PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENETASAN TELUR DI SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON, CIANJUR TAHUN AJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sukmadinata (2007:3) mengatakan, pendidikan terkait dengan nilai-nilai mendidik

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tercantum dari tujuan Sekolah Menengah Kejuruan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi dan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui pendidikan yang maju, maka perkembangan suatu bangsa

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULIUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

PENGGUNAAN LABORATORIUM DALAM MENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik. demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEDISIPLINAN MENGGUNAKAN WAKTU BELAJAR DAN PERILAKU SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PENCAPAN SEBAGAI KESIAPAN UJI KOMPETENSI PENCAPAN SABLON

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, baik aspek kognitif, apektif maupun psikomotorik. bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Damayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB l PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa, keberadaan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: SUNARTO A

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar dinyatakan dalam bentuk angka-angka, begitu juga di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pondasi bagi majunya suatu negara. Bahkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susi Susanti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang harus melakukan kegiatan belajar dengan sungguh sungguh

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak jenis pendidikan yang dibagi menurut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan bekal dasar

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena baru dalam peradaban manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Alifah Ulfah, 2014 Pengembangan Media Audio Visual Pada Kompetensi Penerapan Teknik Perlakuan Kimiawi Enzimatis Di Smkn 2 Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian di SMK Negeri 1 Cikalongkulon dilakukan dengan 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara, yang mana visi dari pendidikan nasional tersirat dalam sistem undang-undang pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeahlian, berdaya saing tinggi, maju, dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertaqwa, menguasai teknologi, mempunyai etos kerja serta berdisiplin yang tinggi. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan, (Tatang Syaripudin, 2007: 22). Proses pendidikan akan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, yaitu faktor dari siswa itu sendiri dan faktor dari kondisi lingkungan sekitar. Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap dan memadai. Sarana dan prasarana belajar yang ada disekolah tidak akan berarti jika tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang belajar siswa maka tidak akan terjadi proses belajar mengajar yang baik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu satuan pendidikan menengah yang mempunyai tugas untuk mencerdaskan siswa dan membentuk siswa ke arah profesionalisme kerja, dan tentunya harus dapat mengasilkan lulusan yang berkualitas dan sesuai dengan harapan siswa dan harapan pendidikan. Program pembangunan pendidikan SMK salah satunya adalah meningkatkan kualitas pendidikan sebagai landasan bagi peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan kebutuhan dunia kerja. 1

2 Proses belajar mengajar akan berjalan lancar jika ditunjang oleh sarana dan prasarana yang lengkap, oleh karena itu masalah fasilitas merupakan masalah esensial dalam pendidikan, seperti dalam pengadaan gedung sekolah sampai kepada media pembelajaran dan peralatan praktikum. Selain hal tersebut kompetensi guru, dan manajemen dalam pengaturan sarana dan prasarana sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar mengajar sehingga dapat mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Ketersediaan sarana dan prasarana praktikum belajar di sekolah khususnya pada Mata Diklat Penetasan Telur belum memenuhi standar karena hanya terdapat satu mesin tetas sederhana untuk praktikum satu kelas, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan optimal Karena banyak siswa ynag bermain main pada saat praktikum dilakukan. Dalam memanfaatkan sarana dan prasarana belajar perlu adanya kesadaran siswa dan guru akan pentingnya pemanfaatan sarana dan prasarana belajar. Sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat mengikuti proses pembelajaran, motivasi ini dapat diartikan sebagai suatu kekuatan atau energi yang menggerakkan tingkah laku seseorang untuk beraktifitas. Menurut Hamzah B Uno (2006:3) motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut berbuat/bertindak. Tinggi rendahnya motivasi siswa tergantung pada seorang guru merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang ditunjang oleh sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah. Keterbatasan sarana dan prasarana belajar bukan halangan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik, upaya guru dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang terbatas menjadi optimal akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Menurut Sudjana.S (2000) ada dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi siswa yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi sendiri seperti harapan, minat, cita-cita dan aspek lainnya. Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul dari luar pribadi seseorang, salah

3 satunya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kelas/sekolah, keadaan sarana dan prasana pembelajaran yang menunjang ataupun berupa hadiah /reward. Motivasi sangat diperlukan dalam setiap suasana belajar merupakan salah satu mata diklat produktif yang harus dipelajari oleh siswa program studi agribisnis ternak unggas sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah. Siswa mempelajari mengenai cara penetasan telur secara buatan yaitu menetaskan telur menggunakan mesin tetas telur atau alat penetasan telur. Mata diklat ini menjadi penting untuk dipelajari karena siswa tidak hanya mengetahui cara menetaskan telur, tetapi juga mempelajari peralatan yang menunjang pada alat penetasan telur secara nyata dan bagaimana cara praktik yang benar. Prasarana dan sarana praktikum yang ada pada mata diklat menetaskan telur di SMK Negeri 1 Cikalongkulon pada kenyataannya belum optimal dalam menunjang kegiatan praktik dan motivasi belajar siswa pun masih beragam seperti praktik hanya bisa dilakukan dengan metode demonstrasi karena terdapat satu mesin tetas untuk satu kelas sehingga siswa terlihat bermalas-malasan pada saat pembelajaran berlangsung, serta kondisi peralatan yang tidak layak kegiatan dari menetaskan telur tidak pernah tercapai sampai pada telur menetas sehingga tidak tercapainya tujuan dari pembelajaran. Berdasarkan paparan di atas penulis tertarik untuk meneliti skripsi dengan judul : HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA PRAKTIKUM DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENETASAN TELUR B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Prasarana dan sarana pendidikan pada praktik penetasan telur kurang optimal dalam menunjang siswa karena ada beberapa alat yang digunakan bersama ketika praktik berlangsung dan hanya menggunakan metode demonstrasi pada saat praktikum.

4 2. Ada siswa yang terlihat bermalas-malasan dan kurang serius dalam mengikuti praktik pada saat pembelajaran penetasan telur. 3. Upaya guru dengan pemanfaatan sarana dan prasarana praktikum diharapkan dapat menunjang motivasi belajar siswa menjadi lebih baik. C. Pembatasan Masalah 1. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran penetasan telur. Dalam penelitian ini dibatasi pada sarana dan prasarana yang berkaitan langsung dalam proses belajar praktik yaitu alat dan bahan ajar, alat peraga, media pengajaran, ruang praktik, dan peralatan mesin tetas. 2. Motivasi belajar terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana persepsi siswa tentang pemanfaatan sarana dan prasarana praktikum program studi budidaya ternak unggas pada Mata Diklat Penetasan Telur di SMK Negeri 1 Cikalongkulon? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa program studi budidaya ternak unggas pada Mata Diklat Penetasan Telur di SMK Negeri 1 Cikalongkulon? 3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang pemanfaatan sarana dan prasarana praktikum dengan motivasi belajar pada Mata Diklat Penetasan Telur di SMK Negeri 1 Cikalongkulon? E. Tujuan Tujuan penelitian ini terdiri dari : 1. Mengetahui persepsi siswa tentang pemanfaatan sarana dan prasarana praktikum Mata Diklat Penetasan Telur. 2. Mengetahui motivasi belajar siswa pada Mata Diklat Penetasan Telur. 3. Memperoleh hubungan persepsi siswa tentang pemanfaatan sarana dan prasarana praktikum terhadap motivasi belajar siswa pada mata diklat Penetasan Telur di SMK Negeri 1 Cikalongkulon.

5 F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu : 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian mengenai hubungan persepsi siswa tentang pemanfaatan sarana dan prasarana praktikum terhadap motivasi belajar siswa pada Mata Diklat Penetasan Telur. 2. Secara praktik Manfaat penelitian secara praktik diharapkan dapat menunjukan hubungan persepsi siswa tentang pemanfaatan sarana dan prasarana praktikum terhadap motivasi belajar siswa. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengadaan sarana dan prasarana belajar pada tahun berikutnya. Hasil dari penelitian ini merupakan masukan agar sarana dan prasarana yang ada diperhatikan kelayakannya dan kelengkapannya. G. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika Penulisan untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulisan untuk membuat kerangka penulisan penelitian yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, struktur organisasi penulisan. Bab II landasan teori, mencakup landasan teori mengenai sarana dan prasarana pendidikan dan motivasi belajar siswa. Bab III metode penelitian, berupa lokasi dan subyek populasi, desain penelitian, metode penelitian apa yang digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi megenai pengolahan atau analisis data, pembahasan aatu analisis penemuan.

6 Bab V kesimpulan dan saran, mencakup kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, dan saran setelah melakukan penelitian.