BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA BAB I NAMA, KEDUDUKAN, LAMBANG, HYMNE DAN KODE ETIK

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENGGERAK

PERJANJIAN TUGAS BELAJAR MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK NOMOR: B-038/STIS/2700/9/2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207 TAHUN 1961 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN MENTERI PERTAMA, WAKIL MENTERI PERTAMA DAN MENTERI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1994 TENTANG TUNJANGAN PEMERIKSA PAJAK, AGEN, STATISTISI, DAN PENYULUH PERINDUSTRIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170 / PMK.07/ 2007 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. Pahlawan No Telpon (031) Fax.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

melalui Penambahan Kepemilikan Modal Saham Pemerintah Kota Depok pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak wanita yang ikut bekerja untuk membantu mencari

BAB III SISTEM PENDIDIKAN PAUD AISYIYAH KASIHAN. kecamatan Kasihan Ibu Dra. Hj. Suhartati, bahwa hal yang mendasari didirikannya

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA BAB I LAMBANG. Pasal 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menurut pandangan orang banyak. Semakin bagus karir yang dimiliki

BAB V PENUTUP. Bagian ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan, keterbatasan, implikasi dan saran-saran. Kesimpulan menjelaskan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang YB. Mangunwijaya (Alm)

Bab 5. Kesimpulan dan Implikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kalangan menengah ke-atas (high-middle income). lebih dari batas UMR termasuk golongan menengah ke atas.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 19 TAHUN 2000 (19/2000) TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

ANGGARAN DASAR PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

BAB V PENUTUP. Setelah melakukan analisis data maka hasil penelitian yang dapat dirangkum oleh penulis antara lain:

PERHIMPUNAN ORNITOLOG INDONESIA (POI)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1994 TENTANG TUNJANGAN PEMERIKSA PAJAK, AGEN, STATISTISI, DAN PENYULUH PERINDUSTRIAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI DINAS PENDIDIKAN KOTA TANJUNGBALAI. Jln. Gaharu No. 3 Telp. (0623) Fax (0623) Tanjungbalai Kode Pos 21368

PERJANJIAN KINERJA (DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA) TAHUN 2016

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENGGERAK

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1995 TENTANG TUNJANGAN TEKNISI SIARAN, ANDALAN SIARAN, DAN ADIKARA SIARAN

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 706 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Transfer ke Daerah dan Dana Desa, persetujuan atas pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau untuk provinsi/kabupaten/kota yang d

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1995 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/94 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki, serta mempertahankan guru yang berkualitas.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1984 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1983/1984 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Seperti pada kota besar, AMDK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG TUNJANGAN HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG TUNJANGAN PANITERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KOTA TANJUNGBALAI DINAS PENDIDIKAN KOTA TANJUNGBALAI. Jln. Gaharu No. 3 Telp. (0623) Fax (0623) Tanjungbalai Kode Pos 21368

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 6

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya konkrit pemerintah maupun lembagalembaga

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1957 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KEJURUAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor: 12 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri: B Nomor : 12

PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG HONORARIUM GURU BANTU DI KOTA SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2009 WALIKOTA SURABAYA,

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dasar-dasar perkawinan dibentuk oleh unsur-unsur alami dari

BAB I PENDAHULUAN. ataukah perusahaan yang terlalu keras terhadap karyawan nya. Para ahli

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1998 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 1996/1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. khusus dan pengkajian yang lebih mendalam karena bagaimanapun juga dalam suatu

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2017

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Tingkat Intent to Leave di Kalangan Guru PAUD Satria Tunas Bangsa dan TK Kamulyan Terpadu Dari keseluruhan enam guru, terdapat dua guru yang memiliki keinginan untuk mengundurkan diri (intent to leave). Di PAUD Satria Tunas Bangsa dan TK Kamulyan Terpadu, dua guru yang berpotensi intent to leave usia mereka paling muda diantara keenam guru, yaitu dua puluh sembilan tahun dan tiga puluh empat tahun. Subyek yang berada pada usia ini memiliki peluang atau pilihan kerja yang lebih besar dibandingkan subyek yang berusia kurang lebih empat puluh tahun. Kesejahteraan guru menjadi pertimbangan utama pada guru yang berniat untuk mengundurkan diri. Penghasilan guru yang paling rendah kurang lebih empat ratus ribu rupiah, sedangkan yang paling tinggi dengan jabatan kepala sekolah kurang lebih tujuh ratus ribu rupiah. Kondisi ini mengharuskan tiga orang guru bekerja sampingan di luar jam mengajar; dua orang guru menjadi guru les privat dari sore hari hingga malam hari, sedangkan seorang guru bekerja sebagai staff administrasi lembaga lain dari siang hari 42

hingga sore hari. Hal ini mereka lakukan agar dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Ketika guru memilih bertahan atau berniat untuk meninggalkan pekerjaan, dilatar belakangi juga oleh tanggung jawab dalam sebuah keluarga. Keseluruhan gender guru adalah wanita; dua orang wanita lajang dan empat orang wanita menikah dan memiliki anak. Guru yang belum berumah tangga, mereka harus bekerja untuk menafkahi paling tidak diri sendiri. Guru yang sudah menikah cenderung memilih bertahan untuk sementara waktu untuk mengajar di sekolah, karena penghasilan bukanlah prioritas karena mereka tidak berperan sebagai kepala keluarga. 1.1.2 Motivasi Memilih Profesi Guru Pra Sekolah Motivasi yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan munculnya intent to leave. Pada saat awal guru memenuhi permintaan pemimpin untuk melayani di bidang pendidikan, mereka berharap pelayanan ini akan sebanding dengan kesejahteraan mereka. Kesejahteraan ini menjadi dasar dari motivasi kebutuhan existence yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Demi memenuhi permintaan pemimpin, seorang subyek meninggalkan pekerjaan yang lama untuk mengajar di TK dengan harapan memiliki pekerjaan yang lebih baik. Diharapkan dengan hubungan baik dengan pemimpin dapat mempermudah untuk menyampaikan gagasan-gagasan mengembangkan 43

sekolah. Namun seiring berjalannya waktu, subyek mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide-ide untuk meningkatkan kualitas sekolah karena keterbatasan dana yang menjadi permasalahan tanpa ujung pangkal. Ketika subyek memutuskan untuk bekerja sebagai guru pra sekolah dengan alasan karena ingin bekerja dengan waktu yang lebih fleksibel dibanding pekerjaan lain, pada akhirnya hal itu sulit dicapai karena ternyata subyek masih harus bekerja lagi di luar jam mengajar untuk mencari penghasilan tambahan. 1.2 Implikasi Terapan Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi TK Kamulyan Terpadu, kesejahteraan guru sebaiknya ditingkatkan agar guru dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bagaimanapun juga, penghasilan merupakan kebutuhan mendasar para guru. Jika kebutuhan para guru dapat tercukupi dengan mengajar di TK ini, guru tidak akan memikirkan atau bahkan memutuskan untuk mencari pekerjaan lain. Pihak pengelola juga sebaiknya mempertimbangkan peningkatan kualitas sekolah dengan mendanai baik pelatihan-pelatihan ataupun seminar-seminar yang diperlukan para guru untuk pengembangan sekolah melihat penurunan jumlah murid tahun-tahun terakhir ini. 44

2. Bagi pengurus PAUD Satria Tunas Bangsa, diharapkan dapat mempertimbangkan kelayakan gaji yang diperoleh para guru, terutama guru-guru yang berpendidikan tinggi, berkompeten dan dinilai memiliki kinerja yang baik. Jika kelayakan gaji ini tidak disikapi dengan serius, pihak pengurus akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan guru yang berkualitas secara latar belakang pendidikan juga memiliki kinerja yang baik. Peningkatan jumlah siswa akan terus bertahan apabila sekolah menyediakan dan mempertahankan guru-guru yang berkualitas sebagai unsur penting dalam pendidikan. 1.3 Keterbatasan Penelitian dan Agenda Penelitian Selanjutnya Penelitian yang telah dilakukan ini memiliki keterbatasan, yaitu: 1. Penelitian ini hanya dalam lingkup guru yang masih aktif mengajar untuk melihat seberapa besar minat guru untuk mengundurkan diri. Penelitian ini tidak melihat alasan-alasan kuat dari guru yang sudah mengundurkan diri; 45 2. Penelitian ini dilakukan satu arah saja dengan para guru di PAUD Satria Tunas Bangsa dan TK Kamulyan Terpadu. Penelitian ini tidak melibatkan pengurus yayasan terkait guna mengumpulkan informasi mengenai kebijakan sekolah untuk mempertahankan guru.

Adanya keterbatasan tersebut, maka diusulkan beberapa agenda penelitian yang akan datang sebagai berikut: 1. Untuk mengamati lebih jauh fenomena turnover, penelitian dapat dilakukan dengan metode wawancara dengan guru-guru yang sudah mengundurkan diri sehingga alasan guru memutuskan untuk mengundurkan diri atau berpindah tempat kerja dapat diketahui lebih mendalam. 2. Perlu dikaji lebih mendalam tentang kebijakan sekolah untuk mempertahankan guru agar tetap mau bergabung di suatu sekolah sehingga turnover yang berdampak negatif dapat diminimalisir. 46