BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang, yaitu dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS. karena itu bila perusahaan menggunakan ilmu akuntansi yang baik, maka dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. semakin berkembang ditengah-tengah dunia usaha yang kian hari kian menuju era

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan posisi keuangan suatu organisasi. Dibuat laporan keuangan ini

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Tak terkecuali di dunia perbankan. Kehadiran bank mempunyai

MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA. Fatchur Rohman

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masing-masing orang memiliki persepsinya sendiri atas suatu kejadian, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu sarana penting yang harus tersedia bahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. ETAP) diluncurkan resmi pada tanggal 17 juli 2009, berlaku efektif pada tanggal

PERSIAPAN PENERAPAN PSAK ETAP Oleh : Syarief Basir, CPA, SH, MBA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

29 Oktober Pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Usaha mikro, kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BABI PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu. yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

BAB II PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH USAHA KECIL DAN MENENGAH. 2.1 Kesadaran Dalam Menyusun Laporan Keuangan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor bisnis sekarang ini semakin pesat sehingga menimbulkan

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, baik dalam

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha akan terus berkembang diikuti dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui kondisi

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah Koperasi Berasal dari bahasa asing co-operation ( co artinya

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI. Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi merupakan suatu ilmu yang terus berkembang dari masa ke

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pemilik perusahaan dapat mengetahui bagaimana kondisi usaha dan

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi pada bisnisnya khususnya dari sisi keuangan atau financial. Untuk memulai

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak diluar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SEBELUM DAN DAN SESUDAH IMPLEMENTASI SAK ETAP ATAS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT.APMS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggerak utama kondisi perekonomian negara adalah dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sudah semakin maju. Ini

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang masih digunakan sampai sekarang adalah laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

Transkripsi:

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Informasi Akuntansi 2.1.1.1. Teori Akuntansi Definisi akuntansi menurut Jusup (2003: 4) dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya. Dari sudut pemakainya akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Sedangkan ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 bahwa menyatakan laporan keuangan terdiri atas : 1. Neraca yang merupakan laporan tentang posisi keuangan perusahaan yang terdiri atas hak (sumber daya) perusahaan dan kewajiban (asal sumber daya perusahaan). 2. Laporan laba rugi yang merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu. 3. Laporan arus kas yang merupakan laporan yang menggambarkan perputaran kas pada periode tertentu 13

14 4. Laporan perubahan ekuitas (modal) yang merupakan laporan yang menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio. 5. Catatan atas laporan keuangan yang merupakan penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. 2.1.1.2. Informasi Akuntansi Ikhsan dan Ishak (2008: 3) menyatakan bahwa sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang kompleks. Selanjutnya Ikhsan dan Ishak (2008: 6) menyatakan bahwa informasi akuntansi melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah: 1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambialan keputusan dan pemberian kredit. 2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut. 3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.

15 5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan perusahaan. 6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan. Kualitas informasi menurut Jogiyanto (1988) tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis), dan relevan (relevance). Dalam Fitriyah (2006), informasi akuntansi pada dasarnya bersifat keuangan dan terutama digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan, pengawasan, dan implementasi keputusan keputusan perusahaan. Agar data keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, maka data tersebut harus disusun dalam bentuk bentuk yang sesuai. 2.1.1.3. Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Untuk memberikan informasi yang dibutuhkan pemakainya, akuntansi dapat dibedakan berdasarkan jenis informasi yang dihasilkannya. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa

16 akuntabilitas publik adalah entitas yang memiliki dua kriteria entitas yang tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yaitu: 1. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas yang signifikan jika, entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau entitas dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal (BAPEPAM-LK) atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal. Oleh sebab itu Bapepam sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) Bapepam-LK No. SE- 06/BL/2010 tentang larangan penggunaan SAK ETAP bagi lembaga pasar modal, termasuk emiten, perusahaan publik, manajer investasi, sekuritas, asuransi, reksa dana, dan kontrak investasi kolektif. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebaga fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana, dan bank investasi. 2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah: Pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha misalnya kreditur, lembaga pemeringkat kredit. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifkan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi yang mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contohnya Bank Perkreditan Rakyat yang telah diijinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP mulai 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No. 11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009. SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini per 1 Januari 2010 diperbolehkan.

17 Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP. Mengingat kebijakan akuntansi SAK-ETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada PSAK, maka terdapat beberapa ketentuan transisi dalam SAK-ETAP yang cukup ketat. Misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK-ETAP, yakni 1 January 2011 Entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK-ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-etap sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Per 1 Januari 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih menggunakan SAK- ETAP. Entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP. Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun 2011, namun kemudian mendaftar menjadi perusahaan public di tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib menyusun laporan

18 keuangan berdasarkan PSAK non-etap dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali. Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-etap dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan. Menurut Mulyadi (2009: 1-6) akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu: 1. Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan terutama ditujukan untuk menyajikan informasi bagi pemakai luar perusahaan. Untuk suatu perusahaan yang besar, pemakai luar ini meliputi pemegang saham, kreditur, langganan, para analis keuangan, karyawan, dan berbagai instansi pemerintah. Akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan periodik yang umumnya terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan laba, dan laporan perubahan posisi keuangan. Informasi akuntansi yang disajikan untuk pihak luar perusahaan ini memerlukan ketepatan yang tinggi karena umumnya menyangkut masa yang telah lalu. 2. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan manajemen.akuntansi manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi mereka yang ada dalam perusahaan.akuntansi manajemen ini menghasilkan laporan keuangan rinci dari berbagi jenjang organisaai yang menyajikan informasi rinci.informasi akuntansi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen digunakan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Holmes dan Nicholls (1988)

19 mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yangberbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu: c. Statutory Accounting Information Statutory accounting information merupakan informasi yang disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada.penyelenggaraan pembukuan merupakan suatu kewajiban yang di atur dalam undang-undang perpajakkan, yang menyajikan keterangan yang digunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak.oleh karena itu, pembukuan ini sekurang-kurangnya berisi tentang keadan kas perusahaan, daftar hutang piutang, dan daftar persediaan barang, serta pada akhir tahun membuat neraca dan perhitungan laba-rugi. d. Budgetary Information Budgetary Information yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian, dan pengambilan keputusan. Informasi anggaran ini misalnya anggaran biaya produksi yang berkaitan dengan informasi mengenai biaya yang digunakan untuk berproduksi di masa yang akan datang. e. Additional Accounting Information Additional accounting information yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer. Informasi akuntansi lain ini seperti laporan produksi yang dikaitkan dengan informasi mengenai produksi.

20 2.1.2. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.1.2.1. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah Batasan definisi usaha kecil dan menengah (UKM) masih berbeda-beda sampai saat ini tergantung pada fokus permasalahanya masing-masing. Dun Steinhoff dan John F. Burgess (2003) dalam Suryana (2006: 118) mengemukakan bahwa definisi usaha kecil telah didefinisikan secara berbeda tergantung pada kepentingan organisasi. Undang-undang No.9 tahun 2005 pasal 1 memberikan pengertian usaha kecil, menengah, dan besar sebagai berikut: 1. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. 2. Usaha menengah dan besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari pada kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan usaha kecil. Selanjutnya Undang-undang tersebut dalam pasal 5 mengemukakan kriteria usaha kecil yaitu sebagai berikut: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) 3. Milik Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar

21 5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan jumlah tenaga kerjanya. Usaha Kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang. Penyediaan informasi akuntansi bagi usaha kecil dan menengah dapat menunjang perkembangan UKM tersebut. Karena dengan adanya sistem informasi akuntansi, pengusaha dapat mengontrol perusahaannya dan dapat membuat usahanya go public serta tahan terhadap krisis. Namun, masih banyak UKM yang enggan untuk mengaplikasikan sistem informasi akuntansi tersebut dengan berbagai alasan (Endang, 2012). 2.1.2.2. Karakteristik Usaha Kecil dan Menengah Suryana (2006:120) menjelaskan pada umumnya UKM memiliki ciri-ciri khusus yaitu manajemen, modal, dan operasinya bersifat lokal.pada UKM manajer yang mengoperasikan perusahaan adalah pemilik yang mengambil berbagai keputusan secara mandiri. Modal yang diperlukan juga biasanya relatif kecil dan hanya dari beberapa sumber. Karena modalnya relatif kecil dan dikelola secara mandiri maka daerah operasinya adalah lokal.akan tetapi, secara keseluruhan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lokal yang cukup besar dan tersebar. Prawirokusumo (2001: 78) menyatakan bahwa UKM secara umum memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Fleksibel, dalam arti jika menghadapi hambatan dalam menjalankan usahanya akan mudah berpindah ke usaha lain.

22 2. Dalam permodalannya tidak selalu tergantung pada modal dari luar, UKM dapat berkembang dengan kekuatan modal sendiri. 3. UKM tersebar diseluruh Indonesia dengan kegiatan usaha di berbagai sektor, merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat. Pembahaasan mengenai UKM tidak terlepas dari pengusaha atau wirausahanya yang sangat mendominasi perilaku bisnis dan sangat menentukan arah masa depan suatu UKM. Pengusaha kecil dan menengah pada umumnya merupakan seseorang yang merencanakan namun terlibat dalam pengawasan bahkan sebagai pelaksana. Dengan kata lain pengusaha kecil dan menengah melakukan berbagai fungsi dan peran dalam usaha yang dimilikinya. 2.1.3. Penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi 2.1.3.1. Penggunaan informasi akuntansi dalam perusahaan Dalam Solovida (2010) menjelaskan bahwa kekurangan informasi akuntansi dalam manajemen perusahaan dapat membahayakan perusahaan kecil. Selanjutnya mereka menyatakan bahwa kondisis keuangan yang memburuk dan kekurangan catatan akuntansi akan membatasi akses untuk memperoleh informasi yang diperlukan, sehingga akan menyebabkan kegagalan perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah dalam Fitriyah (2006) ada 4 faktor, yaitu: 1. Pengetahuan akuntansi Pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh manajer atau pemilik perusahaan dalam menjalakan operasional perusahaan. Dalam Fitriyah

23 (2006), jika pengetahuan manajer atau pemilik rendah, akan menyebabkan banyak perusahaan kecil dan menengah menggunakan jasa Konsultan atau Akuntan Publik dalam penyediaan informasi akuntansi. 2. Skala usaha Skala usaha merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat berapa jumlah karyawan yang bekerja dan berapa besar pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi dalam Fitriyah (2006). 3. Jenis usaha Dalam Fitriyah (2006) jenis usaha mempunyai efek terhadap persiapan dan penggunaan informasi akuntansi. 4. Pengalaman usaha Pengalaman dalam operasional berusaha atau lamanya perusahaan beroperasi berdasarkan pada bisnis yang sudah dijalankan akan mengindikasikan kebutuhan akan informasi akuntansi yang sangat diperlukan dalam (Fitriyah, 2006). Di samping 4 faktor di atas, Solovida (2010) juga menambahkan 3 faktor yang mempengaruhi penggunaan dan penyiapan informasi akuntansi, yaitu: 1. Masa memimpin perusahaan Menurut Solovida (2010), pemimpin perusahaan melakukan pengelolaan operasional perusahaan akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan. Pengalaman manajer dalam mengelola perusahaan akan terus bertambah

24 seiring dengan masa jabatannya memimpin perusahaan. Informasi yang diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan dipengaruhi oleh masa memimpin perusahaan. 2. Pendidikan pemilik atau manajer Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer perusahaan ini sangat mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer perusahan kecil dan menengah ini sangat ditentukan dari pendidikan formal yang pernah ditempuh (Solovida, 2010). 3. Pelatihan akuntansi Dalam Solovida (2010), pelatihan akan menghasilkan peningkatan profesionalisme dan eksploitasi yang lebih jauh dalam manajemen. Dalam Solovida (2010), pelatihan berhubungan positif terhadap sejauhmana penyediaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan dalam perusahaan kecil. Aspek aspek Penggunaan Informasi Akuntansi antara lain: 1. Pendidikan Pemilik atau Manajer Perusahaan Menurut Astuti (2007), pemilik atau manajer perusahaan kecil dan menengah sangatlah dominan dalam menjalankan usaha dalam perusahaan. Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer perusahaan sangat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi. Kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer perusahaan kecil dan menengah ditentukan dari tingkatan pendidikan formal yang pernah ditempuh. Tingkat pendidikan formal ini mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi. Tingkatan

25 pendidikan formal yang rendah (tingkatan pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum) pemilik atau manajer, akan mengakibatkan penggunaan informasi akuntansi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkatan pendidikan formal yang tinggi (perguruan tinggi) pemilik atau manajer. Ini disebabkan materi pengajaran akuntansi yang lebih lanjut diberikan di perguruan tinggi (Astuti, 2007). 2. Pelatihan Akuntansi Jain (2009) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa pelatihan akan menghasilkan peningkatan profesional yang jauh lebih dalam manajemen. Penelitian Holmes dan Nicholls (1988, 1989) dalam Astuti (2007) menunjukkan bahwa pelatihan berhubungan positif terhadap penyediaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan dalam perusahaan kecil. Manajemen yang dipakai dalam kursus pelatihan cenderung menghasilkan lebih banyak informasi akuntansi statutori, anggaran, dan tambahan dibandingkan dengan mereka yang kurang pelatihan. 2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.

26 No Referensi 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak dibidang jenis usaha makanan di kota Tanjung pinang. Hariyadi, 2013. 2. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Minimarket Di Wilayah Jakarta. Yunita Nurhayanti. 2009 3. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi pada ukm di kecamatan Rumbai Pesisir. Dita Purnama Sari. 2013 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel X1: Masa memimpin perusahan, X2: Pendidikan pemilik, X3: Umur perusahaa, X4: Skala usaha Y: Penggunaan informasi akuntansi X1: Keterlibatan pengguna X2: Kemampuan teknik X3: Ukuran organisasi X4: Dukungan manajemen puncak X5: Formalisasi pengembangan sistem X6: Program pelatihan dan pendidikan X7: Kepuasan pengguna akhir Y: Kinerja sistem informasi akuntansi X1: Pendidikan pemilik X2: Skala usaha X3: Umur usaha X4: Pelatihan akuntansi yang diikuti pemilik Y: Penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi Alat Analisis Regresi linier berganda Analisis Regresi berganda Analisis Regresi berganda Hasil Penelitian - Variabel pendidikan pemilik, masa memimpin perusahaan, umur perusahaan dan skala usaha secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi pada usaha mikro, kecil dan menengah yang bergerak dibidang jenis usaha makanan di Kota Tanjung pinang/ - Adanya pengaruh dari faktor keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem, program pelatihan dan pendidikan pengguna, dan kepuasan pengguna akhir tehadap kinerja sistem informasi akuntansi. Pendidikan manajer/pemilik, skala usaha, umur usaha dan pelatihan akuntansi yang diikuti manajer/pemilik berpengaruh secara simultan terhadap penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi pada UKM di Kecamatan Rumbai Pesisr Sumber: Hariyadi. 2013, Yunita Nurhayanti. 2009 dan Dita Purnama Sari. 2013.

27 2.2. Kerangka Penelitian Untuk menjelaskan pengaruh kelompok acuan, promosi dan lokasi terhadap loyalitas dan berdasarkan uraian teori maka, kerangka penelitian dalam penulisan skripsi ini dapat diskemukakan dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut: Pendidikan manajer/ pemilik X1 Skala Usaha X2 Umur Perusahaan X3 H 1 H 2 H 3 Penyediaan dan Penggunaan Informasi Akuntansi Y Keterangan: Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian : Variabel yang digunakan : Garis hubungan 2.3. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto 2008: 67). Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu: Ho1: Diduga ada pengaruh positif antara pendidikan manajer/ pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri tenun Troso Jepara.

28 Ha1: Diduga ada pengaruh negatif antara pendidikan manajer/ pemilik terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri tenun Troso Jepara. Ho2: Diduga ada pengaruh positif antara skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri tenun Troso Jepara. Ha2: Diduga ada pengaruh negatif antara skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri tenun Troso Jepara. Ho3: Diduga ada pengaruh positif antara umur perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri tenun Troso Jepara. Ha3: Diduga ada pengaruh negatif antara umur perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri tenun Troso Jepara.