VI. ANALISIS NON FINANSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

VII. ANALISIS FINANSIAL

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I Peternakan Ayam Broiler

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

USAHA TERNAK AYAM PEDAGING (BROILER)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

Lampiran 1. Tabel FCR Peternakan Agus Suhendar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

Brooding Management. Danang Priyambodo

TERNAK AYAM KAMPUNG PELUANG USAHA MENGUNTUNGKAN

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

METODE PENELITIAN. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,

[Pemanenan Ternak Unggas]

PENDAHULUAN. yang berkembang pesat saat ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2014)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler pada Peternakan Rakyat di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah

EVALUASI ADOPSI TEKNOLOGI PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu, pada 12 Febuari--29 Maret 2012

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

I. PENDAHULUAN. Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (Siregar et al, 1981).

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN INVESTASI USAHA TERNAK Deskripsi Organisasi Produksi Usaha Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. daging yang baik dan banyak. Ciri khasdaging broilerdibanding daging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

Transkripsi:

VI. ANALISIS NON FINANSIAL Dalam melakukan analisis kelayakan suatu bisnis, tidak hanya dilakukan analisis finansial saja tetapi juga analisis non finansial. Analisis non finansial dilakukan untuk melihat kelayakan suatu bisnis atau proyek dari segi pasar dan pemasaran, teknik dan produksi, manajemen dan organisasi, hukum, ekonomi dan sosial. 6.1. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran dalam suatu usaha merupakan hal yang sangat penting untuk dijadikan pertimbangan layak atau tidaknya suatu usaha, karena pasar dan pemasaran adalah tujuan dari hasil produksi. Jika suatu produk yang dihasilkan melimpah dan berkualitas namun tidak memiliki pasar atau daerah pemasaran maka suatu usaha tidak dapat dikatakan layak. Komponen dari aspek pasar dan pemasaran adalah permintaan dan penawaran ayam broiler, harga dan produk. 6.1.1. Permintaan dan Penawaran Permintaan ayam broiler di daerah Bogor tinggi (Tabel 5), karena ayam broiler merupakan pemenuh kebutuhan protein hewani masyarakat yang cukup diminati, sehingga TMF tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan produkproduknya. Penawaran dari luar negeri datang dari negara Brasil yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami kelebihan produksi ayam dan tidak dapat memasuki pasar Eropa yang peraturan impornya sangat ketat. Ekspansi dalam negeri Brasil berjalan lambat dalam mengatasi kelebihan produksi tersebut, sehingga mereka berusaha masuk ke dalam pasar Indonesia dengan menawarkan harga yang kompetitif yaitu unggas hidup Rp 8.500,00-9.350,00/kg dan karkas ayam Rp12.250,00/kg. Brasil berusaha memenuhi persyaratan-persyaratan impor Indonesia dan jika Brasil berhasil memasuki pasar Indonesia termasuk daerah Bogor dengan harga tersebut maka peternak Indonesia akan sangat dirugikan karena tidak dapat bersaing dengan harga tersebut. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai 49

upaya untuk mencegah Brasil memasukkan produk unggasnya ke pasar Indonesia seperti menekankan bahwa permasalahan flu burung di Indonesia belum selesai 1. Berdasarkan permasalahan penawaran di atas dapat dilihat pemasaran dan pasar merupakan hal yang penting dalam suatu usaha. Keseimbangan penawaran dan permintaan dibutuhkan untuk menjaga harga dan pasokan, sehingga produsen dalam hal ini peternak terlindung dari kerugian dan konsumen mendapatkan produk dengan mudah. Produk yang berlimpah harus diimbangi dengan ekspansi pasar dan kelangkaan produk harus diatasi dengan peningkatan produksi yang cukup. TMF menjaga keseimbangan penawaran produknya dengan melakukan perhitungan periode beternak plasmanya. TMF membuat jadwal masuk DOC yang berbeda setiap peternak, sehingga memiliki masa panen yang berbeda pula. Dengan cara tersebut masalah kelebihan produksi dapat dihindari, turut serta menjaga kestabilan pasokan di pasar, dan mencegah terjadinya kejatuhan harga. Mengenai permintaan, TMF telah memiliki pelanggan tetap yang memesan ayam hidup secara periodik, setiap hari, setiap minggu ataupun setiap bulan. Selain itu, TMF juga memasarkan produknya ke pasar-pasar di daerah Bogor, seperti pasar Ciluar, pasar Anyar, pasar Jambu dua, pasar Kemang, pengiriman ke pasar sekitar Jabodetabek. Dalam memasarkan produknya, sebagai perusahaan kemitraan inti plasma yang bertanggung jawab dalam pendistribusian seluruh produk hasil dari plasmanya, TMF langsung mendatangkan pembeli/penangkap ke peternakan. Namun, bagi pembeli yang ingin produknya diantar, TMF juga menyediakan fasilitas antar dengan tambahan biaya antar yang dibebankan pada pembeli. Keuntungan sebagai plasma dari TMF, peternakan Agus Suhendar tidak perlu mengkhawatirkan fluktuasi permintaan dan penawaran di pasar, karena TMF yang mengurus penyalurannya, setiap produk yang dihasilkan baik produk utamanya yaitu ayam broiler maupun produk sampingan seperti kotoran ayam seluruhnya disalurkan dengan harga kontrak tetap. ------------------------------------------ 1 Dawarni A. Juni 2011. Tolak Impor Harga Mati. Trobos 50

Pada peternakan Agus Suhendar, pembeli langsung datang ke kandang. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan, karena sebagai plasma perusahaan kemitraan, peternakan Agus Suhendar akan selalu dapat menjual seluruh produknya. 6.1.2. Harga Selama tahun 2009 hingga tahun 2011 harga ayam di daerah Jabodetabek berkisar Rp 11.000,00-18.000,00/kg. Rata-rata harga sebesar Rp 12.000,00-14.000,00/kg. Harga meningkat mencapai Rp 18.000,00 saat hari-hari raya atau pasokan ayam di pasar sedang menurun. Harga turun pada Rp 11.000,00-12.000,00/kg pada bulan Maret 2009 dan November 2010 sampai Februari 2011 1. Pada bulan Maret 2012 berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Barat harga ratarata daging ayam untuk kota-kota di Jawa Barat adalah Rp 25.440,00, harga terendah ayam Rp 22.000,00, dan tertinggi Rp 30.000,00. Sebagai plasma TMF, peternakan Agus Suhendar mendapatkan harga kontrak yaitu Rp 12.350,00-13.230,00/kg bobot hidup, penentuan harga didasarkan pada bobot rata-rata saat panen (Tabel 10). Harga kontrak ini memperkecil usaha peternakan Agus Suhendar dari kerugian yang diakibatkan dari penurunan harga di pasar, seperti yang terjadi pada bulan Maret 2009 dan November 2010 hingga Februari 2011, harga Rp 11.000,00-12.000,00/kg di bawah harga kontrak yang disepakati Agus Suhendar Farm dengan TMF. Harga kontrak hanya bisa dirubah setelah satu tahun kerjasama atau setelah enam periode produksi. Berdasarkan wawancara dengan manajer, TMF menutupi kerugian saat terjadi penurunan harga ayam dengan menyimpan ayamnya di cold storage yang ada di RPU, dan menyalurkannya ketika harga pasar di atas atau minimal mendekati Rp 12.350,00. Selain itu TMF menutupi kerugian akibat harga kontrak ini ketika harga ayam broiler di pasar tinggi atau melebihi harga kontrak. ----------------------------------------- 1 Setiabudi P. 1 Desember 2011. Menjadi Pemenang dalam Percaturan Perunggasan. Trobos 51

Pada saat harga di pasar tinggi atau melebihi harga kontrak, peternakan Agus Suhendar tidak dapat ikut menikmati keuntungan maksimal. Walaupun begitu, TMF selalu memberikan pelayanan pengadaan sapronak yang baik, bimbingan teknis dan produksi serta kesehatan sehingga penekanan biaya dapat dilakukan, dengan harga kontrak peternakan Agus Suhendar dapat menutupi biaya dan mendapatkan keuntungan. Dapat disimpulkan usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan, selama dengan harga kontrak Bapak Agus masih mendapatkan keuntungan yang sesuai. 6.1.3. Produk Produk yang dihasilkan usaha peternakan Agus Suhendar berupa ayam broiler hidup dan kotoran ayam. Ayam broiler hidup langsung diambil oleh pembeli ke peternakan. Pembeli datang saat ayam sudah siap dipanen sesuai dengan bobot hidup dan umur yang ingin mereka beli. Pembeli adalah orang perorang yang memiliki kios atau penyalur, dan perusahaan makanan siap saji atau makanan beku. Ayam broiler hidup yang dipanen pada peternakan Agus Suhendar biasanya memiliki bobot panen rata-rata 1,6 kg per ekornya, dengan umur 4 sampai 6 minggu. Waktu panen ditentukan oleh TMF sesuai dengan permintaan pembeli dan harga ayam broiler di pasar. Untuk menjaga kepercayaan pembeli TMF senantiasa menjaga kualitas ayam broiler hidup yang dihasilkannya. TMF selalu memastikan ayam broiler hidup yang dijual adalah ayam broiler yang berkualitas baik. Setiap waktu panen, perwakilan langsung dari TMF atau PPL akan datang dan ikut mengawasi proses panen. Berikut adalah ciri-ciri fisik ayam broiler yang disyaratkan TMF : (1) Bebas dari penyakit; (2) Mata cerah; (3) Terlihat aktif; (4) Bulu cerah dan penuh. Sementara itu, produk sampingan peternakan yaitu kotoran ayam, diambil oleh pembeli sendiri ketika panen telah usai. Pembeli kotoran ayam adalah penduduk sekitar yang berprofesi sebagai petani. Kotoran ayam ini merupakan salah satu bahan untuk pembuatan pupuk kandang yang mudah didapat, atau bagi sebagian petani pupuk ini langsung digunakan bagi tanaman mereka. 52

Berdasarkan hasil dari analisis aspek pasar yang terdiri permintaan dan penawaran pasar, harga dan produk ayam broiler hidup, usaha peternakan yang dilakukan peternakan Agus Suhendar layak untuk dijalankan, karena sebagai plasma sebuah perusahaan kemitraan yang memiliki kinerja dan manajemen yang baik seperti TMF, peternakan Agus Suhendar aman dari kerugian akibat jatuhnya harga, memiliki pasar, tidak menghadapi permasalahan distribusi produk, dan menghasilkan produk yang berkualitas. 6.2. Aspek Teknis dan Produksi Analisis secara teknis berhubungan dengan penyediaan input proyek dan output (produksi) berupa barang dan jasa (Gittinger, 1986). Analisis teknis dan produksi meliputi penilaian kelayakan terhadap lahan dan kandang sebagai tempat seluruh proses produksi terjadi, penyediaan input utama yaitu DOC, pakan, obatobatan,vitamin dan vaksin, tenaga kerja dan bahan penunjang lainnya serta proses produksi. 6.2.1. Lahan dan Kandang Lahan dan kandang adalah bagian terpenting dari usaha peternakan ayam broiler, karena tanpa lahan dan kandang usaha tidak dapat dijalankan. Oleh karena itu, lahan dan kandang yang digunakan dalam usaha peternakan ayam broiler harus memenuhi persyaratan standar yang ditentukan TMF ataupun pada umumnya kelayakan sebuah lahan dan kandang sebagai penunjang pertumbuhan yang baik bagi ayam broiler. Lahan yang baik untuk usaha peternakan ayam broiler menurut Fadillah (2007) adalah lahan yang terletak jauh dari pemukiman, tujuannya untuk menghindari konflik dengan lingkungan akibat dari polusi bau atau polusi debu, serta ayam terhindar dari kontaminasi penyakit yang dibawa manusia atau binatang lainnya. Kemudian lahan berada pada areal yang relatif datar agar memudahkan transportasi dan pembangunan kandang. Lahan juga harus dekat dengan atau memiliki sumber air yang memadai, karena air merupakan kebutuhan mutlak bagi ayam. Lahan harus memiliki akses jalan, jaringan listrik dan telepon, dekat dengan tempat pemasaran dan sumber bahan baku. Terakhir, lahan harus 53

mendapatkan izin dari lingkungan masyarakat sekitar dan aman dari segala gangguan keamanan kriminal maupun gangguan keamanan lainnya. Usaha peternakan ayam broiler Agus Suhendar berada pada radius ± 300 m dari pemukiman. Letaknya yang jauh sengaja dipilih untuk menghindari konflik dengan penduduk sekitar karena usaha peternakan ayam broiler selalu menimbulkan bau yang tidak sedap. CV. Tunas Mekar Farm (TMF) menetapkan persyaratan bagi setiap plasma yang akan bergabung agar lahannya minimal berada di radius 200 m. Desa Patambran, tempat dimana letak lahan berada pada daerah yang relatif datar sehingga memudahkan pembangunan kandang dan memudahkan usaha dari segala akses yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha, terutama akses transportasi untuk pengadaan input maupun distribusi ayam broiler. Selain itu fasilitas telekomunikasi pun mudah, walaupun peternakan Agus Suhendar tidak memiliki telepon rumah, tetapi sinyal bagi telepon selular yang dimiliki oleh kepala karyawan dan karyawan mudah didapat. Ketersediaan listrik dan air pun terjamin, air yang digunakan pada peternakan Agus Suhendar bersumber pada air tanah atau sumur, tersedia sepanjang tahun. Selain karena curah hujan kota Bogor yang cukup tinggi sebesar 3.500-5.000 mm/tahun, tetapi juga karena sumur sengaja dibuat hingga kedalaman 20 m, dengan menggunakan mesin pompa super jet pump yang dapat menghisap air hingga kedalaman 50 m. Jika tetap terjadi kekeringan biasanya sumur akan digali lagi. Sebelum mendirikan usaha peternakan, Bapak Agus Suhendar telah meminta izin dari RT/RW setempat secara informal, dan beberapa penduduk sekitar yang letaknya terdekat dengan areal peternakan. Dengan pendekatan dan penjelasan yang informatif, Bapak Agus berhasil mendapatkan izin dari RT/RW setempat dan penduduk terdekat areal peternakan. Untuk menjaga peternakan dari gangguan kriminal dan keamanan lainnya Bapak Agus Suhendar mengandalkan siskamling Desa Patambran yang mengadakan ronda setiap malam serta memerintahkan anak kandang untuk bergantian menjaga kandang. Untuk menghalau binatang seperti ayam atau anjing memasuki areal peternakan seluruh lahan dipagari dengan pagar bambu setinggi 1 meter. 54

Luas lahan peternakan Agus Suhendar adalah 1.500 m², yang merupakan lahan sewa bekas lahan gambut. Di atasnya berdiri dua buah kandang. Kandang pertama adalah kandang bertingkat sebagai tempat pemeliharaan, gudang dan juga tempat menginap anak kandang, dan satu buah kandang panggung. Kandang bertingkat luasnya adalah 432 m², dengan ukuran 54x8 m dan kandang panggung 300 m², dengan ukuran 50x6 m, tinggi kaki 1,6 m dan tinggi kandang 1,8 m. Populasi 6.000 dan 3.000 ekor per kandang berarti memiliki kepadatan sekitar 10 ekor per meter persegi. Menurut Cahyono (2004), lebar kandang sebuah kandang panggung lebih baik berada pada kisaran 6-8 m dengan kepadatan kandang maksimal 10 ekor/m², dan menurut TMF panjang kandang tidak boleh melebihi dari 100 m agar jangkauan pemanenan tidak terlalu luas. Untuk sirkulasi dan juga kemudahan dalam pemanenan, Fadillah (2007) mengatakan syarat ketinggian kaki dan dinding adalah antara 1,5 hingga 1,8 m. Kandang pada peternakan Agus Suhendar menggunakan atap genting, dinding kawat ram dan bambu dan kayu sebagai kerangka serta lantainya, tirai terpal untuk manajemen buka tutup tirai sebagai usaha untuk menjaga suhu dalam kandang. Menurut Aak (1986), atap genting memiliki kelebihan daya refleksi terhadap sinar matahari yang cukup baik, tahan lama, pertukaran udara cukup baik melalui celah-celah genting dan tidak mudah menjadi sarang tikus. Dinding kawat ram dan bambu sebagai kerangka dipilih agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik. Dilihat dari segi lahan dan perkandangan, kandang yang dimiliki peternakan Agus Suhendar telah sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan sehingga layak untuk menjalankan usaha peternakan ayam broiler. 6.2.2. Bibit (DOC) Usaha peternakan ayam broiler menggunakan bibit ayam berumur 1 hari atau DOC (Day Old Chick). DOC yang digunakan pada peternakan Agus Suhendar adalah strain Hobb (Gambar 3). Strain tersebut dipilih berdasarkan kualitas yang dinilai dari sejarah penggunaan strain Hobb pada periode sebelumnya baik di peternakan Agus Suhendar maupun plasma-plasma yang lain. Berdasarkan pengalaman pemeliharaan sebelumnya, strain Hobb memiliki tingkat mortalitas yang baik, jarang melebihi 4,5 persen dan FCR ± 1,8, yang artinya strain tersebut cukup baik, memenuhi standar target yang ditetapkan TMF yaitu 55

mortalitas maksimal 4,5 persen dari seluruh jumlah bibit dan FCR di bawah 1,8. Suplai Hobb didapatkan dari rekanan CV. Tunas Mekar Farm yaitu PT. Cimanggis. Jika terjadi kelangkaan DOC atau PT. Cimanggis tidak memiliki stok DOC pada saat periode baru akan dimulai, maka TMF akan menghubungi rekanan-rekanan lain yang memiliki stok DOC, seperti PT. Multibreeder Adirama Indonesia, atau PT. Charoen Pokhpand. Untuk mencegah keterlambatan kedatangan DOC, TMF selalu memesan jauh hari sebelum masa periode terakhir berakhir. Peternakan Agus Suhendar tidak perlu mengkhawatirkan tentang pengadaan DOC. Gambar 3. DOC (Day Old Chick) 6.2.3. Pakan Pakan adalah asupan atau makanan bergizi yang diberikan kepada hewan ternak. Pakan merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan pada usaha peternakan ayam broiler, yaitu 70 persen dari pengeluaran. Untuk itu manajemen pakan yang baik sangat dibutuhkan supaya dapat menekan biaya yang dikeluarkan sehingga margin keuntungan yang didapat bisa lebih besar. TMF menetapkan FCR standar bagi setiap plasmanya, kemudian melakukan kontrol melalui PPL secara rutin, memberikan bimbingan agar tingkat FCR bisa sesuai dengan standar (Lampiran 1). Kontrol dilakukan dengan mengecek jumlah pakan yang telah terpakai dengan bobot ayam saat dilakukan pengecekan. Jika terjadi pemberian pakan berlebihan namun bobot tidak sesuai maka dilakukan evaluasi. Apakah dikarenakan panas yang kurang saat periode pemanasan sehingga DOC tidak dapat maksimal mencerna makanannya, atau ada 56

faktor-faktor lain. Setelah ditemukan masalahnya, PPL akan memberikan saran dan terus memantau saran untuk diterapkan. Pakan yang digunakan di peternakan Agus Suhendar diproduksi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia yang terdiri dari jenis pakan BBR-I fine untuk umur 1-10 hari dan BBR-I untuk umur 10-21 hari (masa starter, Gambar 4) yaitu pakan yang berbentuk fine crumble dan BR II yang diberikan umur 22 hari sampai panen (masa finisher, Gambar 5). Sama seperti pengadaan bibit, TMF sebagai inti bekerja sama dengan beberapa perusahaan, selain PT. Japfa Comfeed Indonesia, TMF juga bekerjasama dengan PT. Charoen Pokhpand. Untuk pencegahan penumpukan pakan, kekurangan atau keterlambatan pakan, TMF melakukan perencanaan kemudian menentukan kapan pakan habis, kapan pakan harus diganti jenisnya, dan kapan pakan harus datang. Beberapa hari sebelum tanggal pakan habis, TMF menghubungi pihak perusahaan rekanan suplai pakan dan memesan pakan untuk kedatangan dua hari sebelum pakan habis. Gambar 4. Pemberian Pakan Pada Fase Starter Gambar 5. Pemberian Pakan Pada Fase Finisher 6.2.4. Obat-obatan, Vitamin dan Vaksin Obat-obatan dan vaksin merupakan bagian dari pencegahan dan penanggulangan penyakit yang terjadi pada suatu peternakan ayam. Sementara vitamin digunakan untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh ayam dari penyakit, mengurangi tingkat stress pada ayam, dan meningkatkan performa ayam. Pemberian vaksin pada Agus Suhendar Farm terdiri dari 2 macam vaksin yaitu ND (new castle disease) dan gumboro. Pelaksanaan vaksinasi di peternakan menggunakan aturan yang berlaku sesuai dengan kebutuhan. Vaksinasi sudah 57

dimulai sejak ayam berumur 4 hari, DOC diberikan vaksin ND dengan cara tetes mata (Gambar 6) dan suntik bawah kulit (subcutaneous) (Gambar 7) pada sore hari dengan suhu ruang 27 o C. Tujuannya agar vaksin yang digunakan tetap hidup karena tidak terkena matahari langsung dan fase ini adalah fase yang menjadi awal dalam keberhasilan terhadap kesehatan ternak dan persentase ayam terkena penyakit relatif rendah. Gambar 6. Vaksinasi ND Perlakuan Tetes Mata Gambar 7. Vaksinasi ND Perlakuan Suntik Subcutaneous Vaksinasi dilanjutkan pemberian vaksin gumboro pada ayam berumur 14 hari dengan cara memberikannya melalui air minum (Gambar 8). Vaksinasi diberikan melalui air minum pada waktu sore hari yaitu pukul 18.00 WIB. Gambar 8. Vaksinasi Gumboro Melalui Air Minum Untuk pengendalian terhadap hama dan ekstoparasit seperti kutu ataupun lalat dilakukan penyemprotan dengan desinfektan setiap harinya. Program vaksinasi dan pemberian obat yang dilakukan pada peternakan ayam broiler ini dapat dilihat pada Lampiran 2. 58

Pemberian vitamin dilakukan secara terus menerus mulai dari ayam berumur satu hari sampai panen yang disesuaikan dengan berat badan ayam dan standar pakan. Vitamin yang digunakan di peternakan Agus Suhendar bermacammacam, salah satunya yaitu vitamin elektrolit. Vitamin ini berbentuk serbuk halus berwarna kuning kemerahan. Cara pemberian vitamin ini pada pagi hari bersamaan dengan pakan. Selain melalui pakan, pemberian vitamin dilakukan melalui air minum karena cara ini sangat lazim dan praktis dalam pemberian obat pada ayam. Vitamin berfungsi untuk mengurangi stres dan menambah kekebalan tubuh ayam. Pemberian awal yang dilakukan untuk DOC yang baru datang adalah dengan memberikan air minum yang telah dicampur dengan vitamin yang dapat memulihkan kondisi tubuh ayam sebagai penyuplai energi. 6.2.5. Bahan Penunjang Lainnya (sekam, listrik dan gas) Menurut Fadillah (2004), sekam berperan penting dalam pemeliharaan ayam ras pedaging, terutama ayam yang dipelihara di dalam kandang postal (sistem liter). Sekam berfungsi sebagai tempat tidur, tempat istirahat, dan tempat beraktifitas ayam serta tempat menampung kotoran yang dikeluarkan ayam. Sekam harus selalu dijaga agar tetap kering, tidak basah dan menggumpal. Sekam pada peternakan Agus Suhendar didapatkan dari penduduk sekitar peternakan yang pekerjaanya sebagian besar adalah petani padi. Listrik digunakan untuk lampu, dan gas digunakan untuk menghangatkan kandang pada periode pemanasan. 6.2.6. Tenaga Kerja Tenaga kerja atau karyawan pada peternakan Agus Suhendar terdiri dari empat orang yaitu satu orang kepala karyawan berumur 40 tahun dengan pendidikan terakhir SLTP dan tiga karyawan yang berumur 25 tahun, 34 tahun dan 24 tahun. Ketiga karyawan telah bergabung dengan peternakan Agus Suhendar sejak tahun 2004. Pendidikan terakhir mereka adalah SD dan tidak tamat SD. Ketiganya bisa membaca, tulis dan menghitung dengan baik dan cukup terlatih dan memiliki banyak pengetahuan mengenai pemeliharaan ayam broiler karena sebelum bergabung pernah bekerja di peternakan lain. Mereka memiliki 59

sifat yang jujur dan pekerja keras, serta bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. 6.2.7. Proses Produksi Proses produksi pada peternakan Agus Suhendar meliputi persiapan kandang, masa pemeliharaan dan pemanenan. 6.2.7.1. Persiapan Kandang Persiapan kandang merupakan kegiatan paling awal dari suatu siklus periode dalam beternak ayam broiler. Setelah periode sebelumnya usai, kandang pasti dalam keadaan kotor dan penuh dengan kuman penyakit, untuk itu diperlukan persiapan kandang agar kandang bersih dan minimal dari kuman penyakit. Persiapan kandang di peternakan Agus Suhendar dimulai dengan membuang segala kotoran dari kandang, mengeluarkan seluruh peralatan, menyapu bersih semua bagian kandang, lalu menyemprot seluruh bagian kandang dengan mesin penyemprot bertekanan tinggi sehingga tidak ada kotoran yang tertinggal. Dilanjutkan dengan menyikat lantai dengan air detergen. Semua peralatan kandang dicuci dengan desinfektan kemudian dikeringkan. Kandang yang telah bersih, kemudian disemprot dengan formalin, setelah kering, seluruh permukaan kandang ditaburi kapur. Kegiatan selanjutnya adalah memasang lingkar pembatas, alat pemanas, menaburkan sekam setebal 5 cm. Penyemprotan desinfektan dilakukan sekali lagi, kemudian meletakkan alas koran di atas sekam dan memasang peralatan kembali. Kandang diistirahatkan selama 10-14 hari. 6.2.7.2. Proses Pemeliharaan Empat belas hari kemudian setelah kandang diistirahatkan, DOC didatangkan dari perusahaan pembibitan. Strain DOC yang digunakan pada peternakan Agus Suhendar adalah Hobb. Menurut anak kandang, biasanya DOC datang pada pagi atau sore hari, untuk mengurangi tingkat stres DOC akibat panas matahari. Upaya pengurangan tingkat stres juga dilakukan dengan memberikan air minum yang dicampur dengan air gula. 60

Pada minggu pertama pemeliharaan atau periode pemanasan adalah periode paling penting dalam siklus kehidupan ayam, karena DOC mengalami proses adaptasi dengan lingkungan baru. Periode ini juga masa pembentukan kekebalan tubuh dan masa awal pertumbuhan semua organ tubuh. Pemanas dipasang baik siang dan malam, tirai penutup tidak dibuka untuk mencapai suhu yang diinginkan. Keperluan temperatur DOC dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Keperluan Temperatur DOC Sumber: Roni Fadillah (2007) Umur (hari) Temperatur ( C) 0-3 32-35 4-7 29-34 8-14 27-31 15-21 25-27 Pada umur 4-6 hari dilakukan vaksinasi ND, kemudian lapisan koran di atas sekam dibuka. Sekam diganti secara rutin jika dirasa bau amoniak menyengat dan mulai basah serta luas brooder disesuaikan dengan pertambahan berat badan dan kepadatan. Pada minggu kedua tirai mulai dibuka sepertiga bagian bawahnya, pemanas hanya dipasang pada malam hari saja atau jika udara dingin, dan dilakukan vaksin Gumboro pada umur 13-14 hari. Pemberian pakan mulai diberikan di piringan tempat pakan. Pada minggu ini dilakukan penimbangan berat badan ayam dengan mengambil beberapa sampel ayam broiler. Sekam sudah mulai diangkat sedikit demi sedikit agar ayam tidak stres dan bau amoniak dapat berkurang. Pada minggu ketiga tirai dibuka 2/3 bagian bawahnya atau dibuka semua jika cuaca panas pada siang hari, pemberiaan pakan diletakkan pada tempat pakan yang digantung setinggi jangkauan ayam untuk memudahkan ayam makan. Setelah itu dilakukan penyemprotan desinfektan dan antiseptik. Pada minggu keempat dan minggu kelima tirai sudah dibuka seluruhnya dan penggunaan pemanas sudah dihentikan. 61

Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan ayam dilakukan penimbangan berat badan setiap minggunya, namun menjelang panen penimbangan lebih sering dilakukan. Kegiatan umum yang dilakukan setiap hari dari minggu pertama hingga kelima adalah mengamati tingkat laku ayam, tinja, keseragaman pertumbuhan, mendengar suara ayam, memisahkan ayam yang kerdil dan yang sakit, membuang ayam jauh dari kandang dan menghitung mortalitas dan penggunaan pakan (Lampiran 3). 6.2.7.3. Proses Pemanenan Panen merupakan fase akhir pemeliharaan ayam broiler, sehingga perlu penanganan yang serius dan ekstra hati hati. Hal pertama dilakukan adalah mempersiapkan peralatan (timbangan dan sekat bambu) dan tenaga untuk panen. Pada saat penimbangan dilakukan sedikit demi sedikit dengan menggunakan sekat bambu sebagai pembatas sesuai dengan jumlah tenaga kerja pada saat panen dan jenis kendaraan. Ayam yang belum ditimbang harus tetap diberi air minum. Waktu pemanenan ini sebelumnya telah direncanakan pada masa awal pemeliharaan, biasanya saat umur ayam 4-6 minggu atau sampel ditimbang dengan berat rata-rata mencapai 1,6 kg/ekor. Waktu panen yang direncanakan sering berubah karena situasi dan kondisi saat pemanenan, seperti bobot yang diinginkan penangkap/pembeli atau harga ayam di pasar. Harga hasil produksi ayam broiler bagi peternak ditentukan oleh harga kontrak atau sesuai kesepakatan TMF dengan peternak, dan harga bagi penangkap sesuai kesepakatan antara TMF dan pembeli, disebut juga harga posko jika penangkap langsung datang ke peternakan untuk mengambil ayam. Berdasarkan analisis aspek teknis dan produksi, lahan dan kandang yang memenuhi kualifikasi, pengadaan bibit dan pakan yang tepat waktu dan berkualitas, pengadaan dan manajemen kesehatan yang disiplin dan teratur, pengadaan bahan-bahan penunjang tanpa mengesampingkan kegunaannya tetap mengutamakan bahan yang terbaik dan tepat waktu, memiliki tenaga kerja yang berpengalaman, jujur dan pekerja keras, dan proses produksi yang sistematis dapat disimpulkan usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan. 62

6.3. Aspek Manajemen dan Organisasi Untuk mencapai manajemen sumberdaya yang baik dalam menjalankan suatu usaha, dibutuhkan struktur organisasi yang jelas dan terperinci menjelaskan fungsi masing-masing karyawan. Struktur organisasi Agus Suhendar Farm adalah struktur organisasi sederhana, karena Agus Suhendar Farm merupakan usaha peternakan skala kecil yang hanya terdiri dari empat karyawan. Bapak Agus sebagai pemilik hanya bertindak sebagai pengawas dan pengambil keputusan, datang seminggu dua atau tiga kali untuk mengecek kondisi dan jalannya usaha peternakan. Beliau menyerahkan pelaksanaan pekerjaan lapangan pada kepala karyawan yang tinggal di kandang, di bawahnya adalah tiga orang karyawan, yang masing-masing menjaga satu kandang. Gambar struktur organisasi Agus Suhendar Farm dapat dilihat pada Gambar 9. Pemilik Peternakan Agus Suhendar Kepala karyawan karyawan karyawan karyawan Gambar 9. Struktur organisasi peternakan Agus Suhendar Sumber: Peternakan Agus Suhendar (2011) Kepala karyawan bertugas mengontrol manajemen pemeliharaan yang terjadi di peternakan Agus Suhendar, memastikan karyawan menjalankan seluruh proses produksi sesuai dengan jadwal kegiatan yang ditetapkan CV. Tunas Mekar Farm. Kepala karyawan harus segera melapor ke pemilik dan TMF jika terjadi permasalahan seperti angka mortalitas di atas yang ditetapkan (4,5 persen). TMF biasanya akan mendatangkan petugas penyuluh lapangan dokter hewan (PPL). Kepala karyawan juga diwajibkan mencatat seluruh kegiatan produksi dan panen. Karyawan merupakan ujung tombak dari usaha peternakan ayam broiler, karena mereka lah yang melakukan seluruh proses produksi. Karyawan bertugas mengerjakan semua manajemen pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dan 63

jadwal, juga melaksanakan perintah dari kepala karyawan. Tugas masing-masing karyawan tertulis sebagai kegiatan manajemen usaha peternakan (Lampiran 3). Dilihat dari aspek manajemen dan organisasi, usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan, karena memiliki pembagian tugas yang jelas, terperinci dan tertulis, sehingga manajemen usaha berjalan dengan baik. 6.4. Aspek Hukum Usaha peternakan Agus Suhendar adalah plasma dari sebuah perusahaan kemitraan yang bernama CV. Tunas Mekar Farm (TMF) sebagai inti. Dalam hubungan kemitraan inti dan plasma terdapat ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak hitam di atas putih dalam bentuk kontrak bermaterai Rp 6.000,00 yang ditandatangani kedua belah pihak. Apabila terjadi permasalahan atau perselisihan selama hubungan berlangsung maka akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati tersebut dengan jalan bermusyawarah. Jika tidak terjadi kesepakatan dalam penyelesaian sengketa secara bermusyawarah, pihak yang merasa tidak puas diperkenankan untuk melapor ke pihak yang berwajib. Mengenai perizinan peternakan sendiri, menurut manajer TMF, peternakan Agus Suhendar telah mendapatkan izin dari RT/RW setempat dan penduduk sekitar. Dilihat dari aspek hukum, usaha peternakan Agus Suhendar layak dijalankan karena memiliki ketentuan kerjasama tertulis yang jelas dan saling memuaskan kedua belah pihak, dan mendapatkan izin pendirian dari RT/RW maupun penduduk sekitar, sehingga meminimalisir kemungkinan terjadi konflik akibat limbah usaha. 6.5. Aspek Ekonomi dan Sosial Suatu usaha peternakan ayam broiler pasti akan memiliki dampak bagi lingkungan sekitar baik secara ekonomi maupun sosial. Peternakan Agus Suhendar yang terletak di Desa Patambran RT 02/04 Semplak Barat, Kemang Utara, Kecamatan Bogor, Kabupaten Bogor berdiri di atas lahan seluas 1.500 m² yang dulunya adalah lahan gambut yang tidak produktif kemudian disewa oleh Bapak Agus dan dijadikan sebuah usaha peternakan. Peternakan ini, memiliki satu Kepala karyawan dan tiga karyawan yang berasal dari penduduk sekitar. Hal 64

tersebut membuktikan bahwa peternakan Agus Suhendar memiliki dampak secara ekonomi pada daerah sekitar dalam hal pengurangan jumlah pengangguran walaupun hanya empat orang, pemanfaatan lahan gambut menjadi lahan produktif dan memberikan tambahan penghasilan bagi pemilik lahan. Dampak negatif peternakan ayam broiler adalah limbah kotoran ayam dan sekam padi. Pada peternakan Agus Suhendar, limbah-limbah tersebut dijual. Kotoran ayam dan sekam padi tersebut dijual ke petani-petani yang memiliki sawah dan kebun di daerah sekitar sehingga dapat menambah penghasilan bagi Bapak Agus. Meskipun peternakan ayam berdiri di radius 300 m² dari rumah warga, peternakan tetap menimbulkan polusi udara yang membuat perumahan warga di sekitar mencium bau tidak sedap karena limbah kotoran ayam, tetapi karena sebelumnya Bapak Agus sudah mendapatkan restu dari beberapa warga yang rumahnya terdekat dengan peternakan, warga tidak protes. Hasil dari analisis aspek ekonomi dan sosial dapat dikatakan usaha peternakan ayam broiler yang dilakukan oleh peternakan Agus Suhendar tidak merugikan lingkungan sekitar, sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan. 65