BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam dengan segala kompleksitasnya dengan. menggunakan al-qur an sebagai landasannya telah terbukti mampu memecahkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui Rasulullah SAW. yang berlaku sepanjang zaman. Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemikiran sumber daya manusia. Di era. sekarang ini telah memberikan dampak besar terhadap berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA TANAH KAS DESA DI DESA KENAIBAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43

BAB I PENDAHULUAN. pada satu pihak tertentu, akibatnya ada masyarakat atau pihak lain yang sama

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satu penjelmaan dari jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad 1.Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah tengah berkembang secara pesat. Perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia, ada

BAB I PENDAHULUAN. umat agama lain. Islam adalah rahmatan lil alamin rahmat bagi alam semesta.

BAB I PENDAHULUAN. kreditnya, sebab kredit adalah salah satu portofolio alokasi dana bank yang terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup didalam bermuamalat seperti jual beli (al-ba i wa alijarah),

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian masyarakat berdampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala sesuatu agar perekonomian mereka menjadi lebih stabil. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, pertumbuhan ekonomi terasa

BAB I PENDAHULUAN. oleh Allah SWT. Yaitu mengenai pencatatan dalam transaksi jual-beli dan

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ketidak percayaan di antara manusia, khususnya di zaman sekarang ini.

KOMPETENSI HAKIM PENGADILAN AGAMA DALAM MENYELESAIKAN PERKARA EKONOMI SYARI AH (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta)

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. suatu fakta yang tidak mungkin dihindari. Perdagangan internasional sangat

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan pemerintah yaitu otonomi daerah. Sebagaimana diketahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia dinilai cukup marak, terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1

PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

PENGARUH MODERNITAS TERHADAP HUKUM ISLAM DI INDONESIA

BAB V PENUTUP. Pustaka Al-Umm menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagaimana berikut:

BAB IV. dijadikan obyek dari penelitian ini adalah tanah ladang, dengan tujuan di ambil

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MU AMALAH Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Mata Kuliah : Fiqh Mu amalah

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PRAKTEK OPER SEWA RUMAH KONTRAKAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

BAB V PENUTUP. 1. Akad utang sapi untuk penanaman tembakau berdasarkan ketentuan kreditur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Hukum adalah segala aturan yang menjadi pedoman perilaku setiap orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi umat dan kemakmurannya adalah cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang


BAB IV ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA EKONOMI SYARI AH MENURUT PASAL 55 UU NO. 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. musyarakah dengan akad ijarah atau bai. Yang mana akad musyarakah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. besar pada ekonomi para petani. Salah satu daerah pemasok beras terbesar

BAB I PENDAHULUAN. dapat bepergian kesuatu tempat dengan nyaman dan dapat terlindungi dari

TINJAUAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WAKAF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. langsung yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Oleh karena itu bank dapat dikatakan sebagai baromer

BAB III SEWA MENYEWA TANAH PERTANIAN DALAM KITAB UNDANG UNDANG HUKUM PERDATA DAN PERATURAN LAINNYA YANG BERLAKU DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. Agung sebagai pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk. peradilan agama telah menjadikan umat Islam Indonesia terlayani dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama Islam dengan segala kompleksitasnya dengan menggunakan al-qur an sebagai landasannya telah terbukti mampu memecahkan dan menjawab segala permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan manusia baik permasalahan dalam bidang ibadah ataupun dalam sosial (muamalah). Peranan hukum Islam dalam era modern ini sangat diperlukan dan tidak dapat lagi dihindarkan dalam menjawab permasalahan yang timbul. Kompleksitas permasalahan umat yang selalu berkembang seiring dengan berkembangnya zaman membuat hukum Islam harus menampakkan sifat elastisitas dan fleksibilitasnya guna memberikan yang terbaik serta dapat memberikan kemaslahatan bagi umat manusia. 1 Kehidupan bermasyarakat adalah kehidupan yang komplek akan interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya apalagi kehidupan pada 1 Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syari ah, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), h.2.

masyarakat pedesaan yang sarat dengan berlakunya hukum adat kebisaan orang sekitar baik itu hukum yang mencakup tentang perilaku ataupun tentang cara bermu amalah antar individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Salah satu bentuk interaksi yang sering dilakukan oleh masyarakat adalah transaksi sewa menyewa, baik itu sewa menyewa bangunan maupun tanah. Dalam kehidupan manusia peranan tanah sangat penting, selain sebagai tempat tinggal tanah juga sebagai obyek dalam perjanjian. Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka berkurang pula luas tanah sehingga antara kebutuhan tanah dengan jumlah luas tanah tidak seimbang. Oleh karena itu terbentuklah beragam perjanjian salah satunya perjanjian sewa menyewa tanah pertanian atau yang biasa disebut sawah. Pelaksanaan perjanjian sewa menyewa tanah pertanian atau sawah banyak dilakukan pada masyarakat pedesaan, khususnya masyarakat Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan karena mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani. Kondisi alam Madura, khususnya kondisi di Desa Potoan Daya termasuk kawasan panas. Sehingga jenis tanaman yang cocok dan sering dilakukan oleh masyarakat desa potoan daya adalah jenis tanaman padi ketika musim penghujan dan jenis tanaman tembakau ketika musim kemarau. Luas Desa Potoan Daya sekitar 467.985 Ha M 2 dengan kondisi pertanahan yang digunakan untuk sawah dan ladang sebanyak 361.000 Ha, sehingga dapat diketahui bahwa masyarakat Desa Potoan Daya mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. 2 Masyarakat Desa Potoan Daya tidak semuanya memiliki sawah sendiri sehingga sering kali melakukan akad perjanjian, baik itu perjanjian gadai sawah 2 Data Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan

maupun perjanjian sewa menyewa sawah. Dalam melakukan perjanjian sewa menyewa masih dilakukan secara lisan saja tanpa adanya tulisan sebagai bukti, sehingga asas kepercayaan yang selalu menjadi landasan bagi mereka. Sebagaimana sudah diatur dalam Undang- undang no. 5 tahun 1960 tentang Dasar-Dasar Pokok Agraria yang mengatur hak sewa atas tanah pertanian (termasuk tanah sawah) masih diakui walaupun sifatnya hanya untuk sementara seperti yang disebutkan dalam pasal 53 ayat 1 yang berbunyi : Hak-hak yang sifatnya sementara sebagaimana disebutkan dalam pasal 16 ayat 1 hutuf h adalah hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak penumpang dan hak sewa atas tanah pertanian diatur untuk membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan undang- undang ini dan hak- hak tersebut diusahakan hapusnya dalam waktu yang singkat. 3 Mengenai hak sewa atas tanah pertanian ( termasuk sawah) di dalam pasal tersebut dinyatakan hapusnya dalam waktu singkat, akan tetapi di dalam kenyataan praktek di Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan sampai saat ini dibutuhkan adanya hak tersebut sehingga hak sewa tanah pertanian sampai saat ini masih terjadi dimana-mana dan belum bisa dihapuskan. Kegiatan sewa menyewa merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan sering digunakan di dalam kehidupan masyarakat, meskipun masyarakat indonesia mayoritas adalah umat muslim tetapi pada umumnya pemahaman mereka tentang bermu amalah yang sesuai dengan syariat Islam masih sangat minim. Perjanjian sewa menyewa diatur juga dalam bab VII Buku III KUH Perdata yang berjudul Tentang Sewa Menyewa yang meliputi pasal 1548 3 Sudargo Gautama, Tafsiran Undang- Undang Pokok Agraria, (Bandung: Penerbit Alumni, 1981), h. 194

sampai dengan pasal 1600 KUH Perdata. Definisi perjanjian sewa-menyewa menurut Pasal 1548 KUH Perdatayaitu: Perjanjian sewa menyewa adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan telah disanggupi pembayaranya. 4 Perjanjian sewa menyewa termasuk dalam hukum perikatan, karena dalam sewa menyewa minimal terdapat dua pihak yang mengadakan perjanjian, satu pihak menyatakan kesanggupan untuk memberikan sesuatu dan pihak lainnya mengikatkan diri dalam suatu kesepakatan untuk saling membantu memenuhi kebutuhannya masing-masing. Begitu juga dengan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan. Mereka sering mengadakan perjanjian sewa menyewa sawah yang mana masih dilakukan secara lisan. Hal ini perlu adanya penelusuran di dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (untuk selanjutnya disebut KHES), karena perjanjian sendiri sudah diatur di dalamnya. KHES 5 ini sangat berguna sebagai bahan dasar bagi pedoman pelaku ekonomi syariah dan aparat hukum serta akademisi. Bagi para hakim tentu berguna sebagai pedoman bila suatu hari menghadapi kasus sengketa di bidang ini, bagi masyarakat yang melakukan berbagai aktivitas ekonomi syariah berguna agar kegiatannya itu benar-benar sesuai dengan hukum syariah. Sementara bagi akademisi juga sangat penting untuk mengkaji lebih mendalam agar KHES ini mencapai wujudnya yang mendekati keperluannya masyarakat Indonesia khususnya. 4 R. Subektidan R. Tjitrosudibio, KitabUndang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2004), h. 381 5 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Kompilasi Hukum Ekonomi Syari ah, 2008

Kehadiran Kompilasi KHES merupakan kebutuhan yang sangat mendesak bagi ketersediaan sumber hukum terapan peradilan agama di bidang ekonomi syariah pasca lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006. Disamping itu, kehadiran KHES adalah sebuah kebutuhan yang mendesak ditengah-tengah menggelaitnya sistem ekonomi Islam atau syariah dengan menjamurnya perbankan syariah di segenap pelosok tanah air. 6 Dalam penelitian ini permasalahan yang dikaji adalah permasalahan perekonomian, yaitu masalah perjanjian sewa menyewa yang mana sangat berhubungan sekali dengan KHES. KHES sendiri sudah mengatur di dalamnya tentang sewa-menyewa yang terdapat dalam Buku II Bab XI tentang sewamenyewa (Ijarah). Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan membahas dan mendalami tentang perjanjian sewa menyewa perspektif KHES dan peneliti memilih lokasi di Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan dengan judul "PERJANJIAN SEWA MENYEWA SAWAH MELALUI LISAN DI DESA POTOAN DAYA KECAMATAN PALENGAAN KABUPATEN PAMEKASAN, DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH ". B. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian sewa menyewa sawah melalui lisan di Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan? 6 Abbas Arfan, Kaidah-Kaidah Fiqih Muamalah Dan Aplikasinya Dalam Ekonomi Islam & Perbankan Syariah, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, 2012), h. 127

2. Bagaimana perjanjian sewa menyewa sawah melalui lisan di Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan ditinjau dari KHES? C. Tujuan Penelitian Dengan adanya perumusan masalah di atas, tentunya ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian sewa menyewa sawah melalui lisan di Desa Potoan Daya Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan 2. Untuk mengetahui perjanjian sewa menyewa sawah melalui lisan di Desa Potoan Daya Kecamatan Palenggaan Kabupaten Pamekasan ditinjau dari KHES D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis/Akademis Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiranguna pengembangan ilmu syariah, khusunya Hukum Bisnis syariah, mengenai pelaksanaan kontrak perjanjian sewa menyewa tanah pertanian (sawah). 2. Secara Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar guna penelitian selanjutnya. Untuk memberikan gambaran pelaksanaan kontrak perjanjian sewa menyewa tanah pertanian (sawah) dalam praktek.

b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pengambil kebijakan seperti pemerintah dalam mengatur dan menyelesaikan masalahmasalah yang muncul dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa sawah E. Definisi Operasional Setidaknya ada dua variabel penting yang perlu didefinisikan secara operasional dalam judul penelitian ini. Kedua variabel tersebut adalah: Perjanjian Sewa menyewa Sawah dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah. Secara rinci berikut pendefinisiannya: 1. Perjanjian sewa menyewa sawah Perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan oleh pihak penyewa sawah dan pihak yang menyewakan sawah di desa potoan daya kecamatan palengaan kabupaten pamekasan. 2. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yang merupakan payung hukum dan pedoman bagi para hakim peradilan agama dalam memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara ekonomi syariah yang juga merupakan salah satu kewenangan peradilan agama berdasarkan pasal 49 huruf i Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2010.

F. Sistematika Pembahasan Dalam skripsi ini disusun sebuah sistematika pembahasan penulisan agar dengan mudah diperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh. Secara garis besar, sistematika pembahasan dalam penelitian ini terbagi menjadi lima bab dimana setiap bab mempunyai beberapa sub bab. Bab Pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, pokok permasalahan yang merupakan inti masalah dalam penelitian yang berupa pertanyaan yang akan dijawab tujuan dan kegunaan penelitian untuk menunjukkan mengapa penelitian ini layak untuk dilakukan, serta penjelasan singkat yang terdapat dalam definisi operasional. Pada bagian ini dimaksudkan sebagai tahap pengenalan dan deskripsi permasalahan serta langkah awal yang memuat kerangka dasar teoritis yang akan dikembangkan dalam bab-bab berikutnya. Bab Kedua, tentang tinjauan pustaka yang berisi kerangka teori. Dalam bab ini, terdapat sub bab penelitian terdahulu dan sub bab kerangka teori tentang perjanjian sewa menyewa dan kompilasi hukum ekonomi syariah. Sub bab penelitian terdahulu memaparkan hasil penelitian yang sejenis dengan penelitian ini. Kemudian dalam sub bab kerangka teori penulis memaparkan beberapa teori tentang pengertian perjanjian dan syarat-syaratnya,pengertian sewa-menyewa, syarat sewa-menyewa, sewa-menyewa tanah, dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, serta beberapa ketentuan lain mengenai KHES. Bab ketiga, tentang metode penelitian merupakan langkah-langkah yang akan digunakan untuk mempermudah jalan penelitian di akhiri dengan sistematika pembahasan yang menginformasikan tentang urutan pembahasan.

Pada bab ini terdiri dari jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode pengolahan data. Bab Keempat, merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini merupakan inti dari penelitian ini. Dimana pada bab ini peneliti memaparkan hasil pemikirannya yang diperoleh dari analisa dari teori yang ada. Dalam melakukan analisa, penulis menggunakan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah sebagai pisau analisis terhadap perjanjian sewa-menyewa. Bab Kelima, merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dari pemaparan yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, dan bab ini adalah dimaksudkan untuk memberikan atau menunjukkan bahwa problem yang diajukan dalam penelitian ini bisa dijelaskan secara komperehensif dan diakhiri dengan saran-saran untuk pengembangan studi lebih lanjut.