Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Persentasi Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada prosesnya dilakukan pada bulan Juli Tahun 2011 sampai. 2. BLK Disnaker Kota Bandar Lampung.

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

PROSES REPLATING PELAT BAJA PADA BAGIAN LAMBUNG KAPAL TUNDA ANGGADA X MILIK PT. PELINDO III (PERSERO) SURABAYA

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

ANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Latar belakang. Oleh: Sukendro. Bs Nrp

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

PENGARUH VARIASI TEBAL PELAT DAN BESAR ARUS LISTRIK TERHADAP DISTORSI PADA PENGELASAN MULTILAYER PROSES GMAW DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFER SPRAY

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

MACAM-MACAM CACAT LAS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP PENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN PENGUJIAN BENDING

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

JOB SHEET DAN LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIKUM METALURGI LAS

BAB 3 METODE PENELITIAN

Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP HASIL LAS GMAW

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

PENGARUH BENTUK PROBE PADA TOOL SHOULDER TERHADAP METALURGI ALUMINIUM SERI 5083 DENGAN PROSES FRICTION STIR WELDING

ANALISA KEKUATAN TARIK PENYAMBUNGAN PELAT DENGAN KETEBALAN BERBEDA PADA TYPE SAMBUNGAN BUTT JOINT

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KOROSI SAMBUNGAN LAS TAK SEJENIS ALUMINIUM PADUAN 5083 DAN 6061-T6 ABSTRAK POLBAN

PENGARUH MAGNET EXTERNAL TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PENGELASAN BAJA SS 41 DAN BAJA AH 36

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN TEKUK ALUMINIUM 5083 PENGELASAN GTAW

Analisis Pengaruh Ukuran Stopper Pada Sambungan Pelat Kapal Terhadap Tegangan Sisa Dan Deformasi Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB I PENDAHULUAN. pipa-pipa minyak dan gas bumi maupun konstruksi-konstruksi lainnya

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP KETANGGUHAN SAMBUNGAN BAJA A36 PADA PENGELASAN SMAW

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

Laporan Praktik Pengelasan Lanjut. Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G. Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

Transkripsi:

Oleh: Agung Mustofa (6207030006) Muhammad Hisyam (6207030022) JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

Latar Belakang Penggunaan aluminium dalam dunia industri dan perkapalan semakin berkembang dengan baik, pada kenyataannya aluminium mempunyai banyak keunggulan dari pada kayu maupun baja yang lazim digunakan dalam pembuatan kapal. Aluminium juga memiliki keunggulan antara lain tahan terhadap korosi, penghantar panas dan listrik yang baik. Diantara las yang dapat digunakan untuk pengelasan aluminium adalah las GMAW, las ini merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai elektroda. Sedangkan penggunaan sudut bevel yang berbeda pada pengelasan akan mengakibatkan perbedaan kekuatan tarik pada masing masing sudut dengan variabel voltase dan ampere yang sama.

Perumusan Masalah Berapa besar kekuatan tarik yang dihasilkan pada masing-masing sudut bevel. Bagaimana hasil uji bending pada masingmasing sudut bevel. Berapa banyak pemakaian kawat las terhadap material (gr) dan waktu yang dibutuhkan pada masing-masing sudut bevel.

Tujuan Penulisan Mengetahui perbedaan kekuatan tarik yang dihasilkan pada masing-masing sudut bevel. Mengetahui hasil uji bending pada masing-masing sudut bevel. Mengetahui kebutuhan material (kawat las).

Batasan Masalah Material yang digunakan plat aluminium 5083. Tebal material yang digunakan adalah 10 mm. Variasi sudut bevel yang digunakan 30º, 40º, dan 50º. Bentuk kampuh yang digunakan adalah bentuk kampuh V. Standard yang digunakan dalam pengujian adalah ASME IX. Pengujian bending menggunakan transversal bend. Kawat las yang digunakan adalah ER5356

Metode Penelitian

Data Hasil Pengujian tensil Data awal sebelum material diuji sebagai berikut ;

Data hasil pengujian tensil dan rata - ratanya

Data hasil pengujian bending Data hasil pengujian bending dengan diameter mandrel 40

Hasil perhitungan kawat las t = 10 mm l = 300 mm ρ = 2,7 gr/cm 3 Berat logam las pada sudut 30 per 300 mm adalah 56,1 gr Berat logam las pada sudut 40 per 300 mm adalah 81,65 gr Berat logam las pada sudut 50 per 300 mm adalah 115,67 gr

Kesimpulan Pada hasil pengujian tensil, material uji patah di weld metal dengan hasil reject pada semua benda uji. Nilai tensil terbesar pada sudut bevel 50 dengan nilai tensil 250 N/mm 2 dan nilai tensil terkecil pada sudut bevel 30 o dengan nilai tensil 160 N/mm 2. Pada hasil pengujian bending dengan diameter mandrell 40 material dinyatakan rejek, karena baru mendapat tekanan sebentar langsung terjadi keretakan, berarti material tersebut sangat getas (britel). Pada hasil perhitungan filller sudut bevel 50 o membutuhkan filler 115,67 gr sedangkan sudut bevel 40 o membuthkan filler 81,65 gr dan sudut bevel 30 o membutuhkan filler 56,1 gr.

Saran Pada pengelasan aluminium dengan proses GMAW perlu diperhatikan keadaan udara disekitar pengelasan, karena udara sangat mempengaruhi terjadinya kontaminasi pada proses pengelasan sehingga mempengaruhi hasil las. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan teliti dalam suatu penelitian maka perlu dilakukan range dan jumlah sampel yang lebih banyak. Untuk meminimalkan kesalahan dalam pengujian tensil dan bending perlu dilakukan nya Non Destructive Test terlebih dahulu. Perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut misalnya pemakaian berbagai macam gas pelindung, variasi ketebalan pelat, posisi pengelasan, variasi sambungan pelat, dan penambahan variasi pengujian demi mendapat data yang lebih memuaskan, yang dapat dibahas dalam tugas akhir yang lain. Sebelum dilakukan pengelasan perlu dilakukan preheat agar laju pendinginan berjalan pelan sehingga tidak getas (britel) Pada pengujian bending dengan diameter mandrel >40 mungkin ada yang accept.

TERIMAKASIH..