BAB I PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan watak agama Islam yang dibawanya semenjak lahir.banyak cara. kesempatan untuk meninggikan syi ar Islam.

BAB I PENDAHULUAN. atau orang-orang yang melakukan kejahatan. Lembaga Pemasyarakatan

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat desktiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, dokumen pribadi,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dimana subjek penelitian ini merupakan orang yang mengalami masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. logika, dikenali sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran. 1

BAB III METODE PENELITIAN. yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. daninformasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terlalu sulit untuk dipecahkan. Menurut Joko Subagyo :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

. BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk mencari peristiwa-peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa yang sifatnya didengar, maka siaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA TERHADAP PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Pendekatan. pemikiran individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. bagian Organisasi Setda Malang Jalan Panji No 158 Kepanjen, Telp (0341) 392

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jl. Kebalen Wetan No. 01 Selatan Cukam. Lokasi ini dipilh karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengolahan datanya peneliti mengolah dengan mendeskripsikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

48 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 61.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti di dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif,

Transkripsi:

1 BAB I PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN 2012-2013 A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT sesuai fitrahnya selalu dapat berkembang dan meneruskan keturunannya untuk mengelola bumi ini. Sedangkan anak merupakan amanat sekaligus karunia dari Tuhan yang harus selalu dijaga dan dipelihara dengan baik karena dalam diri mereka melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Dengan segala tanggung jawab yang menanti di masa depan anak, diharapkan mampu menjadi generasi yang dapat mengembangkan dan meneruskan cita-cita dan harapan orang tua. Untuk mewujudkan semua itu, orang tua harus memberikan pendidikan yang layak pada anak-anaknya. Melihat kenyataan yang ada pada sekarang ini dapat dilihat dari banyaknya anak-anak yang masih belum atau tidak mendapat jaminan pendidikan dan kesejahteraan hidup mereka. Penyebab timbulnya keadaan tersebut diantaranya karena ketiadaan biaya atau faktor kemiskinan. Dampak yang paling sering terjadi adalah mereka menjadi anak-anak terlantar bahkan menjadi anak jalanan yang pada akhirnya menimbulkan efek negatif baik terhadap anak tersebut maupun terhadap masyarakat sekitarnya.

2 Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu bentuk solusi yang telah nyata adalah pendirian suatu lembaga atau yayasan yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya dalam bidang pengasuhan anak dengan salah satu bentuknya adalah panti asuhan. Panti asuhan dapat menampung anak-anak dari keluarga kurang mampu atau yang terlantar dan membantu mereka dalam mengembangkan bakat dan potensi yang mereka miliki dengan memberikan pendidikan yang dianggap sesuai. Banyaknya keluarga miskin yang mengirimkan anak-anak ke Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak menjelaskan bahwa belum terbentuknya sistem ekonomi untuk mendukung keluarga-keluarga tersebut (Kementrian Sosial Republik Indonesia, 2007: 8). Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah adalah suatu lembaga pembinaan kesejahteraan sosial yang berada di bawah naungan Yayasan Fathul Qorib Semarang yang memiliki tujuan yaitu mensejahterakan anak yatim, piatu, yatim piatu atau anak kurang mampu dan terlantar. Kesejahteraan yang dimaksud adalah agar anak tersebut tetap memperoleh haknya yaitu memiliki kehidupan yang layak khususnya mengenai pendidikanya, baik itu pendidikan formal maupun non formal seperti halnya anak normal lainnya yang masih memiliki kedua orang tua dan dapat merasakan hidup layak dan berkecukupan. Demi tercapainya tujuan tersebut maka peran dakwah sangat diperlukan di sini. Dakwah sebagai suatu proses usaha kerja sama untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya, menyangkut segi-segi dan bidang

3 yang luas. Dakwah sebagai usaha untuk mewujudkan kesejahteraan dan melenyapkan segenap hambatan dan kepincangan hidup seperti kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan berbagai penyakit masyarakat lainnya adalah merupakan persoalan-persoalan dakwah. Proses dakwah tidak ada berhenti selama kemelaratan masih merajalela di tengahtengah masyarakat. Adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin harus ditiadakan dengan berbagai usaha, misalnya jalan meningkatkan taraf hidup masyarakat serta usaha sosial lainnya berupa dorongan agar si kaya bersedia mendermakan sebagaian hartanya untuk kepentingan si miskin dan sebagainya (Shaleh, 1976: 40). Sehingga aktifitas dakwah harus disusun dan direncanakan sedemikian rupa, baik yang berkenaan dengan metode yang digunakan, materi yang disampaikan, subyek dakwah maupun sasaran yang dituju terutama jika aktifitas dakwah tersebut dilakukan oleh kelompok ataupun organisasi. Dengan kata lain, bahwa untuk dapat mencapai tujuan dakwah secara efektif maupun efisien diperlukan adanya manajemen yang baik contohnya di sebuah Yayasan Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang. Karena sistem manajemen yang diterapkan memegang peranan penting terhadap setiap program yang telah direncanakan. Begitu pentingnya peran manajemen dalam kehidupan manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati, dan menerapkannya demi hari esok yang lebih baik. Sehingga manajemen sangat penting karena : (1). Pekerjaan berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri diperlukan

4 pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya. (2). Lembaga-lembaga sosial dapat berhasil dengan baik jika manajemen diterapkan dengan baik. (3). Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki. (4). Manajemen menentukan tujuan dan usaha untuk mewujudkannya dengan melalui proses manajemen tersebut. (5). Manjemen perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan lain sebagainya (Hasibuan, 2001: 5). Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik jika di dalamnya terdapat manajemen yang baik dalam mengelola karena manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk mendeterminasi serta mencapai sasaran yang ditetapkan melalui pemanfaatan SDM serta sumber daya lain (Winardi, 2000: 115). Fungsi-fungsi manajemen ini diterapkan di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah dengan cara merencanakan kegiatan dakwah dan diorganisasikan dalam suatu kesatuan dengan digerakkan dan diarahkan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Langkah selanjutnya dilakukan pengawasan atau penilaian untuk mengetahui sampai dimana usaha-usaha dakwah yang telah dilakukan, apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan ataupun sebaliknya terjadi penyimpangan ataupun kesalahan. Mengingat pengertian dan lapangan dakwah sangat luas dan tentu tidak dapat dilaksanakan secara sendiri-sendiri, maka aktifitas dakwah

5 harus dikelola secara baik dalam sebuah organisasi dakwah agar dapat berjalan secara efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan (Munir dan Wahyu ilaihi, 2006: 66). Berdasarkan latar belakang pentingnya fungsi-fungsi manajemen tersebut, penulis merasa tertarik mengangkat judul PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN 2012-2013 melihat betapa pentingnya penerapan fungsi-fungsi manajemen bagi tercapainya tujuan dakwah. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah di Panti Asuhan yatim piatu Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah tahun 2012-2013? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan fungsi manajemen dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari jawaban dari rumusan masalah yang diajukan. Sehingga dapat dijelaskan bahwa tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui penerapan fungsi manajemen dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah.

6 b. Untuk menemukan faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan manajemen dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah. 2. Manfaat Sedangkan manfaat yang hendak dicapai yaitu : a. Secara Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuwan tentang fungsi manajemen dakwah panti asuhan sebagai sumbangan pemikiran bagi Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah dan bagi mahasiswa jurusan manajemen dakwah di IAIN Walisongso Semarang. b. Secara Praktis, Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kongkrit tentang perlunya penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah yang matang dan sistematis dalam mengelola sebuah lembaga sosial, khususnya di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah. D. Tinjauan Pustaka Sebagai usaha untuk menghindari asumsi plagiat dan sekaligus sebagai penegas bahwa belum ada penelitian yang membahas mengenai penerapan manajemen dakwah Panti asuhan baitus salam kota Semarang Jawa Tengah, maka berikut ini akan disajikan beberapa pustaka sebagai bahan rujukan. Eka Sari Rahayu, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang (2006), Manajemen Dakwah untuk Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi

7 Analisis di Rumah Perlindungan Sosial Anak Gratama Yayasan Gradhika Kota Semarang). Penelitian ini menjelaskan tentang hadirnya rumah sosial perlindungan anak (RPSA) Gratama di Kota Semarang sangat membantu kerja pemerintah daerah dalam mencanangkan perlindungan anak. Sekaligus sebagai organisasi sosial yang terjun untuk menjembatani kepentingan dan permasalahan sosial khususnya peranannya dalam memberdayakan anak jalanan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang kompleks. Siti Marhamah, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang (1996), Aplikasi Manajemen Dalam Pelaksanaan Dakwah Oleh Fatayat NU Di Kabupaten Pati. Dalam skripsinya disimpulkan bahwa dari sudut perencanaan dakwah, yang ditempuh Fatayat adalah menentukan sasaran dakwah, merumuskan program, menentukan bentuk dakwah serta menentukan sumber dana. Sedangkan pengorganisasian dakwahnya adalah membentuk struktur organisasi, menyusun job description, membagi tugas dalam bidang-bidang kerja, membentuk kepanitiaan dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Ali Mahdi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang (2010), Aplikasi Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Efektifitas Kegiatan Dakwah di Yayasan Panti Asuhan Al-Hikmah Polaman Mijen Semarang tahun 2004/2005. Dalam skripsi ini, peneliti lebih memfokuskan pada pendekatan sistem Islami. Keberadaan pengelolaan yatim piatu dipandang sebagai suatu sarana untuk memudahkan implementasi nilai-nilai islam,

8 baik sebagai kaidah berfikir maupun kaidah amal dalam seluruh kegiatan pengelolaan. Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap skripsi-skripsi sebelumnya, tampak bahwa penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya dan juga atas pertimbangan bahwa di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang ini belum ada penelitian tentang Penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah Panti Asuhan. E. Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan masalah atau satu permasalahan. Jadi fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah (Azwar, 1998: 1). 1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang perilakunya dapat diamati (Moleong, 1993: 3). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai penerapan fungsi

9 manajemen dakwah di panti asuhan Baitus Salam Kota Semarang jawa tengah. Laporan penelitian dalam metode deskriptif kualitatif berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. a. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data-data yang diteliti (Suryabrata, 1995: 22). Subyek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai hasil penelitian. Subyek penelitian pada penelitian ini adalah Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah. Adapun yang menjadi subyek sekaligus sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah pengasuh panti asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah. b. Obyek penelitian Obyek penelitian adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu perhatian (Arikunto, 1987: 91). Adapun yang menjadi obyek penelitian disini adalah sistem pengelolaan manajemen panti asuhan dalam hal penerapan fungsi-fungsi manajemen

10 dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah. 2. Definisi Konseptual Dalam penelitian ini, penulis membatasi untuk lebih memfokuskan pada penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah. Menurut George Terry Manajemen adalah suatu tindakan perbuatan seseorang yang berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu16, sedangkan menurut Koonzt C.O Donell manajemen adalah usaha pertambatan fungsi-fungsi kegiatan untuk mencapai tujuan (Effendy, 1986: 9). Dengan menganalisa definisi di atas maka manajemen dakwah merupakan perencanaan dakwah sebagai proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan sistematis, mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka penyelenggaraan dakwah. Dengan mengacu pada batasan konseptual di atas maka peneliti ingin meneliti bagaimana penerapan manajemen dakwah di Panti Asuhan Yatim Piatu Baitus Salam Kota Semarang yang meliputi penerapan perencanaan, penerapan pengorganisasian, penerapan penggerakan dan penerapan pengendalian. 3. Sumber Data Sumber data adalah subjek yang memberi data penelitian yang dibutuhkan (Yahya, 2010: 83-84). Berdasarkan sumbernya, data

11 dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, antara lain: a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer tersebut akan diperoleh dari pemimpin yayasan dan anak yatim piatu. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data sekunder tersebut akan diperoleh dari masyarakat stake holder, masyarakat sekitar yayasan dan dokumentasi lainnya. 4. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, maka penulis menggunakan beberapa metode, yaitu : a. Wawancara Wawancara yang sering disebut juga dengan interview atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang (Arikunto, 1987: 126).

12 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan K.H. Zubaidi Abdillah Spd.i selaku pengasuh Panti Asuhan Baitus Salam guna memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang berkaitan dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah di Panti asuhan. Metode ini akan diperoleh dari para pengurus, anak yatim piatu dan masyarakat disekitar yayasan. b. Metode observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejalagejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat pengumpul data dapat dilakukan secara spontan dapat pula dengan daftar-daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya (Subagyo, 1991: 63). Penulis memperhatikan secara seksama dan mengamati berbagai peristiwa aktual yang berkenaan dengan pelaksanaan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dakwah yang ada di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah. c. Metode dokumentasi Dokumentasi dari asal katanya dokumen, artinya barangbarang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

13 majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan lain sebagainya (Arikunto, 1997: 236). Dalam hal ini, metode dokumentasi yakni melihat dokumen yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan di Panti asuhan Baitus Salam kota Semarang baik dalam bentuk laporan, buletin maupun arsiparsip. 5. Tehnik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong, 1993: 103). Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka kemudian perlu diadakan analisis terhadap data tersebut. Selanjutnya analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif model miles dan huberman, aktifitas dalam analisis interaktif ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan data (Sugiyono, 2012: 91). Selanjutnya dalam penelitian ini penulis melaporkan hasil penelitian dengan mendeskripsikan atau menggambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Maksudnya setelah data penulis kumpulkan lalu disusun sesuai dengan kenyataan dan berdasarkan urutan pembahasan yang telah direncanakan, kemudian menyederhanakan

14 dan menyusun secara sistematis dan menjabarkan hal-hal yang penting dan untuk selanjutnya penulis melakukan pengolahan data secukupnya dalam usaha memahami kenyataan yang ada dalam usaha menarik kesimpulan. Dalam hal menganalisis tentang bagaimana penerapan fungsi manajemen dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang, hal-hal yang dianalisis meliputi analisis penerapan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan atau evaluasi kegiatan dakwah di panti asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah. F. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam membahas permasalahan yang menjadi topik skripsi ini akan dibahas menurut sistematika sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Manajemen Dakwah dan Panti Asuhan dalam Kajian Teoritis

15 Pada bab ini di bagi menjadi tiga sub bab, yaitu uraian tentang manajemen, manajemen dakwah dan Panti Asuhan secara umum. BAB III Penerapan Fungsi Manajemen Dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah Dalam bab ini meliputi tentang gambaran umum Panti Asuhan, penerapan fungsi manajemen dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang serta faktor pendukung dan penghambatnya. BAB IV Analisa terhadap Penerapan fungsi manajemen dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam kota Semarang Jawa Tengah, serta faktor pendukung dan penghambatnya. Dalam bab ini berisi analisis penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah, analisis tentang faktor pendukung dan penghambatnya terhadap fungsi manajemen dakwah di Panti Asuhan Baitus Salam Kota Semarang Jawa Tengah. BAB V Penutup Pada bab ini berisi kesimpulan, saran-saran dan penutup.