PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINNING

dokumen-dokumen yang mirip
Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Rita Juliani dan Saima Putrini R. Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Ida Wahyuni dan Khairil Irfan Lubis Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

AbdulHakim SdanEva Sari E. Br. Aritonang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA KONSEP DAN AKTIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

Anton Jahuda Parhusip dan Eva Marlina Ginting Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Yehuda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 3 KISARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen kuasi atau eksprimen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan

Nurlia 1 *, Mursalin 2 *, Citron S. Payu 3 **

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISW A

Fernando Lumban Batu dan Nurdin Siregar Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penggunaan

DAFTAR ISI Mochamad Yuniardi, 2014 Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14

PENGARUH MODEL PEMBELEJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 7 MEDAN Tjiufen Viin M Manurung dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Mentari_cute92@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar fisika siswa SMA dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelejaran. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desai penelitian Two Group Pretest-Postest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 7 Medan yang terdiri dari 5 kelas dan sampel 2 kelas yang ditentukan secara cluster rondom sampling, yaitu kelas X IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 1 sebagai kelas kontrol. Dari uji hipotesis diperoleh ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan pembelajaran inquiry training dan pemebelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan dikelas X SMA N 7 Medan. Kata Kunci : Model pembelajaran inquiry training. PENDAHULUAN Pendidikan sebagai salah satu sektor paling penting dalam pembangunan nasional, dijadikan sebagai andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Di samping perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan teknologi yang pesat juga menuntut kita untuk mampu bersaing dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam perkembangn tersebut. Yang menjadi masalah adalah lemahnya proses pembelajaran sebagai proses interaksi guru dengan siswa dalam mempelajari materi yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Permasalahan yang sering ditemukan adalah minat dan keaktifan siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh setelah akhir pelajaran, ulangan harian dan ujian semester yang masih rendah. Peneliti mewawamcarai guru mata pelajaran fisika di SMAN 7 Medan. Beliau mengatakan hasil belajar siswa cenderung masih rendah yaitu rata-rata 62,40 padahal Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu 64,00. Data angket yang diperoleh menunjukkan bahwa 59,5% siswa tidak menyukai pembelajaran Fisika di kelas karena sulit dipahami, kurang menarik, dan nmembosankan, 25, 53% menyatakan bahwea pembelajaran fisika dikelas biasa saja, dan 14,89% menyatakan bahwa pembelajaran Fisika di Kelas mudah dan menyenangkan. Berdasarkan angket juga diperoleh sebanyak 48,94% siswa menginginkan hasil belajar fisika sambil bermain, 29,79% siswa menginginkan belajar fisika dengan eksperimen dan demonstrasi, dan 21,27% menginginkan belajar dengan mengerjakan soal. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik,seorang guru harus bisa 195

menciptakan susasana yang dapat menarik perhatian siswa dan melibatkan mereka dalam proses pembelajaran. Untuk itu guru harys dapat merencanakan, menyusun dan mendesain proses pembelajaran dengan menggunakan model, metode mengajar yang nantinya dapat memotivasi siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu guru diharapkan dapat merencanakan kegiatn yang berpengaruh pada siswa dalam hal pemahaman konsep materi pelajaran yang akhirnya dapat berdampak pada pencapaian hasil belajar yang optimal sehingga siswa tidak menganggap fisika itu sulit. Model pembelajaran Inquiry Training adalah salah satu bentuk kegiatan yang di dapat mengaktifkan siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan siswa. Pada prinsipnya, model pembelajaran inquiry taining mewajibkan para siswa untuk mengajukan pertanyaan, namun siswa tidak sengaja meminta guru untuk menjawab pertanyaan tersebut, melainkan memnbuat hipotesis sendiri ( Joyce et all, 2009). Pertanyaan tersebut dapat diajaukan sebagai bahan diskusi bersama teman sekelompoknya dan hipotesis tersebut akan mendapat hasil setelah diskusi kelompok dan eksperimen selesai. Pada akhirnya, penemuan pertanyaan serta jawaban sementara yang di buat sendiri dapat menyebabkan perubahan dan ketergantungan pada penguatan luar pada rasa puas akibat keberhasila nmenemukan sendiri,baik berupa pertanyaan atau masalah maupun atas jawaban permasalahan yang diajukan (Suryosubroto, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Harahap F (2012) menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Suhu dan Kalor diperoleh nilai rata-rata pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 35,5 dan 30,8. Setelah diberikan perlakuan pada kedua kelas diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 78,7 dan 62,8. Aktivitas siswa selama melakukan pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen dapat terlihat dari skor aktivitas siswa pada ketiga pertemuan yang mencapai 80,7 dengan predikat sangat aktif. Aktivitas siswa di kelas kontrol yang di ajar dengan cara belajar konvensional menunjukkan skor aktivitas 62,35 dengan predikat aktif. Namunpara peneliti masih memiliki kelemahankelemahan seperti : peneliti masih kurang dalam pengendalian kelas dikarenakan siswa kurang terbiasa dengan pembelajaran pendekatan inquiry training. Peneliti masihkurang mampu dalam menggunakan alokasi waktu sesuai dengan RPP. Peneliti susah membentuk kelompok dikarenakan siswa masih mengalami kebigungan sehingga suasana kelas menjadi kurang kondusif. Berdasarkan hal tersebut penulis akan berusaha lebih giat lagi mengkondusifkan kelas dan dalam pembelajaran di kelas penulis akan memfalisitasi siswa dengan bahan ajar. Di samping itu juga peneliti sebelumnya tidak melihat peningkatan aktivitas siswa di kelas eksperimen dan hal ini juga yang menjadi perbedaan dari penelitian sebelumnya. Tempat penelitian penulis kali ini akan dilaksanakan di SMA N 7 Medan karena sekolah tersebut mempunyai disiplin yang tinggi, siswanya heterogen seperti beda agama, suku dan juga daerah asal yang nantinya akan dipadukan pada saat diskusi pembelajaran. 196

METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk quasi experiment. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Medan pada Semester I T.P. 2014 / 2015. Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan yang berbeda. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dilakukan dengan memberikan tes pada kedua kelas sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel.1 Two Group Pretest dan Postest Kelas Pre Tes Perlakuan Pos Tes Eksperimen T 1 X T 2 Kontrol T 1 Y T 2 Keterangan : T1 : Tes kemampuan awal (pretes) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. T2 : Tes kemampuan akhir (postes) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. X1 : Perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry training. Y : Perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Hasil pretes yang diperoleh dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Kemudian dilakukan uji homogen untuk mengetahui apakah data bersifat homogen atau tidak. Setelah data berdistribusi normal dan juga homogen, maka dilakukan Uji t dua pihak (uji kemampuan awal/pretes) yang digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada kedua kelompok sampel. (Sudjana, 2005). Selanjutnya apabila kedua kelas sampel diketahui mempunyai kemampuan awal yang sama maka kedua sampel diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan menggunaka model pembelajaran konvensional. Setelah diberikan perlakuan maka selanjutnya adalah kedua kelas diberikan postes. Untuk mengolah data pada postes sama seperti pada pretes dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogen. Setelah data berdistribusi normal dan juga homogen maka dilakukaan uji t (uji kemampuan akhir/postes) yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di SMA N 7 Medan populasi berasal dari kelas X yang terdiri dari lima kelas. Dari populasi tersebut di ambil dua kelas sebagai sampel. Untuk itu diperlukan analisis terhadap hasil belajar fisika sebelum diberikan perlakuan. Dari tujuh kelas tersebut, dengan cara cluster rondom sampling kelas X IPA 5 terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Sebelum kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretes untuk melihat kemmpuan awal siswa dan berdasarkan hasil preters yang diperoleh, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 34,33 dengan standar deviasi 13,47 dan nilai pretes kelas kontrol 35,50 dengan standar deviasi 12,93. Selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan, masingmasing kelas diberi postes. Data yang terkumpul kemudian di analisis untuk 197

mengetahui apakah ada perbedaan akibat perlakuan pembelajaran yang diberikan. Berdasarkan 40 responden pada kelas ekdperimen di dapat data bahwa nilai rata-rata postes sebesar 70,50 dengan standar deviasi 13,47 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol sebesar 61,50 dengan standar deviasi 12,56. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan antara nilai postes kelas eksperimen yang menggunakan modelpembelajaran inquiry training dan pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaaran konvensional. Adanya perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh kelebihan model inquiry training tersebut yang mengaktifkan peserta didik,mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa (Harahap F, 2012), dan juga menurut Salaga (2003) bahwa pertanyaan adalah pembangkit motivasi yang dapat mnerangsang peserta didik untuk berpikir. Dari distribusi nilai pretes, postes kelas ekperimen dan kelas kontrol tersebut dibuat histogram yang dapat dilihat pada Gambar 1. Kelas Pretes Kesimpulan L hitung L tabel Ekperimen 0,1132 0,0969 Normal Kontrol 0,1018 0,0974 Postes L hitung L tabel Ekperimen 0,1368 0,1476 Normal Kontrol 0,1415 0,1519 Pengujian homogenitas data pretes pada kelas kontrol dilakukan dengan uji t dua pihak untuk mengetahui apakah keklompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas data yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol. Sampel t hitung t tabel Kesimpilan Pretes -0,04 1,99 Homogen Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa sama atau homogen. Hasil uji hipotesis untuk pretes menggunakan uji t pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil uji hipotesis terhadap hasilpostes dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Uji Hipotesis Pada Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol. Sampel t hitung t tabel Kesimpulan Postes 6,544 1,668 Ada perbedaan Gambar 1. Data pretes dan postes Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors untuk kedua kelas sampel diperoleh bahwa nilai pretes dan postes berdistribusi normal seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pretes kedua kelas. Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulakan bahwa ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran juga diamati. Aspek aktivitas yang dinilai antara lain : mengerjakan tuga kelompok yang diberikan, mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan terhadap jawaban orang lain dan mencatat hasil diskusi. Aktivitas dinilai berdasarkan 198

urutan aktivitas terendah-tertinggi, urutan pretes terendah-tertinggi berdasarkan kelompok. Rata-rata keberhasilan per indikator dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Presentase Penilaian Indikator. No Indikator Penilaian Presentase (%) 1 Merumuskan masalah 12,5 2 Mengumpulkan dataverifikasi 10,5 3 Menganalisis data 25 percobaan 4 Menganalisis data 37,5 percobaan 5 Merumuskan kesimpulan 35,5 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa hasil rata-rata penilaian perindikator masih jauh dari nilai ratarata aktifitas. Indikator yang diharapkan dapat mendukung model pembelajaran ini tapi justryu presentasenya kecil seperti mengumpulkan data verifikasi dan merumuskan masalah. Dalam hal ini peneliti masih kurang bisa dalam menguasai kelas. Semua komponen belum berjalan lancar dan belum sempurna. Keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktifitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut masih perlu untuk lebih diperhatikan. Penerapan model inquiry training yang telah dilakukan oleh penulis belum mendapatkan hasil yang optimal karena pada pembelajaran masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh penulis. Nilai aktifitas siswa tidak secara keseluruhan aktifitas belajar dalam siswa adalah 52,78 termasuk dalam kriteria cukup aktif sejalan dengan kriteria kemempuan siswa juga dikrateriakan baik yaitu 72,91 tetapi diliohat dari hasil peristiwa hanya sebagian siswa dengan kriteria cukup aktif yang mampu meningkatkan hasil belajarnya menjadi baik. Hal ini dapat terjadi karena kelemahan yang terdapat dari penelitian. Penggunaan model inquiry training dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi selama pembelajaran masih ada kendala yang dihadapi peneliti yaitu, ketika memberikan contoh pertanyaan yang cocok kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung.hasil penilaian aktivitas belum dapat memberikan gambran meningkatkan hasil belajar seperti yang diharapkan, dalam hal ini kelemahan yang terjadi dapat disebabkan oleh penguasaan kelas yang belum maksimal dan juga penjelasan peneliti yang kurang memadai kepada observer. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan modelpembelajaran inquiry training pada materi pokok besaran dan satuan memberikan nilai rata-rata dengan kategori baik dan cukup aktif. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan memberikan nilai rata-rata dengan kategori cukup. Ada pengaruh yang signifikan antara hasil bnelajar siswa dengan model pembelajaran inquiry training dean pembelajaran konvensional pada materi pokok besaran dan satuan di kelas X. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalampenelitian ini, 199

makapeneliti mempunyai beberapa saran, yaitu : 1. Masih terdapat kelemahan dalam penyusunan soal berdasarkan taksonomi bloom, untuk peneliti selanjutnya sebaiknya mampu menyusun soal lebih baik lagi. 2. Untukpeneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model pembelajaran inquiry training, supaya menginformasikan dengan tegas kepada siswa pada saat kegiatan membuat pertanyaan untuk merumuskan masalah agar membuat pertanyaan mengenai hal-hal yang kurang dipahami dan bukan untuk menguji kelompok lain. 3. Jika ditinjau dari pembahasan penelitian, hasil belajar yang mengalami peningkatan dan berpengaruh tetapi bukan karena aktivitas. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya lebih memperhatikan deskriptordeskriptor pada penilaian aktivitas dan menggunakannya lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Harahap, F., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Pengukuran Kelas VII Semester I Mts N 2 Medan T.P 2012/2013. Medan: FMIPA UNIMED Joyce, et all., (2009) Model-Model Pembelajaran, Edisi Kedelapan. Yogyakarta : Pustaka Belajar Sudjana, N., (2005), Metode Statistik, Bandung: Tarsito 200