Titiek Suparwati Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial Disampaikan dalam Workshop Nasional Akselerasi RZWP3K
Latar Belakang Dasar Hukum Pengertian Peran BIG dalam Penyusunan RZWP3K Kebutuhan IGD dan IGT untuk RZWP3K Ketersediaan IGD dalam penyusunan RZWP3K Ketersediaan IGT dalam penyusunan RZWP3K Pembangunan IGD untuk Keperluan RZWP3K Integrasi peta RTRW dengan RZWP3K
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) diperlukan dalam pembangunan sebagai perangkat pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai amanat UU No. 27 Tahun 2007. Peta merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen rencana/perda rencana tata ruang, dalam hal ini peta RZWP3K berfungsi sebagai lampiran yang menjelaskan rencana tata ruang pesisir dan pulau-pulau kecil secara spasial. Perlunya data dan informasi geospasial rencana tata ruang berada dalam satu sistem tunggal dan terintegrasi secara nasional sesuai asas keterpaduan dalam UU Penataan Ruang dan UU Informasi Geospasial. Informasi geospasial bukan hanya diperlukan pada proses perencanaan tata ruang saja tapi juga pada proses pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang. Data spasial dan peta terkait dengan unsur akurasi dan presisi data diperlukan suatu standar yang sama agar menghasilkan data dengan kualitas tertentu.
UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penetaan Ruang UU No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau- Pulau Kecil UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial : Pasal 19 : Penyusunan Informasi Geospasial Tematik (IGT) wajib mengacu pada Informasi Geospasial Dasar (IGD). Dalam hal ini, peta rencana tata ruang termasuk kedalam IGT. Pasal 57 : (1) Badan melakukan pembinaan mengenai pemaknaan, pengarahan, perencanaan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan IGT. PP No. 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang : Pasal 7 : (1) Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang wajib dikonsultasikan kepada Badan (BIG). Pasal 32 : (1) Badan melakukan pembinaan teknis perpetaan dalam penyusunan rencana tata ruang yang dilakukan oleh instansi Pemerintah dan pemerintah daerah.
Data Geospasial adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian Informasi Geospasial Dasar (IGD) adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak berubah dalam waktu yang relatif lama. Informasi Geospasial Tematik (IGT) adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang dibuat mengacu pada IGD
Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 &7 IG IGD Jaring Kontrol Geodesi JKHN, JKVN, JKGN IGT Peta Dasar Peta RBI, LPI, LLN IG IGD IGT JKHN JKVN JKGN RBI LPI LLN - - - - - - - - - Informasi Geospasial Informasi Geospasial Dasar Informasi Geospasial Tematik JARING Kontrol Horizontal Nasional Jaring Kontrol Vertikal Nasional Jaring Kontrol Geodesi Nasional RupaBumi Indonesia Lingkungan Pantai Indonesia Lingkungan Laut Nasional
Penyediaan IGD, mengacu pada Tujuan UU IG, Pasal 3 point (a) bahwa tujuan UU IG diantaranya adalah untuk menjamin ketersediaan dan akses terhadap IG yang dapat dipertanggungjawabkan; Menjalankan fungsi koordinasi, terutama dalam aspek pemetaan, sesuai UU IG Pasal 3 (b) mewujudkan penyelenggaraan IG yang berdaya guna dan berhasil guna melalui kerja sama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi; Pemberian konsultasi teknis dalam pemetaan melalui asistensi dan supervisi peta merujuk pada Pasal 32 PP No.8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang.
Baseline Dataset, terdiri dari: Terestrial Bathimetri Thematic Dataset terdiri dari: Geologi dan geomorfologi Oseanografi Ekosistem Pesisir dan Sumberdaya Ikan Penggunaan Lahan dan status lahan Pemanfaatan Wilayah Laut Sumberdaya Air Infrastruktur Sosial dan budaya Ekonomi Wilayah Risiko Bencana dan Pencemaran
PETA RUPABUMI SKALA 1: 1.000.000 ( SELURUH INDONESIA, 37 NLP) SKALA 1: 500.000 ( 103 NLP) SKALA 1: 250.000 ( 306 NLP) SKALA 1: 50.000 (TERSEDIA 2.417 NLP dari 3.888 = 62 %) PETA LPI 1: DAN LLN(TERSEDIA 1.774 NLP dari SKALA 25.000 13.020 = 13,6 %) SKALA 1: 250.000 STATUS KETERSEDIAAN RBI DIGITAL SKALA 1 : 50.000 S.D. 2010 SKALA 1: 500.000 ( LLN, 44 NLP) SKALA 1: 250.000 ( LPI TERSEDIA, 35 %) SKALA 1: 50.000 (LPI TERSEDIA, 33 %) SKALA 1: 50.000 SKALA 1: 25.000 1993 2002 2006 2010 1996 2003 2007 2011 2000 2004 2008 2001 2005 2009 SKALA 1: 50.000 SKALA 1: 25.000 9
Indeks Ketersediaan Peta RBI Skala 1:50.000 s.d. Tahun 2013
Indeks Ketersediaan Peta RBI Skala 1:25.000 s.d. Tahun 2013
INDEKS PETA RUPABUMI INDONESIA SKALA 1 : 5.000 dan 1: 10.000 SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 Á U _ ^ SIMEULUE TUANGKU ^ _ 1 : 5.000 PANTAI BARAT SUMATERA LAMPUNG 1 : 10.000 BOGOR, PUNCAK, CIANJUR BANDUNG TANJUNG PANDAN, PANGKAL PINANG LOMBOK MAKASAR, PARE - PARE PALU KENDARI GORONTALO, TOMOHON
INDEKS PETA RUPABUMI INDONESIA SKALA 1 : 25.000 SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 ÁU Keterangan 1996 2000 2012 2013
INDEKS PETA RUPABUMI INDONESIA SKALA 1 : 50.000 SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 Á Legenda U 1993 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 1997 2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013
INDEKS PETA RUPABUMI INDONESIA SKALA 1 : 250.000 SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 ÁU Legenda 2011 2012
Pesisir Laut Budidaya Infrastruktur perikanan Mangrove Lahan garam Arus Keasaman Gelombang Kecerahan Konduktifitas Oxygen terlarut Salinitas Suhu Turbiditas Terumbu karang Rumput laut Ikan Kerapu Rumput laut Tiram mutiara Terumbu karang buatan
Mangrove
Lahan garam
Infrastruktur Perikanan
23
SURVEI BATIMETRI Survei kedalaman laut Menggunakan Echosounder Singlebeam/Multibeam DGPS, GPS Absolut, RTK
LPI PACITAN SKALA 1:25.000 LPI TULUNGAGUNG SKALA 1:250.000 LPI PACITAN SKALA LPI PACITAN SKALA
Penamaan dan Klasifikasi Peta Dalam RTRW Penamaan dan Klasifikasi Peta Dalam RZ-WP3K 1. Peta Rencana Struktur Ruang 1. Peta Rencana Struktur Ruang 2. Peta Rencana Pola Ruang 2. Peta Rencana Pola Ruang 1.1 Rencana Sistem Pusat-Pusat Kegiatan 1.2 Rencana Jaringan Prasarana Wilayah 1.1 Rencana Sistem Pusat-Pusat Kegiatan 1.2 Rencana Jaringan Prasarana Wilayah 2.1 Kawasan Lindung 2.1 Kawasan Konservasi 2.2 Kawasan Budidaya 2.2 Kawasan Pemanfaatan Umum 2.3 Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) Terdapat persamaan atau kesepadanan antara RTRW dengan RZWP3K, hal tersebut memungkinkan adanyaintegrasi data antara RTRW dengan RZWP3K 29
RTRW RZ-WP3K A. RENCANA STRUKTUR RUANG A. RENCANA STRUKTUR RUANG 1. Rencana Pusat-Pusat Permukiman, terdiri dari : 1. Rencana Pusat-Pusat Permukiman, terdiri dari : PKN, PKW, PSKN, PKL PKN, PKW, PSKN, PKL 2. Rencana jaringan prasarana wilayah, terdiri dari : 2. Rencana jaringan prasarana wilayah, terdiri dari : a. Sistem Jaringan Prasarana Utama, meliputi : a. Sistem Jaringan Prasarana di wilayah pesisir i) Sistem Transportasi Darat : (daratan) sesuai dengan RTRW Jaringan Jalan dan Prasarananya b. Alur laut, meliputi : Jaringan Kereta Api dan Prasarananya i) Alur Pelayaran Jaringan Sungai, Danau dan Penyeberangan serta Prasarananya ii) Sistem Jaringan Transportasi Laut : ii) Alur Pipa Bawah Laut (Pipa Minyak dan Gas Bumi) iii) Alur Kabel Bawah Laut (Kabel Listrik & Telekomunikasi) Pelabuhan iv) Alur Migrasi Biota Laut Alur Pelayaran ii) Sistem Jaringan Transportasi Udara : Bandar Udara Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) b. Sistem Prasarana Lainnya, meliputi : i) Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan : Pembangkit Listrik Jaringan Transmisi dan Gardu Listrik Jaringan Pipa Minyak dan Gas Bumi ii) Sistem Jaringan Telekomunikasi : Jaringan kabel telepon Lokasi BTS Jaringan telekomunikasi satelit
iii) Sistem Jaringan Sumberdaya Air : Jaringan Sumberdaya Air Lintas Negara/Prov/Kab/Kota Wilayah Sungai, Waduk, Situ dan Embung Jaringan irigasi Jaringan air baku untuk air bersih Sistem Pengendalian Banjir iv) Sistem Jaringan Prasarana Lainnya Jaringan persampahan Jaringan air minum kota Jaringan evakuasi bencana Jaringan prasarana lainnya B. RENCANA POLA RUANG B. RENCANA POLA RUANG 1. Kawasan Lindung 1. Kawasan Konservasi a. Kawasan hutan lindung a. Zona Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri dari : Suaka pesisir, Suaka pulau kecil, Taman pesisir, dan Taman pulau kecil. c. Kawasan perlindungan setempat b. Zona Konservasi Maritim, terdiri dari Daerah perlindungan adat maritim, dandaerah perlindungan budaya maritim. d. Ruang Terbuka Hijau (RTH) c. Zona Konservasi Perairan, terdiri dari : Taman e. Kawasan suaka alam dan cagar budaya Nasional Perairan,Suaka Alam Perairan, dansuaka Perikanan. f. Kawasan rawan bencana alam d. Zona Sempadan, yang telah diatur dalam Rencana g. Kawasan lindung geologi h. Kawasan lindung lainnya Tata Ruang Wilayah (RTRW) di ruang darat, meliputi : Sempadan Pantai dan Sempadan Sungai. 2. Kawasan Budidaya 2. Kawasan Pemanfaatan Umum a. Kawasan peruntukan hutan produksi a. Zona Pariwisata b. Kawasan peruntukan hutan rakyat b. Zona Permukiman c. Kawasan peruntukan pertanian c. Zona Hutan d. Kawasan peruntukan perkebunan d. Zona Pelabuhan
e. Kawasan peruntukan perikanan e. Zona Pertanian f. Kawasan peruntukan pertambangan f. Zona Pertambangan g. Kawasan peruntukan industri g. Zona Perikanan Tangkap h. Kawasan peruntukan permukiman h. Zona Perikanan Budidaya i. Kawasan peruntukan lainnya i. Zona Industri j. Zona Fasilitas Umum D. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN) C. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL TERTENTU (KSNT) 1. Kawasan Strategis Pertahanan dan Keamanan 1. Batas maritim kedaulatan negara 2. Kawasan Strategis Ekonomi 2. Kawasan secara geopolitik, pertahanan dan keamanan negara 3. Kawasan Strategis Sosial Budaya 3. Situs warisan dunia 4. Kawasan Strategis Pendayagunaan Sumberdaya Alam dan/atau Teknologi Tinggi 5. Kawasan Strategis Fungsi Daya Dukung Lingkungan Hidup 4. Pulau-pulau terkecil yang menjadi titik pangkal dan/atau habitat biota endemik dan langka