLANTAGO MAJOR) PASCA INDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl 4 )

Gambaran histopatologik hati tikus wistar yang diberi minuman kopi pasca induksi karbon tetraklorida (CCl 4 )

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK LAMBUNG TIKUS WISTAR YANG DIBERIKAN BUAH PEPAYA SEBELUM INDUKSI ASPIRIN

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH EKSTRAK DAUN Apium graviolens TERHADAP PERUBAHAN SGOT/SGPT TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA

1 Universitas Kristen Maranatha

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

The Level of SGOT and SGPT after Consuming Putri Malu (Mimosa pudica, Linn) Leaves Boiled on Carbon Tetrachloride (CCl 4

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

Gambaran histopatologik lambung tikus wistar yang diberikan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) setelah induksi aspirin

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK HATI TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI CCL4 DAN DIBERI AIR REBUSAN TANAMAN CAKAR AYAM (Selaginella doederleinii Hieron)

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN MIMBA

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

Gambaran histopatologik ginjal wistar yang diberi ekstrak binahong pasca pemberian gentamisin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

STUDI HISTOPATOLOGI HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) yang diberi EKSTRAK ETANOL DAUN KEDONDONG (Spondias dulcis G.Forst) SECARA ORAL ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Maria Vita Widiyaningsih (2017): Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,dr. M.Kes

ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET

PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera, Lam.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA. TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

Marlinda Nur Hastuti 1), Subiyono 2), M. Atik Martsiningsih 2) INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

EFEK DAUN SIRIH MERAH (Piper Crocatum) TERHADAP KADAR GULA DARAH DAN GAMBARAN MORFOLOGI ENDOKRIN PANKREAS TIKUS WISTAR (Rattus Norvegicus)

RINGKASAN. (Centella asiatica [L.] Urban) Terhadap Jumlah Sel Cerebrum Yang. Mengalami Apoptosis Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).

I. PENDAHULUAN. Di zaman yang modern sekarang ini radikal bebas tersebar di mana mana,

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. makan tradisional ke pola makan yang tinggi lemak. 1, 2 Akibat konsumsi makan

UJI HEPATOTOKSISITAS SENYAWA O-(4-NITROBENZOIL)PARASETAMOL PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS)

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

EFEK PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS WISTAR YANG DIBERI ASPIRIN

I. PENDAHULUAN. Rifampisin (RFP) dan isoniazid (INH) merupakan obat lini pertama untuk

EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK TEMPE KEDELAI PADA. MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) TERHADAP KADAR SGPT TIKUS PUTIH TERINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI

EFEK NEFROPROTEKTIF EKSTRAK TAUGE (Vigna radiata (L.)) TERHADAP PENINGKATAN KADAR UREA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

EFEK PEMBERIAN ANABOLIK ANDROGENIK STEROID INJEKSI DOSIS RENDAH DAN TINGGI TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HATI DAN OTOT RANGKA TIKUS WISTAR

I. PENDAHULUAN. Dikumpulkan oleh lebah dari pucuk daun-daun yang muda untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

EFEK KOMBINASI HERBA JOMBANG

ABSTRAK. Kata kunci: Hepar, Parasetamol, Propolis

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK. EFEK CENDAWAN ULAT CINA (Cordyceps sinensis [Berk.] Sacc.) TERHADAP KADAR IL-2 MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI CCl 4

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP. KERUSAKAN STRUKTUR HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA

The Effect of Used Cooking Oil Purified by Noni Fruit (Morinda citrifolia) on The Overview of Male Wistar Rat Hepatocytes

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY

Oleh : Wiwik Yulia Tristiningrum M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK. Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K).

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat sarjana kedokteran. Diajukan Oleh : IWAN KURNIAWAN J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR. Intisari

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teh mempunyai nama latin Camellia sinensis. Teh merupakan salah satu

POTENSI HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) TERHADAP HATI TIKUS YANG DIINDUKSI PARASETAMOL QAMARUDDIN ARYADI

2007, prevalensi minum alkohol di Indonesia pada laki-laki dan perempuan

Transkripsi:

Jurnal e-iomedik (em), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016 Gambaran histopatologik hati tikus Wistar yang diberi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) setelah diinduksi karbon tetraklorida (CCl 4 ) 1 Satriani Syahrin 2 Carla Kairupan 2 Lily Loho 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 agian Patologi natomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: satriani.12319@yahoo.com bstract: Moringa (Moringa oleifera) is a traditional plant, which is known to treat liver disease. The effect of moringa is related to the antioxidant activity of its compounds such as quercetin and flavonoid silymarin which are useful as liver protector. Carbon tetraclorida is a hepatotoxic substance that is usually used as an inducer of liver damage in studies related to hepatoprotector activity of a substance. This study aimed to describe liver histopathological features of Wistar rats fed with moringa leaf extract after CCl 4 induction. This was an experimental study using 24 Wistar rats (Rattus norvegicus) which were divided into 4 groups. Group, the negative control, was terminated at day 6 th, and the other groups (, C, and D) were induced with CCl 4 0.05 cc/day for 5 days. fter CCl 4 induction, group were terminated at day 6 th ; group C was treated with moringa leaf extract 100 mg/day for 5 days and was terminated at day 11 th ; group D received no treatment for 5 days and was terminated at day 11 th. The results showed that groups induced with CCl 4 for 5 days showed the presence of inflammatory cells and fatty cells. The groups treated with moringa leaf extract 100mg/day for 5 days after CCl 4 induction 0.05 cc/day exhibited regeneration of liver cells in nearly all lobules. Conclusion: dministration of moringa leaf extract of 100mg/day could accelerate liver cell regeneration of Wistar rats after induction of CCl 4 0.05cc/day. Keywords: moringa leaf extract, carbon tetrachloride, histopathologogical image of liver bstrak: Kelor merupakan tanaman tradisional yang diketahui dapat mengobati penyakit hati. Khasiat obat tanaman kelor dihubungkan dengan kandungan senyawa kimia quercetin dan silymarin golongan flavonoid dengan aktivitas antioksidan yang dapat melindungi dan mengobati kerusakan hati. Karbon tetraklorida merupakan zat hepatotoksik yang lazim dipakai sebagai penginduksi kerusakan hati dalam pengujian aktivitas hepatoprotektor suatu zat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologik hati tikus wistar yang diberi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) setelah diinduksi CCl 4. Jenis penelitian ini ialah eksperimental menggunakan 24 ekor tikus Wistar spesies Rattus norvegicus yang dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok merupakan kelompok kontrol negatif, diterminasi pada hari ke-6; kelompok,c, dan D (kelompok perlakuan) diberi CCl 4 dengan dosis 0,05 cc/hari selama 5 hari. Setelah pemberian CCl 4, kelompok langsung diterminasi pada hari ke-6; kelompok C diberi ekstrak daun kelor 100 mg/hari selama 5 hari, diterminasi pada hari ke-11; kelompok D tidak diberi perlakuan selama 5 hari, diterminasi pada hari ke-11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok tikus yang diinduksi CCl 4 selama 5 hari secara histopatologik memperlihatkan sel-sel radang dan perlemakan sel. Kelompok tikus yang diberi ekstrak daun kelor 100 mg/hari selama 5 hari setelah diinduksi CCl 4 0,05 cc/hari menunjukkan regenerasi sel hati, hampir di seluruh lobuli hati. Simpulan: Pemberian ekstrak daun kelor 100 mg/hari setelah induksi CCl 4 0,05 cc/hari dapat mempercepat regenerasi sel hati tikus Wistar yang mengalami cedera akibat CCl 4. Kata kunci: ekstrak daun kelor, karbon tetraklorida, gambaran histopatologik hati

Syahrin, Kairupan, Loho: Gambaran histopatologik hati... Kelor (Moringa oleifera) merupakan spesies yang paling terkenal dari tiga belas spesies genus Moringacae. Tanaman ini dapat tumbuh dengan cepat dan digambarkan sebagai salah satu tanaman yang paling bergizi di dunia. Daun kelor memiliki kandungan betakaroten melebihi wortel, mengandung protein melebihi kacang polong, mengandung vitamin C lebih banyak dibanding jeruk, kandungan kalsiumnya melebihi susu, mengandung zat besi lebih banyak dari bayam, dan kandungan kaliumnya lebih banyak dari pisang. 1 Tanaman obat tradisional merupakan tumbuhan yang dipercaya memiliki khasiat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Secara umum daun kelor berkhasiat sebagai antibakteri, anti-inflamasi, kebutuhan nutrisi, melancarkan SI, gangguan penglihatan, dan perdarahan gusi. Daun kelor juga diketahui dapat mengobati penyakit hati karena memiliki senyawa kimia quercetin dan silymarin golongan flavonoid dengan aktivitas antioksidan yang berperan sebagai hepatoprotektor dan hepatoterapeutik. Daun kelor juga dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran. 2 Karbon tetraklorida merupakan zat hepatotoksik yang lazim dipakai sebagai penginduksi kerusakan hati sehingga sering digunakan dalam pengujian aktivitas hepatoprotektor suatu zat tertentu. ktivitas metabolism CCl 4 terutama oleh enzim sitokrom P450 di hati, dimana CCl 4 diubah menjadi lebih reaktif dan toksik, dan menyebabkan kerusakan hati. 3 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologik hati tikus wistar yang diberi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) setelah diinduksi CCl 4. METODE PENELITIN Jenis penelitian ini ialah eksperimental laboratorik yang dilakukan pada bulan September 2015 sampai Februari 2016 di Laboratoriun Patologi natomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Subyek penelitian ialah 24 ekor tikus Wistar dewasa yang dibagi dalam 4 kelompok: Kelompok (kontrol negatif), tidak diberi perlakuan selama 5 hari dan diterminasi hari ke-6; kelompok diinduksi CCl 4 selama 5 hari dan diterminasi hari ke-6; kelompok C diinduksi CCl 4 selama 5 hari dilanjutkan dengan pemberian ekstrak daun kelor selama 5 hari dan diterminasi hari ke-11; dan kelompok D diinduksi CCl 4 selama 5 hari kemudian tidak diberi perlakuan selama 5 hari berikutnya dan diterminasi hari ke-11. Organ hati diproses untuk pembuatan preparat histopatologik dan dievaluasi gambaran mikroskopik jaringan hati. Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) yang digunakan ialah ekstrak etanol yang dibuat di Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan lam Universitas Sam Ratulangi Manado. Dosis ekstrak daun kelor yang dipakai yaitu 100 mg/tikus/hari sedangkan dosis CCl 4 ialah 0,05 ml/hari. 4 HSIL PENELITIN Jaringan hati tikus kelompok menunjukkan struktur dan sel-sel normal dengan vena sentralis dan segitiga Kiernan. (Gambar 1). Gambar 1. Gambaran mikroskopik hati tikus Wistar kelompok kontrol negatif. Tampak gambaran hati normal dengan vena sentralis

Jurnal e-iomedik (em), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016 berada di tengah (panah merah), sel-sel hati (panah biru) dan segitiga Kiernan (panah hitam). : pembesaran 10x10, : pembesaran 10x40. Pada kelompok, gambaran histopatologik hati tikus menunjukkan adanya steatosis makro dan mikrovesikuler dimana pada sitoplasma sel-sel hati terdapat vakuola-vakuola kecil yang tidak mendesak inti dan vakuola besar yang mendesak inti sel ke tepi. Tampak juga adanya sel-sel radang PMN (Gambar 2). Pada kelompok C tampak sel-sel hati sudah mulai mengalami regenerasi pada hampir seluruh lobuli hati, ditandai dengan inti sel ganda dan inti sel besar dengan sitoplasma lebih eosinofil. Tampak pula sel-sel normal (Gambar 3). Gambar 3. Gambaran mikroskopik hati tikus Wistar kelompok C. Tampak gambaran regenerasi sel hati dengan inti sel ganda (panah biru) dan sel hati normal (panah merah). : pembesaran 10x20, : pembesaran 10x40. Pada kelompok D terlihat sedikit sel regenerasi dan masih ada perlemakan serta pembengkakan sel hati (pembengkakan keruh) di sekitar vena sentralis (Gambar 4). Perbandingan jumlah sel yang mengalami peradangan, perlemakan, dan regenerasi sel. C Gambar 2. Gambaran mikroskopik hati tikus Wistar kelompok. Tampak gambaran hati dengan perlemakan (panah biru) dan sel radang (panah hijau). : pembesaran 10x10, dan C: pembesaran 10x40.

Syahrin, Kairupan, Loho: Gambaran histopatologik hati... Gambar 4. Gambaran mikroskopik hati tikus wistar kelompok D. Tampak sedikit regenerasi sel hati (panah biru), masih ada perlemakan (panah merah) dan pembengkakan sel (panah hijau). : pembesaran 10x20, : pembesaran 10x40. HSN Hasil penelitian ini memberikan data perbandingan mengenai gambaran histopatologik hati tikus wistar yang diberi dan tidak diberi ekstrak daun kelor setelah induksi CCl 4. Gambaran mikroskopik jelas menunjukkan perbedaan antara hati tikus kelompok kontrol negatif (kelompok ) dan kelompok yang diberi CCl 4 selama 5 hari (kelompok ). Perlemakan dan peradangan hati yang terlihat pada kelompok tikus wistar yang diberi CCl 4 (Gambar 2) terjadi karena karbon tetraklorida (CCl 4 ) yang diaktifkan oleh enzim sitokrom P-450 menjadi radikal trikloromentil peroks (CCl 3 ). Radikal bebas yang dihasilkan dapat menyebabkan autooksidasi pada asam lemak yang terdapat dalam membran sel, sehingga CCl 4 dapat menyebabkan nekrosis dan steatosis di dalam sentrolobuler hati yang mengandung isoenzim sitokrom P-450 dengan konsentrasi tertinggi. 5 Kelompok tikus yang diberikan ekstrak daun kelor selama 5 hari setelah pemberian CCl 4 dihentikan (kelompok C) menunjukan regenerasi sel yang lebih banyak dan sel hepatosit sudah mulai normal (Gambar 3). Hal ini mungkin berhubungan dengan khasiat daun kelor sebagai hepatoterapeutik. 1 Senyawa kimia quercetin dan silymarin golongan flavonoid yang terkandung dalam daun kelor berfungsi sebagai antioksidan. Quercetin memiliki aktivitas antioksidan yang memungkinkan flavonoid untuk menangkap atau menetralkan radikal bebas terkait dengan gugus OH fenolik sehinggadapat memperbaiki keadaan jaringan yang rusak dan proses inflamasi dapat terhambat. 6 Silymarin memiliki efek hepatoterapeutik karena dapat meningkatkan kecepatan sintesis protein yang merangsang sel untuk beregenerasi lebih cepat, yaitu dengan mengganti sel-sel yang lama atau rusak selsel dengan baru. 1 erbeda dengan organ padat lainnya, hati memiliki kapasitas regenerasi yang besar. 7,8 Regenerasi ini berlangsung cepat dan membutuhkan waktu 5 sampai 7 hari pada tikus. Selama regenerasi hati, hepatosit diperkirakan mengalami replikasi sebanyak satu atau dua kali. Setelah tercapai ukuran dan volume hati sebelumnya, hepatosit kembali pada keadaan semula. 9 Respon perbaikan hati terlihat pada hasil penelitian ini.regenerasi sel hati ditemukan pada tikus kelompok IV, yaitu tikus yang diberikan CCl4 selama 5 hari dilanjutkan dengan pemberian pellet biasa selama 5 hari dan diterminasi pada hari ke-11 (Gambar 4). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa regenerasi sel hati terjadi lebih baik pada kelompok tikus yang diberi ekstrak daun kelor (kelompok C) dibandingkan dengan yang tidak diberikan ekstrak daun kelor setelah terjadi cedera sel yang diinduksi CCl 4 (kelompok D). Jadi, kelompok tikus yang tidak diberikan ekstrak daun kelor membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengalami regenerasi sel hati. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan ekstrak daun kelor (moringa oleifera) dapat membantu mempercepat regenerasi sel hati akibat cedera (perlemakan) oleh CCl 4. Penelitian yang dilakukan ini sesuai dan menunjang penelitian-penelitian sebelumnya mengenai efektivitas daun kelor sebagai tanaman yang digunakan untuk mengobati penyakit hati dan penyakit yang disebabkan oleh zat toksik. Dwi et al. 6 menggunakan serbuk daun kelor untuk menurunkan derajat perlemakan hati dan

Jurnal e-iomedik (em), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016 ekspresi interleukin-6 hati tikus dengan kurang energi protein. Penelitian lain oleh Suryaningrum 10 menggunakan ekstrak daun kelor sebagai efek hepatoprotektif terhadap kerusakan hepar akibat obat isoniazid pada tikus wistar, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Toripah et al. 11 menguji aktivitas antioksidan dan kandungan total fenolik ekstrak daun kelor. Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan mengenai efek daun kelor bagi kesehatan organ hati dan menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Pengukuran kuantitatif per lapangan pandang terhadap jumlah sel regenerasi dan perlemakan hati dipandang perlu dilakukan pada penelitian-penelitian selanjutnya untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat. SIMPULN Hati tikus wistar yang diberi ekstrak daun kelor setelah induksi CCl 4 memperlihatkan regenerasi sel pada hampir seluruh lobuli hati, lebih baik dari pada yang tidak diberi ekstrak daun kelor sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kelor dapat mempercepat regenerasi sel hati yang mengalami cedera akibat CCl 4. SRN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis ekstrak daun kelor yang bervariasi untuk mendapatkan hasil yang optimal. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak. DFTR PUSTK 1. Krisnadi D. Kelor super nutrisi. Kunduran lora: Moringa Indonesia, 2015; p. 164. 2. Sjofjan O. Efek penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Puslitbang Peternakan, 2008; p. 649-56. 3. Lestari D. Efek protektif dari lecitin terhadap hepatotoksisitas akibat induksi karbon tetraklorida pada tikus putih (Rattus norvegicus) [Tesis]. Surabaya: Universitas irlangga; 2008. 4. Kardena IM, Winaya Oka I. Kadar perasan kunyit yang efektif memperbaiki kerusakan hati mencit yang dipicu karbon tetraklorida. Jurnal Veteriner. 2011;12(1):34-39. 5. dikusuma W, achri MS. Efek hepatoprotektif serbuk akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) dilihat dari aktivitas spgt-sgot tikus jantan yang diinduksi CCl4. Pharmagiana. 2014;4:165-170. 6. Ikalinus R, Widyastuti SK, Setiasih NE. Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit batang kelor (moringa oleifera). Indonesia Mediacus Veterinus. 2015;4(1);71-79. 7. Junqueira CL, Carneiro J. Histologi Dasar teks dan atlas (10th ed). Jakarta: EGC, 2007; p. 501. 8. Setiati S, lwi I, Sudoyo W, Simadibrata M, Setiyohadi, Syam F. Fisiologi dan biokimia hati. In: mirudin R, penyunting. uku jar Ilmu Penyakit Dalam jilid II (6th ed). Jakarta: Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam, 2012; p. 1439. 9. Guyton C, Hall JE. Hati sebagai suatu organ. In: Rachman LY, penyunting. uku jar Fisiologi Kedokteran (11th ed). Jakarta: EGC, 2007; p. 1179. 10. Suryaningrum LD. Efek hepatoprotektif daun kelor (Moringa oleifera lam) terhadap kerusakan hepar akibat obat isoniazid pada tikus wistar. Universitas Sebelas Maret [Tesis]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2012. 11. Toripah SS, bidjulu J, Wehantouw F. ktivitas antioksidan dan kandungan total fenolik ekstrak daun kelor (Moringa oleifera). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2014;4(3);34-37.