8. Pelayanan pasien harus disertai dengan KIE untuk memastikan bahwa setiap perbekalan farmasi dan alat kesehatan dapat digunakan dengan maksimal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

supaya wawasan dan pengetahuan yang didapatkan lebih banyak.

kepatuhan pasien dalam menggunakan obat sehingga obat tersebut mampu memberikan efek terapi yang diharapkan.

6. Dalam Praktek Kerja Profesi di apotek pro-tha Farma sebaiknya diwajibkan calon apoteker melakukan Home Care yaitu kunjungan terkait pelayanan

Tirta Farma meliputi pemilik sarana apotek, apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. 5. Kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat perlu

samping, waktu kadaluarsa (obat racikan), dan cara penyimpanan obat. f. Penyediaan tempat khusus untuk konseling sangat menberikan keuntungan bagi

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

d. Mahasiswa calon Apoteker memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek, seperti masih sulitnya untuk berkomunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

resep, memberikan label dan memberikan KIE secara langsung kepada pasien. 4. Mahasiswa calon apoteker yang telah melaksanakan PKPA di Apotek Kimia

DAFTAR PUSTAKA , , MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi ed. 3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/ MENKES/ SK/ X/ 2002

5. PKPA di Apotek memberikan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan praktis bagi calon apoteker mengenai sistem managerial obat (pengadaan,

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Anief, M. 2005, Manajemen Farmasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

pelayanan non resep, serta pengalaman dalam memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien. 5. Apoteker tidak hanya memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5. Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) memberikan bekal kepada calon apoteker sebelum terjun langsung ke masyarakat, agar kelak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mewujudkan suatu negara yang lebih baik dengan generasi yang baik adalah tujuan dibangunnya suatu negara dimana

4. Praktek kerja profesi apoteker memberi kesempatan bagi para calon apoteker untuk dapat terjun langsung ke dunia kerja dan menerapkan segala ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Kementrian Kesehatan RI, 2015, Profil Kesehatan Indonesia Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

sebagai tenaga kerja farmasi yang profesional yaitu dapat menerapkan nine star pharmacist (care giver, decision maker, communicator, manager, leader,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan yang baik tentu menjadi keinginan dan harapan setiap orang, selain itu kesehatan dapat menjadi ukuran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

yang ada di Apotek Tirta Farma selalu diawasi oleh apoteker. Segi manajemen mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dilakukan pasien, serta hal penting lainnya terkait obat seperti efek samping, waktu kadaluarsa (obat racikan), dan cara penyimpanan obat. f.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

komunikasi dalam menyampaikan informasi mengenai obat yang akan digunakan kepada pasien. Bagi apotek : Untuk lebih meningkatkan kepuasan konsumen,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Periode 1 Agustus 30 September

BAB 1 PENDAHULUAN. Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. obat (Drug Oriented) ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PKPA di Apotek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

SILABUS MATA KULIAH. Revisi : 1 Tanggal Berlaku : 1 Februari Kompetensi dasar Indikator Materi Pokok Strategi Pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 119 JALAN RAYA DELTASARI INDAH BLOK AN 10-11, WARU SIDOARJO 12 OKTOBER - 7 NOVEMBER 2015

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK SAVIRA JL. TENGGILIS UTARA II/12 SURABAYA 17 OKTOBER NOVEMBER 2016 PERIODE XLVII

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTIK KIMIA FARMA 35 JALAN NGAGEL JAYA SELATAN NO.109 SURABAYA 18 JULI 13 AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 35 JALAN NGAGEL JAYA SELATAN NO. 109 SURABAYA 18 JULI 12 AGUSTUS 2011

MAKALAH FARMASI SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang telah dilakukan di Apotek Kimia Farma 119 pada tanggal 12 Oktober 07 November 2015 maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian tepat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. 2. Seorang apoteker sebagai pengelola apotek memiliki peran, tugas, fungsi dan tanggung jawab yang sangat penting dalam pengelolaan segala aspek di apotek 3. Seorang apoteker harus memiliki kemampuan baik dari segi kefarmasian (melakukan pelayanan dan KIE pada pasien) maupun managerial seperti manajemen persediaan, manajemen personalia, manajemen keuangan. 4. Apotek Kimia Farma menggunakan konsep swalayan farmasi dalam melakukan penjualan obat bebas (OTC) dimana perbekalan farmasi disusun berdasarkan bentuk sediaan, farmakologi, dan alfabetis. 5. Pelayanan di Apotek Kimia Farma mengacu kepada konsep Pharmaceutical Care. 6. Pelayanan resep maupun non-resep harus dikendalikan dengan baik mulai dari awal dan dilakukan pengecekan secara berulang agar tidak ada kesalahan dalam pelayanan. 7. Seorang apoteker perlu memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik dan dilatih dengan berani memberikan informasi, edukasi, dan konseling mengenai penyakit dan obat kepada pasien. 130

8. Pelayanan pasien harus disertai dengan KIE untuk memastikan bahwa setiap perbekalan farmasi dan alat kesehatan dapat digunakan dengan maksimal serta menjamin keselamatan pasien 131

BAB VI SARAN Setelah melakukan Praktek Kerja Profesi Apoeker (PKPA) di apotek Kimia Farma 119 maka saran yang diberikan meliputi : 1. Mahasiswa calon apoteker hendaklah membekali diri dengan berbagai macam ilmu pengetahuan tentang kegiatan kegiatan apotek, perundang - undangan farmasi, pelayanan kefarmasian dan manajemen apotek sehingga dapat diterapkan saat terjun di apotek 2. Calon apoteker hendaklah belajar untuk berkomunikasi dengan baik kepada pasien serta tenaga kesehatan lain sehingga tercipta hubungan yang baik. 3. Calon apoteker hendaklah aktif dan kreatif selama menjalani PKPA sehingga memiliki bekal dalam memasuki dunia kerja selanjutnya. 4. Bagi Apotek Kimia Farma 119, disarankan meningkatkan pelayanan terhadap pasien dengan memberikan KIE di ruang terpisah. 5. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan perlu disediakan kotak saran sebagai evaluasi mutu pelayanan 132

DAFTAR PUSTAKA American Pharmacist Association, 2008-2009, Drug Information Handbook, 17th ed., American Pharmacist Assosiation, USA. American Society of Health system Pharmacist, 2011, AHFS Drug Information, ASHP, Bethesda Maryland. Menteri Kersehatan Republik Indonesia, 1978, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28/MENKES/PER/I/1978 Tentang Tata Cara Penyimpanan Narkotik, Jakarta. Menteri Kersehatan Republik Indonesia, 1990, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 347/MENKES/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotik, Jakarta. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/ MENKES/ PER/ X/1993 tentang Perubahan Atas PerMenKes RI No. 922 / MENKES / PER / X/ 1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2004, No.1027/MenKes/SK/IX/2004, Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Apotek Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan no. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Presiden Republik Indonesia, 1980, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan dan Tambahan Atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek, Jakarta. Presiden Republik Indonesia, 2009, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Jakarta. 133

Seto, S., Nita Y., & Lily, T., 2012, Manajemen Farmasi edisi ke 3, Airlangga University Press, Surabaya Sweetman, Sean C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference, 36th ed., The Pharmaceutical Press. London Undang- Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika 134