BAB I PENDAHULUAN. kelahiran, kehidupan, serta kematian. Kematian adalah sebuah keniscayaan bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan Know-how dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis, Sifat Penelitian, dan Pendekatan. normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakan

BAB I PENDAHULUAN. manisfestasi dari rangkaian teks dokumen suci dan telah memperoleh prioritas

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mana dimulai dari kelahiran kemudian dilanjutkan dengan perkawinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

PROGRAM ILMU SYARIAH KONSENTRASI HUKUM KELUARGA ISLAM

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai permasalahannya, dan diakhiri dengan kematian. Dari proses

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, baik hubungan dengan Allah swt. maupun hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik yang. menyangkut segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. atau salah satunya sudah meninggal, maka anak yang masih di bawah umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lain yang ada di muka bumi ini. mencerminkan sistem dan bentuk hukum yang berlaku dalam masyarakat itu.

BAB I PENDAHULUAN. problematika dan mengontrol perkembangan tersebut.salah satu problematika

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

BAB I PENDAHULUAN. hartanya kepada para ahli warisnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diingkari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO: PERLAWANAN TERHADAP PUTUSAN VERSTEK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam ini mendapat perhatian besar karena pembagian warisan sering

BAB I PENDAHULUAN. Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur pembagian warisan,

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran terhadap adat akan berdampak pada ketidak seimbangan dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pemahaman Masyarakat Desa Surabaya Udik Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur Mengenai Mahar

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik yang berhubungan dengan Allah, maupun yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB IV WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF. dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh setiap orang mukmin. Beriman kepada kitab Allah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

Bersama : H. Ahmad Bisyri Syakur,Lc.MA.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hukum Islam pengangkatan anak dibolehkan, namun dengan. orang tua asuh dengan anak asuh, dan sama sekali tidak menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya

WARIS ISLAM DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

METODE PENELITIAN. menjawab permasalahan sesuai dengan fakta atau data yang ada dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan tidak dapat diukur dengan uang ataupun harta kekayaan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditinggalkan atau berpindah dan menjadi hak milik ahli warisnya. Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. harta yang banyak dan sebagian lagi ada yang sebaliknya. Setelah tiba. peristiwa hukum yang lazim disebut dengan kematian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN KEMBALI HIBAH BERSYARAT DI DUSUN MOYORUTI DESA BRENGKOK KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia

BAB IV. A. Analisis tentang Ketentuan Aborsi dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia terdiri dari beberapa siklus, dimulai dari pembuahan, kelahiran, kehidupan, serta kematian. Kematian adalah sebuah keniscayaan bagi semua makhluk hidup, khususnya manusia. Pendapat di atas menjelaskan bahwa tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup abadi. Semua makhluk hidup, tidak terkecuali manusia pada akhirnya akan mengalami kematian. sebagaimana firman Allah SWT, Setiap yang bernyawa pasti akan mati (Al Imran: 185). Prasoko dan Nirwanto mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan membedakan cara terjadinya suatu kematian ke dalam tiga jenis, yaitu: Pertama, orthothanasia yaitu kematian yang terjadi karena suatu proses alamiah. Kedua, dysthanasia yaitu suatu kematian yang terjadi secara tidak wajar. Ketiga, euthanasia yaitu suatu kematian yang terjadi dengan pertolongan atau tidak dengan pertolongan dokter. 1 Eutanasia berasal berasal dari bahasa Yunani, eu yang artinya baik dan thanatos yang berarti kematian atau secara istilah diartikan sebagai praktek pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak 1 Achadiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran (Jakarta: EGC, 2006), hlm. 170. 1

2 menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara suntikan yang mematikan. 2 Dalam kode etik kedokteran Indonesia, euthanasia sebagai tindakan menghindari hidup seseorang pasien yang menurut ilmu kedokteran dan pengalaman tim medis tidak akan sembuh. Dalam ilmu kedokteran diartikan sebagai tindakan mengakhiri penderitaan dan hidup penderita dengan sengaja atas permintaan penderita sendiri dan keluarganya. 3 Di Indonesia sendiri eusthanasia bukanlah hal yang baru, pada tahun 2004 ada seorang suami yang bernama Panca Satria Hasan Kusuma karena tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama Agian Isna Nauli, 33 tahun, tergolek koma selama 3 bulan pasca operasi Caesar, di samping itu ketidakmampuan untuk menanggung beban biaya perawatan merupakan suatu alasan pula. Permohonan untuk melakukan euthanasia ini diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 4 Kematian memiliki konsekuensi logis yakni terjadinya perpindahan harta dari orang yang meninggal kepada orang yang masih hidup. Tetapi tidak semudah itu dalam hal mewaris, sering kali terjadi sebab penghalang bagi seseorang untuk mewarisi harta orang yang meninggal. 2 Ahmad M Shiombing, http :// id.wikipedia.com. akses 07 Agustus 2016, pukul 10.25. 3 Sajuli, Penjelasan kode etik kedokteran, pasal 10, keputusan Menteri Kesehatan, No. 434/Menkes/SK?1983, tentang berlakunya kode etik kedokteran indonesia bagi dokter Indonesia. Akses 7 Agustus 2016, pukul 11.00. 4 Bahran, http://nasional.tempo.co/read/news/2004/11/04/05550510/ jelang-putusan euthanasia-nyagian-isna-nauli. Akses 7 Agustus 2016, pukul 12.00.

3 Halangan menerima waris adalah salah satu sub bahasa yang penting dalam wacana hukum waris Islam. Ia bertali temali erat dengan sub bahasa lain yang merupakan tahapan-tahapan seleksi penerima harta warisan sebelum penghitungan dan pembagian dilakukan. Tahapan-tahapan seleksi tersebut meliputi: 1. Seleksi tahap satu yakni seleksi berdasarkan hubungan kekeluargaan yang bertumpuk kepada dua garis hubungan, yaitu: a. Hubungan nasab. b. Hubungan pernikahan yang sah. Pada tahap ini keluarga yang tidak lolos seleksi, semisal saudara ipar dan menantu, tereliminasi dengan sendirinya 2. Seleksi tahap dua, yakni seleksi berdasarkan kelayakan keperibadian calon penerima harta warisan. Tumpuannya adalah: a. Status sosial. b. Hubungan baik. c. Kesamaan Agama. Pada tahap ini, calon penerima harta warisan yang tidak lolos seleksi, semisal menghilangkan nyawa atau berbeda agama dengan orang yang akan mewariskan harta kepadanya menjadi tereleminasi dengan sendirinya. 5 Dalam hukum Islam selain harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam sebab-sebab boleh menerima harta warisan. Ahli waris juga diharuskan suci dari tiga hal yang menghalangi waris yang salah satunya adalah pembunuhan. 5 Karim Muchit, Problematika Hukum Kewarisan Islam Kontemporer di Indonesia (Jakarta: Puslitbang kehidupan keagamaan Badan litbang dan diklat kementrian Agama RI), hlm. 149.

4 Pembunuhan yang dilakukan ahli waris terhadap pewaris menyebabkannya tidak dapat mewarisi harta peninggalan orang yang diwarisinya. Demikian kesepakatan mayoritas jumhur ulama. 6 Dasar hukum yang melarang si pembunuh mewarisi harta peninggalan pewaris adalah sabda Nabi: An-Nasa i) ل ي س ل ل ق ا ت ل م ن ال م ي ر اث ش ي ء )رواه النسا ئي( Artinya: Tidak ada hak bagi pembunuh sedikitpun untuk mewarisi. (HR. Dari sini timbul pertanyaan bagaimana jika seseorang membunuh karena ada suatu alasan yang dapat dibenarkan? Akankah diberlakukan sangsi atas orang yang bersangkutan? Jika dikaitkan dengan kasus eusthanisia di atas, maka pertanyaannya menjadi bagaimana jika eusthanisia dilakukan atas dasar kasihan terhadap pasien atau masalah ekonomi? Apakah tindakan ini dapat disebut pembunuhan dan dapat dikategorikan sebagai penghalang waris sebagaimana sabda Nabi di atas. Masalah pembunuhan yang menghalangi kewarisan perlu kajian lebih jauh. Karena tidak semua pembunuhan bersifat murni tetapi ada juga pembunuhan yang memiliki motif-motif tertentu, cara-cara yang ditempuh, sosiologis yang melingkupinya seperti contoh euthanasia di atas. 6 Ahmad rofiq, Fiqih Mawaris, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 24.

5 Maka dari itu diperlukan diskusi lebih lanjut untuk memecahkan masalah tersebut, di mana masalah tersebut belum terekam lebih luas di dalam nash-nash. Oleh karena itu, masalah euthanasia yang diminta oleh ahli waris memerlukan Ijtihad baru. Berangkat dari hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul Pemohon Euthanasia Ditinjau Menurut Hukum Islam. B. Rumusan Masalah Untuk mefokuskan masalah yang diteliti, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kedudukan ahli waris euthanasia ditinjau menurut hukum waris Islam? 2. Apakah tindakan ahli waris euthanasia menjadi penghalang untuk mendapatkan hak warisnya? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yakni untuk: 1. Mengetahui pemohon euthanasia ditinjau menurut hukum Islam. 2. Mengetahui apakah tindakan pemohon euthanasia menjadi penghalang untuk mendapatkan hak warisnya.

6 D. Signifikansi Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Bahan informasi khususnya dalam bidang ilmu hukum waris, sehingga pembaca mengetahui perihal perkara kedudukan ahli waris pemohon eustanisia. 2. Sumbangan dalam memperbanyak khazanah kepustakaan Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjarmasin pada umumnya dan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam pada khususnya. 3. Bahan pedoman bagi mereka yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut pada permasalahan yang sama dari sudut pandang yang berbeda. E. Definisi Operasional Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa kata kunci yang sangat erat kaitanya dengan penelitian ini sebagai berikut : 1. Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris. 7 7 Ketentuan Umum dalam Inpres nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam buku II Hukum Kewarisan.

7 2. Euthanasia adalah tindakan secara medis terhadap si penderita berat (agar penyakit yang dideritanya terlupakan semua). 8 F. Kajian Pusaka Peneliti menemukan permasalahan yang berkaitan dengan euthanisia yaitu skripsi dari Raudatu Nisa. NIM 1101120059 Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum yang berjudul Tindakan Euthanisia terhadap penderita penyakit AIDS dalam pandangan hukum islam dan hukum positif. Peneliti juga menemukan skripsi yang berjudul Euthanisia dalam prespektif Etika Situasi, karya Anna Iffah Akmala. Skripsi ini berisi pandangan etika situasi terhadap euthanisia yang meliputi manusia dalam sudut pandang etika situasi kehidupan dan kematian yang manusiawi serta pandangan etika situasi terhadap euthanisia. Juga terhadap perkembangan di berbagai negara dan euthanisia dalam tinjuan berbagai agama. Penelitian yang sudah ada yang membahas euthanisia semuanya mengacu pada permasalahan medis dan etika situasi sebagai objek penelitian dasarnya, dan penelitian-penelitian di atas merupakan bentuk-bentuk penelitian dalam segi medis ditinjau dari berbagai aspek. Yang membedakan antara penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini peneliti meneliti permasalahan euthanisia dalam kedudukan pemohon euhanisia dalam pandangan 8 Budiono, Kamus Ilmiah Populer Internasional, (Surabaya: Karya Harapan, 2005), hlm. 167.

8 hukum waris Islam yang dikarenakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau karena permasalahan ekonomi yang tidak menyanggupi untuk pengobatan. G. Metode penelitian Metode penelitian merupakan bagaimana cara kerja menemukan hasil atau memperoleh atau menjalankan suatu kegiatan, untuk memperoleh hasil yang konkrit. Menggunakan suatu metode dalam melakukan suatu penelitan merupakan ciri khas dari ilmu pengetahuan untuk mendapatkan suatu kebenaran hukum. Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Sedangkan penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang sedang dihadapi. 9 Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah suatu metode yang terarah dan sistematis sebagai cara menemukan dan menguji kebenaran ilmiah atas masalah yang dihadapi. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari 4 (empat) aspek yaitu tipe penelitian, pendekatan masalah, sumber bahan hukum, dan analisa bahan hukum. 1. Tipe Penelitian Adapun penelitian yang ada dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan

9 hukum sebagai sebuah bagian sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma kaidah, dari peraturan perundangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin (ajaran). 2. Pendekatan Masalah Didalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. 10 3. Sumber Hukum Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan persepsi mengenai apa yang diperlukan sumber-sumber penelitian. Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber hukum yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. a. Bahan hukum primer 1) Al-qur an dan Hadits 2) Kitab-kitab fiqih yang berkaitan dengan kewarisan 3) Serta aturan yang terkait dengan penelitian tersebut. b. Bahan hukum sekunder 1) Buku-buku yang berkaitan dengan masalah hukum kewarisan hlm.35. 10 Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011),

10 2) Skripsi, Tesis, Desertasi yang mengangkat tema wasiat wajibah. c. Bahan non hukum 1) Kamus Besar Bahasa Indonesia 2) Kamus Arab-Indonesia 4. Analisa Bahan Hukum Analisis bahan hukum merupakan suatu metode yang digunakan oleh penulis dalam menentukan jawaban atas permasalahan yang dibahas.untuk dapat menganalisis bahan telah diperoleh, maka penulis harus menggunakan beberapa langkah dalam penelitian hukum agar menemukan hasil yang tepat untuk menjawab permasalahan yang ada. Peter Mahmud Marzuki menyatakan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan penulis dalam penelitian hukum, yaitu: a. Mengidentifikasi fakta hukum dan mengeliminir hal-hal yang tidak relevan untuk menetapkan isu hukum yang hendak dipecahkan; b. Pengumpulan bahan-bahan hukum yang sekiranya dipandang mempunyai relevansi juga bahan-bahan non hukum; c. Melakukan telaah atas isu hukum yang diajukan berdasarkan bahan-bahan yang telah dikumpulkan; d. Menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi yang menjawab isu hukum. e. Memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang telah dibangun di dalam kesimpulan.

11 H. Sistematika Penulisan Penulisan ini terdiri empat bab yang disusun secara sistematis, di masingmasing bab akan membahas persoalan sendiri-sendiri, namun dalam pembahasan keseluruhan saling berkaitan. Secara garis besar disusun sebagai berikut : BAB I: PENDAHULUAN, dalam bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, signifikansi penulisan, tujuan penulisan, definisi operasional, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan yang menyangkut judul yang penulis angkat. BAB II: LANDASAN TEORI, dalam bab ini berisi tinjauan umum menyangkut eustanisia itu sendiri dan pembahasan tentang pembunuhan dalam kewarisan BAB III: ANALISIS HUKUM, dalam bab ini terdapat hasil analis penulis menyangkut kedudukan ahli waris pemohon eustanisia. BAB IV: PENUTUP, bab ini merupakan bab terakhir yang bersisi kesimpulan dan saran dari penulis.