1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

MUSEUM BATIK PEKALONGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II METODE PENULISAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I. Pendahuluan Latar Belakang Proyek. Batik sudah berabad abad tumbuh dan berkembang dari jaman ke

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik resist menggunakan material lilin. Kata batik berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MUSEUM BATIK TULIS BAKARAN DI KOTA PATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Motif Seni Ukir Jepara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

SENTRA BATIK TULIS LASEM Nanda Nurani Putri BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GALERI BATIK DI SURAKARTA

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

PEKALONGAN BATIK CENTER

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. xix

BAB I PENDAHULUAN DESAIN INTERIOR RESTORAN ALAS DAUN DI HOTEL CROWN, JAKARTA SELATAN/RANI AGUSTINA R

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perkembangan batik nusantara pun ditandai dengan munculnya bermacammacam motif batik di daerah-daerah di Indonesia. Produk kain batik pasca pengukuhan dari UNESCO pada tahun 2009. Oleh karena itu, sudah sewajarnya saat ini orang Indonesia mulai memperhatikan batik, terlebih saat ini model pakaian dengan corak batik sudah bermacam-macam dan modern, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kesempatan. Batik juga dapat dikatakan sebagai sarana akulturasi budaya. Dikatakan demikian karena batik dalam perkembanganya sampai saat sekarang ini terdapat banyak sekali perubahan-perubahan, dan perubahan ini terjadi karena budaya umum yang ada pada saat atau masa itu. Pada masa Hindu, batik cenderung diwarnai motif-motif dan corak yang berhubungan dengan agama Hindu, pada masa Islam, batik juga diwarnai oleh motif dan corak-corak yang islami, walaupun motif-motif dan corakcorak peninggalan Hindu masih ada, namun hanya sebagai tambahan saja. Demikian selanjutnya sampai sekarang batik diwarnai oleh berbagai macam budaya pada masa batik itu ada. Jadi dari sehelai kain batik tersirat beraneka makna dan nilai yang berguna bagi kehidupan. Bagaimana manusia harus berbuat dan bagaimana manusia harus menyikapi kehidupannya agar tercipta suatu keselarasan dan kebahagiaan hidup. Banyak warga Indonesia sekarang ini yang kurang perhatian dan kurang menghargai kebudayaan Indonesia. Khususnya anak anak muda. Mereka yang sebagai generasi muda penerus bangsa, yang harusnya

mempunyai banyak peluang untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia ke mancanegara selain lewat prestasi maupun kebudayaan dari bangsa Indonesia sendiri. Namun, faktanya mereka justru kurang perhatian terhadap kebudayaan negaranya sendiri. Sebagai contoh, batik. Sebelum batik diklaim oleh negara lain, masyarakat Indonesia sangat kurang perhatian terhadap budaya dari Indonesia itu sendiri. Bahkan setelah diklaim pun mereka tidak mempunyai rasa kepedulian yang tinggi terhadap budaya Indonesia. Seperti kata istilah masyarakat Indonesia itu anget anget kuku. Dalam artian, pertamanya saja sangat bersemangat untuk lebih menghargai serta perhatian kepada budaya Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu semangat itu kian pudar. Dalam makalah ini mencoba untuk memberikan serta menghadirkan kembali semangat itu agar kebudayaan Indonesia tidak luntur oleh waktu. Sebagai bangsa Indonesia yang baik dan sebagai generasi muda penerus bangsa dan mengajak para kaula muda untuk lebih menghargai serta mengenal lebih mendalam tentang batik. Karena kalau bukan kita generasi muda siapa lagi yang akan terus menjaga serta melestarikan budaya budaya Indonesia. Semangat yang dimiliki harus lebih ditingkatkan untuk membawa nama harum bangsa Indonesia ke ranah mancanegara. Meskipun, kebudayaan Indonesia bukanlah hanya batik. Namun, yang paling dekat dengan adalah batik. Setiap daerah pasti mempunyai kebudayaan serta adat istiadat masing masing. Seperti contohnya adalahlaweyen adalah salah satu sentral Batik di Solo. Kampung ini Tentunya ada banyak sekali sejarah yang tertinggal di kampung ini dan menjadi icon Batik Solo.

1.2 Identifikasi masalah Identifikasi masalah yang didapat dari galeri batik ini antara lain: 1. Dengan berkembangnya jaman, teknologi dan fashion, keberadaan batik mulai terabaikan. Bagaimana menciptakan kenyamanan ruang gerak? 2. Bagaimana mengaplikasikan batik ke dalam desain interior yang bertujuan sebagai pengenalan batik kepada masyarakat? 3. Bagaimana mewujudkan suatu ruang yang mampu menjadi tempat wisata sekaliguswahana ilmu pengetahuan dan pemberdayaan batik? 1.3 Batasan masalah Mengingat berkembangnya jaman, teknologi dan fashion. Batik mulai terabaikan. Dengan adanya penerapan batik ke dalam interior memberikan pengenalan batik kepada masyarakat. Dari beberapa motif batik solo, beberapa motif batik akan di aplikasikan pada elemen interior. 1.4 Tujuan perencanaan a. Memperkenalkan batik pada masyarakat luas dengan ruang yang menarik, sehingga masyarakat akan lebih tertarik mengenal batik. b. Desain yang unik dalam penampilan yang dapat mencerminkan budaya jawa. c. Disajikan dalam layout visual yang menarik. 1.5 Sasaran perencanaan Mengingat berkembangnya jaman, teknologi dan fashion batik mulai terabaikan. Dengan adanya penerapan batik ke dalam interior memberikan pengenalan batik kepada masyarakat. 1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

c. Memperkenalkan batik pada masyarakat luas dengan media desain yang menarik, sehingga masyarakat akan lebih tertarik mengenal batik. 1.7 Metodologi Dalam penulisan makalah ini ada beberapa metode yang dilakukan guna mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam makalah ini: a. Wawancara Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara pada beberapa narasumber. b. Data Literatur Sebagai landasan teori untuk penulisan laporan survey Galeri ini penulis memerlukan data literature terhadap buku buku, majalah dan browsing internet. c. Survey Lapangan Peninjauan lapangan ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi Galeri Batik Danar Hadi. d. Dokumentasi Sebagai tambahan hasil dari laporan survey Galeri, penulis melakukan dokumentasi dengan kamera atas survey Galeri yang di angkat ke dalam makalah ini.hal ini dilakukan unuk memperkuat data data yang telah penulis dapat.

1.8 Sistematika Pembahasan Laporan Tugas Akhir berisikan lima bab yang memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Merupakan gambaran Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Perencanaan, Manfaat, Metodologi dan Sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Data Berisi Gambaran Umum Galeri, Tinjauan Galeri dan Tinjauan Batik Solo. Bab III Tinjauan dan Analisa Data Survey Berisi data Proyek Galeri Batik Danar Hadi, Lokasi, Data Survey Museum Pekalongan dan Hasil Survey lapangan Bab IV Analisa dan Data Proyek Berisi tentang Analisa Data Proyek, Kebutuhan Ruang, Zoning dan Grouping. Bab V Konsep Perancangan Berisi tentang Konsep Gaya Tema pada Galeri Batik