BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

2015 EFEKTIFITAS MEDIA BUKU HARIAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN (EKSPERIMEN KUASI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KLARI KARAWANG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis naskah drama merupakan salah satu kegiatan atau bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Pada umumnya, orang-orang memilih menggunakan media tulisan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenyataan hal tersebut seringkali tidak terjadi. Pembelajaran menulis cerpen masih dianggap

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa,

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sindy Marcelina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan, pikiran, juga sebagai penyalur ekspresi, ide, gagasan maupun pikiran dalam bentuk lisan dan tulisan. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, diantaranya adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Untuk keterampilan berbahasa yang terakhir yaitu keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang cenderung sulit dikuasai oleh beberapa pengguna bahasa. Hal tersebut dikarenakan perlu adanya latihan dan praktik yang teratur juga memerlukan waktu yang relatif lama dalam penguasaanya. Seperti yang diutarakan oleh Nurgiantoro (2001: 296), bahwa; Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli sekalipun. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Untuk era seperti sekarang, menulis merupakan kegiatan yang banyak dilakukan oleh siswa. Tetapi ada hal yang menarik dalam fenomena hari ini, yaitu menulis status dalam jejaring sosial. Tidak ada yang harus disalahkan dalam fenomena di atas, dan tidak ada yang salah, hanya saja keinginan siswa untuk menulis status dalam jejaring sosial lebih besar dan lebih menarik dibandingkan

menulis sebuah cerita yang bisa mengembangkan kreativitas juga mengasah imajinasi siswa. Menulis adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang dipelajari siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa diharapkan dapat menguasai ragam keterampilan menulis yang tercakup dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Namun, keterampilan menulis siswa yang rendah hingga kini masih menjadi permasalahan. Hal tersebut dapat terjadi karena banyak siswa yang merasa tidak suka dan jenuh terhadap mata pelajaran ini disebabkan mereka tidak mendapatkan keterampilan berbahasa yang seharusnya mereka dapatkan dalam proses belajar mengajar. Menurut Tarigan (2008:9), keterampilan menulis itu tidak datang dengan sendirinya. menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram. Oleh karena itu, latihan menulis secara intensif sangat diperlukan sebab menulis merupakan suatu proses. Juga harus adanya motivasi dalam diri siswa yang menyebabkan keinginan siswa untuk menciptakan sebuah tulisan, misalnya pengalaman hidup, adanya unsur emosional yang melatar belakangi sebuah tulisan, atau media yang menunjang untuk memancing ide dan kreativitas siswa. Oleh sebab itu guru harus mampu mencari alternatif dalam pembelajaran untuk memilih serta menentukan teknik dan media yang sesuai sebagai alat bantu dalam proses belajar serta sebagai alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan minat serta perhatian siswa dalam pembelajaran.

Masalah mendasar yang dikeluhkan oleh guru kelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2 pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah rendahnya kemampuan menulis siswa, terutama pada pembelajaran menulis karangan. Hal tersebut diakui guru pamong bahasa dan sastra Indonesia yaitu ibu Ida Hermina yang merupakan wali kelas X-1 sendiri dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 9 Januari 2012 (1) rendahnya kemampuan siswa dalam menemukan ide yang dituliskan kedalam bentuk karangan yang ditulis, sehingga karangan yang ditulis hanya seadanya, biasanya hanya terdiri dari 1-2 kalimat, (2) rendahnya kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antar kalimat, serta (3) rendahnya kemampuan siswa dalam penggunaan ejaan dan tanda baca (4) juga mengakui bahwa pembelajaran menulis merupakan kegiatan yang terasa menjemukan karena minimnya media yang digunkan dalam kegiatan pembelajaran. Melalui Penelitian Tindakan Kelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2 KPAD, Bandung kompetensi menulis karangan siswa kurang memenuhi kompetensi dasar yang diharapkan seperti dalam penelitian pada tanggal 5 maret 2012 siswa ditugaskan untuk menuliskan sebuah cerita pendek, namun siswa kebanyakan membuat sebuah karangan narasi. Oleh sebab itu, peneliti akan mengadakan penelitian yang tujuannya meningkatkan keterampilan menulis siswa terutama karya sastra cerpen dengan menggunakan media foto. Berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Media juga dapat menstimulus siswa untuk membuat karya ataupun meningkatkan prestasi belajar, namun sampai sekarang

banyak staf pengajar yang kurang memanfaatkan media sebagai alat untuk memotivasi siswa belajar. Maka dari itu, penulis mencoba menggunakan media foto dramatik untuk meningkatkan daya imajinasi siswa serta kreativitas belajar siswa khususnya untuk membuat cerita pendek karena adanya unsur emosi dari gambar yang ditampilkan. Tujuan penggunaan media foto dramatik dalam menulis karya sastra cerpen antara lain: (1) untuk menerjemahkan sumber visual dalam bentuk tulisan sehingga memperjelas pengertian murid terhadap gambar foto, (2) untuk memudahkan siswa berimajinasi (membayangkan) kejadiankejadian yang terdapat dalam gambar. Penelitian mengenai karya sastra cerpen sudah lebih dahulu dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yaitu Sri Maryani pada tahun 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Pemanfaatan Media Blog dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011) Adapun penelitian mengenai media foto dramatik sebagai pembelajaran sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian media foto dramatik untuk meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa oleh Winarni Rahmawati (2010) dengan judul Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media foto dramatik siswa kelas XI SMAN 1 Rancaekek kabupaten Bandung Tahun ajaran 2009/2010. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus pelaksanaan dengan hasil penelitian pada siklus I rata-rata siswa 65, siklus II ratarata siswa meningkat menjadi 70 dan pada siklus III meningkat kembali menjadi

82,5. Penelitian oleh Winarni Rahmawati tersebut media foto dramatik untuk menulis naskah drama, sedangkan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui apakah penggunaan media foto dramatik dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Berdasarkan hasil penelitian Sri Maryani dan juga Winarni Rahmawati peneliti mempunyai kesimpulan bahwa pembelajaran menulis cerpen merupakan pembelajaran yang masih harus dikembangkan dengan menggunakan media yang tepat dalam pembelajarannya. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran sastra sangat membutuhkan imajinasi yang kuat, sehingga emosi dan pikiran siswa tercurahkan. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan media foto dramatik untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa dengan judul penelitian PENGGUNAAN MEDIA FOTO DRAMATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2 Tahun ajaran 2011/2012) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan yang sudah dipaparkan dalam latar belakang penelitian di atas, penulis melakukan suatu identifikasi masalah, diantaranya; 1.) Kebanyakan siswa tidak senang mengerjakan tugas menulis; 2.) Sulitnya membuat rangkaian kata, kalimat sampai sebuah paragraf cerita;

3.) Masih adanya pemikiran siswa yang mengangap bahwa menulis cerita suatu hal yang membosankan dan suatu kegiatan yang sulit untuk dikerjakan; 4.) Siswa terkadang masih belum bisa mengembangkan tema kedalam sebuah cerita pendek; 5.) Metode dan media yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran masih kurang memberikan motivasi dalam pelaksanaan pembelajaran. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk mengetahui titik fokus pemecahan masalah, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu penggunaan media dalam pembelajaran menulis cerpen. Media yang akan digunakan yaitu media foto dramatik dikelas X-1 SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung tahun ajaran 2011/2012. 1.4 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik di kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik di kelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung?

3. Bagaimanakah hasil dari proses pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan faktor keberhasilan suatu penelitian, oleh sebab itu, sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, peneliti merumuskan beberapa tujuan penelitian, diantaranya; 1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik dikelas X SMA Kartika Sliwangi 2 Bandung; 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik dikelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung; 3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media foto dramatik dikelas X SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktis. 1.6.1 Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan media pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen.

Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan kontribusi pada ragam pembelajaran menulis cerpen. Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai pemanfaatan teknologi internet yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. 1.6.2 Manfaat Praktis Dalam penelitian ini terdapat tiga manfaat praktis, diantaranya; 1. Bagi penulis Penulis dapat mengimplementasikan secara nyata pemanfaatan media foto dalam pembelajaran menulis cerpen. 2. Bagi pengajar Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. 3. Bagi siswa Dengan menggunakan media pengajaran berupa foto dramatik, diharapkan dapat menarik minat siswa dalam mengembangkan ide-ide kreatifnya dan menuangkan rasa emosionalnya dalam pembelajaran menulis cerpen.

1.7 Definisi Operasional Agar tidak salah menafsirkan dalam penelitian ini, maka peneliti beranggapan perlu adanya penjabaran definisi, sebagai berikut. 1. Pembelajaran menulis cerpen adalah suatu proses belajar yang mencakup kegiatan mengamati, menilai, dan menggambarkan sebuah perasaan, gambar kedalam sebuah cerita pendek. 2. Media foto dramatik adalah salah satu media visual berbentuk dua dimensi yang bersifat autentik atau mendekati kenyataan dan memiliki kesan mengejutkan dan sensasional.