BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah tenaga pengajar yang harus mempunyai dasar-dasar ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Sadirman. (2009). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT Rajagrafindo Persada.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat dalam pengembangan aktivitas belajar siswa dan upaya mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sehari-harinya. Perlu diketahui bahwa pendidikan adalah proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. siswa kelas T-TEP OJT, Astra, dan T-TEP Non-OJT Program Keahlian Teknik

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan saat ini adalah kualitas hasil pembelajaran di sekolah, dimana sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam menghasilkan warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan rendahnya mutu pendidikan saat ini masih menjadi kabar

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi serta impian di masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan bekal dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

(Tahun ajaran )

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjun dalam dunia kerja. Menciptakan itu semua diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PRAKTIKUM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PENETASAN TELUR DI SMK NEGERI 1 CIKALONGKULON, CIANJUR TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk membangun manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RUSLAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan dapat menunjang pembangunan, karena pendidikan merupakan inventaris jangka panjang yang dapat membangun dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Bertitik tolak dari uraian di atas, maka untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya tidak akan terlepas dari adanya lembaga pendidikan yang berkualitas. Lembaga pendidikan kejuruan dapat dijadikan solusi untuk merealisasikan manusia Indonesia seutuhnya yang dapat mengembangkan potensi dirinya, sehingga menjadi manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing dalam dunia tenaga kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan kejuruan yang mempersiapkan para lulusannya menjadi tenaga kerja yang kreatif, terampil, produktif, dan mempunyai rasa tanggung jawab. Hal tersebut dapat terwujud apabila lembaga pendidikan menyediakan sarana dan prasarana penunjang belajar yang lengkap dan memiliki tenaga pengajar yang kompeten, sehingga mampu mengantarkan peserta didik mencapai keahlian yang profesional berdasarkan potensinya. Berdasarkan hal tersebut, tenaga pengajar terutama guru merupakan salah satu yang memiliki peranan penting dalam proses belajar-mengajar pada pendidikan kejuruan. Agar dapat menciptakan proses belajar-mengajar yang efesien dan efektif, seorang guru harus mempunyai penguasaan kompetensi. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 157) menegaskan 1

2 guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib memiliki syarat tertentu, salah satu diantaranya adalah kompetensi. Berdasarkan undang-undang tersebut guru sebagai agen pembelajaran sudah seharusnya memiliki kompetensi yang baik. Guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pendidikan dengan sebaik-baiknya, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 nomor 157) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru yang dimaksud dalam undang-undang tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai dengan kemampuannya dalam menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu serta tindakan yang dapat dijadikan teladan. Kompetensi pedagogik guru meliputi kemampuan memahami peserta didik, merancang dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar serta mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki. Pelaksanaan pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh pola, isi dan struktur kurikulumnya, namun sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengajar dan membimbing mereka. Guru sebagai manager dalam pembelajaran dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola pembelajaran dengan baik. Menurut Wina Sanjaya (2007: 36) Sebagai pengelola pembelajaran guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Guru yang benar-benar kompeten akan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman bagi

3 siswa sehingga dapat memacu semangat siswa dalam belajar. Senada dengan hal tersebut Oemar Hamalik (2009: 36) mengatakan guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa akan berada pada tingkat optimal. Lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan terkelola dengan baik akan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa, karena siswa merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Mata Pelajaran Alat Ukur merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk program produktif dan harus ditempuh oleh setiap peserta diklat dalam menyelesaikan studi pada program mekanik otomotif, dimana selain kemampuan teori yang harus dikuasai pada pelajaran ini peserta diklat juga harus memiliki kemampuan sikap dan praktek. Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, menurut guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang ternyata hasil belajar siswa bervariasi, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai sebagai berikut: Tabel 1.1 Nilai Hasil Belajar Mata Pelajaran Alat Ukur Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 Nilai Frekuensi % 91-100 0 0 81-90 6 6,06 75-80 78 78,79 <75 15 15,15 Jumlah 99 100 (Sumber : Dokumen Guru Mata Pelajaran Alat Ukur) Menurut ketentuan SMK Negeri 1 Sumedang bahwa nilai mata pelajaran alat ukur tidak boleh kurang dari 75. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 dinyatakan tidak lulus. Berdasarkan data di atas, diperoleh bahwa siswa yang mendapat nilai kurang dari 75 sebanyak 15 orang atau 15.15% dari jumlah siswa

4 kelas X. Hal ini menunjukkan sebagian kecil hasil belajar siswa kurang maksimal. Berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan, ditemukan adanya anggapan bahwa sebagian siswa kurang menyukai kinerja guru yang monoton (tidak bervariasi) dalam mengajar dan adanya sebagian siswa yang beranggapan bahwa apabila kinerja guru dalam mengajar baik, maka motivasi belajarnya pun akan baik/ tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Hendrik Kristian (2010) tentang pengaruh kompetensi guru teradap motivasi belajar yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif secara langsung antara kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa. Guru yang kompeten akan mampu mengelola pembelajaran dengan baik sehingga menciptakan suasana yang mampu memotivasi dan meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar. Guru yang kompeten akan mampu menentukan metode, media dan teknik evaluasi yang sesuai dengan tujuan dan materi, sehingga pembelajaran berlangsung secara maksimal. Selain itu, pengaruh kompetensi pedagogik guru dalam kegiatan pembelajaran pernah diteliti oleh Eva Yuliawati (2010). Dalam penelitiannya terhadap 200 siswa Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kabupaten Bandung diperoleh kesimpulan penguasaan kompetensi pedagogik guru administrasi perkantoran mempunyai pengaruh yang kuat, positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Bandung. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik memiliki pengaruh terhadap tercapainya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa salah satunya ditentukan oleh adanya motivasi. Seperti dijelaskan oleh Abdorrakhman Ginting (2008: 87) karena motivasi belajar berkorelasi dengan kinerja belajar sedangkan kinerja belajar berkorelasi dengan prestasi belajar, maka prestasi belajar secara tidak langsung berkorelasi pula dengan motivasi belajar. Berdasarkan fenomena di atas disebabkan oleh banyak faktor, faktor yang turut menentukan keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuannya, baik itu yang datang dari dalam diri siswa sendiri maupun

5 dari luar atau lingkungan belajar. Masing-masing faktor memberikan kontribusinya sesuai dengan peranan dan harapan yang akan dicapai oleh suatu program pendidikan. Selama proses pembelajaran, guru memiliki peran dalam menumbuhkan motivasi siswa atau dapat disebut juga bahwa guru memiliki peran sebagai motivator dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi menjadi alasan setiap individu rela melakukan sesuatu hal dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah dan putus asa. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, namun disebabkan tidak adanya motivasi dalam dirinya. Motivasi dapat timbul disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor yang berasal dalam diri siswa (intrinsik) dan faktor yang berasal dari luar siswa (ekstrinsik). Syaiful Bahri Djamarah (2008: 115) mengatakan termasuk dalam motivasi instrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan yang termasuk motivasi ekstrinsik yaitu pujian, peraturan/tata tertib, orang tua dan guru. Guru sebagai salah satu faktor munculnya motivasi ekstrinsik siswa hendaknya memiliki kompetensi mengelola pembelajaran dengan baik. Pengelolaan pembelajaran yang baik akan membuat suasana kelas menjadi terarah, menyenangkan dan kondusif. Pembelajaran yang menyenangkan akan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur dengan Motivasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1 Sumedang. B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah perlu ditetapkan terlebih dahulu untuk menguasai

6 kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang timbul dari penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yang akan diteiliti yaitu : a. Adanya indikasi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur belum optimal, hal ini terlihat dari hasil belajarnya. b. Adanya indikasi bahwa sebagian siswa kurang menyukai kinerja guru dalam mengajar. c. Adanya sebagian siswa yang beranggapan bahwa apabila kinerja guru dalam mengajar baik, maka motivasi belajarnya pun akan tinggi. 2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam suatu penelitian diperlukan untuk memperjelas permasalahan agar mempermudah dan mengarahkan operasional penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 17) Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas darimana harus mulai, kemana harus pergi dan dengan apa. Penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut : a. Bagaimana persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang. b. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang. c. Bagaimana hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Sumedang. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui gambaran mengenai persepsi siswa terhadap kompetensi

7 pedagogik guru mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang. 2. Mengetahui gambaran mengenai motivasi belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur di SMK Negeri 1 Sumedang. 3. Mengetahui seberapa besar hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran alat ukur dengan motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Sumedang. D. Manfaat Penelitian/Signifikansi Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan diatas, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Universitas Pendidikan Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam menciptakan calon guru yang kompeten. 2. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan kepada guru mengenai alternatif pelaksanaan pembelajaran serta dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi guru dalam proses pembelajaran. 3. Bagi peneliti, untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai hubungan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar siswa. 4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian di masa yang akan datang.

8 E. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian/signifikansi penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II LANDASAN TEORITIS, membahas mengenai kompetensi pedagogik guru, motivasi belajar siswa, persepsi siswa, anggapan dasar dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN, membahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan dalam mengolah data dan menganalisis lebih lanjut. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang analisis data hasil penelitian, didalamnya berisi interpretasi dari hasil proses data yang diperoleh dan pengujian hipotesis. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, berisikan tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN