ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN TEKNIS LAMPU LED TYPE TABUNG DIBANDINGKAN DENGAN LAMPU TL

ANALISIS FAKTOR DAYA DAN KUAT PENERANGAN LAMPU HEMAT ENERGI

PENGARUH JENIS DAN BENTUK LAMPU TERHADAP INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN ENERGI BUANGAN MELALUI PERHITUNGAN NILAI EFIKASI LUMINUS

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

EVALUASI PENGGUNAAN LAMPU LED SEBAGAI PENGGANTI LAMPU KONVENSIONAL

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA NILAI EFIKASI DAN FAKTOR DAYA INISIAL LAMPU LED BULB SWABALAST MENGGUNAKAN STANDAR IEC/PAS 62612:2009

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

STUDI KOMPARASI LAMPU PIJAR, LED, LHE DAN TL YANG ADA DIPASARAN TERHADAP ENERGI YANG TERPAKAI. Moethia Faridha 1, Ifan 2

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DAYA, TEGANGAN, DAN ARUS PADA LAMPU TL DAN LAMPU PIJAR

Bab 11 Standar Pencahayaan

Energi dan Ketenagalistrikan

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISA EFISIENSI KEBUTUHAN BEBAN PADA BEBERAPA JENIS LAMPU TERHADAP TAHAP PEMBELAJARAN

ANALISIS KINERJA DAN BIAYA DAMPAK LAMPU LED PADA SISTEM RUMAH BERPANEL SURYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 : Juni 2015

1 BAB I PENDAHULUAN. Saat ini terus dilakukan studi berkelanjutan oleh para peneliti mengenai apa

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU HEMAT ENERGI FLUORESCENT JENIS SL (SODIUM LAMP) DAN LED (LIGHT EMITTING DIODE)

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

ANALISIS PENGGUNAAN BALLAST ELEKTRONIK UNTUK PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA BEBAN PENERANGAN

BAB III PELAKSANAAN AUDIT ENERGI

PENGUJIAN ALAT PENGHEMAT DAYA LISTRIK KONSUMSI PUBLIK

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

ANALISIS ALAT PENGHEMAT LISTRIK TERHADAP INSTALASI ALAT RUMAH TANGGA

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: ANALISA PEMAKAIAN DAYA LAMPU LED PADA RUMAH TIPE 36

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

BAB I PENDAHULUAN. utama dari sebagian besar bidang teknik tenaga listrik adalah untuk menyediakan

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Oleh: Drs. S u n o m o, M.T.

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

BAB I PENDAHULUAN. ini, kebutuhan akan energi listrik meningkat dan memegang peranan penting

Penghematan Biaya Listrik Dengan Memanfaatkan Lampu LED Di Rumah Tangga

Analisis Konservasi Energi Listrik pada Rumah Tinggal Daya 2200VA dengan Beban Penerangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh kualitas lampu yang tahan lama dengan kuat cahaya yang

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

BAB II. Landasan Teori

Frederick Marshall Allo Linggi, Ridwan Gunawan. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK

STUDI PENGGUNAAN LAMPU LED UNTUK EFISIENSI PADA PENCAHAYAAN JALAN LAYANG RE MARTADINATA

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Lampu penerangan merupakan alat bantu penerangan, berfungsi

Kajian Pemanfaatan Ballast Elektronik Bekas Pada Lampu TL

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Distorsi Harmonik pada Compact Fluorescent Lamps

PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

RANCANG BANGUN KAPASITOR BANK UNTUK EFISIENSI DAYA LISTRIK PADA INDUSTRI KECIL

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem. Tujuan pengujian ini adalah

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

CAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat.

ANALISIS DISAIN MULTIWARNA TUBULAR LAMP TERHADAP PENGGUNAAN TRANSFORMATOR NEON SIGN

RANCANG BANGUN SISTEM PENCAHAYAAN HYBRID MENGGUNAKAN SERAT OPTIK DAN ULTRABRIGHT LED

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB I PENDAHULUAN. (generation), mudah dikirimkan (transmition), mudah dibagibagikan(distribution),

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

Aplikasi Programable Logic Control (PLC) Pada Penerangan Jalan Umum yang Hemat Energi

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

Simulasi Pengukuran Daya Listrik Sistem 1 Fasa menggunakan LabVIEW

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

ANALISIS DAN PERHITUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG ELEKTROMAGNET TERHADAP DAYA PADA SEBUAH TRANSMITER FM

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

Analisa Performa Sistem Pencahayaan Ruang Kelas Mengacu Pada Standar Kegiatan Konservasi Energi

ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA BERBAGAI JENIS LAMPU DAN KOMPUTER UNTUK ACUAN DALAM AUDIT ENERGI

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 1, Maret 2002: 22-26

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu

Transkripsi:

ANALISIS PENGUKURAN DISTRIBUSI PANAS DAN DISTRIBUSI CAHAYA PADA LAMPU LED Septyono Utomo 1, Rudy Setiabudy 2 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: septyono.utomo@gmail.com ABSTRAK Perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk membuat konsumsi energi terus meningkat sehingga diperlukan penghematan. Salah satu cara melakukan penghematan tersebut adalah dengan penghematan konsumsi energi untuk penerangan. Seiring dengan kemajuan teknologi pun muncul Lampu LED (Light Emitting Diode). LED merupakan lampu dengan konsumsi daya yang rendah bila dibandingkan dengan lampu penerangan lainnya seperti misalnya lampu hemat energi. Lampu LED membutuhkan catu tegangan arus searah. Karena itu lampu LED membutuhkan rangkaian untuk mengubah catu tegangan arus bolak-balik menjadi catu tegangan arus searah. Selain itu lampu LED harus memiliki distribusi cahaya yang baik agar dapat digunakan untuk penerangan. Karena itu dilakukan pengujian untuk melihat perbandingan panas serta pengujian untuk melihat bagaimana distribusi cahaya lampu LED bila dibandingkan dengan lampu hemat energi. Dan dari hasil yang didapat Lampu LED memiliki panas yang lebih rendah dibandingkan dengan lampu hemat energi. Sementara lampu hemat energi memiliki distribusi cahaya yang lebih baik dibandingkan lampu LED. Kata Kunci: lampu LED, distribui panas, distribusi cahaya ANALYSIS OF HEAT DISTRIBUTION MEASUREMENT AND LIGHT DISTRIBUTION ON LED LAMPS ABSTRACT The development of technology and population growth make electrical energy consumption increased so that the savings needed to be made. One way to savings on energy consumption is savings energy consumption for illumination. Along with advances in technology arises LED lamps (Light Emitting Diode). LED (Light Emitting Diode) Lamps is a lamp with low power consumption when compared with other lamps, like energysaving lamp (LHE). LED lamps require direct current voltage supply. Therefore, the LED lights require electrical circuit to convert the alternating current voltage supply into direct current voltage supply. Futhermore LED lamps should have good light distribution to be used for illumination. Because of that testing of lamps was to compare the heat distribution and light distribution between LED lamps and energy-saving lamps. And from the result LED lamps have lower heat than enery saving lamps. While energy-saving lamps have better light distribution than LED lamps. Key Word : LED lamp, heat distribution, light distribution 1. PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan zaman energi listrik menjadi menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai kegiatan mulai dari kehidupan seharihari seperti kegiatan perumahan, industri, perkantoran, pendidikan berbagai kegiatan lainnya, semuanya tidak lepas dari kebutuhan akan energi listrik. Karena itu dapat dikatakan energi listrik merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia saat ini.

Ketergantungan manusia akan energi listrik kian meningkat seiring dengan kemajuan teknologi saat ini dan juga peningkatan populasi manusia. Sementara itu pertumbuhan produksi energi listrik tidak secepat permintaan energi listrik tersebut. Perusahaan penyedia listrik membutuhkan sumber daya yang besar untuk memproduksi energi listrik yang besar. Sementara itu pembangkit listrik sendiri rata-rata masih menggunakan sumberdaya nonkonvensional dalam pengoperasiannya. Hal ini karena efektifitas dan efisiensi yang dimiliki pembangkit listrik nonkonvensional cukup besar dibanding dengan sumber daya yang lain. Sementara itu persediaan sumber daya ini terus menipis, sedangkan permintaan akan energi listrik tersebut terus bertambah. Oleh karena itu perlu adanya penghematan energi listrik untuk mengurangi konsumsi energi listrik tersebut. Penghematan energi listrik itu dapat dilakukan dengan cara pengurangan waktu konsumsi energi listrik atau dengan mengganti peralatan listrik kita dengan peralatan yang lebih hemat energi. Salah satu bentuk penghematan energi ini adalah penggantian lampu dengan lampu yang hemat energi. Hal ini dikarenakan penerangan merupakan salah satu pengkonsumsi energi listrik terbesar dari total konsumsi energi listrik dan terus meningkat setiap tahunnya. Lampu penerangan yang biasa digunakan 2 seperti lampu flourescent cukup bisa menggantikan lampu pijar, walaupun begitu perkembangan teknologi akan pencahayaan ini terus berkembang. Salah satunya adalah penggunaan lampu Light Emitting Diode (LED) sebagai penerangan. Daya yang diserap oleh Lampu LED ini lebih rendah dibandingkan dengan lampu frourescent. Tetapi berbeda dengan lampu frourescent, lampu LED menggunakan sumber tegangan arus searah sebagai sumbernya. Karena itu dibutuhkan rangkaian sendiri untuk mengkonversi sumber tegangan arus bolak-balik menjadi sumber tegangan arus searah. Hal tersebut yang membuat lampu LED memiliki suhu yang cukup tinggi. Selain itu kita lihat pada lampu flourescent atau lampu hemat energi memiliki lux atau kuat penerangan yang cukup baik dan merata, apakah lampu LED juga memiliki lux yang sama baiknya atau lebih baik dibandingkan dengan lampu lemat energi? Dari sinilah akan dicoba untuk mengukur distribusi suhu pada lampu LED dan lampu hemat energi serta bagaimana lux yang dihasilkan oleh kedua jenis lampu tersebut. Pada Bagian ini berisi data hasil pengujian dan perbandingan dari masing-masing lampu. Untuk data suhu merupakan data hasil rata-rata dari tiga kali pengukuran pada kotak kubus untuk masing masing lampu. Sedangkan untuk tegangan, arus, daya, faktor daya dan Lux

merupakan hasil pengukuran dari rangkaian percobaan pada laboratorium tegangan tinggi dan pengukuran listrik. 2. Tinjauan Teoritis 2.1 Lampu LED Sebagai Penerangan Setelah ditemukannya lampu LED putih dan berdaya besar serta memiliki kuat cahaya yang lebih besar maka teknologipun terus berkembang. Muncullah Lampu LED yang digunakan sebagai penerangan. Dari awalnya penerangan menggunakan lampu pijar, kemudian berkembang ke lampu frourescent atau lampu hemat energi (LHE) yang menyerap daya lebih sedikit dibanding lampu pijar serta memiliki kuat cahaya yang lebih besar, kemudian muncul lampu LED yang menyerap daya lebih sedikit dibanding lampu LHE serta kuat cahaya yang lebih besar. Namun ampu LED membutuhkan catu tegangan arus searah sebagai sumber energi listriknya. Karena itu dibutuhkan suatu rangkaian elektronik untuk mendapatkan catu yang dibutuhkan oleh lampu LED tersebut. Karena memiliki arus yang cukup besar dan juga rangkaian elektronik lampu LED memiliki panas yang cukup besar. Maka pada lampu LED dipasangkan heat sink untuk menjaga agar LED tidak mengalami panas yang berlebih. Untuk meninjau lampu sebagai penerangan kita dapat melihat dari beberapa karakteristiknya seperti kualitas pencahayaan dan kualitas dayanya. 2.1.1 Penerangan Illuminasi adalah intensitas flux cahaya yang diterima oleh suatu luas permukaan. Bila suatu sumber cahaya memancarkan cahaya ke suatu permukaan, maka kuat penerangan pada permukaan yang dikenai cahaya itu akan sebanding dengan banyaknya flux dan berbanding terbalik dengan luas permukaan tersebut. Hal tersebutlah yang didefinisikan sebagai kuat penerangan atau iluminasi., yakni Dengan, E = Kuat penerangan (Lux) Φ v = Kuat Intensitas Cahaya (Lumen) A = Luas Permukaan (m 2 )

2.1.2 Efikasi dan Efisiensi Efikasi merupakan perbandingan jumlah kuat intensitas cahaya (Lumen) dengan daya yang digunakan untuk memancarkan cahaya tersebut (watt). Ini berarti efikasi adalah tingkat efisiensi sebuah sumber cahaya untuk merubah listrik menjadi cahaya. semakin besasr nilai efikasi yang dihasilkan, maka berarti lampu yang anda pilih semakin hemat energi. Secara satuan efikasi dapat ditulis dengan lumens/watt (lm/w). 2.1.3 Standar Pencahayaan Karena penggunaan ruangan yang berbeda-beda, maka IES( Illuminating Engineering Socierty) menentukan suatu standar tingkat iluminasi berdasarkan fungsi dan kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan tertentu. Tabel 1. Kuat Penerangan yang disarankan oleh IES[8] No Kerja Visual Illuminasi (lux) 1 Penglihatan biasa 100 2 Kerja kasar dengan detail wajar 200 3 Kerja umum dengan detail wajar 400 4 Kerja yang lumayan dengan detail kecil 600 (studio,gambar,menjahit) 5 Kerja keras, lama,detail kecil 900 (perakitan barang halus, menjahit dengan tangan) 6 Kerja sangat keras, lama, detail sangat kecil 1300-2000 (pemotongan batu mulia, tisik halus, mengukur benda sangat kecil) 7 Kerja luar biasa keras, detail sangat kecil (arloji dan pembuatan instrumen kecil) 2000-3000 2.1.4 Kualitas Daya Listrik Kualitas daya listrik ( Power Quality) adalah syarat umum yang menggambarkan karakteristik parameter listrik seperti arus, tegangan dan frekuensi. Permasalahan kualitas daya listrik merupakan permasalahan

mengenai daya listrik yang mengalami penyimpangan baik tegangan, arus dan frekuensi sehinggi dapat menimbulkan kesalahan operasi. Kualitas daya listrik ini dapat berubah tergantung dengan penggunaan jenis beban. Karena itu pada lampu di perlukan pengukuran kualitas daya listriknya untuk mengetahui karakteristik daya pada lampu tersebut. Daya dalam dalam sistem arus bolak-balik ada tiga macam, yaitu daya aktif (P) dengan satuan watt, daya reaktif (Q) dengan satuan VAR dan daya Semu (S) dengan satuan VA. Daya Aktif merupakan daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan kerja berupa panas, cahaya maupun kerja mekanis, sedangkan daya reaktif merupakan daya yang diperlukan oleh peralatanperalatan yang bekerja dengan sistem elektromagnet. Kedua daya tersebut (daya aktif dan daya reaktif) membentuk suatu daya total yang disebut daya semu. Daya semu inilah yang dihasilkan oleh pembangkit. Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya semu. Daya aktif digunakan untuk mengoperasikan beban sedangkan daya semu dihasilkan oleh generator pembangkit yang ditransmisikan ke pelanggan listrik. Bertambahnya daya reaktif berarti menyebabkan turunnya faktor daya listrik. Hubungan antara ketiga daya tersebut dan juga faktor daya dapat di lihat pada gambar berikut. Gambar 1. Segitiga Daya

Tabel 2. Persamaan Segitiga Daya Nama Rumus Satuan Daya Aktif (P) P = V.I.Cos Watt Daya Reaktif (Q) Q = V.I.Sin VAR Daya Semu S = V.I VA Faktor Daya (PF) PF = Cos 3. Metode Pengujian 3.1 Identifikasi Masalah Lampu LED memiliki konsumsi daya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan lampu LHE tetapi dapat menghasilkan kuat cahaya yang sama. Dengan demikian penggantian lampu LHE menjadi Lampu LED tersebut akan membuat konsumsi listrik menjadi semakin rendah. Masalah utama dalam skripsi ini adalah lampu merupakan suatu sumber panas. karena itu pada lampu LED memiliki sirip sirip pada bagian sisinya untuk mengurangi panas. Dari sini dapat diindikasikan bahwa LED memiliki panas yang cukup tinggi dibanding lampu LHE. Oleh kanena itu akan dicoba diukur besar distribusi suhu dari lampu LED dan LHE untuk membandingkan panas yang dihasilkan pada ketua jenis lampu tersebut. Selain itu Lampu LED yang memiliki konsumsi daya lebih rendah dibandingkan LHE apakah memiliki illuminasi kuat penerangan yang sama dengan lampu LHE. 3.2 Metode pengujian distribusi panas lampu LED dan LHE Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimana radiasi suhu dari lampu LED dan LHE yang diuji. Tujuannya untuk melihat bagaimana lampu dapat menaikkan suhu yang ada di sekitar mereka, dan berapa tinggi suhu tersebut untuk lampu LED dan LHE. Disini akan dilihat bagaimana tinggi suhu dari radiasi lampu tersebut untuk jenis lampu dan daya yang berbeda dan juga jarak yang berbeda. Karena semakin dekat dengan sumber panas (lampu), maka suhu yang ada disekitarnya akan semakin tinggi. Dari sini akan terlihat bagaimana lampu dapat menaikkan suhu yang ada disekitarnya.

Pengujian dilakukan dengan menyalakan lampu di kotak kayu dengan menggunakan tegangan 220 V dan mengukur panasnya dengan menggunakan termometer digital pada sumbu x dan juga sumbu y dan diberikan variasi jarak sebesar 5 cm di setiap pengukurannya. (a) (b) Gambar 2 a dan b. Rangkaian Pengukuran Suhu Pada Lampu 3.3 Pengujian Lux Lampu LHE dan LED Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimana lux yang dihasilan oleh lampu LHE dan LED yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan luxmeter pada Laboratorium Tegangan Tinggi dan Pengukuran Listrik dan dibandingkan besar lux yang

didapat pada 12 titik yang berbeda dari setiap lampu. Selain itu dicoba pengukuran dengan mengukur besar lux pada jarak 1 meter dari lampu dengan sudut yang berbeda-beda. (a) (b) Gambar 3 a dan b. Rangkaian Pengukuran lux yang dihasilkan lampu pada dasar ruangan.

Gambar 4. Rangkaian Pengukuran Lux yang dihasilkan lampu pada sudut tertentu. 4. Hasil Pengujian 4.1 Data Pengujian Lampu LED dan LHE Tabel 3. Data Pengujian lampu LED 5 Watt Tinggi Suhu pada sumbu X Tinggi Suhu pada sumbu Y Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 33,63 32,53 32,33 31,70 33,20 31,97 31,63 31,23 30,70 30,40 Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 12,2 Arus (ma) 47,75 PF 1 Lux pada ruang pengujian 30,195 Efikasi (lm/watt) 32,79

Tabel 4. Data Pengujian lampu LED 7 Watt Tinggi Suhu pada sumbu X Tinggi Suhu pada sumbu Y Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 34,27 33.32 32,,27 31,63 34,93 33,40 32,60 32,03 31,43 31,13 Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 14 Arus (Ampere) 58,8 PF 1 Lux pada ruang pengujian 52,33 Efikasi (lm/watt) 40 Tabel 5. Data Pengujian LHE 8 Watt Tinggi Suhu pada sumbu X Tinggi Suhu pada sumbu Y Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 34,77 32,67 32,40 31,77 32,47 31,97 31,63 31,30 31,10 30,53 Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 9,2 Arus (Ampere) 56,65 PF 1 Lux pada ruang pengujian 20,76 Efikasi (lm/watt) 39,13

Tabel 6. Data Pengujian lampu LHE 11 Watt Tinggi Suhu pada sumbu X Tinggi Suhu pada sumbu Y Jarak Lampu terhadap termometer 5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm 36,20 34,53 33,60 33,03 34,33 32,87 32,73 32,17 31,77 31,23 Tegangan (Volt) 220 Daya (Watt) 13,5 Arus (Ampere) 61,25 PF 1 Lux pada ruang pengujian 29,34 Efikasi (lm/watt) 39,92 4.2 Perbandingan Distribusi Panas pada lampu 4.2.1 Perbandingan distribusi panas lampu pada sumbu x Gambar 5. Perbandingan Suhu Lampu LED 5 Watt dan LHE 8 Watt pada sumbu x

Gambar.6 Perbandingan Suhu Lampu LED 7 Watt dan LHE 11 Watt pada sumbu x Berdasarkan hasil pengujian panas lampu pada sumbu x didapat data pengukuran suhu pada jarak 5 cm, 10 cm, 15 m, dan 20 cm dari lampu. Pada lampu LED 5 Watt di dapat pada jarak terdekat dari lampu, yaitu 5 cm didapat suhu sebesar 33,63 dan pada jarak terjauh dari lampu, yaitu 20 cm didapat suhu sebesar 31,70. Pada lampu LHE 8 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,77 dan pada jarak 20 cm sebesar 31,77. Pada lampu LED 7 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,27 dan pada jarak 20 cm sebesar 31,63. Sedangkan pada lampu LHE 11 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 36,20 dan pada jarak 20 cm sebesar 33,03 Berdasarkan grafik tersebut maka di dapat data bahwa panas yang dihasilkan lampu terhadap sumbu x oleh lampu hemat energi lebih tinggi dibandingkan pada lampu LED. Hal ini terlihat dari tinggi suhu maksimum dan juga penurunan suhu pada setiap kenaikan jarak. Terlihat bahwa perngukuran pada setiap jarak yang sama menghasilkan data bahwa lampu LHE memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan oleh lampu LED. Hal ini sepertinya dikarenakan pada sumber panas yang berbeda pada lampu. Pada lampu LED sumber panas terdapat pada selongsong besi atau heatsinknya, sedangkan lampu LEDnya sendiri tidak menghasilkan panas. Pada lampu LHE panas dihasilkan pada seluruh bagian lampu. Hal ini yang menyebabkan panas yang didistribusikan oleh lampu LHE pada sumbu x menjadi lebih tinggi.

4.2.2 Perbandingan distribusi panas lampu pada sumbu Y Gambar 7. Perbandingan Suhu Lampu LED 5 Watt dan LHE 8 Watt pada sumbu y Gambar 8. Perbandingan Suhu Lampu LED 7 Watt dan LHE 11 Watt pada sumbu y Berdasarkan hasil pengujian panas lampu pada sumbu y didapat data pengukuran suhu pada jarak 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm dan 30 cm dari lampu. Pada lampu LED 5 Watt di dapat pada jarak terdekat dari lampu, yaitu 5 cm didapat suhu sebesar 33,20 dan pada jarak terjauh dari lampu, yaitu 30 cm didapat suhu sebesar 30,40. Pada lampu LHE 8 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 32,47 dan pada jarak 30 cm sebesar 30,53. Pada lampu LED 7 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34,93 dan pada jarak 30 cm sebesar 31,13. Sedangkan pada lampu LHE 11 watt didapat panas pada jarak 5 cm sebesar 34.33 dan pada jarak 30 cm sebesar 31,23.

Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa pada awalnya panas yang dihasilkan oleh lampu LED lebih tinggi dibandingkan dengan panas yang dihasilkan oleh lampu LHE. Kemudian seiring pertambahan variasi jarak suhu yang dihasilkan oleh lampu LHE menjadi lebih tinggi dibandingkan suhu yang dihasilkan oleh lampu LHE. Hal ini sepertinya dikarenakan oleh luas penampang lampu LED di sumbu y lebih luas dibandingkan dibandingkan lampu hemat energi. Sehingga walaupun panas pada LED memiliki suhu yang lebih rendah tetapi pengaruhnya lebih besar pada jarak yang dekat dengan sumbu y bila dibandingkan lampu hemat energi. Dari sini kita melihat bahwa secara keseluruhan pada sumbu y lampu LHE tetap menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkan oleh panas yang dihasilkan oleh lampu LED. 4.3 Perbandingan Distribusi cahaya pada lampu Tabel 7. Pengukuran Lux Lampu LED 5 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 20,4 23 19,65 33,5 44,8 31,05 33,1 48,8 30,8 23,25 29,45 22,5 Tabel 8. Pengukuran Lux Lampu LED 7 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 30,7 41,45 31,4 55,8 78,1 48,4 62,25 80,6 54,95 39,55 47,1 35,5

Tabel 9. Pengukuran Lux Lampu LHE8 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 17,8 18,6 17,6 21,4 24,4 24,75 19,3 22 22,4 18,7 21,2 20,75 Tabel 10. Pengukuran Lux Lampu LHE 11 Watt pada 12 titik yang berbeda Besar Lux 26.3 32,05 29,45 32,6 35,7 34,05 26,5 29,6 33,7 24,95 24,7 25,2 Tabel 11. Pengukuran Lux Lampu pada beberapa sudut yang berbeda LED 5 Watt LED 7 Watt Besar Sudut Besar Lux Besar Sudut Besar Lux 0 31,34 0 47,4 30 49 30 75,8 45 59,25 45 89,6 60 59,65 60 96,1 90 69,06 90 116,43 120 60,4 120 101,65 135 55.15 135 90,3 150 48,05 150 77,15 180 32,06 180 47,5

195 180 165 210 240 255 225 270 70 60 50 40 30 20 10 0 285 300 315 330 345 0 15 LUX LED 5 Watt 150 30 135 120 105 90 75 60 45 Gambar 9. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LED 5 Watt berdasarkan sudut 270 120 240 255 100 225 80 210 60 40 195 20 180 0 165 285 300 315 330 345 0 15 LUX LED 7 Watt 150 30 135 120 105 90 75 60 45 Gambar 10. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LED 7 Watt berdasarkan sudut

Tabel 12. Pengukuran Lux Lampu LHE pada beberapa sudut yang berbeda LHE 8 Watt LHE 11 Watt Besar Sudut Besar Lux Besar Sudut Besar Lux 0 48,35 0 82,8 30 43,7 30 66,95 45 40,48 45 60,85 60 34,6 60 52,4 90 26,09 90 35,32 120 37,52 120 53,35 135 41,63 135 58,4 150 45,1 150 67,35 180 49,4 180 77,3 270 50 240 255 40 225 30 210 20 195 10 180 0 165 285 300 315 330 345 0 15 LUX LHE 8 Watt 150 30 135 120 105 90 75 60 45 Gambar 11. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LHE 8 Watt berdasarkan sudut

195 180 165 210 225 270 100 240 255 80 60 40 20 0 285 300 315 330 345 0 15 LUX LHE 11 Watt 150 30 135 120 105 90 75 60 45 Gambar 12. Hasil Pengukuran Distribusi Cahaya lampu LHE 11 Watt berdasarkan sudut Dari hasil pengujian coba kita bandingkan lux yang dihasilkan oleh Lampu LED 5 Watt, Lampu LED 7 Watt, Lampu LHE 8 Watt, dan Lampu LHE 11 Watt. Hasilnya adalah pada Lampu LED 5 Watt didapat hasil seperti tabel dengan Lux tertinggi sebesar 48,8 lumen/m 2, lux terendah sebesar 19,65 lumen/m 2 dan lux rata-ratanya sebesar 30,195 lumen/m 2. Pada Lampu LED 7 Watt didapat hasil lux tertinggi sebesar 80,6 lumen/m 2, lux terendah sebesar 30,7 lumen/m 2, dan lux rataratanya sebesar 52,33 lumen/m 2. Sementara pada Lampu LHE 8 Watt didapat hasil seperti tabel dengan Lux tertinggi sebesar 24,4 lumen/m 2, lux terendah sebesar 17,8 lumen/m 2 dan lux rata2 sebesar 20,76 lumen/m 2. Pada lampu LHE 11 Watt didapat hasil lux tertinggi sebesar 35,7 lumen/m 2 dan lux rata-ratanya sebesar 29,34 lumen/m 2. Selain itu kita lihat pada tabel distribusi cahaya berdasarkan sudut. Pada lampu LED 5 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 31,34 kemudian terus naik seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 69,06, lalu turun kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 32,06. Pada lampu LED 7 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 47,4 kemudian terus naik seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar

lux menjadi sebesar 116,43, lalu turun kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 47,5. Sementara Pada lampu LHE 8 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 48,35 kemudian terus turun seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 26,09, lalu naik kembali kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 49,4. Pada lampu LHE 11 watt awalnya pada sudut 0 besar lux yang didapat sebesar 82,8 kemudian terus turun seiring dengan kenaikan sudut sampai pada sudut 90 besar lux menjadi sebesar 35,32, lalu naik kembali kembali hingga pada sudut 180 luxnya menjadi sebesar 77,3. Dari hasil pengujian kita mendapatkan bahwa lux yang dihasilkan oleh lampu LED lebih besar dibandingkan dengan lampu hemat energi, tetapi kita dapat melihat bahwa penyebaran pada lampu hemat energi lebih baik daripada lampu LED. Hal ini dapat dilihat pada data dimana pada lampu hemat energi rata rata besar lux yang didapat pada keduabelas titik memiliki tingkat keterangan yang tidak berbeda jauh. Sedangkan pada lampu LED terlihat bahwa fokus cahaya berada pada daerah tepat dibawah lampu tersebut dan penyebarannya tidak terlalu merata. Selain itu, terlihat bahwa pada lampu LHE cahaya pada semakin terang seiring kenaikan sudut. Sementara pada lampu LED cahaya semakin redup seiring dengan kenaikan sudut. 4.4 Penggunaan Lampu LHE dan LED Dari hasil penelitian terhadap distribusi panasnya lampu LHE memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu LED. Sementara dari hasil penelitian terhadap distribusi cahayanya lampu LHE memiliki distribusi cahaya yang lebih baik dibandingkan dengan lampu LED. Walaupun Lampu LED memiliki Intensitas yang lebih baik dibandingkan LHE pada suatu titik. Berdasarkan data tersebut maka lampu LHE dan lampu LED memiliki keunggulan dalam hal yang berbeda. Karena itu lebih baik jika penggunaan lampu dipilih sesuai kebutuhkannya. Misalnya untuk penerangan pada ruang kamar kita membutuhkan cahaya yang merata, karena itu lebih baik jika menggunakan lampu LHE. Sementara pada lampu kendaraan yang butuh intensitas cahaya yang kuat lebih baik jika menggunakan lampu LED karena konsumsi daya yang lebih rendah dan tingkat intensitas yang lebih baik.

5. KESIMPULAN 1. Dari hasil pengukuran distribusi panasnya lampu LHE memiliki panas yang lebih tinggi dibandingkan lampu LED. 2. Dari hasil pengukuran distribusi cahayanya lampu LED memiliki Intensitas cahaya yang lebih tinggi dibandingkan lampu LHE, tetapi distribusi cahaya yang dihasilkan lampu LHE lebih baik dibandingkan lampu LED 3. Dari hasil penelitian tersebut maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya Lampu LHE dan LED digunakan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. REFERENSI [1]. Freeman, M.H.1990. Optics.London :Butterworths [2]. Philips. 1993. Lighting Manual. Eindhoven:Philips Lighting [3]. Boylestad, Robert dan Nashelsky, Louis. 1999. Electronic Devices And Circuit Theory. Upper Saddle River : Prentice Hall [4]. Kaufman, John E dan Christensen.1987. IES Lighting Handbook. New York: Illuminating Engineering Society [5]. Soedojo, Dr. Peter, B. Sc. 2009. Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi [6]. Sukisno, Toto dan Nugroho, Yusuf. 2011. Analisis Pengaruh Kombinasi Lampu Pijar, TL dan Lampu Hemat Energi Terhadap Kualitas Daya Listrik Di Rumah Tangga [7]. Philips LED Introduction diakses melalui http://www.lighting.philips.com/pwc_li/cn_zh/connect/assets/sparc2011/pdf_release/phi lips_led_introduction.pdf