BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. maupun Internasional. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latifah Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan verbal - linguistik (cerdas kata-kata), logika matematika (cerdas angka), visual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Titi Sumiati, 2014 Meningkatkan kemampuan imajinasi menggambar melalui permainan reseotif

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak. diselenggarakan pada jalur formal, nonformal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki usia lanjut. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. relatif pada setiap orang. Dalam buku Terapi Musik, Monty (2002:35), adalah seorang

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan

2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak memiliki kharakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. bimbingan dan pengarahan anak tidak akan faham dan tidak tahu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas adalah cara anak untuk mengaktualisasikan diri, seperti yang dikemukakannya bahwa kreativitas sebagai salah satu aspek kepribadian yang sangat berkaitan dengan aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah perwujudan dari kreativitas. Kreativitas musikal merupakan bagian dari kreativitas anak untuk mengaktualisasikan dirinya melalui musik yang berkaitan dengan irama, nada, dan suara. Seperti yang dijelaskan oleh Adiningsih (2008, hlm. 7) bahwa kreativitas musikal merupakan kreativitas dalam mengelola atau menciptakan sesuatu yang berkaitan dengan irama, nada, dan suara termasuk suara-suara yang bersumber dari alam. Kreativitas musikal dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menggubah lagu dan musik, bernyanyi dan bermain alat musik, serta memiliki kepekaan yang kuat akan keserasian irama, nada, dan suara. Kreativitas musikal anak perlu dikembangkan karena dapat memunculkan ide, gagasan baru dan cara-cara baru dalam berkarya musik. Mahmud (1995, hlm. 52) juga menjelaskan bahwa kreativitas dibidang musik bertujuan memantapkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan musik yang diperoleh, oleh karena itu anak diharapkan belajar musik karena dapat merangsang kreativitasnya. Kreativitas musikal anak dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan musik karena anak-anak memang menyukai musik dan anak-anak akan lebih tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan lagu, bernyanyi, dan bermusik. Para ilmuwan di Jepang, Music Wonderland (Angkasa, 2013) juga berpendapat bahwa musik merupakan sarana ampuh bagi siswa untuk mengekspresikan

2 perasaannya. Bukan berarti mereka harus ahli memainkan satu alat musik tertentu, tapi yang penting musik dapat membawa keceriaan tatkala seorang anak secara positif terlibat dalam mengekspresikan pedalaman jiwanya. Selain itu Zufriady (2009) memandang bahwa memainkan alat musik dapat meningkatkan kreativitas terutama dalam bidang seni musik. Seperti yang diungkapkannya bahwa Kreativitas dalam seni musik berbentuk usaha individu untuk menemukan hal-hal yang baru dengan latar belakang apresiasi dan proses belajar di dalam memainkan dan bekerja dalam musik itu sendiri. Dengan memainkan alat musik, seseorang akan menemukan bagaimana cara memainkan yang benar, mencari nada yang pasti, teknik bermain yang baik hingga penghayatan dari sebuah alat yang dimainkan. Proses seperti ini akan memberikan stimulus untuk berkreativitas dan juga membangkitkan rasa untuk berinovasi dengan pengalaman-pengalaman yang sudah ada dan menemukan ide-ide baru didalam beraktifitas. Kreativitas dalam seni musik merupakan aspek penting karena adanya kepekaan dan apresiasi yang bisa menjadi bekal mewujudkan kreativitas musik anak. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan kreativitas musikal sejak dini. Namun, kondisi yang terjadi di lapangan tidak demikian. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 9 Desember 2013 sampai dengan 6 Februari 2014 di PAUD Wisana Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung pada anak kelompok B, ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kreativitas musikal, diantaranya 1) anak kurang berminat dan menunjukkan kejenuhan pada saat bernyanyi, 2) belum mampu mengekspresikan diri dengan membuat berbagai bunyi dari berbagai alat musik sederhana untuk membentuk irama, 3) anak masih meniru temannya ketika diminta menyanyi secara bergantian dan 4) belum dapat membuat pola irama yang berbeda dari yang dicontohkan guru. Kondisi tersebut juga didukung oleh pernyataan guru bahwa anak kelompok B memang tingkat kreativitas musikalnya masih rendah dan perlu ditingkatkan.

3 Permasalahan yang dipaparkan di atas mungkin saja terjadi karena proses kegiatan pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah 1) kurangnya antusias dan semangat guru dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran; 2) kegiatan pembelajaran yang terkesan akademik, lebih menekankan anak untuk membaca, menulis, dan berhitung; dan sesekali mewarnai sehingga kurang memunculkan minat anak; 3) proses pembelajaran hanya diisi dengan mengerjakan LKA (Lembar Kerja Anak); 4) minimnya implementasi pembelajaran untuk menstimulasi kreativitas musikal anak; 5) kurang kreatif dalam mendesain kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran musik karena anak hanya mendengarkan musik dan bernyanyi saja, kebanyakan pembelajaran seni di kelas hanya sebatas menggambar dan mewarnai. Tentu saja hal tersebut membuat anak kurang terstimulasi dalam menuangkan ide dan imajinasinya dalam bermusik sehingga menghambat kreativitas musikal anak; dan 6) suasana pembelajaran yang monoton. Berkenaan dengan sistem pendidikan di indonesia, Supriadi (dalam Kurniati & Rahmawati, 2011, hlm. 9) berpendapat bahwa salah satu kemungkinan penyebab rendahnya kreativitas anak Indonesia adalah lingkungan yang kurang menunjang anak untuk mengekspresikan ide-ide kreativitasnya khususnya dilingkungan keluarga dan sekolah. Disinilah perlu adanya upaya guru dalam memberikan pembelajaran yang menarik dan melibatkan siswa secara aktif terutama untuk meningkatkan kreativitas musikal anak didiknya. Guru sebagai penentu keberhasilan dalam memberikan pembelajaran harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengembangkan kreativitas anak didiknya. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan kreativitas musikal anak. Kreativitas musikal anak akan berkembang apabila anak diberikan stimulasi yang tepat dan kesempatan untuk menjadi kreatif. Kegiatan bermusik dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplor musik, mengungkapkan ide kreatif dan gagasan imajinasinya melalui pengalaman

4 langsung yang memfokuskan pada kompetensi musikal anak yaitu: kepekaan musikal, daya apresiasi, dan kreativitas. Dalam penelitian ini disampaikan salah satu alternatif tindakan dalam meningkatkan kreativitas musikal anak yaitu melalui permainan musik dari barang bekas. Hal ini didukung oleh pendapat Angkasa (2013) yang menyatakan bahwa permainan musik sederhana memang dapat meningkatkan kreativitas musikal anak, namun harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah masing-masing. Saat ini banyak sekolah yang tidak mengajarkan musik karena terbatasnya dana untuk pengadaan alat musik. Barang bekas bisa dijadikan alat untuk permainan musik karena selain tersedia dilingkungan sekitar kita, juga murah dan mudah didapat. Barang bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai (sisa), yang kegunaannnya tidak sama seperti benda yang baru (Yuniar, 1997). Memanfatkan barang bekas sebagai media pembelajaran disekolah bukanlah hal yang baru. Sebelum adanya media yang modern guru-guru memanfaatkan barang bekas sebagi media pembelajarannya. Namun saat ini sangat jarang sekali ditemui guruguru yang masih mau menuangkan ide kreatifnya dengan kembali memanfaatkan barang bekas sehingga ketika mereka harus jauh dengan media modern tersebut mereka bingung dan telah melupakan media yang bisa dibuat dari barang-barang bekas. Akibatnya guru kurang peka untuk memanfaatkan potensi disekitar lingkungan mereka sehingga menyebabkan guru kekurangan ide untuk menciptakan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memudahkan anak belajar. Kreativitas musikal anak dapat dikembangkan melalui permainan musik dari barang bekas. Dalam permainan musik dari barang bekas ini, anak diajak untuk berkreasi membuat alat musik sederhana dan menciptakan permainan musik. Barang bekas tersebut dapat dibuat menjadi alat-alat musik perkusi sederhana. Mahmud (1995, hlm. 66) mengatakan bahwa alat musik perkusi atau alat musik pukul merupakan alat musik yang bunyinya ditimbulkan oleh pukulan sebuah benda dengan benda yang lainnya. Melalui alat musik perkusi anak akan belajar mengenai pola ketukan serta melatih kepekaan rasa. Macam-macam alat musik perkusi barang bekas

5 ini antara lain berasal dari ember plastik, paralon, kaleng bekas (besar dan kecil), botol minuman, dan piring seng. Berbagai macam bahan-bahan tersebut jika dibuat menjadi alat musik tentu akan menghasilkan bunyi yang khas sehingga lebih menarik bagi anak karena menurut mereka hal itu sangat unik sehingga anak akan tertarik untuk mencoba membuat berbagai bunyi dari barang bekas tersebut. Dari sinilah kreativitas akan muncul, seperti yang dikatakan oleh Kurniati & Rahmawati (2011) bahwa kreativitas akan muncul pada individu yang memiliki motivasi tinggi, rasa ingin tahu dan imajinasi. Kreativias musikal anak muncul ketika anak termotivasi untuk mengembangkan imajinasinya dalam memainkan alat musik. Dalam permainan musik dari barang bekas ini anak dapat membuat alat musik perkusi sederhana, menghiasnya agar lebih menarik kemudian memainkannya bersama-sama. Secara tidak langsung hal ini dapat mengembangkan imajinasi anak untuk menciptakan hasil karya baru, kegiatan tersebut merangsang anak untuk menyukai seni musik juga membantu anak mengembangkan kreativitas dan kemampuan musikalnya karena alat musik tersebut hasil karyanya sendiri sehingga anak akan lebih tertarik dan antusias dalam kegiatan permainan musik. Pengembangan kreativitas musikal melalui permainan musik dari barang bekas dapat menyalurkan emosi dan perasaan juga dapat merangsang kecerdasan musikal anak. Kecerdasan musikal berkaitan dengan kemampuan menangkap bunyi-bunyian, membedakan, mengubah, dan mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suarasuara yang bernada dan berirama. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, melodi dan warna suara (Haenilah, 2009, hlm. 71). Kecerdasan anak berkembang ketika ia berimajinasi dalam mengolah nada untuk membuat musik sederhana atau bunyi-bunyian. Selain itu Adiningsih (2008, hlm. 5) mengungkapkan bahwa permainan alat musik berperan penting dalam pembentukan pribadi anak yang harmonis dalam logika, rasa estetis, dan artistik serta etika dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak. Sebagai upaya dalam meningkatkan kreativitas musikal anak, maka anak perlu diaktifkan dalam kegiatan permainan musik, dalam hal ini anak diajak untuk membuat alat musik perkusi sederhana dari barang bekas

6 dan melakukan permainan musik dengan menbuat komposisi bunyi dan ritme yang baru melalui alat musik dari barang bekas. Oleh karena itu berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Permainan Musik dari Barang Bekas. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dituangkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan kreativitas musikal anak sebelum diterapkan permainan musik dari barang bekas pada anak kelompok B di PAUD Wisana Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana penerapan permainan musik dari barang bekas untuk meningkatkan kreativitas musikal pada anak kelompok B di PAUD Wisana Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan kreativitas musikal anak setelah diterapkan permainan musik dari barang bekas pada anak kelompok B di PAUD Wisana Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan kreativitas musikal anak sebelum diterapkan permainan musik dari barang bekas. 2. Untuk mengetahui penerapan permainan musik dari barang bekas dalam meningkatkan kreativitas musikal anak 3. Untuk mengetahui kemampuan kreativitas musikal anak setelah diterapkan permainan musik dari barang bekas.

7 D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang terkait diantaranya: 1. Manfaat Teoritis Memberikan pemahaman mengenai penerapan permainan musik dari barang bekas untuk meningkatkan kreativitas musikal anak kelompok B di PAUD WISANA melalui permainan musik dari barang bekas. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Bagi peserta didik Proses pembelajaran musik yang dikemas dalam kegiatan permainan musik dari barang bekas yang menyenangkan dan menarik diharapkan dapat meningkatkan keaktifan anak dalam pembelajaran, mengasah daya kreativitas musikal dan kemampuan bermusik anak. b. Bagi guru 1) Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber motivasi, inovasi, dan cerminan pembelajaran kreativitas musikal anak usia dini 2) Memberikan wawasan baru dan bermakna dalam membantu perkembangan anak secara optimal terutama dalam meningkatkan kreativitas musikal anak. 3) Meningkatkan kretivitas guru dalam kegiatan pembelajaran kreativitas musikal untuk anak usia dini melalui kegiatan memanfaatkan barang bekas c. Bagi sekolah 1) Memberikan masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran yang kreatif dan inovatif di Taman Kanak-kanak 2) Mewujudkan model pembelajaran yang inovatif dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar TK

8 E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I yang di dalamnya terdapat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang ditujukan baik untuk anak, guru dan lembaga PAUD serta struktur organisasi penulisan skripsi. BAB II membahas kajian teori tentang meningkatkan kreativitas musikal anak melalui permainan musik dari barang bekas yang menjelaskan tentang kreativitas, kreativitas musikal, permainan musik, barang bekas, dan penelitian terdahulu. BAB III adalah metode penelitian yang di dalamnya memuat tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV adalah hasil penelitian dan pembahasan. Pada bagian hasil penelitian berisi tentang kondisi objektif kemampuan kreativitas musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015, penerapan permainan musik sederhana dari barang bekas dalam meningkatkan kreativitas musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015, peningkatan kreativitas musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah penggunaan permainan musik sederhana dari barang bekas, sedangkan pada bagian pembahasan berisi tentang kemampuan kreativitas musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015 sebelum panggunaan permainan musik sederhana dari barang bekas, pelaksanaan kegiatan permainan musik sederhana dari barang bekas dalam meningkatkan kreativitas musikal anak, kemampuan kreativitas musikal anak kelompok B PAUD WISANA Kel.Ledeng Kec.Cidadap Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah penerapan permainan musik sederhana dari barang bekas. BAB V adalah simpulan dan rekomendasi. Pada bab ini mengemukakan tentang kesimpulan yang akan diambil dan saran atau rekomendasi yang diberikan. Daftar Pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan

9 digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian.