PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
Indeks: PETA. RAAD EN DIRECTORIUM VOOR HET MEET EN KAARTEERWEZEN DEWAN DAN DIREKTORIUM PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PETA. PEMBUBARAN. PEMBENTUKAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1952 TENTANG SUSUNAN DAN PIMPINAN KEMENTERIAN-KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERANCANG NEGARA Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1952 Tanggal 7 Januari 1952 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1952 TENTANG STAF KEAMANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : Bahwa perlu disempurnakan usaha-usaha untuk menjamin keamanan di daerahdaerah di mana berlaku Peraturan S.O.B.;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1951 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN MENTERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1953 TENTANG SUSUNAN DAN PIMPINAN KEMENTRIAN PERTAHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1955 TENTANG DEWAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG KOMITE PRIVATISASI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 3. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM. 72 Tahun 2013 tentang K

2016, No Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Neg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN SERTA PENGADAAN TENAGA HAKIM

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1951 TENTANG TUGAS DEWAN DAN BIRO REKONSTRUKSI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1955 TENTANG DEWAN KEAMANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG KOMITE PRIVATISASI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 105 Tahun 2014 tentang Peta Jabatan dan Uraian Jenis Kegiatan Jabatan di lin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1954 TENTANG DEWAN KEAMANAN NASIONAL. Presiden Republik Indonesia,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS PROVINSI MALUKU UTARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1948 TENTANG GAJI PEGAWAI NEGERI 1948 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1951 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN JABATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI STAF AHLI

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR : PER-01/M.EKON/02/2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1957 TENTANG SUSUNAN KEMENTERIAN PERTAHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1951 TENTANG PERATURAN PEMBAGIAN BERAS UNTUK PEGAWAI NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1957 TENTANG SUSUNAN KEMENTERIAN PERTAHANAN. Presiden Republik Indonesia,

BERITA NEGARA. No.450, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Program Aksi. Reformasi Birokrasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

DEWAN KEAMANAN NASIONAL Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1954 Tanggal 27 Pebruari 1954 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Nomor 5061); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Peny

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1946 TENTANG PEMBAHARUAN KOMITE NASIONAL PUSAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1984 TENTANG DEWAN RISET NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2003 TENTANG PELIMPAHAN KEDUDUKAN, TUGAS DAN KEWENANGAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG DEWAN SUMBER DAYA AIR

Mengingat : Pasal 98 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.1408, 2016 KEMTAN. Ketua Harian. Dewan Ketahanan Pangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERIPENDIDIKANNASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN2006 TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1948 TENTANG SUSUNAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN ANGKATAN PERANG. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 3. (3/1948) Peraturan tentang susunan Kementerian Pertahanan dan Angkatan Perang. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

, No.1993 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pel

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 07/M/PER/VII/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG HAK KEUANGAN DAN FASILITAS ANGGOTA KOMISI YUDISIAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2015, No dengan tetap memperhatikan akuntabilitas, perlu untuk melakukan penyempurnaan terhadap pengaturan khususnya mengenai perubahan penggu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANI-SASI, DAN TATA KERJA MENTERI MUDA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Kep

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PENERBANGAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

2017, No Republik Indonesia Nomor 3676); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2 Koordinator Bidang Perekonomian, perlu dilakukan perubahan terhadap Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2013 tentang Har

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG DEWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG KOORDINASI PEMULANGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 442/KMK.011/2011 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE VERIFIKASI PEMBERIAN PEMBEBASAN ATAU

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1955 TENTANG DEWAN KEAMANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 5 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TIM PENERTIBAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1947 TENTANG BADAN EXPLOITASI TAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.


2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 72 Tahun 2013 tentang Kelas Jabatan di lingkungan Kementeria

mempunyai sesuatu pangkat yang sama atau disamakan, pada umumnya diatur menurut lamanya waktu sejak mulai berlakunya pengangkatan yang bersangkutan da

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tenta

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN TAHUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1951 TENTANG PEMBUBARAN "RAAD EN DIRECTORIUM VOOR HET MEETEN KAARTEERWEZEN" DAN PEMBENTUKAN "DEWAN PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PETA" DAN "DIREKTORIUM UNTUK PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PETA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu mengganti "Gouvernementsbesluit" tanggal 17 Januari 1948 No. 3 dengan peraturan baru yang lebih tegas. Mengingat: Pasal 98 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Mendengar: Dewan Menteri dalam rapatnya pada tanggal 23 Oktober 1951. MEMUTUSKAN: Menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai berikut: Pasal 1 Terhitung pada hari mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini dibubarkan "Raad en Directorium voor het meet en kaarteerwezen" yang dibentuk menurut penetapan Pemerintah tanggal 17 Januari 1948 No. 3 pasal 2 dan 4. Pasal 2 Terhitung pada hari mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini dibentuk suatu "Dewan Pengukuran dan penggambaran peta", selanjutnya disebut "Dewan", di Indonesia yang bertempat kedudukan di Jakarta dan terdiri dari enam orang anggauta termasuk ketuanya. Pasal 3 Tugas "Dewan" ialah untuk mengkoordinasi segala pekerjaan pengukuran dan penggambaran peta dalam wilayah negara Republik Indonesia. Pasal 4 Terhitung pada hari mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini dibentuk suatu "Direktorium untuk pengukuran dan penggambaran peta di Indonesia, selanjutnya disebut "Direktorium" yang bertempat kedudukan di Jakarta 1 / 6

dan terdiri dari tiga orang anggauta termasuk ketuanya. Pasal 5 Tugas "Direktorium" ialah untuk menyelenggarakan koordinasi yang dimaksud dalam pasal 3, dan menjalankan segala pekerjaan mengenai lapangan ilmu geodesi dan yang bersangkutan dengan itu, yang menurut pertimbangan Dewan berhubung dengan kepentingan Negara harus diserahkan kepada Direktorium. Pasal 6 Kepala Staf Angkatan Perang dan para Sekretaris Jenderal Kementerian Kehakiman, Perekonomian, Pertanian, Perhubungan dan Pekerjaan Umum dan Tenaga, atau Wakil-wakilnya, karena jabatannya menjadi anggauta dari Dewan. Ketua dan anggauta-anggauta Direktorium mengunjungi rapat Dewan, kecuali jika Dewan menentukan lain. Pasal 7 Dewan akan dibantu oleh seorang sekretaris yang diangkat oleh Perdana Menteri, atas usul Dewan. Pasal 8 Kepala Jawatan Topografi dan Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah (Kadaster) karena jabatannya menjadi anggauta Direktorium, sedang anggauta yang ketiga, ditunjuk dengan cara yang ditentukan pada pasal 9. Pasal 9 Ketua Direktorium diangkat oleh Perdana Menteri atas usul Dewan. Ketua dan anggauta Direktorium diberi tunjangan, yang besarnya ditetapkan oleh Perdana Menteri, setelah mendengar Dewan. Pasal 10 Direktorium dibantu oleh seorang sekretaris, yang juga menjadi sekretaris Dewan. Pasal 11 "Peraturan tentang Koordinasi pengukuran dan penggambaran peta di Indonesia" ditetapkan sebagai terlampir pada Peraturan Pemerintah ini. Pasal 12 Dewan dan Direktorium dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam Peraturan yang dimaksud pada pasal sebelas, selanjutnya mengatur cara bekerja dan organisasinya sendiri. Pasal 13 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini 2 / 6

dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal 23 Nopember 1951 WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. MOHAMMAD HATTA PERDANA MENTERI, Ttd. SUKIMAN WIRJOSANDJOJO Diundangkan, Pada Tanggal 28 Nopember 1951 MENTERI KEHAKIMAN, Ttd. MOEHAMMAD NASROEN 3 / 6

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1951 TENTANG PEMBUBARAN "RAAD EN DIRECTORIUM VOOR HET MEETEN KAARTEERWEZEN" DAN PEMBENTUKAN "DEWAN PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PETA" DAN "DIREKTORIUM UNTUK PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PETA" UMUM Di dalam Negara yang mempunyai banyak jawatan-jawatan yang bertugas menjalankan pekerjaan pengukuran dan penggambaran peta, dirasa sangat perlu untuk mengadakan suatu badan, yang berkewajiban mengkoordinasi pekerjaan jawatan-jawatan itu, Maka dengan keputusan Pemerintah tanggal 17-2-1938 No. 29 telah dibentuk suatu badan yang dinamai "Permanente Kaarteringscommissie". Oleh karena di dalam praktek badan ini telah terbukti tidak dapat memenuhi apa yang diharapkan semula, maka dengan Gouvernementsbesluit tanggal 17-1-1948 No. 3 "Permanente Kaarteringscommissie" itu dibubarkan. Badan koordinasi yang dilahirkan dengan keputusan tanggal 17-1-1948 No. 3 pun hingga kini belum dapat bekerja. Berhubung dengan itu maka dianggap perlu untuk membentuk suatu badan baru (pasal 2), yang tidak saja mempunyai tugas koordinasi, akan tetapi juga : sentralisasi (pasal 5). Untuk dapat memenuhi yang tertera di atas, maka dianggap perlu, bahwa badan baru itu mempunyai alat-alat sendiri, yang dapat memberi bahanbahan berupa dasar teknik, maupun bahan yang lainnya kepada jawatan-jawatan yang bertugas menjalankan pekerjaan pengukuran dan penggambaran peta. Dengan demikian maka pekerjaan koordinasi, yang akan membawa cara kerja yang efficient dan penghematan keuangan Negara, akan mudah dapat terlaksana. Alat-alat yang langsung akan ditaroh di bawah pimpinan badan koordinasi baru itu ialah jawatan Geodesi, geograpi dan photogrammetri umum. Badan koordinasi baru itu terdiri dari suatu Dewan, dimana duduk para wakil Kementerian, yang mempunyai jawatan-jawatan yang bertugas menjalankan pekerjaan-pekerjaan pengukuran dan penggambaran peta. Dipandang dari sudut praktek, maka yang duduk di dalam Dewan sebagai wakil dari Kementerian, ialah para Sekretaris Jenderal, kecuali Kementerian Pertahanan yang diwakili oleh Kepala Staf Angkatan Perang, sesuai dengan tugas beliau di dalam susunan Kementerian tersebut (pasal 6). Untuk melaksanakan tugas koordinasi (pasal 3), maka perlu dibentuk suatu Direktorium untuk pengukuran dan penggambaran peta (pasal 4), yang bertugas tidak saja mengadakan koordinasi, akan tetapi juga menjalankan segala pekerjaan mengenai lapangan pilmi geodesi dan yang bersangkutan dengan itu, seperti geograpi dan photogrammetrie. Dalam Direktorium duduk sebagai anggauta kepala Jawatan Topograpi dan Kadaster oleh karena jabatannya, sedang sebagai anggauta ketiga ditunjuk seorang ahli dalam ilmu geodesi, misalnya seorang maha-guru dari pakultet teknik. Untuk membantu Dewan dan Direktorium perlu diangkat seorang Sekretaris. Pengeluaran untuk badan koordinasi dengan jawatan-jawatan yang dimasukkan di bawah lingkungannya diberatkan kepada anggaran pos Perdana Menteri. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL 4 / 6

Pasal 1 Untuk membentuk badan koordinasi baru, maka "Raad en Directorium voor het meet en kaarterwezen", yang dibentuk berdasarkan "Gouvernementsbesluit" tanggal 17 Januari 1948 No.3, perlu dibubarkan. Mengenai pembentukan Dewan baru. Pasal 2 Menetapkan tugas Dewan. Pasal 3 Pasal 4 Mengenai pembentukan "Direktorium untuk pengukur dan penggambaran peta", sebagai badan yang bertugas melaksanakan koordinasi. Pasal 5 Membentangkan tugas Direktorium, yang tidak saja melaksanakan koordinasi, akan tetapi juga menjalankan segala pekerjaan mengenai lapangan ilmu Geodesi taraf Tinggi dan yang bersangkutan dengan itu, seperti geograpi dan pembuatan peta dengan pemotretan dari udara. Pasal 6 Mengenai susunan Dewan. Agar Dewan dapat mendengar pertimbangan-pertimbangan mengenai keahlian dalam lapangan geodesi dan sebagainya, maka ketua dan anggauta Direktorium diperbolehkan mengunjungi rapat Dewan, kecuali jika Dewan menentukan lain. Pasal 7 Membentangkan perihal pengangkatan seorang sekretaris Dewan. Mengenai susunan Direktorium. Pasal 8 Pasal 9 Pengangkatan Ketua Direktorium dan perihal keuangan keanggautaan Direktorium. Pasal 10 Oleh karena Dewan hanya berapat beberapa kali saja di dalam satu tahunnya, maka Sekretaris Dewan juga menjadi Sekretaris Direktorium. 5 / 6

Tidak memerlukan penjelasan Pasal 11 Tidak memerlukan penjelasan Pasal 12 Tidak memerlukan penjelasan Pasal 13 6 / 6