PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN T E N T A N G RETRIBUSI, IJIN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN MURUNG RAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH BUPATI KUTAI TIMUR NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET KABUPATEN KUTAI TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR : 17 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK ANGKUTAN DARAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 11 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ATAU PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 33 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 7, TAHUN : 2004 SERI : B NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 21 TAHUN 2001 T E N T A N G PAJAK PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 04 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUP[ATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 06 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI ATAS IJIN PERUBAHAN FUNGSI RUMAH TEMPAT TINGGAL DI KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN PENANGKARAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR : 23 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI ACEH TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 07 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERIJINAN PEMANFAATAN KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN USAHA SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE,

Klik Dibatalkan dan Ditindaklanjuti dgn Instruksi Bupati No 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMANDAU,

PERATURAN DAERAH MURUNG RAYA NOMOR : 22 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 05A TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 09 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG USAHA DAN PENGGOLONGAN HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 10 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DAN RUMAH MAKAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPAREN MURUNG RAYA NOMOR : 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN JALAN DAN BONGKAR MUAT BARANG DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 05 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT TAMBAT KAPAL DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK ATAS PENGUSAHAAN BURUNG SRITI DAN ATAU WALET DI KABUPATEN JEMBRANA

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PAJAK SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 07 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTE CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR : 04 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT DAN PADA TANAH MILIK

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN T E N T A N G RETRIBUSI, IJIN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan perijinan dan pengaturan pengelolaan Sarang Burung Walet di Hutan Lindung, Hutan Produksi dan Habitat Buatan, termasuk kewenangan yang diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten ; b. bahwa dalam rangka pelestarian habitat dan populasi burung walet serta meningkatkan produktivitas sarang burung walet sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, maka dipandang perlu mengatur Retribusi Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet di Kabupaten dalam Peraturan Daerah ; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan menjadi Undangundang (Kabupaten Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002); (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820 ) ; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ( Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419 ) ; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3556 ) ; 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) ; 5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2699) ; 1

6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699 ) ; 7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ) ; 8. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3896 ) ; 9. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ; (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ; 10. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten dan Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1994 tentang Perburuan Swasta ( Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048 ) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1998 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Kehutanan kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Nomor ) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3803 ) ; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 70 ) ; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139) ; 16. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70) 17. Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Pengakuan Kewenangan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor ) ; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 02 Tahun 2003 tentang Kewenangan Kabupaten sebagai Daerah Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Nomor 02 Seri E) ; 2

19. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 03 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2003 Nomor 03 Seri D). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA TENTANG RETRIBUSI, IJIN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DI KABUPATEN MURUNG RAYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten ; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten ; 3. Bupati adalah Bupati ; 4. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kabupaten ; 5. Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan adalah Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten ; 6. Dinas Kehutanan dan Perkebunan adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten ; 7. Ijin adalah Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet yang dikeluarkan oleh Bupati ; 8. Burung Walet adalah satwa liar yang termasuk marga Collicalia, yaitu Collicalia Fuciapharga, Collicalia Maxiana, Cillicalia Esculenta dan Collicalia Linchi ; 9. Sarang Burung Walet adalah Sarang Burung Walet dan sebangsanya yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan mempunyai nilai ekonomis dan atau dapat diperdagangkan ; 10. Gua Sarang Burung adalah tempat dimana burung walet bersarang dan berkembang biak di wilayah kabupaten ; 11. Pengelolaan Sarang Burung adalah rangkaian pembinaan di wilayah, habitat dan dan pengendalian populasi Burung Walet diluar habitat alami ; 12. Pengusahaan sarang burung walet adalah bentuk kegiatan pengambilan sarang burung walet di habitat alami dan di luar habitat alami ; 3

13. Habitat alami burung walet adalah tempat burung walet hidup dan berkembang biak secara alami ; 14. Di luar Habitat Alami Burung Walet adalah tempat burung walet hidup dengan cara pembudidayaan ; 15. Kawasan Hutan adalah Kawasan Hutan Lindug Produksi, Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam di wilayah Kabupaten ; 16. Lokasi adalah suatu kawasan/tempat tertentu dimana terdapat Sarang Burung Walet ; 17. Kawasan Pelestariaan Alam adalah Kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawaetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serat pemamfaatannya secara lestari sumber hayati dan ekosistem ; 18. Kawasan Suaka Alam, adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pelestarian keanekaragaman tumbuhan dan stwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayaah sistem penyanga kehidupan ; 19. Kawasan konservasi adalah kawasan yang dilindungi dan dilestarikan ; 20. Badan, adalah bentuk usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasai yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap serta badan usaha lainnya yang berbadan hukum. 21. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet dipungut Retribusi atas jasa pelayanan perijinan ; Pasal 3 Objek Retribusi adalah pelayanan perijinan Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet. Pasal 4 (1) Subjek Retribusi adalah orang / pribadi atau badan yang memanfaatkan jasa pelayanan perijinan Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet. (2) Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penanggung jawab terhadap Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet. 4

BAB III KETENTUAN PERIJINAN Pasal 5 (1) Setiap pengusaha Sarang Burung Walet dalam Daerah harus memiliki ijin pengusahaan Sarang Burung Walet dari Bupati ; (2) Untuk mendapatkan surat ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, pengusaha yang bersangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati ; (3) Permohonan ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini, harus melampirkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Undang-undang Gangguan (HO), Rekomendasi Teknis dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan serta Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah untuk yang di luar habitat alami, sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; (4) Surat ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan ijin. Pasal 6 (1) Penemu Lokasi Sarang Burung Walet di habitat alami wajib melaporkan secara tertulis penemuannya kepada Bupati dengan disertai Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah yang dikuatkan Surat Keterangan dari Camat setempat untuk dibuatkan perijinan sebagaimana Pasal 5 dan atau Surat Pengesahan atas penemuannya ; (2) Gua sarang burung Walet yang baru ditemukan diberi nama dan disahkan oleh Bupati setelah ada Berita Acara Pemeriksaan di lokasi ; (3) Penemu lokasi Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan prioritas untuk membina dan mengusahakan Burung Walet paling lama 3 (tiga) tahun dengan ketentuan membayar retribusi sesuai ketentuan yang berlaku setiap tahun ; (4) Penemu Sarang Burung Walet dapat bekerja sama atau menyerahkan pengelolaan dan pengusaannya kepada pihak lain ; (5) Penyerahan hak pengelolaan dan pengusahaan Sarang Burung Walet dari penemu kepada pihak lain harus mendapat persetujuan Bupati ; Pasal 7 Tata cara dan persyaratan pengajuan permohonan ijin baru atau perpanjangan ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, ditetapkan dengan Keputusan Bupati BAB IV GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 8 Retribusi Pemberian Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet digolongkan Retribusi Jasa Umum. 5

BAB V CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 9 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah dalam mempertimbangkan biaya penyediaan jasa, kemampuan masyarakat serta aspek keadilan. BAB VI PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 10 Prinsip penetapan dan sasaran dalam Retribusi Pemberian Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet didasarkan kepada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian ijin yang bersangkutan ; BAB VII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 11 Atas jasa pelayanan Pemberian Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikenakan Retribusi sebesar Rp. 300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah). BAB VIII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 12 (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan ; (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan BAB IX TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 13 (1) Retribusi yang terutang dipungut di wilayah tempat pelayanan jasa diselenggarakan ; (2) Pembayaran retribusi yang terutang harus dibayar sekaligus ; (3) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan ; (4) Tata cara pembayaran dan tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Bupati ; (5) Tata cara penyetoran sesuai dengan aturan aliran Kas Daerah yang berlaku. 6

BAB X LOKASI SARANG BURUNG WALET Pasal 14 (1) Jenis Lokasi sarang burung walet adalah di habitat alami dan di luar habitat alami; (2) Lokasi sarang burung walet yang alami sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) di atas adalah pada Kawasan Hutan ; (3) Lokasi sarang burung walet yang di luar habitat alami sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini berada pada bangunan, Rumah, Gedung. BAB XI PENGUSAHAAN Pasal 15 (1) Sarang burung walet sebagaimana dimaksud Pasal 3 Peraturan Daerah ini dapat dikelola dan diusahakan oleh perorangan atau badan atas ijin Bupati ; (2) Untuk mendapatkan Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) orang atau badan mengajukan permohonan kepada Bupati dengan melampirkan : a. proposal pengelolaan dan pengusahaan burung walet ; b. rekomendasi dari perangkat daerah berdasarkan berita acara hasil pemeriksaan teknis lokasi pengusahaan sarang burung walet ; c. surat pernyataan bahwa permohonan akan memperkerjakan masyarakat setempat yang diketahui Camat ; d. surat pernyataan bahwa yang bersangkutan dalam mengelola dan mengusahakan sarang burung walet memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Bupati maupun oleh dinas terkait ; (3) Ijin hanya diberikan kepada orang pribadi atau badan yang diakui kepemilikannya yang sah dari Bupati sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku ; (4) Ijin sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini tercantum nama, tempat tinggal, pekerjaan dan lokasi sarang burung walet yang dimilikinya. BAB XII PENGAMBILAN / PEMANENAN SARANG BURUNG WALET Pasal 16 Untuk meningkatkan produktivitas, menjaga populasi dan Habitat Burung Walet, maka pengambilan/pemanenan Sarang Burung Walet dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. masa panen dilaksanakan setelah burung walet meninggalkan sarangnya ; b. sarang burung walet sedang tidak berisi telur ; 7

c. dilakukan pada siang hari ; d. tidak mengganggu burung walet yang sedang mengeram ; e. dalam hal sarang burung walet berada di hutan produk, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam, agar mematuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang di bidang Kehutanan ; f. tidak menggunakan alat atau cara yang dapat merusak gua sarang burung walet yang mengakibatkan burung walet terbang meninggalkan sarangnya ; BAB XIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17 (1) Bupati berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan atas pengelolaan pengusahaan sarang burung Walet dengan dibantu Tim Teknis Terpadu yang ditetapkan oleh Bupati ; (2) Pembinaan, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini meliputi kegiatan penyuluhan dan bimbingan teknis tentang upaya Pelestarian Habitat Populasi Burung Walet serta cara peningkatan Produktivitas Sarang Burung Walet ; Pasal 18 Dalam hal pengawasan, Bupati dapat menugaskan Tim Teknis untuk melakukan Pemantauan dan Pengendalian terhadap lokasi dan pelaksanaan pengelolaan Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Daerah ini. BAB XIV HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 19 (1) Pemegang ijin berhak mengambil / memanen sarang burung Walet sesuai dengan sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 6 Peraturan Daerah ini ; (2) Pemegang ijin berhak untuk memanfaatakan, mengangkut dan menjual hasil sarang burung Walet sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini ; (3) Pemegang ijin (pengelola/pengusaha) sebelum melakukan pengambilan/ pemanenan sarang walet, berkewajiban melaporkan kepada Kepala Desa / Lurah dan Camat setempat ; (4) Pemegang ijin ( pengelola/pengusaha ) setiap kali melakukan pengambilan/ pemanenan sarang Walet berkewajiban melaporkan jumlah Sarang Burung Walet yang diperoleh kepada Kepala Desa / Lurah dan Camat setempat paling lambat 1 (satu) minggu setelah panen dilakukan ; (5) Pemegang ijin berkewajiban mengurus, menjaga, mengamankan dan memelihara Gua sarang Burung Walet dalam upaya melestarikan Habitat dan Populasi Sarang Burung Walet ; 8

BAB XV SANKSI ADMINISTRASI Pasal 20 Bupati dapat memberikan sanksi administrasi berupa mencabut ijin bilamana pemegang ijin melanggar persyaratan perijinan dan ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku. BAB XVI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 21 Penyidikan terhadap pelanggaran dimaksud Peraturan Daerah ini selain dilakukan oleh Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah, yang pengangkatan, kewenangan dan dalam menjalankan tugasnnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XVII KETENTUAN PIDANA Pasal 22 (1) Barang siapa yang melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (1), (4), dan (5) Pasal 5 ayat (1) dan (5), Pasal 6, dan Pasal 9 ayat (3) dan (5) Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali dari retribusi yang ditetapkan ; (2) Barang siapa yang melanggar ketentuan pada Pasal 6, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup diancam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; (3) Barang siapa melakukan pengambilan /pemanenan Sarang Burung Walet tanpa Ijin dianggap melakukan perbuatan melawan hukum dan dapat dituntut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku ; BAB XVIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 23 Dalam masa 6 ( enam ) bulan setelah berlakunya Peraturan Daerah ini, semua Pengelola dan Pengusaha Sarang burung Walet dalam Wilayah Kabupaten harus sudah memiliki Ijin. Pasal 24 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. 9

BAB XIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten. Ditetapkan di Puruk Cahu pada tanggal 6 Oktober 2003 BUPATI MURUNG RAYA, WILLY. M. YOSEPH Diundangkan di Puruk Cahu pada tanggal 6 Oktober 2003 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA, TAGAH PAHOE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA TAHUN 2003 NOMOR : 16 SERI : 10