KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELINCf BERBULU HALUSKILAP MELALUi PERSllANGAN BANGSA KELlNCl REX DENGAN SATIN. Oleh R. SOEGENG PRASETYO PTKIS3

dokumen-dokumen yang mirip
KEMUNGKINAN PEMBENTUKAN KELINCI BERBULU HALUS DAN KILAP

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KELINCI REX, SATIN DAN REZA

Dari hasil Lokasi Pengamatan : dilakukan terletak wilayah Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat Kabupaten Pekalongan adalah daerah

PEMERIKSAAN STRUKTUR SELBEBERAPAJENIS BULU KELINCI SECARA SPESIFIK

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

PENGARUN PEMBATASAN PEMBERIAN JUMLAH RANSUM TERWADAP PERFORMANS AYAM BROILER PADA MASA PERTUMBUHAN

PENGARUH SILANG DALAM TERHAIlAP BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH DAN JUMLAH ANAI{ PER KELAHIRAN PAllA MENCIT ( Mus musculus) I{ARYA ILMIAH

ASPEK GENETIK ~LENTURAN FENOTIPIK BOBOT BADAN ITiK TEGAL DAN MOJOSARI SEBAGAIRESPONSTERHADAPPERUBAHAN AFLATOKSIN DALAM RANSUM

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

MATERI DAN METODE. Materi

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK MODEL CAMPURAN DATA TAK - SEIMBANG

KEMAJUAN SELEKSI BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH KELINCI (Oryctolagus cuniculus) REX DAN SATIN SKRIPSI DWI VENTRI DAMAYANTI

y a %pa... Ibu, Bapak dan Kelnarga Karya kecil ini persembahan buat: tercinta... Tun~dah aku unfuk mensyukuri ni'ma~ Engkau, yang telah Engkau

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

TINJAUAN PUSTAKA. Potensi Kelinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

UJI BIOLOGIS PELET YANG MENGANDUNG LIMBAH KUBIS TERFERMENTASI TERHADAP PROFIL DARAH KELINCI NEW ZEALAND WHITE PERIODE PERTUMBUHAN SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005 Metode pengukuran karakteristik Reproduksi (selang beranak, lama bunting, jumlah anak

MANFAAT IKULIT BlJi KAK a cacae 1.j TERHADAP PERT UMBBBlABJ AVAM RAS PEDAGING SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI SISTEM PEMBIAYAAN DI PERBANKAN NOVIATI

UNTUK MEREKA YANG SENANTIASA BERDOA UNTUK KEBERHASILANKU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

PENDUGAAN KEBUTUHAN ENERGI METABOLIS DAN PROTEIN AYAM BROILER BERDASARKAN HASlL PEMBERIAW MAKANAN CARA KAFETARIA. Oleh : BAlHAQl H.

PENGARUH PERBEDAAN SUMBER ENERGI PAKAN (JAGUNG DAN POLLARD) TERHADAP RESPON FISIOLOGIS KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA SKRIPSI. Oleh RISKA KURNIAWATI

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

PERBANDINGAN KAWIN ALAM DAN INSEMINASI BUATAN TERHADAP PERSENTASE KEBUNTINGAN, LAMA BUNTING, LITTER SIZE DAN BOBOT LAHIR KELINCI NEW ZEALAND WHITE

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

TERHlDAP BOBOT HIDUP, KARKAS DAN SlFAT DASAR KULlT KELlNCl REX"

MATERI DAN METODE. Prosedur

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG DAUN MENGKUDU FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP LAJU DIGESTA, KECERNAAN PROTEIN, DAN ENERGI METABOLIS AYAM KAMPUNG SUPER

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

KARYA ILMIAH JOHN1 DRAJAT PRILYANA

KAJIAN PEMBUATAN EDIBEL FILM KOMPOSIT DARI KARAGENAN SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTANT REBUS

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki

PERFORMANS ORGAN REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG PROTEIN SEL TUNGGAL SKRIPSI RESI PRAMONO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Rodalon

KETAHANAN DAN VIABILITAS Lactobacillus plantarum YANG DIENKAPSULASI DENGAN SUSU SKIM DAN GUM ARAB SETELAH PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN

PENAMPILAN DOMBA LOKAL YANG DIKANDANGKAN DENGAN PAKAN KOMBINASI TIGA MACAM RUMPUT (BRACHARIA HUMIDICOLA, BRACHARIA DECUMBENS DAN RUMPUT ALAM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KELINCI FLEMISH GIANT, ENGLISH SPOT, DAN REX DI KABUPATEN MAGELANG

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENGARUI I PENGAWFI'AN DAN MITI'01311: I'IZNYAMAKAN. TERHADAP SI12KI'-SIFA'I' KUL.IT SAMAK UlJL.lJ KELINCI REX INSTII'W I'EICI'ANIAN BOGOR

PENGARUI I PENGAWFI'AN DAN MITI'01311: I'IZNYAMAKAN. TERHADAP SI12KI'-SIFA'I' KUL.IT SAMAK UlJL.lJ KELINCI REX INSTII'W I'EICI'ANIAN BOGOR

an diantara binatang ternak itu ada yang dijadikan

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF

PENGARUH PERBEDAAN KEPADATAN KANDANG TERHADAP PERFORMA PERTUMBUHAN KELINCI LEPAS SAPIH PERANAKAN NEW ZEALAND WHITE SKRIPSI BADRI YUSUF

KARAKTERISTIK REPRODUKSI PADA KELINCI REX, SATIN, DAN REZA AKIBAT SELEKSI BERDASARKAN TOTAL BOBOT SAPIH SKRIPSI NIKEN DEWI SAVITRI

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

PLASMA NUTFAH KELINCI SEBAGAI SUMBER PANGAN HEWANI DAN PRODUK LAIN BERMUTU TINGGI

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

APLIKASIANALISIS RANCANGAN ACAK LENGKAP DALAM PENGOLAHAN DATAHASILPENELITIAN PERCOBAAN PAKAN TERNAK PADAKAMBINGINDUK

ASPEK GENETIS BEBERAPA SlFAT PRODUKSI PUYUH

PERBAIKAN TEKNIK GRAFTING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SOFIANDI

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PENAMBAHAN DAUN KATUK

METODE. Lokasi dan Waktu

ANALISIS USAHATANI TERNAK KELINCI PADA POLA PEMELIHARAAN PETERNAK SKALA MENENGAH DAN KECIL DI KALIMANTAN TIMUR

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

... Kupersernbahkan buat ibu, ayah

PERFORMA PRODUKSI ITIK BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN

TINGKAH LAKU HARIAN DAN COPROPHAGY KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA YANG DIBERI PAKAN PELET DENGAN SUMBER ENERGI YANG BERBEDA SKRIPSI.

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

MATERI DAN METODE. Materi

PENGGUNAAN TEPUNG DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas) TERFERMENTASI OLEH Aspergillus niger DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI KARKAS AYAM KAMPUNG SUPER

PENGARUH SISTEM KANDANG BERTINGKAT DAN PENGGUNAAN AMPAS TEH HITAM DALAM RANSUM TERHADAP TINGKAH LAKU PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

PENGARUH RANSUM YANG MENGANDUNG LIMBAH TAUGE FERMENTASI TERHADAP KECERNAAN SERAT KASAR, PROTEIN KASAR DAN ENERGI METABOLIS PADA ITIK LOKAL SKRIPSI

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

KOMPOSISI TUBUH KAMBING KACANG AKIBAT PEMBERIAN PAKAN DENGAN SUMBER PROTEIN YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh ALEXANDER GALIH PRAKOSO

Lupakanlah indahnya malam pengantin. Itulah yang dilakukan Gusti. Kelinci Hias Penawan Hati 1 SATWA. Joy, hasil silangan angora dan fuzzy lop

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

PEMANFAATAN TEPUNG OLAHAN BIJI ALPUKAT SEBAGAI SUBTITUSI JAGUNG TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR, SERAT KASAR DAN LAJU DIGESTA PADA AYAM BROILER

ASPEK GENETIK BOBOT BADAN MENCIT

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

TINGKAH LAKU REPRODUKSI MERAK HIJAU (Pavo muticus) PADA UMUR YANG BERBEDA DI UD. TAWANG ARUM KECAMATAN GEMARANG, KABUPATEN MADIUN SKRIPSI.

PEMBANDIIQGAN BEBERAPA MODEL NONLINEAR DALAM HUBUNGAN PARASITOID - IHANG

EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI. Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA

OLEH : HERNAWATI. Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biologi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

PENGARUH PERBEDAAN I(AD.I\R

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA

Bibit niaga (final stock) itik Alabio dara

SKRIPSI. Oleh ISTI PRAHESTI

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

Oleh MUHAMMAD ISA NURUZAMAN A

Transkripsi:

KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELINCf BERBULU HALUSKILAP MELALUi PERSllANGAN BANGSA KELlNCl REX DENGAN SATIN Oleh R. SOEGENG PRASETYO 9351 71PTKIS3 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999

R. SOEGENG PRASETYO. Kajian Pembentukan Bangsa Kelinci Berbulu Halus Kilap Melalui Persilangan Bangsa Kelinci Rex dan Satin (di bawah bimbingan H. Harimurti Martojo sebagai ketua, Yono C. Raharjo, H.A.A.Mattjik, Sri Supraptini Mansjoer dan H. Tant?? R. Wiradarya sebagai anggota). Penelitian dilakukan dari bulan Nopember 1996 hirtgga bulan Desember 1997 di Balai Penelitian Ternak-Ciawi, Bogor. Penelitian terdiri atas penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan untuk mengetahui penyebab bulu Rex halus, penyebab bulu Satin kilap, pengaruh induk terhadap sifat bulu dan polalsiklus pertumbuhan bulu Rex dan Satin. Penelitian utama untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya kelinci berbulli halus dan kilap (kelinci H- - K) melalui perkawinan silang bangsa kelinci Rex dengan bangsa kelinci Satin serta untuk mengetahui cara pembentukannya yang efisien. Baik pada penelitian pendahuluan maupun penelitian utama digunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Pada penelitian pendahuluan digunakan 120 ekor kelinci umur satu hari keturunan generasi pertama berupa kelinci Satin (FISS), Rex (FIRR) dan persilangan antara kelinci jantan Satin den betina Rex (FISR) serta resiprokalnya (FtRS), masing-masing sebanyak 30 ekor (15 jantan dan 15 betina). Pada analisis kualitatif, dalam penelitian utama, digunakan seluruh anak kelinci (unsexed) dari kelinci contoh hasit penelitian pendahuluan, sedangkan pada

analisis kuantitatif digunakan 220 ekor kelinci junsexed) umilr salu hari keturunan generasi kedua dari hasil keempat perkawinan silang (RSxRS; RSxSR; SRx3R dan SRxSR). Seluruh kelinci percobaan ditempa!kan secara acak dalam lingkungan yang sama. Pakan berupa pelet dengan kandungan protein kasar 22% dan enersi sebanyak 2750 kalori per kg ransum, diberikan ad libitum hingga umur 12 minggu, untuk selanjutnya dibetasi ssbanyak 100 g per ekor per hari. Air minum juga diberikan ad libitum. Pada penelitian pendahuluan, peubah yang diamati untuk mengetahui penyebab bulu kelinci Rex halus dan pengaruh induk pada sifat-sifat bulu adalah panjang bulu halus (PBH), panjang bulu kasar (PBK), nisbah PBWPBH, diameter bulu halus bagian bawah (DBHb), diameter bulu kasar bagian bawah (DBKb), kelebatan bulu kasar (LBK), kelebatan bulu halus (LBH) dan total kelebatan bulu (LB) pada umur 20 minggu. Khusus untuk mengetahui penyebab bulu Rex halus ditambah peubah bobot bulu (BBL), nisbah LBHILB dan koefisien kehalusan bulu halus (KKBH) serta koefisien kehalusan bulu kasar (KKBK). Peubah pada pertumbuhan bulu berupa PBK, PBH, DBKa, DBHa, DBKb, DBHb, LBK,LBH dan BBL umur 4, 8, 12, 16, dan 24 minggu. Peubah pada penelitian utama adalah DBHa, DBKa, DBHb, DBKb, PBK, PBH dan PBWPBH umur empat minggu. Khusus untuk mengetahui cara efisien membentljk kelinci H-K diamati peubah DBHa, DBKa, mortalitas umur empat minggu dan bobot badan umur 20 minggu. Untuk mengetahui penyebab bulu Rex halus dilakukan analisis kuantitatif dan analisa kualitatif. Pada analisis kuantitatif dibandingkan DBHb, DBKb, LBHILB dan KKB dari kelinci._rex (F,RR) dengan kelinci Sal~n (F,SS) dan kedua

persilangannya (FIRS) dan (FISR). Pada analisis kualitatif, dilakukan pengamat- an folikel bulu (dengan bantuan mikroskop) dan struktur kutikula dari batang bulu halus dan bulu kasar (dengan bantuan scanning electron microscope) untuk menambah informasi tentang penyebab halusnya bulu Rex. Untuk mengetahui penyebab bulu Satin kilap, dilakukan pembandingan mikroskopis pada contoh bulu kilap dan tidak kilap pada saudara sekandung. Pembandingan dilakukan pada semua anak dari 10 induk yang diambil secara acak yang masing-masing melahirkan anak berbulu kilap dan tidak kilap pada F2. Pengamatan dilakukan pada: keberadaan sel pada batang bulu, tipe kutikula, tipe tapi kutikula dan jarak antar tepi kutikula. Untuk mengetahui pengartrh induk, dibandingkan peubah- peubah bulu pada ketururian pertama dari hasil persilangan (FIRS) dengan - "reciprocal' nya (FISR). Untuk mengetahui pertumbuhan bulu, diamati peubah bulu dari sejak umur empat hingga umur 24 minggu. Lokasi dan umur saat tumbuh dan rontok bulu juga diamati untuk mendapatkan pola dan siklus pertumbuhan bulu. Pada penelitian utama, untuk mengetahui terbentuknya kelinci H-K dilakukan analisis kualitatif. Caranya, diamati terdapatnya kelinci berbulu Normal (N), Satin (S), Rex ( R ) dan kombinasi kombinasi Rex dan Satin (halus-kilap disingkat H-K) pada kelinci-kelinci F2 dari masing-masing galur F2RSRS, F2RSSR, F2SRRS dan F2SRSR. Selanjutnya, kelinci-kelinci dikelonipokkan berdasarkan tipe bulu (N, S, R dan H-K) dengan pendekatan makroskopis dan mikrositopis. Pada analisis kuantitatif, dibandingkan DBH, DBK, PBH dan PBK antar kelinci-kelinci yang befbulu N, R, S dan H-K untuk mendapatkan kriteria morfologis bulu kelinci Halus- kilap. Untuk mengetahui cara efisien membentuk kelinci H-K, dibandingkan

peubah DBHa, DBKa, mortalitas umur empat minggu dan bobot badan umur 20 minggu antar kelinci H-K pada keempat gal'ur (F,RSRS, F2RSSH, FzSRRS dan F2SRSR). Untuk pembandingan peubah antar bangsalgalur, di penelitian pendahuiu-an dan penelitian utama, digunakan analisis ragam pola satu arah, dilanjutkan dengan uji Tukey. Analisis statistik dibsntu dengan menggunakan paket program statistika Minitab 11. Dari hasil penelitian diperoleh: Kehalusan bulu pada Rex disebabkan oleh kecilnya diameter batang bulu kasar dan folikel bulu, helai kutikula yang relatif pendek, tidak terjadi overlaying antar helai kutiicclla, ujung tepi helai kutikula yang halus serta menempel rapat pada bagian korteks; Kilap pada bulu Satin disebabkan oleh ketiadaan sel medula dari batang bulu; Struktur kutikula tidak mempengaruhi kilapan bulu; Tidak terdapat pengaruh induk pada diameter, kelebatan dan bobot bulu; Kelinci berbulu halus dan kilap (H-K) dapat berhasil dibentuk melalui persilangan bangsa kelinci Satin dan Rex; Cara membentuk kelinci H-K yang efisien adalah lewat pembentukan garur F2SRSR, karena kelinci H-K pada galur ini mempunyai bulu yang pafiny halus, tingkat kematian cenderung lebih rendah daripada galur yang lain, serta mempunyai bobot badan yang tinggi.

R. Soegeng Prasetyo adalah putra bungsu dari tujuh bersaudara, dilahirkan di Yogyakarta pada 6 Juni 1948 dari R. S. Hardjosoeparto (almarhurn) dengan R.A.Siti Hasiyah (almarhumah). PenuIis tnenikah dengan Septhenawaty Sumantra pada 2lJanuari 1975 dan dikaruniai dua orang anak masing-masing bernama R. Eko Teguh Budiono P. dan Rr. Nadya Dvjl Hapsari P. Penulis rnenyelesaikan Sekolah Dasai Negeri Petinggen di Yogyakarta (1960), Sekolah Menengah Pertama Negeri VII di Yogyakarta (1963), Sekolah Menengah Atas Negeri IV di Yogyakarta (1966) dan mendapatkan gelar Sarjana Peternakan di UGM Yogyakarta (1973) serta gelar M.Agr.S. di School of Agricultural and Forestry, Melbourne University (1984). Kemudian pada tahun 1993 memperoleh kesempatan rnelanjutkan studi pada program S3 Program Studi llmu Ternak pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor atas beasiswa IAEUP (Indosia -Australia Eastern Universities Project). Dari tahun 1974 hingga sekarang bskerja sebagai staf pengajar pada Fakultas Peternakan Universitas Mstaram

- KATA PENGANTAR Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yarig Maha Esa, karena dengan ridhonya penulisan Disertasi Penelitian ini dapat diselesaikan. Disertasi sebagai hasil penolitian diajukan untuk mamenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Program Doktor $3) dengan Program Studi llmu Ternak. Disertasi Penelitian dengan Judul Kajian Pembentukan Etangsa Kelinci Berbulu Halus Kilap melalui Persilangan Bangsa Kelinci Rex dengan Satin dilakukan di bawah bimbingan Bapak Prof. Dr. H. Harimurti Martojo, sebagai Ketua, Bapak Dr. Ir. H. A.A. Mattjik, Bapak Dr.lr. Yono C. Raharjo, APU., Ibu Dr.lr. Sri Supraptini Mansjoer dan Bapak Dr.1r.H. Tantar~ R. Wiradarya sobagai anggota. Atas bimbingan dan pengarahan selama melakukan penelitian dan penulisan disertasi ini penulis ucapkan banyak terima kasih. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang langsung maupun tidak langsung membantu kami dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Kepada Pemerintah RI cq. Departemen Pendidikan dan, Kebudayaan dan Pemerintah Australia yang telah memberikan kesempatan bahkan membiayai studi ini iewat beasiswa IAEUP (Indonesia- Australia Eastern Universities Project). Kepada Bapak Rektor dan Bapak Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram atas pembsrian ijin melanjutkan studi serta bantuan moril dan materiil penulis ucapkan banyak terima kasih.

KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELINCI BERBULU HALUS KILAP MELALUI PERSILANGAN BANGSA KELINCI REX DENGAN SATIN Oleh R. SOEGENG PRASETYO Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar doktor pada Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1999

Judul Disertasi : KAJIAN PEMBENTUKAN BANGSA KELDJCI BERBUW HALUS KILAP MELALUI PERSILANGAN BANGSA JCELINCI REX DENGAN SATIN Nama Mahasiswa : R. SOEGENG PRASETYO Nomor Pokok : 93517lPTK Program Studi : Ilmu Ternak Meny etujui 1. Komisi Pembimbing Ketua Dr. Ir. Yono C. Raharjo, APU. Dr. Ir. H. A.A. Mattjik Anggota Anggota ogram Pascasarjana. Syafrida Manuwoto

Pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan dengan iancar berkat terdapatnya kemudahan dari Laboratorium Pemuliaan dan Genetika. Ternak Fakultas Peternakan IPB, Balai Penelitian Ternak-Ciawi dan Bapak Billy Gan serta Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata Lernbaga Peneiitian IPB. Untuk itu kepada Bapak Kepala LPG Fakultas Peternakan IPB, Bapak Kepala Balitnak- Ciawi (beserta Ibu Rini Dharsana dan stafnya di Lab. Kesehatan Hewan dan para Staf Teknik di Kandang Kelinci terutama Bapak I Wayan Pasek S. dan Bapak Ujang Yusa), Bapak Billy Gan dan Bapak Kepala PSSP LP-IPB beserta staf penulis ucapkan banyak terima kasih Ucapan terima kasih khusus teruntuk isteri tersayang dengan segala pengorbanannya dan puteralputeri kami tersayang yang telah memberikan dorongan, inspirasi dan semangat sehingga studi ini dapat selesai. Penulis akui bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat rnengharapkan terdapatnya saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakannya. Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangnn pada dunia ilmu pengetahuan dan secara tidak langsung bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Bogor, Juni 1999 Penulis

- DAFTAR IS1 Halaman DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAM BAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah, potensi ekonomis dan biologis 2.2. Kelinci Rex 2.3. Kelinci Satin 2.4. Peluang terbentuknya kelinci berbulu halus dan kilap 2.5. Pengaruh lnduk 2.6. Bulu 2.6.1. Bagian bulu 2.6.2. Folikel bulu 2.6.3. Pertumbuhan bulu 2.6.4. Siklus pertumbuhan bulu 2.6.5. Peng~kuran kualitas bulu Ill. MATERI DAN METODE PENELlTlAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian 3.2.1. Penelitian pendahuluan 3.2.1.I. Materi penelitian 3.2.1.2. Cara pengambilan contoh 3.2.1.3. Macam peubah yang diarnati 3.2.1.4. Cara mengukur peubah 3.2.1.5. Sistem perkawinan 3.2.1.6. Analisis data 3.2.2. Penelitian utama 3.2.2.1. Materi penelitian 3.2.2.2. Cara pengambilan contoh 3.2.2.3. Macam peubah yang diamati 3.2.2.4. Cara mengukur peubah 3.2.2.5. Sistem perkawinan 3.2.2.6. Analisis data

Halaman IV. HASlL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat dan Bahan Penelitian 4.1.1. Keadaan umum tempat penelitian 4.1.2. Bahan penelitian 4.2. Karakteristik Genetik Kelinci Satin dan Rex 4.2.1. Umum 4.2.2. Karakteristik bulu kelinci Rex dan Satin 4.2.2.1. Kehalusan bulu Rex 4.2.2.2. Kilapan bulu Satin 4.2.2.3. Sifat bulu lainnya 4.2.2.3.1. Sudut tumbuh bulu 4.2.2.3.2. Panjang bulu 4.2.2.3.3. Kelebatan bulu 4.2.3. Pertumbuhan bulu Rex dan Satin 4.2.3.1. Pola dan siklus pertumbuhan bulu 4.2.3.2. Panjang bulu 4.2.3.3. Diameter batang bulu 4.2.3.4. Kelebatan bulu 4.2.3.5. Bobot bulu per cm2 4.2.4. Pengaruh induk pada sifat bulu, 4.2.4.1. Panjang bulu 4.2.4.2. Diameter bulu 4.2.4.3. Kelebatan bulu 4.2.4.4. Bobot bulu per cm2 4.3. Pembentukan Kelinci Berbulu Halus dan Kilap 4.4. Cara Pembentukan Kelinci Halus-kilap yang Baik dan Efisien V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA 121

- OAFTAR TABEL No. Halaman Teks 1. Produksi dan reproduksi kelinci Rex 10 2. Diameter batang bagian bawah dari bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya ~ ada beberapa baaian tubuh dari kelinci New Zealand White, daliiornian dan iermoid White 20 3. Panjang bulu kasar, Sulu halus dan nisbahnya pada beberapa bagian tubuh dari kelinci New Zealand Whlte, Californian dan Termond White 4. Koefisisn kehalusan bulu kasar dan bulu htilus pada beberspa bagian tubuh dari kelinci New Zealand White, Californian dan Termond White 5. Nisbah kelebatan bulu bulu kasar dari keseiuruhan bulu pada beberapa bagian tubuh dari kelinci New Zealand White, Californian dan Termond White 37 6. Jumlah temak yang diamati dalam penelitian pendanuluan 40 7. Komposisi pakan kelinci yang digunakan dalam penelitian 44 8. Jumlah ternak yang diamati pada penelitian utania 56 9. Bobot lahir, bobot sapih dan bobot badan dewasa kelinci Rex dan Satin 68 10. Pertambahan bobot badan per hari sebeluni dan sesudah disapih pada kelinci Rex dan Satin 69 11. Perbandingan kehalusan bulu pada Satin, Rex dan persilangannya umur 20 minggu 72 12. Rataan panjang bulu halus, bulu kasar dan nisbahnya pada Satin, Rex dan persilangannya pada umur 20 minggu 8 1 13. Rataan kelebatan bulu pada kelinci Satin, Rex dan persilangannya pada umur 20 minggu 83

xiv No. Halaman Teks 14. Panjang bulu halus kelinci Rex dan Satin umur 4-24 minggu 15. Rataan panjang bulu halus, bulu kasar dan nisbahnya pada kelinci Satin, Rex dan persilangannya umur 20 minggu 16. Rataan diameter bulu halus, bulu kasar psda kelinci Satin, Rex dan persilangannya umur 20 minggu 17. Rataan kelebatan dan bobot bulu pada kelinci Satin, Rex dan persilangannya umur 20 minggu 18. Jumlah kelinci berbulu Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap pada galur F2RSRS, F2RSSR, FSRRS, dan F2SRSR 19. Diameter dan panjang bulu kelinci Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap urnur 4 minggu pada F2RSRS 20. Diameter dan panjang bulu kelinci Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap umcr 4 minggu pada FzRSSR 21. Diameter dan panjang bulu kelinci Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap urnur 4 minggu pada FzSRRS 22. Diameter dan panjang bulu kelinci Normal, Rex, Satin dan Halus-kilap umur 4 minggu pada F2SRSR 23. Kriteria morfologis bulu kelinci Halus-kilap 24. Diameter Uulu halus dan kasar bagian atas dan bawah dari bulu Halus-kilap umur 4 minggu pada 4 galur 25. Bobot badan kelinci F2 pada umur 0-20 minggu

.DAFTAR GAMBAR - No. Halaman Teks 1. Skema perkawinan silang berdasarkan teori Mendel 15 2. Skema batang bulu kasar dan bulu halus pada kelinci Angora 19 3. Skema bulu kasar dengan bagian-bagiannya 4. Macam tipe medula menurut Wildman 5. Medula tipe tangga menurut Wildman 6. Tipe kutikula bulu menurut Wildman 7. Tipe bentuk tepi kutikula bulu menurut Wildman 8. Jarak antar tepi kutikula bulu menurut Wildman 9a. Skema perkawinan murni pembentukan kelinci Rex dan Satin keturunan generasi pertama 52 9b. Skema perkawinan silang dalam rangka pembentukan kelinci berbulu halus dan kilap 52 10. Skema perkawinan dalam rangka pembenlukan kelinci H-K 6 1 11. Persen kematian kelinci Rex dan Satiil umur 0-20 minggu 70 12. Folikel bulu kelinci Rex dan 'Satin 74 13. Batang bulu kasar bulu kilap dan tak kilap dari kelinci 79 14. Pola pertumbuhan bu[u secara topografis 84

No. Teks 15. Panjang bulu kelinci Satin dan Rex 86 16. Diameter butu kasar atas Satin dan Rex umur 4-20 minggu 88 17. Diameter bulu kasar bawah Satin dan Rex umur 4-20 minggu 89 18. Kelebatan bulu Satin dan Rex umur 4-20 minggu 90 19. Bobot bulu per cm2 Satin dan Rex umur 4-20 minggu 91 20. Kutikula bulu kasar kelinci Normal (a), Rex (b), Satin (c) dan Halus-kilap (d).i 00 21. Kutikula bulu halus kelinci Nofmal(a), Rex (b), Satin (c) dan Halus-kilap (d) 101 22. Batang buiu kasar kelinci Halus-kilap 103 23. Perkawinan antar sesama kelinci Halus-kilap 104 24. Perkawinan silang kelinci Halus-kilap dangan kelinci Rex 105 25. ~erkawinan silang kelinci Halus-kilap dongan kelinci Satin 105 26. Cara pembentukan kelinci Halus-kilap yang baik dan ekonomis 116

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Panjang bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Satin umur 4-20 minggu 125 2. Diameter batang bulu bagian atas dari bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Satin (F,) umur dawasa (20 minggu) 126 3. Diameter batang bulu bagian bawah dari bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Satin (F,) umur dewasa (20 minggu) 127 4. Kelebatan bulu kasar, halus dan total kelinci Satin (F,) umur dewasa (20 minggu) 128 5. Bobot bulu kelinci Satin (F,) per cm2 urnur 4-20 minggu (0.0000g) 129 6. Panjang bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Rex (F1) umur 4-20 minggu 130 7. Diameter batang bulu bagian atas dari bulu kasar, bulu halus dan nisbahnya pada kelinci Rex (F1) umur 4-20 minggu 131 8. Diameter batang bulu bagian bawah dari bulu kasar, bulu htlus dan nisbahnya pada kelinci Rex (F1) umur 4-20 rninygu 132 9. Kelebatan bulu kasar, halus dan total serta nisbahnya dari kelinci Rex (F1) umur 4-20 minggu 133 10. Pembuktian batang bulu kilap tidak bersel 134 11. lklim di Stasiun Citeko-Ciawi Kab. Bogor Th. 1996 135