BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. diturunkannya ayat pertama kepada Nabi Muhammad saw yang berisi perintah

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Di dalam UUD 1945 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat penting. Allah SWT berfirman

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memiliki akhlak yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. proses yang telah dilalui. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada si terdidik, baik jasmani maupun rohani, diarahkan kepada suatu tujuan positif dan mampu mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Dalam Ensiklopedia Pendidikan diterangkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar secara sengaja dari orang dewasa yang pengaruhnya meningkatkan kedewasaan si anak yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab menurut segala perbuatannya. 1 Pendidikan sebagai alat untuk mencapai tujuan suatu bangsa pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang tentang Standar Nasional Pendidikan Nomor 19 tahun 2003 sebagai berikut: Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 214. 1 Soegardi Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1979, h. 2 Peraturan Pembelajaran Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan, cet. 3, Jakarta: Lekdis, h. 75. 1

2 Tanggung jawab pendidikan berada di tangan pemerintah, masyarakat dan keluarga. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggung jawab mencerdaskan bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan pemerintah melaksanakan satuan pendidikan yang disebut dengan pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan. Yakni terdiri dari pendidikan dasar, Pendidikan Menengah Tingkat Pertama, Pendidikan Menengah Atas, serta Pendidikan Perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang tidak berjenjang dan tidak berkesinambungan. Misalnya pendidikan dalam keluarga, kursus, bimbingan belajar atau private dan sebagainya. Madrasah merupakan salah satu pendidikan sekolah yang memuat pendidikan agama sebagai mata pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa, perlu dibina dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Kebutuhan manusia terhadap agama (spiritual) merupakan pedoman hidup yang dapat menunjukkan jalan ke arah kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Islam sebagai agama ajarannya bersumber dari al-qur an dan Hadiṡ yang mengatur dan menuntun kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam semesta. Islam mewajibkan umatnya untuk belajar dan mengajar karena manusia makhluk Homo educando dalam arti manusia sebagai makhluk

3 dapat didik dan mendidik. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al- Alaq ayat 3-4: Artinya : Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 3 Hal ini sesuai dengan Hadiṡ yang diriwayatkan oleh anas r.a.: و ر ي و ن ع نأ س ى ب م ن ال ك ر ي ض االله ع ن ه ق ال :ق ر ال سو ل االله ص ل ى االلهع يل ه و ب ط ل س م ل ال ع ل ي م ف ر ض ة ع ل ى ك ل م س ل م. (رواه ابن ماجة) Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW, :Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim (diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya). 4 Ayat al-qur an dan Hadiṡ Nabi di atas memotivasi atau mendorong manusia untuk berpikir, memahami, menghayati dan mengamalkan ajarannya didorong oleh iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai akidah Islamiah. Untuk tujuan itulah, manusia harus dididik melalui proses pendidikan Islam. M.M. Syarif dalam Muslim taught is origin and de achifichmen sebagaimana dikutip oleh Zuhairi dkk menyatakan bahwa sumber ajaran Islam 3 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Mahkota Surabaya, 1971, h. 1079. dalam ayat keempat diatas, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam maksudnya Allah mengajarkan manusia dengan perantaraan baca tulis. 4 Yusuf Qardawi, Seleksi Hadits-hadits Shahih Tentang Targhib dan Tarhib, Mesir: Darul Wafi, 1993, h. 133.

4 yang asli dan murni berupa ayat-ayat al-qur an dan Hadiṡ-Hadiṡ Nabi SAW. yang mendorong manusia untuk membaca, berpikir. 5 Hadiṡ merupakan penjelas al-qur an yang diangkat Allah sebagaimana firman Allah SWT yang artinya Kami turunkan kepadamu al-qur an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka. Sebagai contoh dalam mendirikan ṣalat dari sejumlah ayat, tapi tidak rinci cara melaksanakan ṣalat tersebut,maka tugas Nabi saw. adalah menunjukkan bentuk ṣalat secara praktis maupun lisan. 6 Allah menunjukkan contoh keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad adalah mengandung nilai pedagogis bagi manusia atau pengikut- Nya. Dalam hal ini guru atau pendidik sebagai seorang pemimpin bagi anak didiknya. Di mana guru harus membina peserta didiknya untuk menjadi manusia yang cerdas, terampil serta mempunyai moral yang tinggi sesuai dengan nilai-nilai dalam al-qur an dan Hadiṡ Nabi saw.: Ṣalatlah kamu seperti kamu lihat aku bersholat. 7 Firman Allah SWT: ص ل و ا ك م ا ر أ ي ت م و نى أ ص ل ى 5 Zuhairi, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1984, h. 111. 6 M. Musthofa, Memahami Ilmu Hadits (Telaah Metodologi dan Leteratur Hadits), Riyadh-Saudi Arabia: Lentera Basritma, 1 Rajab 1397 H/1977 M. h. 27 7 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1989, h. 207.

5 Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (Q.S. Al-Ahzab: 21) 8 Ulwan menyatakan bahwa di antara kewajiban mengajar yang harus diperhatikan pada tahap awal ialah harus berkonsentrasi mengajar berpusat pada al-qur an, sejarah Nabi, ilmu syariat yang mereka butuhkan sebelum anak-anak memasuki umur balig. 9 Selanjutnya dalam kitab Ihya Imam al-ghazali mewasiatkan bahwa hendaknya anak-anak itu diajari al-qur an, Hadiṡ-Hadiṡ, kisah teladan orang yang saleh. Kemudian sebagian hukum agama dan syair yang tidak menyangkut kelezatan bagi anak-anak. 10 Al-Qur an Hadiṡ dijadikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah. Mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Perguruan Tinggi Islam. Berdasarkan pendapat Ulwan di atas, maka mata pendidikan al-qur an Hadiṡ adalah bagian dari mata Pelajaran Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah (MI).Pendidikan ini bertujuan memberikan motivasi bimbingan dan pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap al-qur an dan Hadiṡ. Dengan demikian para siswa diharapkan dapat mewujudkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT. 8 Depag RI, al-qur'an, h. 208 9 Abdullah Nasih Ulwan, Mengembangkan Kepribadian Anak Menurut Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992, h. 72. 10 Ibid., h. 73.

6 Dengan pembelajaran al-qur an Hadiṡ di sekolah akan terjadi proses interaksi antara pelajar dan pengajar yang berlangsung di sekolah dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan kompetensi yang meliputi: a). Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif), b). Personal, kepribadian atau sikap (afektif), dan c).kelakuan, keterampilan atau penampilan siswa (Psikomotorik). 11 Dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran al-qur an Hadiṡ tersebut di atas, dibutuhkan tenaga pendidik yang profesional (qualified). Pendidik dituntut menguasai materi pelajaran yang diajarkan memiliki keterampilan dan menggunakan strategi pembelajaran al-qur an Hadiṡ yang efektif dan bertanggung jawab atas profesi keguruannya. Dari keterangan di atas, maka salah satu usaha sadar yang selama ini dilakukan oleh lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Muslimat NU Palangka raya ialah melaksanakan pembelajaran al-qur an Hadiṡ sebagai bagian dari kurikulum Madrasah Ibtidaiyah yang pelajarannya wajib ditempuh oleh semua siswa dalam rangka membimbing dan membina akhlak dan perilaku peserta didik agar berpedoman dengan isi al-qur an dan Hadiṡ. Pelaksanaan pembelajaran al-qur an Hadiṡ tentu saja tidak lepas dari berbagai komponen pembelajaran yang penting seperti penerapan metode penggunaan media dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran di kelas. 11 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990, h. 57.

7 Metode pembelajaran berkedudukan sebagai cara yang digunakan guru atau pendidik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, baik individual maupun kelompok agar dapat diserap, dipahami, tidak membosankan siswa dan dapat dimanfaatkan siswa dengan baik. Media pembelajaran berkedudukan segala sesuatu yang digunakan atau pendidik dalam menyalurkan isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga mendorong proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran berkedudukan sebagai rangkaian kegiatan akhir dari kegiatan pembelajaran untuk menentukan keputusan sampai sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Pada kenyataannya pembelajaran al-qur an Hadiṡ selama ini di Muslimat NU Palangka Raya belum pada sasaran yang dikehendaki. Peningkatan kualitas pemahaman dan penguasaan materi pelajaran masih belum dikatakan berhasil secara optimal. Hal tersebut terlihat dari sedikitnya siswa yang mampu membaca al-qur an Hadiṡ dengan fasih dan benar setelah pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hal ini merupakan tantangan yang harus diupayakan pemecahannya. Berdasarkan observasi awal penulis melihat di Muslimat NU Palangka raya menerapkan beberapa metode pembelajaran. Namun dalam penerapannya masih menimbulkan suasana monoton. Begitu juga media yang digunakan masih terbatas pada buku-buku pelajaran, papan tulis, dan guru secara fisik.

8 Selain itu pelaksanaan evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif untuk memperbaiki proses pembelajaran. Evaluasi formatif dilaksanakan pada sub pokok bahasan terakhir. Selain itu lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam hal pelaksanaan pembelajaran sebab lingkungan pembelajaran merupakan segala apa yang bisa difungsikan sebagai sumber belajar yang dapat memberikan suasana memperlancar proses pendidikan Islam. Misalnya karya wisata dengan mengunjungi pameran, tempat-tempat bersejarah dan melaksanakan penyelidikan melalui observasi yang kemudian hasilnya diekspresikan dalam bentuk kecakapan lisan atau berupa karangan. Sedangkan evaluasi sumatif untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar siswa di sekolah, evaluasi ini dikenal dengan ulangan umum. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran di MIS Muslimat NU Palangka Raya masih kurang maksimal karena evaluasi yang digunakan hanya pada evaluasi formatif dan evaluasi sumatif saja tanpa melaksanakan evaluasi penempatan dan evaluasi diagnostik. Pada hal evaluasi penempatan adalah untuk menempatkan para siswa dalam situasi belajar yang serasi. Begitu juga dengan evaluasi diagnostik untuk membantu para siswa menghadapi kesulitan belajar. Selain itu pengevaluasian hanya terbatas pada aspek kognitif dan psikomotor siswa saja sedangkan aspek afektif jarang sekali yang melaksanakan bahkan sebagian guru tidak melaksanakannya.

9 Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADIṡ DI MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA (MIS) MUSLIMAT NU PALANGKA RAYA. Adapun batasan kelas dalam penelitian ini adalah kelas V dan VI semester II. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-qur an Hadiṡ di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Muslimat NU Palangka Raya yang di rinci menjadi : 1. Persiapan yang di lakukan sebelum melaksanakan pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangkaraya. 2. Tujuan pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 3. Materi yang terdapat dalam kurikulum pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 4. Metode pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 5. Media pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 6. Lingkungan sebagai sumber al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya.

10 7. Evaluasi al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan urutan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Untuk mengetahui persiapan yang di lakukan guru sebelum melaksanakan pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangkaraya. 2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 3. Untuk mengetahui materi yang terdapat dalam kurikulum pembelajaran al- Qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 4. Untuk mengetahui metode pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 5. Untuk mengetahui media pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 6. Untuk mengetahui penggunaan lingkungan sebagai pembelajaran al- Qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 7. Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. Sedangkan kegunaan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

11 1. Untuk menambah wawasan pendidikan Islam bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. 2. Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi Agama Islam dalam upaya menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan terutama dalam pendidikan Islam. 3. Sebagai bahan masukan bagi guru al-qur an Hadiṡ di MIS Muslimat NU Palangka Raya. 4. Sebagai bahan bacaan dan memperkaya khasanah literatur pendidikan Islam bagi perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya. 5. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan dasar oleh pihak lain yang mengadakan penelitian lebih lanjut tentang permasalahan ini dari sudut pandang yang berbeda.