BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu unsur penting yang harus dimiliki manusia untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan merupakan unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri masalah kemiskinan selalu menjadi penghambat kemajuan tiap - tiap

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO 1948), menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencegahan terhadap penyakit dan gangguan kesehatan. Masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

1 BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat miskin. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung dengan tujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Otonomi Daerah, Bangsa Indonesia tidak dapat melepaskan diri

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat dan sejahtera adalah hak setiap warga negara. Pemerintah

BAB. I PENDAHULUAN. warga negara berhak mendapatkan pelayanan sesuai dengan hak-haknya

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

RESPON MASYARAKAT TERHADAP JAMKESMAS SEBAGAI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

: Sekretaris Daerah Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, termasuk didalamnya pelayanan kesehatan masyarakat. memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut juga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian sebagai berikut:

PELAKSANAAN BANTUAN KESEHATAN MELALUI KARTU JAMKESMAS BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat

I. PENDAHULUAN. kegiatan di bidang kesehatan. Sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23. yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sehat adalah suatu

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bertanggung jawab mengatur masyarakat agar terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AKUNTABILITAS KINERJA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMKESMAS DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO. SKRIPSI

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menurut data yang

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan batasan masalah di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB II PELAKSANAAN JAMKESMAS DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009). Maka kesehatan merupakan kebutuhan dasar. manusia untuk dapat hidup layak dan produktif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi produktifitas. Oleh karena itu, seluruh penduduk atau masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

Pembangunan merupakan rangkaian dari program-program disegala bidang secara

DALAM SISTEM. Yulita Hendrartini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dua isu sentral masalah pembangunan yang masih menghantui Bangsa

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dewasa ini sasaran utama ialah lebih

EVALUASI OUTPUT DAN OUTCOME PADA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT KOTA (JAMKESMASKOT) DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. RASIDIN KOTA PADANG TAHUN 2011

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. kebawah masih dikatakan kurang, hal ini dapat dilihat dengan masih sulitnya

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan hajat hidup orang banyak itu harus atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang awalnya bertujuan sosial untuk memberikan pelayanan kesehatan

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

KUALITAS & AKSESIBILITAS PDDKN BLM MERATA ANGKA PENGANGGURAN MASIH TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Terbukti dengan semakin banyaknya berdiri asuransi-asuransi yang

BAB I PENDAHULUAN. direspon dengan bijak pula oleh negara dengan memasukkan pembangunan

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bila berbicara mengenai penyimpangan dimasyarakat, perhatian seseorang

BAB I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang (11,22 %) dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata, yang mampu mewujudkan kesehatan optimal.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat yang sejahtera merupakan kondisi yang ideal menjadi dambaan setiap warga masyarakat. Oleh sebab itu wajar apabila berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya dilakukan untuk menghilangkan atau minimal mengantisipasi dan mengeliminasi faktor-faktor yang menghalangi pencapaian kondisi ideal tersebut. Fenomena yang disebut sebagai masalah sosial dianggap sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan kesejahteraan sosial. Pada dasarnya kemiskinan dan kesehatan saling berhubungan, dengan hubungan yang tidak pernah putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu sisi yakni pada kemiskinan atau kesehatannya. Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin rentan terhadap penyakit, karena mereka menderita gangguan seperti : menderita gizi buruk, pengetahuan kesehatan kurang, perilaku kesehatan kurang, lingkungan pemukiman buruk serta biaya kesehatan tidak tersedia. Sebaliknya, kesehatan mempengaruhi kemiskinan. Masyarakat yang sehat menekan kemiskinan karena orang sehat memiiliki kondisi seperti : produktivitas kerja tinggi, pengeluaran berobat rendah, investasi dan tabungan memadai, tingkat pendidikan maju, tingkat fertilitas dan kematian rendah serta stabilitas ekonomi mantap.

Pembangunan nasional Indonesia dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat. Manusia merupakan subjek sekaligus obyek pembangunan, sehingga sumber daya manusia (SDM) merupakan modal dasar dan kunci keberhasilan pembangunan. Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan terampil maka perlu ditingkatkan kesehatannya. Dalam rangka pembangunan nasional yang merupakan serangkaian programprogram pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu yang berlangsung terus-menerus pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dengan tujuan mengusahakan kesempatan yang lebih luas bagi setiap warga negara untuk mendapatkan derajat kesehatan yang setinggitingginya. Dalam menjiwai ketetapan ini, sesuai dengan pertumbuhan kemampuan nasional pada setiap tahap pembangunan diselenggarakan usaha-usaha penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan merata bagi seluruh masyarakat pedesaan sampai kepelosok-pelosok begitu rupa sehingga mereka dapat merasakan manfaat dari pelayanan itu. Perbaikan kesehatan masyarakat dilakukan secara preventif dengan mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Usaha perbaikan terutama ditujukan pada peningkatan penyuluhan kesehatan masyarakat dan perluasan pelayanan kesehatan malalui pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), rumah sakit serta berbagai cara lain guna meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya didaerah pedesaan. Pemerintah telah menetapkan suatu pelayanan kesehatan yang

diharapkan secara langsung dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, yaitu suatu upaya pelayanan kesehatan melalui puskesmas. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H dan undang-undang Nomor 23. 1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu khususnya di daerah pedesaan (http://www.jpkm-online.net) Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala masalah kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu melalui pelaksanaan kebijakan program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin. Program ini diselenggarakan oleh depaertemen kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarkat miskin. Atas dasar pertimbangan untuk pengendalian biaya pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, transparansi, dan akuntabilitasi, maka telah dilakukan perubahan pada pengelolaan Program Jaminan Kesehatan Mayarakat Miskin pada tahun 2008.

Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke pemberi pelayanan kesehatan dari Kas Negara, penggunaan tarif paket jaminan kesehatan masyarakat di puskesmas/rumah sakit, penempatan pelaksanaan verifikasi disetiap puskesmas/rumah sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat pusat, provinsi,kabupaten/kota serta penugasan PT. Askes (Persero) dalam menejemen kepersertaan. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pinjaman terhadap masyarakat yang selanjutnya disebut jamkesmas dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran. Menurut depertemen Kesehatan Republik Indonesia (2008) program Jamkesmas pada dasarnya adalah upaya penyempurnaan program Askeskin yang telah berjalan selama 4 tahun khususnya dalam hal ketetapan sasaran. Dari evaluasi pelaksanaan program Askeskin sejak tahun 2005 sampai 2007, terdapat beberapa kelemahan yang menyebabkan program ini belum berjalan optimal sehingga sangat mendesak untuk dilakukan langkah-langkah penyempurnaan. Persoalan itu terkait dengan aspek kepesertaan, penyelenggaraan, pelayanan dan pendanaan. Dari sisi kepersertaan pendataan sasaran miskin belum tuntas. Akibatnya perlu ada solusi sementara mengunakan kartu yang dimiliki seperti Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), jaring pengaman sosial, kartu sehat dan lain-lain yang semuanya rawan penyalahgunaan. Dari sisi pelayanan, puskesmas/rumah sakit belum melakukan kendali mutu pelayanan dan kendali biaya yang baik. Disamping itu verifikasi tidak optimal sehingga pembayaran klaim terlambat.

Dari alasan tersebut maka Askeskin menjadi Jamkesmas. Rumusan pola baru ini diharapkan dapat memenuhi hak rakyat atas pelayanan kesehatan secara optimal. Jaminan kesehatan Masyarakat (jamkesmas) merupakan kebijakan paling baru dalam serangkaian program jaminan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin yang telah dijalankan pemerintah. Masyarakat miskin mempunyai hak yang sama dalam pelayanan kesehatan dengan masyarakat miskin yang memiliki kartu Jamkesmas. Sedemikian pentingnya pengembangan sistem pembiayaan kesehatan, terutama yang berpihak pada masyarakat miskin sehingga program jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesmas tetap dilanjutkan. Hal itu tergambar dari peningkatan pemanfaatan pelayanan masyarakat miskin secara signifikan dari peserta Jamkesmas yang telah mencakup 76,4 juta orang dari kelompok masyarakat miskin yang terdiri dari mereka yang sangat miskin, miskin, dan hampir miskin di seluruh Indonesia.(http://www.jpkmonline.net) Jamkesmas merupakan kebijakan paling baru dari serangkaian program jaminan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin yang telah dijalankan pemerintah. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting karena adanya alasan pokok yaitu; menjamin terpenuhinya keadilan sosial bagi masyarakat miskin, sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mutlak, untuk kepentingan politis nasional yakni menjaga keutuhan integrasi bangsa

dengan meningkatkan upaya pembangunan (termasuk kesehatan) di daerah miskin dan kepentingan politis internasional untuk menggalang kebersamaan dalam memenuhi komitmen global guna menurunkan kemiskinan melalui upaya kesehatan bagi keluarga miskin, serta hasil studi menunjukkan bahwa kesehatan penduduk yang baik, pertumbuhan ekonomi akan baik pula denngan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan lebih berhasil (http://suara merdeka.com/v1/index.php/read/cetak) Berdasarkan banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program jamkesmas yang ditemui dilapangan, yang mana hal ini dilihat dari ketimpangan-ketimpangan yang terdapat pada program jamkesmas mulai menyangkut dari kepersertaan hingga pada saat pelayanan yang diterima oleh peserta jamkesmas. Maka dari hal ini, penulis ingin mengetahui bagaimana kinerja program jamkesmas terhadap masyarakat yang menjadi peserta jamkesmas di Limbong. Tempat pelaksanaannya terdapat di puskesmas Limbong. 1.2 Perumusan Masalah Dalam melaksanakan setiap penelitian harus terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Hal ini dilakukan agar penelitian dapat dilaksanakan secara terarah. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana respon masyarakat terhadap Jamkesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat di desa Limbong?

1.3 Tujuan Penelitian Secara umum kegiatan penellitian dengan satu tujuan pokok yakni: untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian guna mengungkapkan fenomenafenomena sosial tertentu. Berdasarkan penetapan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui bagaimana respon masyarakat sebagai peserta program jamkesmas di desa Limbong 1.4 Manfaat penelitian Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk itu yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: 1.4.1 Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh respon masyarakat terhadap Jamkesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin khususnya di daerah pedesaan. 1.4.2 Manfaat praktis a. Meningkatkan kemampuan penulis melalui penelitian ini b. Menambah wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat.

1.5 Defenisi Konsep Untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti, penggunaan konsep sangat penting. Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk suatu kejadian. Konsep adalah generalisasi. 1.5.1 Respon Respon adalah tanggapan, persepsi, sikap dan partisipasi 1.5.2 Masyarakat Orang-orang yang hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu, masyarakat Limbong yang ikut sebagai peserta jamkesmas dan memberi respon terhadap program 1.5.2 Jamkesmas Jaminan kesehatan masyarakat atau yang disebut dengan jamkesmas adalah adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang diselenggarakan secara nasional, agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. program pemerintah yang dikhususkan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak bisa berobat di puskesmas atau dirumah sakit karena tidak mempunyai biaya.

1.5.3 Jamkesmas sebagai Upaya Pelayanan Kesehatan Jamkesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan adalah fungsi yang dijalankan jamkesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu didalam membantu masyarakat guma memahami kebutuhan kesehatan khususnya bagi masyarakat desa sesuai dengan yang diharapkan bersama. 1.5.4 Preventif Usaha pencegahan dan usaha antisipasif agar masalah sosial seperti masalah kesehatan tidak terjadi. 1.5.5 Derajat kesehatan Derajat kesehatan merupakan tingkat kesehatan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat miskin dan tidak mampu 1.5.6 Masyarakat miskin dan tidak mampu Suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisik nya dalam kelompok tersebut. 1.5.7 Pengguna atau peserta jamkesmas Pengguna atau peserta jamkesmas adalah orang yang tergolong miskin dan kurang mampu serta memiliki kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat.