BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Hamdani menyatakan bahwa active learnig adalah strategi belajar

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2009, hlm Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Media Tama,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting bagi manusia untuk menunjang dalam

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini mutu pendidikan dirasakan masih sangat kurang, terutama pada. pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia ternyata tidak terlepas dengan adanya pendidikan. Pendidikan merupakan upaya untuk memanusiakan manusia yang mana pada dasarnya adalah usaha untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu sehingga dapat hidup secara optimal, baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat, serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan dipandang sebagai usaha sadar yang bertujuan dan usaha mendewasakan anak. 1 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikdan sumber belajar pada lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan kepada pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu, pengetahuan, penguasaan, kemahiran, tabi at, sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membentuk peserta didik agar dapat berjalan dengan baik. Proses pembelajaran di alami sepanjang hanyat seorang manusiaserta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. 2 Bertahun-tahun pendidikan di beberapa sekolah mengalami masalah yang besar, yakni tidak ada keseimbangan pengetahuan yang diserap oleh para siswa dengan pemahaman nilai dan pembentukan sikap. Oleh karena itu sekolah menerapkan pendidikan agama islam. Pendidikan Agama sebagai suatu media atau wahana untuk menanamkan nilai-nilai moral dan ajaran keagamaan, alat pembentukan kesadaran bangsa. Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki sejumlah karakteristik. Karakteristik yang paling menonjol adalah fungsi utamanya yang tidak hanya meningkatkan pengetahuan tentang keislaman, tetapi menumbuhkembangkan 1 Nana Sudjana, Pembinaandan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru AlGensindo: Bandung, 1991, hlm. 2. 2 Efendi Adri, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, Kudus; 2009, hlm. 1. 1

2 dan meningkatkan penghanyatan terhadap ajaran Islam. 3 Intinya adalah bagaimana peserta didik dapat memahami Islam dan mengamalkannya. Pendidikan Agama Islam memiliki kompleksitas yang rumid dibanding dengan pelajaran yang lain. Pendidikan Agama Islam tidak sebatas pada upaya olah pikir tetapi juga harus meniscayakan olah kalbu yang sekaligus emosional-spiritual. Artinya Pendidikan Agama Islam tidak sekedar mendidik anak bangsa menjadi cerdas, tetapi juga bertakwa. Pada intinya Pendidikan Agama Islam bertujuan menumbuhkembangkan insan yang bertakwa, manusia yang menghayati arti Illahi. Seperti yang diterangkan dalam Surat Shaad Í # $!$# t ò2ïœ 7π ÁÏ9$sƒ 2 Νßγ oψóán= zr&!$ ΡÎ) Artinya : Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang Tinggi Yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. 4 Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan satu kegiatan untuk melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, akhlak, maupun sosial, agar dapat hidup mandiri sebagai idividu dan makhluk sosial. Sebagaimana yang dirumuskan di dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 dinyatakan: 5 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Nusa Putra, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam, Remaja Rosdakarya: Bandung, 2012, hlm. v. 4 Al-Qur an Surat Shaad Ayat 46, Yayasan Penyelenggara Penafsian Dan Penerjemah, Al- Qur an dan Terjemahannya, Depag RI, 2000. 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.

3 Pendidikan dalam fungsinya sebagai penilaian hasil belajar siswa, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh siswanya. Penerapan penilaian yang merupakan umpan balik (feed back) terhadap proses belajar mengajar, umpan balik ini akan di jadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar, selanjutnya akan tercapai hasil belajar khususnya Pendidikan Agama Islam ( PAI). Suatu kegiatan belajar mengajar ada kegiatan yang dinamaka dengan penilaian. Penilaian merupakan proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran untuk menganalisis unjuk kerja atau prastasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait 6. Penilaian sebagai bagian integral dari seluruh proses belajar mengajar, merupakan proses penentuan nilai pengukuran yang sudah dibandingkan dengan acuan tertentu. Penelitian mempunyai sejumlah fungsi di dalam proses belajar mengajar, yaitu: 1)Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar. 2)Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa. 3)Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa. 4)Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa. Berkenaan dengan pembelajaran PAI di sekolah, realitas penggunaan penilaian yang hanya cenderung pada peningkatan aspek kognitifnya saja, sedangka aspek afektif dan psikomotor tidak begitu di perhatikan, akibatnya siswa hanya memperoleh pengetahuannya saja. Oleh karena itu perlu adanya sebuah penilaanan yang mencakup aspak kognitif, afektif, dan psikomotor. 7 Hal ini sesuai dengan ketentuan penilaian berbasis kelas yang memperhatikan ketiga ranah tersebut. 8 Penilaian tersebut adalah penilaian performance. Penilaian performance merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati sikap peserta didik dalam berperilaku di lingkungan tempat 6 Adisusilo Sutarjo, Pembelajaran Nilai Karakter, Raja Grafindo Persada : Jakarta, hlm. 235. 7 Data diperoleh dari observasi SD 1 Honggosoco Jekulo Kudus, tanggal 06 Agustus 2016. 8 Majid Abdul, Diah Andayani, Pendidikan Agama IslamBerbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung : Remaja Rosda Karya; Bandung, 2004, hlm. 132.

4 belajar. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait dengan kecendrungan bertindak seseorang dalam merespon. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau yang diinginkan. 9 Secara teoritis, penilaian performance mempunyai hubungan timbal balik dengan hasil belajar siswa, karena model penilaian ini siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sedangkan pada hasil belajar, siswa dituntut untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian Performance melibatkan siswa dalam aktivitas yang memerlukan demonstrasi untuk keterampilan-keterampilan tertentu dan/atau dalam hal menciptakan suatu spesifikasi produk. Sebagai hasilnya, metode penilaian ini membolehkan kita untuk mengkotak-kotakkan hasil nilai belajar yang kompleks yang tidak bisa didapat dengan memberikan tes biasa saja. Dengan penilaian kinerja kita dapat mengamati siswa ketika mereka sedang perform/tampil atau menilai tingkatan kecakapan demonstrasi para siswa. Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. SD 1 Honggosoco merupakan sekolah yang lebih mengedepankan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dilatih untuk aktif dalam proses pembelajaran. Tidak hanya pengetahuan, akhlak dan mental yang baik dapat diperoleh oleh siswa. Hal itu sesuai dengan realita yang ada di SD 1 Honggosoco ada siswa yang pemalu dan pendiam, tetapi setelah belajar di SD 1 Honggosoco siswa tersebut berani tampil di depan temantemannya dan gurunya. Disinilah peran seorang guru disekolah sangat penting untuk dapat mendidik, memimpin, memfasilitasi serta memotifasi siswa sehingga nanti dapat dilihat hasilnya oleh para wali dari peserta didik. 10 9 Pramono Sigit, Panduan Evaluasi kegiatan Belajar Mengajar, Diva Press: Jogjakarta, 2014, hlm. 132. 10 Data diperoleh dari observasi SD 1 Honggosoco Jekulo Kudus, tanggal 06 Agustus 2016.

5 Dengan adanya pernyataan seperti diatas, maka tugas seorang guru tidak hanya mengajarkan kepada siswa tentang ateri pelajaran melainkan harus aktif melibatkan seluruh peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal itu yang mendasari pemakaian dari sebuah penilaian khususnya penilaian performance di SD 1 Honggosoco Jekulo Kudus yang mengharapkan siswa tidak hanya menerima pelajaran terapi siswa bisa bersikap akrif, kreatif dan percaya diri. Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mengetahui perkembangan siswa agar dapat memperagakan hasil pemahamannya dan sekaligus mendemostrasikan kopetensi yang dimilikinya perlu adanya penilaian performance. Berawal dari fenomena diatas penulis mencoba untuk mengadakan penelitian dengan judul: Pelaksanaan Penilaian Performance Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun Pelajaan 2016/2017 B. Fokus Penelitian Agar lebih terfokus dalam penelitian maka perlu adanya pembatasan. Fokus diartikan sebagai titik temu atau spesifikasi dari suatu permasalahan yang dikaji, sehingga dapat lebih fokus pada penelitian. Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada tingkat kepentingan masalah yang akan dipecahkan yaitu pelaksanaan penilaian performance di SD 1 Honggosoco. Sedangkan yang menjadi fokus penelitian adalah keterlibatan guru pendidikan agama Islam, dan siswa ketika melaksanakan penilaian performance dalam pembelajaran PAI yang sedang berlangsung di kelas IV di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabuten Kudus tahun pelajaran 2016/2017. Secara lugas judul dalam penelitian ini adalah: Pelaksanaan Penilaian Performance Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Tahun Pelajaan 2016/2017

6 C. Rumusan masalah Suatu pokok masalah dalam penelitian aka menentukan arah penelitian itu sendiri, masalah secara jelas akan dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukan pedoman dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya, sesuai dengan judul dan latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pembelajaran pendidikan agama Islam di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabuten Kudus tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana pelaksanaan penilaian performance dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun pelajaan 2016/2017? 3. Bagaimana kendala dalam pelaksanaan penilaian performance dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun pelajaan 2016/2017? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pembelajaran pendidikan agama Islam di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabuten Kudus tahun pelajaran 2016/2017. 2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan penilaian performance dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun pelajaan 2016/2017. 3. Untuk menguraikan kendala dalam pelaksanaan penilaian performance dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa di SD 1 Honggosoco Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun pelajaan 2016/2017. E. Manfaat Penelitian

7 Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Teoretis Nilai guna yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Sebagai khasanah pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada kajian tentang penerapan evaluasi pembelajaran pada materi PAI melalui suatu penilaian khususnya penilaian performance. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Madrasah 1) Mempermudah sekolah dalam mengembangkan sistem pembelajaran yang selama ini dilaksanakan. 2) Menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 3) Mengevaluasi sistem pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. b. Bagi Guru 1) Meningkatkan pemahaman serta kepekaan bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Memberikan inovasi baru dalam kegiatan pembelajaran. 3) Meningkatkan kreatifitas guru dalam melakukan penilaian pembelajaran. c. Bagi Siswa 1) Dapat mengembangkan bakat siswa yang mempunyai ide-ide cemerlang dan dituangkan dalam tulisan. 2) Memberi wawasan dan pemahaman pada siswa.