PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

, No.1781 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

, No.1780 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2009 MENTERI PERINDUSTRIAN. SNI. Baterai Primer.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Baja Lembaran. Standar Nasional. Seng. Pemberlakuan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KABEL SECARA WAJIB

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG

, No Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 N

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. SNI. Sepatu. Pengaman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2017, No b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengatur kembali penunjukan Lembaga Penilaian Kesesuaian

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 73/M-DAG/ PER/9/2015 tentang Kewajiban Pencantuman Label Dalam Bahasa Indonesia Pada

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN SNI BATERAI PRIMER SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baterai Primer secara Wajib; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustr

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Helm. Roda Dua. Standar. Nasional

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-IND/PER/6/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 69/M-IND/PER/7/2009 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.369, 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Standar Nasional Indonesia. Tangki Air Silinder.

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peruba

2016, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Pendingin Ruangan, Lemari Pendingin, dan Mes

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN,

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN NOMOR : 422/BPPI/6/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-IND/PER/2/2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 63/IAK/Per/8/2007 TENTANG

, No.1750 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

Menteri PerindustrianRepublik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01/M-IND/PER/1/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) LAMPU SWA-BALAST UNTUK PELAYANAN PENCAHAYAAN UMUM PERSYARATAN KESELAMATAN (SNI 04-6504-2001) DI PABRIK DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 17 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-IND/PER/5/2006 tentang Standardisasi, Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri, perlu ditetapkan Pedoman Teknis Pengawasan Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Lampu Swa-Balast Untuk Pelayanan Pencahayaan Umum-Persyaratan Keselamatan(SNI 04-6504-2001 dan Revisinya) di Pabrik; b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Peraturan Direktur Jenderal; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian; (Lembaran Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek; (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 110, Tambahan Lembaran Nomor 4131); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara jo 4437); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4126); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007; 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73/M Tahun 2005 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I dilingkungan Departemen Perindustrian; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 tahun 2006; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007; 12. Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 337/Mpp/Kep/11/2001 Tanggal 30 Nopember 2001 Tentang Penerapan Secara Wajib SNI Lampu Swa Ballast Untuk Pelayanan Pencahayaan Umum- Persyaratan Keselamatan (SNI 04-6504-2001 Dan Revisinya) 13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M.IND/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian; 14. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M- IND/PER/5/2006 tentang Standardisasi, Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri 15. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 20/M- IND/PER/5/2006 tentang Penunjukkan Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia dilingkungan Perindustrian;

Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA : MEMUTUSKAN : Memberlakukan Pedoman Teknis Pengawasan Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Lampu Swa-Balast Untuk Pelayanan Pencahayaan Umum-Persyaratan Keselamatan di Pabrik, sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini. Pengawasan Standar Nasional Indonesia Lampu Swa-Balast Untuk Pelayanan Pencahayaan Umum-Persyaratan Keselamatan di Pabrik dilakukan oleh Petugas Pengawas Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP) yang ditunjuk berdasarkan Surat Tugas yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika. Hasil Pengawasan sebagaimana dimaksud diktum KEDUA dilaporkan oleh PPSP kepada Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika Semua biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkannya Peraturan Direktur Jenderal IATT ini dibebankan kepada anggaran Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika. Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan disampaikan kepada : 1. Menteri Perindustrian; 2. Para Eselon I Dilingkungan Departemen Perindustrian, 3. Kepala Pusat Standardisasi, Departemen Perindustrian, 4. Pertinggal. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 9 Oktober 2007 DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA BUDI DARMADI

DAFTAR ISI PEDOMAN PENGAWASAN PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) LAMPU SWA-BALAST UNTUK PELAYANAN PENCAHAYAAN UMUM PERSYARATAN KESELAMATAN DALAM MEMENUHI SNI 04-6504-2001 (ATAU REVISINYA). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Dasar Hukum C. Pengertian D. Maksud dan Tujuan 2 BAB II LINGKUP PENGAWASAN A. Objek Pengawasan B. Aspek Pengawasan C. Alur Proses Produksi 3 BAB III TATA CARA PELAKSANAAN A. Persiapan Dokumen Pengawasan B. Pelaksanaan Pengawasan 4 BAB IV LAPORAN HASIL PENGAWASAN 5 BAB V TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN 6 BAB VI BIAYA 7 BAB VII PENUTUP 8 BAB VIII DAFTAR LAMPIRAN

Form 1. : Surat Tugas Pengawasan SNI di Pabrik Form 2. : Berita Acara Pengawasan SNI di Pabrik Form 3 : Data dan Informasi Hasil Pengawasan SNI di Pabrik Form 4 : Berita Acara Pengambilan Contoh di Pabrik Form 5 : Label Contoh Uji

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan Standardisasi Nasional Indonesia, mendorong peningkatan daya saing, terciptanya iklim usaha yang kondusif serta persaingan usaha yang sehat dan terjaminnya perlindungan konsumen, telah diterbitkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 19/M- IND/PER/5/2006 tentang Standardisasi, Pembinaaan, dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri. Mengacu pada Pasal 17 diamanatkan bahwa Direktur Jenderal Pembina Industri melakukan pengawasan barang dan atau jasa di pabrik dalam memenuhi standar mutu dengan menugaskan PPSP (Petugas Pengawas Standar barang dan atau jasa di Pabrik). Sehubungan dengan hal tersebut diatas, produk Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan SNI 04-6504- 2001 (atau revisinya) yang merupakan salah satu produk yang SNI-nya telah diberlakukan secara wajib, harus dilakukan pengawasan terhadap perusahaan Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan dalam memenuhi SNI 04-6504-2001 (atau revisinya). Agar pengawasan di pabrik dapat mencapai hasil yang diharapkan maka diperlukan pedoman yang dapat memperlancar pelaksanaan tugas pengawasan dan pemahaman yang sama di pabrik antar para PPSP.

B. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian; (Lembaran Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek; (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 110, Tambahan Lembaran Nomor 4131); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara jo 4437); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen; (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4126); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73/M Tahun 2005 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I dilingkungan Departemen Perindustrian; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 tahun 2006; 11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007; 12. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 337/Mpp/Kep/11/2001 Tanggal 30 Nopember 2001 Tentang Penerapan Secara Wajib SNI Lampu Swa Ballast Untuk Pelayanan Pencahayaan Umum- Persyaratan Keselamatan (SNI 04-6504-2001 dan Revisinya); 13. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M.IND/PER/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian; 14. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 19/M-IND/PER/5/2006 tentang Standardisasi, Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Bidang Industri; 15. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 20/M-IND/PER/5/2006 tentang Penunjukkan Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia dilingkungan Perindustrian;

B. Pengertian 1. Lampu Swa-Ballast adalah suatu unit yang tidak dapat dipisahkan tanpa merusak secara permanen, dilengkapi kaki lampu yang digabungkan dengan sumber cahaya dan elemen tambahan yang diperlukan untuk penyalaan dan kestabilan sumber cahaya. 2. Pengawasan di pabrik adalah serangkaian kegiatan yang diawali dengan kegiatan berupa pemeriksaan dokumen SPPT SNI yang diterbitkan oleh LSPro, pengecekan peralatan pabrik dan peralatan uji sesuai dengan persyaratan SNI 04-6504-2001 atau revisinya dan pengambilan contoh uji di gudang dan/atau proses untuk dilakukan pengujan di laboratorium uji. 3. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI yang selanjutnya disebut SPPT SNI adalah Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI yang diberikan kepada Produsen yang mampu menghasilkan barang dan atau jasa yang sesuai dengan persyaratan SNI secara konsisten. 4. Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang diakreditasi Komite Akreditasi Nasional atau yang ditunjuk untuk melakukan pengujian contoh produk dan menerbitkan laporan hasil uji. 5. Pengujian contoh produk adalah suatu proses pemeriksaan oleh Laboratorium Penguji untuk membuktikan kesesuaian antara mutu contoh produk dengan syarat mutu SNI. 6. Petugas Pengawas Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik, yang selanjutnya disebut PPSP adalah pegawai negeri sipil di pusat atau daerah yang diangkat dengan keputusan pejabat yang berwenang untuk

melakukan pengawasan barang dan atau jasa di pabrik yang SNI-nya telah diberlakukan secara wajib. 7. Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang berbentuk gambar, tulisan atau kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha/pabrik, serta informasi lainnya. 8. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur tersebut dalam kegiatan perdagangan dan atau jasa. 9. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metoda yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, keamanan, keselamatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 10. SNI adalah standar yang ditetapkan oleh BSN yang berlaku secara Nasional di Indonesia. 11. SNI Wajib lingkup industri adalah pemberlakuan SNI secara wajib diseluruh wilayah Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri Perindustrian. 12. Produsen adalah setiap orang perseorangan, badan usaha atau badan hukum yang melakukan kegiatan produksi.

13. Pabrik Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan adalah jenis usaha yang memproses suatu produk bahan mentah/komponen elektronika menjadi bahan jadi sesuai dengan SNI 04-6504-2001 (atau revisinya). 14. Kemasan adalah bahan tara pangan yang digunakan untuk mewadahi dan atau membungkus pangan yang bersentuhan langsung dengan tangan C. Maksud dan Tujuan 1. Pedoman Pengawasan Penerapan Standar Produk Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan SNI 04-6504-2001 (atau revisinya) di Pabrik dimaksudkan sebagai pedoman bagi PPSP dalam rangka pelaksanaan pengawasan SNI Wajib Lampu swabalast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan SNI 04-6504-2001 (atau revisinya) di pabrik, yang diberlakukan secara wajib. 2. Pedoman Pengawasan Penerapan Standar Produk Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan SNI 04-6504-2001 (atau revisinya) di Pabrik oleh PPSP mempunyai tujuan sebagai berikut : a. Terwujudnya pelaksanaan pengawasan SNI wajib secara efektif dan efisien di pabrik dalam dan luar negeri; b. Terwujudnya peningkatan daya saing produk industri melalui pembinaan produsen dalam menghasilkan produk dengan mutu yang konsisten memenuhi SNI; c. Terselenggaranya perlindungan terhadap konsumen dalam aspek K3L.

BAB II LINGKUP PENGAWASAN A. Objek Pengawasan Objek Pengawasan di Pabrik Lampu Swa-Ballast adalah kegiatan pengawasan di Pabrik Lampu Swa-Ballast yang berada di Wilayah Republik Indonesia. B. Aspek Pengawasan Pengawasan di pabrik adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari : 1). Pengecekan dokumen perizinan. 2). Pengecekan keabsahan SPPT SNI; 3). Pengecekan mesin dan peralatan produksi; 4). Pengecekan peralatan uji; 5). Pengecekan Label/Penandaan; 6). Pengambilan contoh. 1) Pengecekan dokumen perizinan meliputi : 1.1. Akta Perusahaan; 1.2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP); 1.3. Ijin Usaha industri (IUI); 1.4. Pendaftaran Merek. 2) Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) : 2.1. Mencatat masa berlaku; 2.2. Mencatat Sistem Mutu yang diterapkan; 2.3. Mencatat LSPro penerbit SPPT SNI;

2.4. Mencatat merek yang tercantum. 3) Peralatan mesin dan produksi minimal : 3.1. Tabung; 3.2. Cup; 3.3. Assembling. 4) Peralatan Uji minimal : *) 4.2. Momen puntir. 4.3. Power Meter. 4.4. Alat uji mengukur ketahanan Catatan: jika tidak memiliki fasilitas laboratorium, pengujian dapat dilakukan di Lab. Uji Eksternal dengan memiliki surat perjanjian kerjasama pengujian. Pengujian dilakukan minimal 2 kali/tahun(setiap 6 bulan). Catat tanggal/bulan/tahun rekaman sertifikat hasil uji. *) referensi : 5) Label/Penandaan Setiap perusahaan yang memiliki SPPT SNI wajb mencantumkan tanda SNI pada produk atau kemasan dan mencantumkan penandaan: a. Nama pabrik pembuat. b. Merek produk. c. Tegangan Pengenal (Volt). d. Daya Pengenal (Watt). e. Frekuensi Pengenal (Hertz).

B. Alur Proses Produksi Lampu Swa-Ballast Pengamatan minimum pada proses produksi sebagai berikut: Bahan Baku Perakitan Komponen Elektronika Assembling Tabung, Komponen, Kaki Lampu Pemeriksaan Akhir Produk Jadi Pengeleman Tabung

C. CARA PENGAMBILAN CONTOH 1) Pengambilan contoh dilakukan oleh PPSP serta dilengkapi Surat Tugas dari Direktur Jenderal Pembina. 2) Metoda Pengambilan Contoh : - Pengambilan contoh ini berlaku untuk setiap merek. - Pengambilan contoh dilakukan secara langsung pada lini produksi dan atau di gudang. - Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random) sebanyak 20 (dua puluh) buah dengan perincian 10 (sepuluh) buah untuk pengujian dan 10 (sepuluh) buah untuk arsip uji laboratorium yang disimpan di laboratorium atau di pabrik yang bersangkutan, yang mewakili setiap kelompok yang berdasarkan kesamaan desain dan pengelompokan daya (watt) : a) 11 watt : 1 (satu) contoh yang diambil sebanyak 20 (dua puluh) buah; untuk jenis watt sama b) 12 watt 18 watt : 1 (satu) contoh yang diambil sebanyak 20 (dua puluh) buah; untuk jenis watt sama c) > 18 watt : 1 (satu) contoh yang diambil sebanyak 20 (dua puluh) buah; untuk jenis watt sama

BAB III TATA CARA PELAKSANAAN A. PERSIAPAN PELAKSANAAN 1. Surat Pemberitahuan Pengawasan ke Perusahaan. 2. Penerbitan Surat Tugas Pengawasan SNI di Pabrik (Form 1). 3. Pembuatan Berita Acara Pengawasan SNI di Pabrik Form 2). 4. Pembuatan Berita Acara Pengambilan Contoh di Pabrik (Form 3). 5. Pembuatan Label Contoh Uji (Form 4). 6. Surat Pengantar ke Laboratorium Uji (Form 5). B. PELAKSANAAN PENGAWASAN 1. Pengawasan penerapan SNI Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan SNI 04-6504-2001 (atau revisinya) diberitahukan kepada perusahaan Lampu Swa-Ballast oleh Direktur Industri Elektronika, Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika dengan tembusan kepada Dinas yang membidangi Industri di Propinsi dan Kabupaten/ Kota. 2. Pelaksanaan pengawasan penerapan SNI Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan SNI 04-6504- 2001 (atau revisinya) dilakukan oleh PPSP baik yang di pusat maupun di daerah berdasarkan Surat Tugas Pengawasan dari Direktur Jenderal IATT.

3. Pengawasan terhadap Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan dalam memenuhi SNI 04-6504-2001 di pabrik dilakukan dengan cara pemeriksaan pabrik dan pemeriksaan mutu melalui pengambilan contoh di pabrik. 4. Pemeriksaan pabrik dilakukan sesuai Bab II, huruf B, butir 1 sampai 5. Pemeriksaan mutu dilakukan melalui pengambilan contoh di pabrik sesuai Bab II, huruf B, butir 6. Contoh dikirim ke Laboratorium Penguji untuk dilakukan pengujian 5. Pengambilan dan atau pembelian di pabrik dilakukan secara acak. Sampel dikirim ke lab. uji untuk dilakukan pengujian. 6. Pembuatan Berita Acara Pengambilan contoh di Pabrik (Form 4). 7. Pembuatan Label Contoh Uji Produk di Pabrik (Form 5).

BAB IV LAPORAN HASIL PENGAWASAN 1. Hasil pemeriksaan di pabrik dan pengambilan contoh untuk pengujian dituangkan dalam Berita Acara Pengawasan oleh PPSP dan disampaikan kepada Direktur Industri Elektronika untuk dilakukan evaluasi. 2. Evaluasi hasil pengawasan dilaporkan kepada Direktur Jenderal IATT; BAB V TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN Laporan hasil pengawasan dapat ditindaklanjuti melalui: A. Publikasi Publikasi hasil pengawasan dapat dipublikasikan kepada masyarakat setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pembina B. Pembinaan Apabila hasil pengawasan di pabrik tidak sesuai dengan persyaratan SNI 04-6504-2001 atau revisinya, maka Direktorat Jenderal IATT berkoordinasi dengan BPPI atau Dinas Perindag setempat dapat melakukan pengawasan khusus dan langkah pembinaan terhadap produsen dalam menerapkan SNI. C. Penegakan Hukum - Apabila hasil pengawasan di pabrik tidak sesuai dengan persyaratan SNI 04-6504-2001 maka Ditjen Pembina berkoordinasi dengan BPPI atau Dinas Perindag setempat dapat melakukan pembinaan terhadap sistem mutu dan mutu produk.

- Penegakkan hukum dilakukan oleh Ditjen Pembina berkoordinasi dengan BPPI, Dinas Perindag setempat sesuai dengan UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan Peraturan Menperin No.19/M- IND/PER/5/2006 Bab V sanksi pasal 30 dan pasal 34. BAB VI BIAYA Semua biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaan pengawasan dibebankan kepada anggaran Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika. BAB VII PENUTUP Pedoman pengawasan penerapan SNI lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan, SNI 04-6504-2001 (atau revisinya) ini merupakan salah satu pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Dalam melaksanakan pengawasan standar produk di pabrik khususnya Lampu Swa-Ballast perlu ada keseragaman pelaksanaannya serta adanya koordinasi dengan instansi teknis terkait. Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk teknis ini akan diatur lebih lanjut sesuai kebutuhan.

Kop Surat Direktorat Jenderal IATT Departemen Perindustrian Form 1 Surat Tugas Pengawasan SNI di Pabrik Nomor : Dalam rangka pengawasan penerapan SNI Lampu Swa-Ballast di Pabrik dengan ini Direktur Jenderal IATT, Departemen Perindustrian menugaskan kepada : 1. Nama : NIP : Jabatan : 2. Nama : NIP : Jabatan : Untuk : 1) Melakukan pengawasan penerapan SNI Lampu Swa-Ballast di pabrik: Alamat : No. Telp/Fax : 2) Melaporkan hasil pengawasan kepada Direktur Jenderal IATT, Departemen Perindustrian. III. Surat tugas ini berlaku dari tgl-bln-thn s/d tgl-bln-thn Jakarta, Direktur Jenderal IATT Nama & Stempel

Form 2 BERITA ACARA PENGAWASAN SNI DI PABRIK Pada hari ini tanggal bulan tahun sesuai dengan Surat Tugas Direktur Jenderal IATT Nomor tanggal..., telah dilaksanakan pemeriksaan dan pengawasan SNI di Pabrik sebagai berikut : Nama Perusahaan/Pabrik : Alamat Perusahaan/Pabrik : Produk : lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan, SNI 04-6504-2001 Tipe/jenis : Merk : Hasil pemeriksaan dan pengawasan SNI di Pabrik adalah sebagaimana terlampir dalam Form 3. Demikian Berita Acara Pengawasan SNI di Pabrik ini dibuat dengan sesungguhnya. Mengetahui Pihak Perusahaan PT... Tanda tangan & Cap Perusahaan Petugas Pengawas Standar barang dan atau jasa di Pabrik Tanda tangan (Nama Jelas) (Nama Jelas)

Form 3 DATA DAN INFORMASI HASIL PENGAWASAN SNI DI PABRIK I. KETENTUAN PENUGASAN 1. Nomor/Tanggal Surat Tugas Direktur Jenderal IATT : 2. Nama PPSP : 3. NIP : 4. Tanggal Pelaksanaan Pengawasan: 5. No. SNI : SNI 04-6504-2001 atau revisinya 6. Judul : Lampu Swa-Ballast II. DATA PERUSAHAAN 1. Nama Perusahaan :... 2. Izin Usaha Industri : No.... tgl... Berlaku s/d :... Instansi Penerbit :... Catatan : Lampirkan fotokopi IUI 3. Alamat : a. Kantor Pusat :... Kode pos :... tlp : Fax :... email :... b. Pabrik :... Kode pos :... tlp : Fax :... email :... 4. Kontak Person (Pabrik) :...

5. Status Perusahaan :... Jumlah investasi :... 6. Struktur Organisasi :... (terlampir). 7. Jumlah Tenaga Kerja :... 8. Jenis Produksi : No Jenis Produksi Realisasi Tahun Izin Terpasang* 200.. 200.. 200.. 200.. 200.. 200.. 9. Akta Perusahaan : No.... tgl... Berlaku s/d :... Instansi Penerbit :... Catatan : Lampirkan fotokopi Akta Perusahaan 10. Izin Merek : No.... tgl... Berlaku s/d :... Instansi Penerbit :... Catatan : Lampirkan fotokopi Izin Merek III. KEABSAHAN SPPT SNI 1. SPPT SNI - No. SPPT SNI :... tgl... - Masa berlaku tgl :... s/d tgl... - No. SNI :... - Merek/Inisial Perusahaan :... - Jenis/Tipe :... 2. Sistem Manajemen Mutu telah diterapkan oleh perusahaan : Ya Tidak Standar SMM :...

3. LSPro Penerbit SPPT SNI - Nama :... - Alamat :... - Kapan tgl/bln/thn terakhir dilaksanakan pengawasan :... - Hasil pengawasan terakhir : Memenuhi Tidak memenuhi IV. MESIN DAN PERALATAN PRODUKSI Meliputi : - Assembling Komponen Elektronika: Ya Tidak - Assembling Komponen, Tabung, Kaki Lampu: Ya Tidak - Mesin Penandaan : Ya Tidak - Lain-lain :... V. PERALATAN UJI Meliputi : a. Momen Puntir : Ada Tidak Status ketertelusuran peralatan ukur dan uji pada sertifikat kalibrasi : Valid Tidak valid Keterangan :... b Power Meter : Ada Tidak Status ketertelusuran peralatan ukur dan uji pada sertifikat kalibrasi : Valid Tidak valid Keterangan :... c. Alat Uji Ketahanan : Ada Tidak Status ketertelusuran peralatan ukur dan uji pada sertifikat kalibrasi : Valid Tidak valid Keterangan :... VI. PENANDAAN - Apakah produk diberikan penandaan : Ya Tidak

- Dimana tempat penandaan: Kemasan/Label Produk - Penandaan produk meliputi : a. Nama perusahaan/produsen dan atau nama dagang Ya Tidak b. Merek Produk Ya Tidak c. Tegangan Pengenal (Volt) Ya Tidak d. Daya Pengenal (Watt) Ya Tidak e. Frekuensi Pengenal (Hz) Ya Tidak i. Tanda SNI Ya Tidak CATATAN :..................... KESIMPULAN :............... Mengetahui Pihak Perusahaan Tanda tangan & Cap Perusahaan (Nama Jelas) Petugas Pengawas Standar barang dan atau jasa di Pabrik (PPSP) Tanda tangan (1. Nama Jelas) Tanda tangan (2. Nama Jelas)

Form 4 BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH DI PABRIK Nomor : Pada hari ini tanggal bulan tahun sesuai dengan Surat Tugas Pengawasan Direktur Jenderal IATT nomor tanggal, telah dilaksanakan pengambilan contoh sebagai berikut : Produk : Lampu Swa Ballast Untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan, SNI 04-6504- 2001 Tipe/jenis : Merk : Lokasi pengambilan contoh : Nomor kode produksi : Jumlah contoh : (diuraikan dalam lembaran tambahan) Contoh tersebut dikemas, kemudian akan diserahkan kepada Balai Penguji sebanyak... untuk diuji sesuai SNI 04-6504-2001 atau revisinya dan sebanyak... untuk disimpan di laboratorium uji atau perusahaan yang bersangkutan sebagai arsip (dikemas dan disegel). Demikian Berita Acara Pengambilan contoh uji ini dibuat dengan sesungguhnya. Mengetahui Pihak Perusahaan Tanda tangan & Cap Perusahaan (Nama Jelas) Petugas Pengawas Standar barang dan atau jasa di Pabrik (PPSP) Tanda tangan (Nama Jelas)

Form 5 Kode Contoh : Produk No. SNI Tipe : Merk : Jumlah : Tgl. Pengambilan Contoh : Nomor Berita Acara : Lokasi Pengambilan Contoh : Nama Perusahaan : Nama Petugas : Mengetahui Pihak Perusahaan Tanda tangan & Cap Perusahaan (Nama Jelas) LABEL CONTOH UJI : Lampu Swa Ballast Untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan keselamatan : 04-6504-2001 atau revisinya Petugas Pengawas Standar barang dan atau jasa di Pabrik (PPSP) Tanda tangan (Nama Jelas)