PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI PENGUKURAN

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI COMPETING THEORIES TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati *

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL ARGUMENT- DRIVEN INQUIRY

PROFIL KETERAMPILAN BERARGUMENTASI SISWA SMP: PERBANDINGAN PADA DUA MODEL PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Oleh Warniatul Ulfah ABSTRAK

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

2016 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

PENGRUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIK GEOMETRI KELAS X SMA St.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indra Sahfriana 46, Wachju Subchan 47, Suratno 48

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 MAJENE

PROFIL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMPN1 WERU MELALUI IMPLEMENTASI MODUL IPA MENGGUNAKAN MODEL SAINTIFIK

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS SAINTIFIK 5M DENGAN PANDUAN MIND MAP PADA MATERI KOLOID

PERAN KOMUNIKASI ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA

Agus Muliadi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

2014 PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA

Elok Nur Fauzia Universitas Negeri Malang

Ernanda Ariyatna Drs. Malan Lubis, M.Hum.

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PROSEDUR SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

2015 EFEKTIVITAS PEND EKATAN SAINTIFIK D ALAM MENINGKATKAN HASIL D AN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SUHU DAN KALOR THE APLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON HEAT AND TEMPERATURE

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

I. PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam dan segala sesuatu yang terjadi di alam. IPA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA POKOK BAHASAN ENZIM

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 1 TENGGARONG (Materi Suhu dan Kalor)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), (2016)

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

Oleh Pestauli Gultom Kata Kunci: pengaruh, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, teks eksplanasi

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

JURNAL. Oleh: M. AGUNG SETIAWAN NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Dwi Ari Budiretnani. M.Pd 2. Dra. Budhi Utami. M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional

PENINGKATAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN 14 BONEGUNU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TGT

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP PENCAPAIAN LITERASI KUANTITATIF SISWA SMA PADA KONSEP MONERA

ANALISIS BAHAN AJAR KIMIA SMA PADA MATERI KESETIMBANGAN KELARUTAN BERDASARKAN SINTAKS MODEL POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 6 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFILE ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SMA

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN ARGUMENTASI ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI PENGUKURAN Oktapriyadi Syaiful Mubarok 1, Muslim 2, Agus Danawan 3 1,2,3 Departemen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 40154 Email Korespondensi: ozimubarok@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMA. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan desain penelitian one group pretest posttest. Subjek penelitian yaitu siswa kelas X pada salah satu SMA di Kabupaten Pemalang berjumlah 33 orang. Instrumen penelitian terdiri atas tes kemampuan argumentasi ilmiah berupa tes uraian berjumlah 4 soal. Kemampuan argumentasi ilmiah yang diukur terdiri dari aspek klaim, data, pembenaran, dan dukungan. Data pretest dan posttest dianalisis menggunakan effect size untuk mengetahui pengaruh model PBM dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan argumentasi ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang kuat dalam pembelajaran menggunakan model PBM dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMA yang ditunjukkan oleh nilai effect size sebesar 3,57. Pengaruh yang kuat juga terjadi pada tiap aspek argumentasi ilmiah yang ditunjukkan oleh nilai effect size pada aspek klaim sebesar 0,89, data sebesar 3,13, pembenaran sebesar 3,13, dan dukungan sebesar 3,42. Model PBM dengan pendekatan saintifik dapat dijadikan alternatif solusi dalam rangka mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah dalam pembelajaran di sekolah. Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, pendekatan saintifik, argumentasi ilmiah. Pendahuluan Pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup (Lampiran Permendikbud No. 59 Tahun 2014). Salah satu aspek penting yang perlu dimunculkan dan dikembangkan dalam pembelajaran fisika adalah kemampuan argumentasi ilmiah. Berdasarkan hasil observasi di salah satu SMA di Kabupaten Pemalang menunjukkan pembelajaran fisika belum mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah. Pembelajaran hanya difokuskan untuk mengembangkan aspek kognitif peserta didik. Kemampuan argumentasi belum berkembang karena pembelajaran yang tidak mengarahkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam membangun pengetahuan mereka. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, saat ini masih banyak guru yang mengajarkan peserta didik dengan cara konvensional yaitu pembelajaran berpusat kepada guru. Cara tersebut hanya dapat mengembangkan aspek kognitif peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Farida (2014) yang menemukan bahwa pembelajaran yang berpusat kepada guru mengakibatkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi siswa kurang terlatih. Oleh karena itu diperlukan solusi alternatif dalam rangka merancang pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Aziz (2015) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa selama pembelajaran PBM merupakan model pembelajaran yang memiliki esensi berupa menyuguhkan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 381

berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa (Arends, 2007). Model PBM merupakan model pembelajaran yang menyuguhkan permasalahan kontekstual untuk dipelajari sehingga dapat membangkitkan keinginan peserta didik untuk belajar. Argumentasi pada umumnya berbeda dengan argumentasi ilmiah, khususnya dalam dunia sains. Toulmin (dalam Erduran et al., 2004) menjelaskan bahwa argumentasi ilmiah digunakan oleh scientist untuk menghubungkan data/bukti yang diperoleh dengan klaim yang dibentuk dan dikuatkan dengan pembenaran (warrants) dan dukungan (backings). Untuk membangun kemampuan argumentasi yang sifatnya ilmiah, diperlukan pendekatan yang mengarahan peserta didik agar memiliki perilaku layaknya scientist ketika pembelajaran. Pendekatan tersebut bertujuan untuk menginternalisasi pengetahuan yang sifatnya konkret menjadi konsep-konsep pengetahuan peserta didik yang sifatnya abstrak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik saat pembelajaran. McCollum (2009) menjabarkan beberapa komponen penting dalam pendekatan saintifik dalam pembelajaran yaitu mengembangkan rasa ingin tahu, mendorong keterampilan mengamati, melatih melakukan analisis, dan membutuhkan komunikasi. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mengonstruksi pengetahuan secara ilmiah. Hal ini sesuai dengan penelitian Qomariah dkk. (2014) yang mengemukakan bahwa pendekatan ilmiah dapat meningkatkan aspek ketelitian, rasa ingin tahu, kritis, dan berpendapat ilmiah yaitu pendapat yang menggunakan analisis dan sumber belajar. Aspek-aspek tersebut dibutuhkan dalam mengonstruksi pengetahuan secara ilmiah. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, kemampuan argumentasi ilmiah dalam pembelajaran fisika masih rendah dikarenakan peserta didik untuk berpartisipasi aktif selama pembelajaran. Solusi alternatif yang dipilih untuk menunjang keaktifan peserta didik adalah dengan menerapkan model PBM. Dalam kegiatannya, PBM menuntut peserta didik untuk bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan yang disajikan oleh guru. Penyelesaian masalah tersebut dilakukan secara mandiri dengan cara diskusi sesama kelompok, studi pustaka, dan penyelidikan individu maupun kelompok untuk mencari solusi permasalahan. Setelah itu, hasil penemuan kelompok didiskusikan dengan kelompok lain. Melalui kegiatankegiatan tersebut, seharusnya dapat mengembangkan kemampuan argumentasi peserta didik. Di sisi lain, untuk mengembangkan argumentasi yang bersifat ilmiah, maka dipilih pendekatan santifik untuk menunjang pembelajaran yang bersifat ilmiah sehingga diharapkan dapat mengembangkan argumentasi ilmiah peserta didik. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain one group pretest dan posttest design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA di Kabupaten Pemalang berjumlah 33 orang. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model PBM dengan pendekatan saintifik, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Kemampuan argumentasi ilmiah yang diukur terdiri dari aspek klaim, data, pembenaran, dan dukungan yang diadaptasi dari model argumentasi yang dikembangkan oleh Toulmin (1958). Kemampuan argumentasi ilmiah diukur melalui tes uraian tertulis yang terdiri dari empat soal. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diukur menggunakan effect size. Effect size (ES) merupakan cara yang dapat digunakan untuk menghitung dampak dari sebuah treatment. Perhitungan ES memiliki banyak jenis. Persamaan ES yang pembelajaran yang belum mengarahkan 382 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21

Persentase (%) digunakan dalam mengukur pengaruh treatment pada desain kelompok tunggal pretest dan posttest adalah sebagai berikut. M 2 M 1 d = (SD 1 2 + SD 2 2 ) 2 (Cohen, dalam Dunst, C. J., et al, 2004) Keterangan : Tabel 1 Kategori Nilai Effect Size Nilai Cohen s Effect Size (d) Kategori 0,20 Lemah 0,20 < d < 0,8 Sedang 0,80 Kuat Hasil Penelitian dan Pembahasan Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data tes sebelum treatment (pretest) dan data tes setelah treatment (posttest). Profil Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa d = Cohen s effect size M 1 = rata-rata pretest M 2 = rata-rata posttest SD 1 = standar deviasi pretest SD 2 = standar deviasi posttest Hasil perhitungan ES diinterpretasikan kedalam kategori yang dijelaskan pada Tabel 1. (Cohen, 1992) Capaian siswa saat pretest dan posttest dapat dilihat pada profil kemampuan argumentasi ilmiah yang ditunjukkan oleh Gambar 1. 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 88.63 80.63 40.50 69.19 59.06 56.25 26.31 25.19 0.00 Klaim Data Pembenaran Dukungan Aspek Argumentasi Ilmiah Pretest Posttest Berdasarkan Gambar 1, diketahui aspek klaim memiliki persentase paling besar dibandingkan aspek lain, baik pada pretest maupun posttest. Persentase aspek klaim mencapai 80,63 % saat pretest dan mencapai 88,63 % saat posttest. Hal tersebut menunjukkan kemampuan siswa pada aspek klaim sudah relatif tinggi, jika dibandingkan dengan aspek lain. Hal tersebut dapat dipahami karena aspek klaim merupakan aspek yang paling mudah dan mendasar dalam membangun sebuah argumentasi ilmiah. Terlebih lagi, siswa hanya perlu memilih Gambar 1 Profil Kemampuan Argumentasi Ilmiah Siswa klaim dari pilihan klaim yang sudah disediakan pada tiap soal. Peneliti memutuskan untuk memberikan pilihan jawaban klaim pada tes kemampuan argumentasi ilmiah ini dengan pertimbangan siswa akan mengalami konflik berpikir dalam memilih jawaban klaim. Siswa perlu mempertimbangkan mengapa suatu jawaban klaim dianggap benar dan mengapa jawaban lain dianggap salah. Hal tersebut penting untuk menjawab aspek selanjutnya yaitu data, pembenaran, dan dukungan dalam rangka membangun sebuah argumentasi ilmiah yang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 383

berkualitas. Hasil ini didukung oleh penelitian Muslim (2012), Handayani (2015), dan Pritasari dkk. (2016) yang menerangkan aspek klaim selalu menempati perolehan tertinggi dibandingkan aspek lain. Berdasarkan diagram yang ditunjukkan pada Gambar 1, urutan persentase aspek argumentasi selanjutnya, selain aspek klaim, dari persentase terbesar hingga terkecil, baik pada pretest maupun posttest, ditunjukkan secara berurutan oleh aspek data, pembenaran, dan dukungan. Data diperlukan untuk mendukung klaim, pembenaran dibuat untuk menunjukkan hubungan data dengan klaim, sedangkan dukungan dibuat untuk menguatkan pembenaran. Dari Gambar 1 tersebut, diperoleh hasil bahwa aspek dukungan memiliki persentase paling kecil diantara aspek lain. Hal tersebut dikarenakan, dibutuhkan pengetahuan yang memadahi mengenai teori atau dukungan relevan terkait permasalahan agar dukungan yang dibuat dapat menguatkan pembenaran. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan argumentasi ilmiah, dilakukan pengolahan data pretest dan posttest menggunakan effect size. Hasil pengolahan effect size disajikan pada Tabel 2 Jumah Sampel Tabel 2 Rekapitulasi Perhitungan Effect Size Skor Pretest Skor Posttest Mean SD Mean SD Effect Size Kriteria 33 21,21 2,15 37,24 5,98 3,57 Kuat Effect size yang diperoleh berdasarkan Tabel 2 yaitu sebesar 3,57 yang tergolong pada kriteria kuat. Hal ini menunjukkan treatment berupa penerapan model PBM dengan pendekatan saintifik memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Hal tersebut dapat terjadi karena selama pembelajaran siswa diarahkan untuk mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah melalui kegiatan pemecahan permasalahan kontekstual yang disajikan melalui pendekatan saintifik. Kemampuan argumentasi ilmiah dapat berkembang karena siswa dilatihkan untuk menjawab permasalahan kontekstual melalui penyelidikan, pengembangan dan penyajian hasil karya, dan diskusi yang diterapkan menggunakan pendekatan santifik. Siswa dapat saling bertukar ide dan gagasan, serta dapat melakukan penyelidikan berupa kegiatan praktikum atau mencari informasi dari berbagai sumber dalam rangka mencari jawaban permasalahan. Kondisi tersebut mendukung siswa untuk mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah. Hasil ini didukung penelitian Siswanto (2014) yang menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan argumentasi ilmiah. Penelitian lain oleh Pritasari dkk. (2016) menunjukkan kondisi kelas dengan penerapan PBM mendukung siswa untuk berargumentasi. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh treatment pada tiap aspek kemampuan argumentasi ilmiah, dilakukan pengolahan data untuk tiap aspek kemampuan argumentasi ilmiah yang terdiri dari klaim, data, pembenaran, dan dukungan berdasarkan skor pretest dan posttest yang diperoleh siswa pada tiap aspek tersebut. Nilai effect size yang diperoleh untuk tiap aspek disajikan oleh Gambar 2. 384 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21

Nilai Effect Size 4 3 Diagram Nilai Effect Size Aspek Argumentasi Ilmiah 3.13 3.13 3.42 2 1 0.89 0 Klaim Data Pembenaran Dukungan Aspek Argumentasi Ilmiah Gambar 2 Diagram Nilai Effect Size Tiap Aspek Argumentasi Ilmiah Berdasarkan Gambar 2 diatas, dapat dilihat aspek klaim memiliki nilai effect size paling kecil dibandingkn aspek lain, meskipun sudah masuk dalam kategori kuat. Hal ini menunjukkan, dibandingkan aspek argumentasi ilmiah lainnya, pengaruh treatment berdampak paling kecil dibandingkan aspek lain. Pada aspek klaim, siswa hanya memilih klaim dari pilihan jawaban klaim yang disediakan. Kemampuan memilih klaim merupakan kemampuan dasar dalam membangun argumentasi ilmiah. Untuk tiap soal diberikan beberapa pilihan jawaban klaim, dimana terdapat satu pilihan jawaban benar dan pilihan lainnya salah. Jika dibandingkan, skor pretest dan posttest pada aspek klaim tidak jauh berbeda. Skor pretest pada aspek klaim memiliki rata-rata 6,45 sedangkan skor posttest pada aspek klaim memiliki rata-rata 7,09, dari skor maksimal 8. Artinya, kemampuan pada aspek memilih klaim sebelum diberi treatment sudah relatif tinggi. Temuan ini sesuai dengan penelitian Muslim (2012) yang menjelaskan kemampuan membuat klaim siswa sudah relatif tinggi. Meski sebelum treatment aspek klaim sudah tinggi, ternyata masih terjadi peningkatan setelah diberikan treatment. Peningkatan tersebut dijelaskan dalam bentuk perhitungan effect size bernilai 0,89 yang diinterpretasikan dalam kategori kuat. Nilai effect size paling tinggi ditunjukkan oleh aspek dukungan yaitu 3,42. Aspek dukungan merupakan aspek yang berisi teori atau pendukung relevan yang berfungsi untuk menguatkan pembenaran. Nilai tersebut menunjukkan pengaruh treatment paling kuat terjadi pada aspek dukungan. Kemampuan awal siswa (sebelum diberi treatment) pada aspek dukungan menunjukkan angka paling rendah dibandingkan dengan aspek lain. Hal tersebut ditunjukkan oleh rata-rata skor pretest pada aspek dukungan yaitu 4,03, sedangkan rata-rata skor pretest untuk aspek klaim adalah 6,45, aspek data 6,48, dan aspek pembenaran 4,21. Hal tersebut terjadi karena siswa belum mendalami materi yang akan dipelajari ketika treatment belum diberikan. Setelah treatment diberikan, hasil pada aspek dukungan menunjukkan kemampuan siswa dalam memberi dukungan berupa teori atau dukungan relevan untuk memperkuat pembenaran terkait permasalahan yang diberikan mengalami peningkatan. Aspek lainnya adalah aspek data dan pembenaran. Data diperlukan untuk mendukung klaim, sedangkan pembenaran diperlukan untuk menunjukkan hubungan data dengan klaim. Kedua aspek ini penting karena pada pembelajaran model PBM dengan pendekatan saintifik ini, siswa dituntut untuk menyelesaikan permasalahan kontekstual yang memerlukan penyelesaian yang kontekstual pula, sehingga penyajian data dan pembenaran penting dalam rangka mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah yang berkualitas. Berdasarkan perhitungan effect size, treatment berpengaruh kuat terhadap aspek data dan pembenaran Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 385

yang ditunjukkan oleh nilai effect size yang sama yaitu sebesar 3,13. Simpulan, Saran, dan Rekomendasi Penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dengan pendekatan saintifik memiliki pengaruh yang kuat terhadap kemampuan argumentasi ilmiah siswa. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai effect size yang diperoleh memiliki kriteria kuat. Penerapan model PBM dengan pendekatan saintifik juga berpengaruh kuat terhadap tiap aspek kemampuan argumentasi ilmiah yang ditunjukkan oleh nilai effect size masing-masing aspek memiliki kriteria kuat. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan saintifik dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan argumentasi ilmiah, khususnya pada pembelajaran fisika. Penelitian ini belum mengarahkan perlakuan yang spesifik untuk mengembangkan masing-masing aspek kemampuan argumentasi ilmiah. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian selanjutnya, perlu dipikirkan sebuah metode yang tepat untuk mengembangkan masing-masing aspek kemampuan argumentasi ilmiah disesuaikan dengan karakteristik aspek-aspek tersebut. Daftar Pustaka Arends, R. I. (2007). Learning to teach. New York: McGraw Hill Companies. Alih Bahasa: Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto. (2008). LEARNING TO TEACH Belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aziz, A., dkk. (2015). Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 1 Gunungsari Kabupatern Lombok Barat tahun pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 1 (3), hlm. 200-204. Cohen, J. (1992). A power primer. Psychological Bulletin. 112(1), 155-159. Dunst, C. J., et al. (2004). Guidelines for calculating effect sizes for practicebased research syntheses. Centerscope, 3 (1), hlm. 1-10. Erduran, S., Simon, S., dan Osborne, J. (2004) TAPping into Argumentation: Developments in the Application of Toulmin s Argument Pattern for Studying Science Discourse. Science Education, hlm. 1-25. Farida, I., & Gusniarti, W. F. (2014). Profil keterampilan argumentasi siswa pada konsep koloid yang dikembangkan melalui pembelajaran inkuiri argumentatif. Edusains, 6 (1), hlm. 32-40. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah McCollum, Kimberly. (2009). A scientific approach to teaching. [Online]. Diakses dari https://kamccollum.wordpress.com/2 009/08/01/a-scientific-approach-toteaching/ Muslim, & Suhandi, A. (2012). Pengembangan perangkat pembelajaran fisika sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berargumentasi calon guru fisika, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Volume 8, hlm. 174-183. Pritasari, A. C., dkk. (2016). Peningkatan kemampuan argumentasi melalui penerapan model problem based learning pada siswa kelas X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Biologi, 8 (1), hlm. 1-7. Siswanto, dkk. (2014). Penerapan model pembelajaran pembangkit argumen menggunakan metode santifik untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berargumentasi siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 10 (2), 104-116. 386 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21

Toulmin, S. (1958) The Uses of Argument. Edisi Update (2003) New York: Cambridge University Press. Qomariah, L., dkk. (2014) Penerapan pembelajaran melalui pendekatan ilmiah untuk meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan proses peserta didik kelas X MIA 4 SMAN 3 Malang pada materi kingdom animalia. Jurnal Online Universitas Negeri Malang, 2 (2) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 387

388 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21