PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMP NEGERI II MORI ATAS KABUPATEN MOROWALI UTARA Muliani 1, Nirmawati 2, Almida 3 ABSTRAK : Masa remaja merupakan masa terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologi, dan sosial. Pola karakteristik ini menyebabkan remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, sehingga suka mencoba hal-hal baru untuk mencari jati diri tetapi kurang mempertimbangkan dampaknya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMP Negeri II Mori Atas. Metode penelitian yaitu deskriptif, dengan sampel adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri II Mori Atas tahun ajaran 2013-2014, sejumlah 63 sampel yang dipilih secara Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang seks bebas kategori pengetahuan baik 17 responden (26,98%), kategori pengetahuan cukup 35 responden (55,56%), dan kategori pengetahuan kurang 11 responden (17,46%). Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa pengetahuan siswa-siswi SMP Negeri II Mori Atas tentang seks bebas sebagian besar memiliki kategori pengetahuan cukup. Kata kunci : pengetahuan, remaja, seks bebas Abstract : Adolescent is the period of rapid growth and development of physical, psychological, and social. This leads to characteristic patterns of teens to have a great curiosity, so likes to try new things in looking for identity but did not consider the impact of its action. The purpose of this study was to determine knowledge of adolescents about free sex in SMP II Mori Atas. The research method is descriptive, the samples were all students of class VII, VIII, and IX SMP II Mori Atas in the academic year 2013-2014, a number of 63 samples were selected by simple random sampling. The results showed that knowledge about adolescent promiscuity good knowledge category for 17 respondents (26.98%), sufficient knowledge category 35 respondents (55.56%), and less knowledge category 11 respondents (17.46%). In conclusion, the study showed that the knowledge of the students of SMP Negeri II Mori Atas about sex most have sufficient knowledge category. Keywords : Knowledge, Adolescent, Free sex. PENDAHULUAN (Introduction) Remaja merupakan kelompok yang unik dengan kebutuhan yang khas, yaitu kebutuhan untuk mengenal identitas/jati dirinya. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan sesuatu tanpa didahului pertimbangan matang, yang akhirnya dapat mendorong remaja ke arah prilaku yang dapat berisiko menimbulkan berbagai masalah yang akan mempengaruhi kesehatannya (Kemenkes RI, 2010:2) Remaja mempunyai sifat yang unik, salah satunya adalah sifat ingin meniru sesuatu hal yang dilihat dilingkungan sekitarnya. Di samping itu remaja mempunyai kebutuhan akan kesehatan seksual, dimana pemenuhan kebutuhan kesehatan seksual tersebut sangat bervareasi (Kusmiran, 2012:3). Dalam perkembangan siklus kehidupan manusia, masa remaja merupakan masa yang sangat penting setelah melewati masa kanak kanak untuk menuju masa dewasa. Dalam periode ini terjadi pematangan organ dan fungsi termaksud hormon sekunder, yang berdampak pada terjadi perubahan baik secara fisik dan psikososial. Perkembangan fisik akan mengalami pertumbuhan yang pesat, demikian pula perubahan emosi dan perkembangan psikososial. Pada periode ini remaja memerlukan informasi dan pengetahuan yang cukup agar memahami dan 1 Jurusan Kebidanan Prodi DIII Kebidanan Palu 2 Jurusan Kebidanan Prodi DIII Kebidanan Palu 3 Jurusan Kebidanan Prodi DIII Kebidanan Palu 900
ISSN: 1907-459X mampu menghadapi perubahan yang dialaminya. Anak sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat memasuki usia remaja. Di mana pada periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat baik fisik, psikologis maupun intelektual. Remaja biasanya menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani mengambil risiko tanpa didahului oleh pertimbangan matang yang akan mempengaruhi status kesehatanya (Kemenkes RI 2011 b ). Era moderen yang diwarnai dengan perkembangan teknologi informatika (internet) dan komunikasi (ponsel) tampaknya sangat berpengaruh terhadap peningkatan angka prilaku seks bebas baik di lingkungan remaja maupun di lingkungan orang dewasa (Wulandari 2011). Banyak orang mengatakan bahwa remaja adalah tulang punggung sebuah negara. Pendapat demikian memanglah benar, remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik. Di tangan remajalah bergantung masa depan bangsa ini. Namun melihat kondisi remaja saat ini,harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas bangsa dan negara di masa yang akan datang sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Diantara berbagai macam kenakalan remaja, seks bebas selalu menjadi bahan menarik dalam berbagai tulisan selain kasus narkoba dan tawuran remaja. Sepertinya seks bebas telah menjadi trend tersendiri, bahkan seks bebas di luar nikah yang dilakukan oleh remaja (pelajar dan mahasiswa) bisa dikatakan bukanlah suatu kenakalan lagi, melainkan sesuatu yang wajar dan telah menjadi kebiasaan. Pergaulan seks bebas dikalangan remaja Indonesia saat ini memang sangatlah memprihatinkan, berdasarkan beberapa data Komisi Perlindungan Anak (KPAI) menyatakan sebanyak 32% remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Bandung) pernah berhubungan seks. Hasil survei lain juga menyatakan 1 dari 4 remaja Indonesia melakukan hubungan seksual pra nikah dan membuktikan 62,7% remaja kehilangan keperawanan saat masih duduk di bangku SMP, dan bahkan 21,2% diantaranya berbuat ekstrim yakni pernah melakukan aborsi (Sule 2013). Dalam National Surveys of Family Growth dilaporkan bahwa 80% laki-laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seks selama masa pubertas. Ada sekitar 53% perempuan berumur antara 15-19 tahun melakukan hubungan seks pada masa remaja, sedangkan jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seks sebanyak dua kali lipat daripada perempuan (Soetjiningsih, 2010: 38). Data remaja wilayah Puskesmas Lee yaitu : Desa Tomui Karya 52 orang, Desa Saemba 87 orang, Desa Saemba Walati 31 orang, Desa Kasingoli 28 orang, Desa Gontara 21 orang, Desa Lee 35 orang, adapun yang diperoleh di Puskesmas Lee pada tahun 2012 terdapat jumlah kehamilan diluar nikah dan persalinan dibawah umur sebanyak 3 kasus (Puskesmas Lee, 2012). Berdasarkan data awal yang diperoleh di SMP Negeri II Mori Atas pada tahun 2012 dewan guru melakukan aksi sweeping telepon selluler (HP), ditemukan 20 orang siswa sedang menonton film porno lewat HP tersebut. Data tahun 2012, terdapat 3 orang siswa perempuan telah putus sekolah akibat hamil diluar nikah. Tujuan dari penelitian ini diketahuinya pengetahuan remaja tentang seks bebas pada siswa SMP Negeri II Mori Atas. METODE PENELITIAN (Methods) Penelitian ini merupakan jenis penelian deskriptif, dengan memberikan gambaran tentang pengetahuan remaja tentang seks bebas. Populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri II Mori Atas sejumlah 170 orang, dan besar sampel 63 responden baik laki-laki maupun perempuan yang dipilih secara Simple Random Sampling, dengan teknik acak sederhana. Analisis data 901
adalah analisis univariat yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk menyajikan presentasi dalam tiap kategori pengetahuan. HASIL PENELITIAN (result) Mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan presentasi dari setiap kategori pengetahuan remaja tentang seks bebas. Tabel 1 Distribusi pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMPN II Mori Atas Kab. Morowali Utara tahun 2014 No Pengetahuan F % 1 2 3 Baik Cukup Kurang 17 35 11 26,98 55,56 17,46 J u m l a h 63 100,00 Pada tabel di atas menunjukan bahwa pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMPN II Mori Atas sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 35 responden (55,56%), dan sebagian yang berpengetahuan baik 17 responden (26,98%) dan yang berpegetahuan kurang 11 responden (17,46%) PEMBAHASAN (discussion) Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan responden sebagian besar memiliki pengetahuan kategori cukup 55,56% yang merupakan jumlah dua kali lebih besar dibanding yang memiliki pengetahuan kategori baik yang hanya berjumlah 26,98%. Data tersebut menunjukan bahwa sebagian besar remaja relative masih membutuhkan informasi yang benar mengenai seks bebas dan risiko atau dampak dari perilaku seks bebas, sehingga adanya kecenderungan pada kalangan remaja untuk berprilaku seks bebas semakin meningkat yang dengan sendirinya meningkatkan kasus kehamilan yang tidak diinginkan serta insiden meningkatnya kasus aborsi. Menurut peneliti bahwa pengetahuan dengan kategori cukup dikarenakan responden masih membutuhkan materi pembelajaran tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang batasan dari seks bebas serta dampak yang ditimbulkannya, informasi itu dapat diperoleh disekolah, karena selama ini kurikulum materi kesehatan reproduksi hanya didapatkan di kelas IX dan orang tua masih tabu membahas tentang dampak-dampak seks bebas terhadap anaknya. Dan sumber pengetahuan remaja tentang seks bebas kebanyakan hanya diperoleh lewat informasi melalui beberapa media cetak dan eletronik seperti: televisi, majalah bahkan yang lebih trasparan lagi melalui handphone dan akses internet dengan mudah. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, penciuman, rasa dan raba. Sebagian `besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting terbentuknya tindakan seseorang, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Hal ini sejalan dengan teori Depkes 2011 bahwa remaja yang masih usia 10-19 tahun memiliki perkembangan emosi dan perilakunya belum stabil bahkan menyukai petualangan serta 902
ISSN: 1907-459X cenderung berani melakukan perbuatan yang berisiko tanpa didahului pertimbangan. Responden dengan pengetahuan kurang yaitu 11 responden (17,46%), hal ini akibat kurangnya informasi tentang pendidikan kesehatan reproduksi dan dampak dari seks bebas. Hasil analisis kuesioner terhadap jawaban responden pada pertanyaan tentang kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia 10-20 tahun terdapat 67% responden menjawab salah. Hal ini menunjukan bahwa batasan usia remaja pun belum dipahami dengan benar, serta sumber pengetahuan tentang seks bebas banyak diperoleh dengan cara yang keliru seperti menonton film porno baik melalui handphone maupun diaksees dari internet dengan mudah. Ini dibuktikan 57% responden menyatakan telah mendapatkan pengalaman seksual melalui tontonan film porno. Terkait dengan item kuesioner tentang bersetubuh sekali tidak akan menyebabkan kehamilan, terdapat 42 responden (67%) yang membenarkan hal ini dan hanya 33% remaja yang memahami proses terjadinya kehamilan namun masih membutuhkan informasi yang lebih mendalam tentang dampak kehamilan akibat seks bebas. Demikian halnya alat kontrasepsi kondom dapat digunakan untuk berhubungan seksual sebanyak 62% menyetuju, hal ini sangat mengkuatirkan bagi remaja sebagai generasi penerus bangsa ada kecendrungan remaja menyalahgunakan alat kontrasepsi secara bebas. Menurut Sule (2013) bahwa remaja adalah tulang punggung negara dan merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menggantikan generasi terdahulu dengan kualitas kinerja dan mental yang lebih baik, sebab di tangan remajalah bergantung masa depan bangsa ini. KESIMPULAN (Conclusion) Pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMPN II Mori Atas yang terbanyak adalah pengetahuan kategori cukup. SARAN (Suggestion) Perlunya institusi pendidikan bekerja sama dengan Puskesmas Lee dalam memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan reproduksi secara berkala dan mengaktifkan kegiatan kerohanian sekolah, serta memasukkan pendidikan dasar kesehatan pada kurikulum yang terkait untuk dapat mengenalkan pendidikan seks sejak dini untuk menghilangkan persepsi tabu tentang pendidikan seks. Pihak sekolah tetap berkordinasi dengan orangtua siswa untuk bekerjasama dalam melakukan pemantauan dan pembinaan pada siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. DAFTAR PUSTAKA Kemenkes, RI., 2010. Teknik Konseling Kesehatan Remaja Bagi Tenaga Kesehatan. Direktorat Bina Kesehatan Anak Dirjen Bina Gizi dan Anak Kemenkes RI. Jakarta. Hal. 2 Kemenkes, RI., 2011a. Modal Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Bagi Konselor Sebaya. Dirjen Bina Gizi dan Anak Kemenkes RI. Jakarta, Hal 1 Kemenkes, RI., 2011b. Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan-Usaha Kesehatan Sekolah ditingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan antren. Direktorat Bina Kesehatan Anak Dirjen Bima Gizi dan KIA. Jakarta. Hal 1 903
Kusmiran, E. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Mediaka. Jakarta Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Renika Cipta. Jakarta Puskesmas LEE, 2012 Profil Program Kesehatan Ibu Dan Anak PKM Lee. Wulandari, JR., 2011, Cara Ternikmat Untuk Hidup Sehat. Dinamika Media. Yogyakarta 904