BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. perusahaan secara optimal. Dengan demikian perusahaan memiliki daya saing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pribadi dan menimbulkan cost bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. tersebut. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan Price to Book Value

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan harus memiliki strategi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional. Semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu keharusan bagi setiap perusahaan yang didirikan adalah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diantaranya growth opportunity suatu perusahaan, struktur modal. perusaahan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Stice, at al, (Pasadena, 2013) Dividen adalah pembagian kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah cabang, dan sebagainya. Profitabilitas adalah hasil bersih dari

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikaitkan dengan harga saham perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958 dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham (Sartono, 2002). pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Linda, 2010).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat dimana setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting, karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al, 1996). Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Menurut Fama (1978) dalam Wahyudi et.al (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham yang sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya sejumlah peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa mendatang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV). PBV merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan yang menunjukkan seberapa besar nilai harga saham per lembar dibandingkan dengan

nilai buku per lembar saham. Dengan demikian dapat diartikan bahwa PBV menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi rasio PBV, mencerminkan baiknya tingkat kemakmuran para pemegang saham, dimana kemakmuran bagi pemegang saham merupakan tujuan utama dari perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2009) dalam Wijaya dan Wibawa (2010: 11) nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value (PBV) dihitung dengan menggunakan rumus: Data harga per lembar saham diperoleh dari harga saham di bursa pada akhir periode per tanggal 31 Desember tahun bersangkutan, sedangkan nilai buku perlembar saham dihitung dengan cara (Ang, 2007): Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Hal ini mencerminkan seberapa besar yang dimiliki oleh pemegang saham. Hala ini mencerminkan seberapa besar jaminan yang diperoleh pemegang saham apabila perusahaan dilikuidasi. PBV mempunyai beberapa keunggulan antara lain: a. Nilai buku mempunyai ukuran yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar.

b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau over valuation. c. Perusahaan dengan nilai earning yang negatif tidak bisa dinilai dengan menggunakan PER (Price Earning Ratio) dapat dievaluasi dengan menggunakan PBV. 2.2 Leverage Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang-hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang berasal dari kreditur, bukan dari pemegang saham atau investor (Yangs, 2011). Artinya rasio hutang (leverage) merupakan jaminan atas keseluruhan total hutang perusahaan oleh perusahaan dengan menggunakan modal sendiri (ekuitas). Karena hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Penggunaan hutang yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan yang buruk karena mempunyai risiko kebangkrutan yang tinggi, sehingga investor menilai sebagai sesuatu yang tidak baik, maka akan merubah permintaan atas saham perusahaan, sehingga akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Analisis rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Debt to Asset Ratio (DAR) Rasio DAR digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana atau modal yang disediakan oleh kreditur. Selain itu rasio ini juga untuk mengukur

seberapa besar investasi aktiva dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio DAR berarti semakin besar jumlah modal peminjam yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Perhitungan DAR dilakukan dengan menggunakan rumus (Irawati, 2006): 2. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio DER digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam membayar hutangnya dengan jaminan modal sendiri. Selain itu rasio ini juga digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio DER berarti modal sendiri yang digunakan semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Perhitungan DER dilakukan dengan menggunakan rumus (Irawati, 2006): 3. Long Debt to Assets Ratio (LDAR) Rasio LDAR digunakan untuk mengukur seberapa jauh besar hutang jangka panjang digunakan untuk investasi pada sektor aset. Hal ini menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah aset yang dibiayai dengan hutang jangka panjang. Perhitungan LDAR dilakukan dengan menggunakan rumus (Hanafi, 2003):

4. Long Debt to Equity Ratio (LDER) Rasio LDER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa jauh perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau seberapa besar hutang jangka panjang dijamin oleh modal sendiri. Perhitungan LDER dilakukan dengan menggunakan rumus (Hanafi, 2003): 2.3 Growth Pertumbuhan perusahaan (growth) merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perkembangan perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin besar kebutuhankebutuhan perusahaan tersebut atas dana untuk melakukan ekspansi finansial. Pratiwi (2011) mengungkapkan bahwa tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya

modal yang rendah. Tingkat pertumbuhan yang tinggi akan menyebabkan semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas, dengan asumsi variabel yang lain konstan. Informasi akan pertumbuhan perusahaan merupakan hal positif bagi pasar. Suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan positif akan memberikan sinyal yang baik bagi investor, karena dinilai memiliki aspek yang menguntungkan. Dengan demikian akan meningkatkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan (growth) diukur dengan menggunakan perubahan total aset. Pertumbuhan perusahaan adalah selisih total aset yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aset periode sebelumnya. Perhitungan growth dilakukan dengan menggunakan rumus Haruman (2008) dalam (Pratiwi, 2011): 2.4 Size Size merupakan simbol dari ukuran perusahaan. Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets. Log of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural. Menurut Kartika (2009: 112), menyatakan bahwa, perusahaan-perusahaan besar biasanya lebih suka melakukan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil dan memiliki kemungkinan untuk bangkrut lebih

kecil. Perusahaan yang melakukan diversifikasi dan perusahaan yang memiliki kemungkinan untuk bangkrut lebih kecil tentunya menyiratkan akan nilai perusahaan yang lebih baik. Selain jika itu perusahaan memiliki total aset yang besar, maka pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan itu tentunya dimanfaatkan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, meningkatkan kegiatan operasional perusahaan, dan tentu saja untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Perhitungan size dilakukan dengan menggunakan rumus Silaban (2013): 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian yang relevan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini adalah: Septika Soputri Silaban (2013), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kinerja Keuangan, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Kebijakan Investasi terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI. Variabel independennya adalah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size, Firm Growth, dan Price Earning Ratio (PER), sedangkan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE, Size, dan PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

Sedangkan DER dan Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV. Debbianita (2012), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Variabel independennya adalah Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Assets Ratio (LDAR), dan Longterm Debt to Equity Ratio (LDER), sedangkan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAR dan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Sedangkan LDAR dan LDER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV. Kusnaeni Diyah (2012), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan sebagai Variabel Moderating. Variabel independennya adalah Debt to Equity Ratio (DER), Pertumbuhan aktiva (growth), sedangkan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Teknik analisis yang digunakan adalah moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER dan Growth berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PBV. Sedangkan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV dengan growth sebagai variabel moderating. Moch. Ronni Noerirawan (2012), melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.

Variabel independennya adalah Pertumbuhan aset (growth), Keputusan Pendanaan (DER), Kebijakan Dividen (DPR), Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga, sedangkan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa growth dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV, tingkat inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PBV, DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV. Sedangkan tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV. Eva Eko Hidayati (2010), melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh DER, DPR, ROE, dan Size terhadap PBV Perusahaan Manufaktur yang listing di BEI Periode 2005-2007. Variabel independennya adalah Debt to Equity Ratio (DER), Dividend Payout Ratio (DPR), Return on Equity (ROE), Size,, sedangkan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DER dan DPR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV. Sedangkan ROE dan Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti/ Tahun Judul Variabel Dependen Independen Teknik Analisis Hasil Penelitian 1 Septika Pengaruh Kinerja PBV ROE, DER, Regresi 1. ROE, PER, dan Size Soputri Keuangan, Struktur Modal, Firm Size, Linier berpengaruh positif dan Silaban Ukuran Perusahaan, Firm Berganda signifikan terhadap PBV. (2013) Pertumbuhan Perusahaan, Growth, dan 2. DER dan Growth dan Kebijakan Investasi PER berpengaruh negatif dan terhadap Nilai Perusahaan tidak signifikan terhadap pada Perusahaan Perbankan PBV. yang terdaftar di BEI 2 Debbianita Pengaruh Struktur Modal PBV DAR, DER, Regresi 1. DAR dan DER (2012) terhadap Nilai Perusahaan LDAR, dan Linier berpengaruh positif dan pada Industri Barang LDER Berganda signifikan terhadap PBV. Konsumsi di Bursa Efek 2. LDAR dan LDER Indonesia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV. 3 Kusnaeni Pengaruh Struktur Modal PBV DER dan Moderated 1. DER dan Growth Diyah terhadap Nilai Perusahaan Growth Regression berpengaruh positif dan (2012) dengan Pertumbuhan Analysis tidak signifikan terhadap Perusahaan sebagai PBV. Variabel Moderating 2. DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV dengan Growth sebagai variabel

moderating. 4 Moch. Pengaruh Faktor Internal PBV Growth, Regresi 1. Growth dan DPR Ronni dan Eksternal Perusahaan DER, DPR, Linier berpengaruh positif dan Noerirawan terhadap Nilai Perusahaan Tingkat Berganda signifikan terhadap PBV. (2012) Inflasi, dan 2. DER berpengaruh Tingkat negatif dan tidak signifikan Suku Bunga terhadap PBV. 3. Tingkat Inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PBV. 4. Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV. 5 Eva Eko Analisis Pengaruh DER, PBV DER, DPR, Regresi 1. ROE dan Size Hidayati DPR, ROE, dan Size ROE, dan Linier berpengaruh positif dan (2010) terhadap PBV Perusahaan Size Berganda signifikan terhadap PBV. Manufaktur yang listing di 2. DER dan DPR BEI Periode 2005-2007 berpengaruh negatif dan tidak signifkan terhadap PBV. 2.6 Kerangka Konseptual Agar dapat memahami secara jelas tentang alur berfikir pada penelitian ini, maka diperlukan kerangka konseptual yang jelas. Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor

yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan uraian dari teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian ini adalah leverage, grwoth, dan size, sedangkan variabel dependen adalah nilai perusahaan. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya dan akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Perusahaan dengan leverage tinggi akan menerapkan standar akuntansi yang menurunkan atau menaikkan laba yang dilaporkan. Hasil penelitian konsisten dengan hipotesis bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi cenderung mengatur laba yang dilaporkan. Hal ini akan direaksi secara negatif oleh investor. Perusahaan dengan leverage yang tinggi akan memiliki nilai perusahaan yang rendah. Kegiatan investasi akan memberi sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa mendatang dan mampu meningkatkan nilai pasar saham perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan (growth) yang baik diharapkan dapat memberikan profitabilitas yang lebih besar di masa depan. Pasar akan bereaksi secara positif terhadap pertumbuhan perusahaan, sehingga dengan adanya peningkatan perusahaan setiap periodenya maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa

perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang kecil. Hal ini dapat menjadi sinyal positif bagi pasar, dimana para investor akan lebih suka berinvestasi pada perusahaan besar, karena kondisi keuangan perusahaan yang lebih kuat dan kemampuan menghasilkan laba yang lebih baik. Perusahaan besar akan lebih dipilih investor, karena jaminan kepastian operasi dan prospek bisnis di masa depan yang lebih baik. Hal ini akan direspon dengan peningkatan harga saham perusahaan yang menyebabkan peningkatan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dinilai sebagai penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Nilai tersebut tercermin pada harga saham perusahaan. Investor yang menilai perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan cenderung membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan saham yang tinggi menyebabkan harga saham meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham yang meningkat menunjukkan bahwa investor memberikan nilai yang tinggi terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham, pemegang saham akan mendapatkan keuntungan melalui capital gains. Aspek utama yang menyebabkan investor memberikan nilai terhadap perusahaan adalah kinerja perusahaan yang tercermin dalam angka laba. Secara umum investor menilai laba yang tinggi menunjukkan prospek yang baik di masa depan. Berdasarkan tinjauan pustaka dan diperkuat hasil penelitia terdahulu diduga bahwa Leverage yang terdiri dari rasio Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Assets Ratio (LDAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER), Growth, dan Size berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan

yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV). Dengan demikian dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut: DAR (X1) DER (X2) LDAR (X3) LDER (X4) PBV (Y) Growth (X5) Size (X6) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.7 Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah Debt to Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Assets Ratio (LDAR), Longterm Debt to Equity Ratio (LDER), Growth, dan Size berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV) Perusahaan Indeks LQ- 45 di Bursa Efek Indonesia.