ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

STUDI POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA TERNATE, MALUKU UTARA (STUDI DINAS PARIWISATA KOTA TERNATE) JURNAL.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

MENYUSUN STRATEGI. "Strategi yang paling sukses berakar pada visi, bukan rencana".

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

I-1 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA SEMARANG - 1 -

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN WUJUD KESIAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBUTUHAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA AGRO BANGUNKERTO, SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

Bab VI. Penutup. Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang telah dipaparkan, menunjukkan bahwa wisata MICE menjadi salah satu wisata yang menjanjikan

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP ATRAKSI PARIWISATA AIR DI KAWASAN GILI TRAWANGAN TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Strategi Pengembangan Pariwisata (Wisata Pantai Balekambang) Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Malang

Transkripsi:

ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA MEDAN Putri Puspita Sari Alumnus S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan, 20211 Indonesia Email: putripuspitasari@yahoo.com Abstrak Pengembangan sektor pariwisata tidak dapat berkembang baik apabila tidak didukung oleh tersedianya unsur-unsur pariwisata, salah satunya fasilitas sarana prasarna yang memadai, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pengaruh yang kuat dari usaha nyata dan sistematis terhadap perkembangan sektor pariwisata dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan akan fasilitas dan sarana dan prasarana sektor pariwisata tersebut. Hasil penelitian menujukkan bahwa pengembangan pariwisata di Kota Medan ditandai dengan telah tersedianya unsur-unsur pariwisata meliputi politik pemerintahan, atraksi, aksesibilitas, sarana dan prasarana, pemasaran, ramah tamah, dan SDM Kota Medan sebagai pelaku utama kegiatan wisata di Kota Medan. Selanjutnya perumusan strategi dilakukan dengan memanfaatkan analisis SWOT sehingga diperoleh suatu alternatif strategi dalam pengembangan pariwisata Kota Medan berupa strategi kekuatan-peluang (SO), strategi kekuatan-kelemahan (S-T), strategi kelemahan-peluang (W-O) dan strategi kelemahan-ancaman (W-T). Kata kunci: pengembangan pariwisata, unsur-unsur pariwisata, Analisis SWOT PENDAHULUAN Kota Medan sebagai ibu kota provinsi memiliki tempat-tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi sehingga kegiatan kepariwisataan lebih berpeluang untuk dikembangkan dibandingkan kota lain yang ada di Sumatera Utara. Tempattempat bersejarah, bangunan-bangunan tua, museum, tempat ibadah, wisata jajanan, danau buatan dan sebagainya merupakan daya tarik tersendiri yang dapat dinikmati oleh setiap pengunjung yang datang ke Kota Medan.Masyarakat Kota Medan khususnya lebih suka berlibur ke luar kota dibandingkan berlibur ke tempattempat wisata lokal ataupun mereka sama sekali tidak mengenal objek wisata yang ada di di Kota Medan. Keadaan tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor yang mempengaruhi dalam kegiatan pengembangan pariwisata yang ada, misalnya unsur-unsur pariwisata yang kurang mendukung, termasuk di dalamnya sarana dan prasarana wisata, sumber daya manusia (SDM) sebagai perancang, pengelola dan pelaku kegiatan wisata. Pengelolaan dan pengembangan potensi kepariwisataan yang ada menjadi suatu objek wisata memerlukan tahapan pengkajian dan perencanaan yang terarah dan terukur karena menyangkut segi pendanaan, efisiensi, dan efektifitas pemanfaatan objek wisata. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan atau melihat kekuatan, kelemahan, peluang yang harus dimanfaatkan serta ancaman yang harus dihindari. Untuk mengoptimalkan potensi yang ada dan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan diperlukan upaya dan suatu strategi dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan dengan melalui kerjasama pemerintah, pengelola objek wisata dan masyarakat dalam pengembangan sektor pariwisata di Kota Medan sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan dan menjawab kebutuhan wisatawan serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, disamping tetap mempertahankan keberlangsungan dalam pembangunan pariwisata. 77

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana pengembangan sektor pariwisata di Kota Medan ditinjau dari unsur-unsur pariwisata Kota Medan? Dan (2) Bagaimanakah strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan pariwisata Kota Medan? Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pengembangan pariwisata Kota Medan ditinjau dari unsur-unsur pariwisata Kota Medan dan (2) Memberikan alternatif strategi dalam pengembangan pariwisata Kota Medan. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Medan dengan populasi yaitu seluruh objek wisata di Kota Medan yang berjumlah 26 objek wisata dan terbagi menjadi lima jenis yaitu objek wisata budaya/sejarah, religi, kuliner, alam dan wisata kuliner. Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling yaitu sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu yang diperkirakan bisa mewakili populasi. Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi pariwisata Kota Medan ditinjau dari unsur-unsur dalam pariwisata dan strategi pengembangan pariwisata. Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu komunikasi langsung, observasi dan studi dokumenter. Dalam penelitian ini, data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kota Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara yang berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Dilihat dari posisi astronomisnya, Kota Medan berada pada 3º 29-3º 48 LU dan 98º 36-98º BT. Sedangkan secara geografis Kota Medan merupakan lintas laut paling sibuk di Asia tenggara dan merupakan kota strategis dimana terdapat jalur pelayaran dan perdagangan Internasional dan bertetangga dekat dengan 3 (tiga) Negara Asia Tenggara (Malaysia, Singgapura, Thailand). Posisi geografis yang strategis ini menjadi Kota Medan menjadi pintu gerbang utama bagi jalur Internasional dibagian barat Indonesia. Kota Medan secara administratif memiliki luas 265,10 km² atau 3,6% dari luas keseluruhan Provinsi Sumatera Utara dan terdiri dari 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi ke dalam 2001 lingkungan dengan kepadatan penduduk di Kota Medan mencapai 7.987 jiwa/km². Politik pemerintahan dalam mendukung kegiatan pengembangan pariwisata Kota Medan tercantum dalam visi dan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sebagai fasilitator kegiatan kepariwisataan Kota Medan. Sebab tanpa danya tujuan dan arahan yang jelas, maka kegiatan kepariwisataan di suatu wilayah tidak akan berjalan dengan baik. Dengan adanya tujuan dan arahan yang tercantum dalam visi dan misi Disbudpar Kota Medan, terlihat jelas bahwa pemerintah serius dan memberikan jaminan terhadap pengembangan pariwisata Kota Medan. Atraksi wisata di Kota Medan berupa budaya/sejarah, religi, kuliner, fauna, rekreasi/hiburan, pendidikan dan alam. Penilaian yang dilakukan terhadap atraksi wisata Kota Medan diperoleh berdasarkan indikator atraksi wisata yaitu syarat atraksi dan objek wisata serta keragaman atraksi wisata. Hasil penilaian menunjukkan bahwa atraksi Kota Medan termasuk ke dalam kategori sedang. Dari penilaian yang dilakukan terhadap aksesibilitas objek wisata Kota Medan yang ditinjau dari jarak dan waktu yang diperlukan utnuk menempuh suatu objek wisata di Kota Medan, diperoleh hasil bahwa aksesibilitas 26 objek wisata Kota Medan termasuk ke dalam kategori baik. Umumnya, antara 1 objek wisata dengan objek wisata lainnya di Kota Medan, terletak di satu kawasan dan jaraknya berdekatan sehingga wisatawan dapat menikmati beberapa objek wisata sekaligus. 78

Sarana kepariwisataan di Kota Medan meliputi transportasi, rumah makan atau restoran, penginapan, toko souvenir, dan perusahaan perjalanan wisata dan money changer. Sarana kepariwisataan tersebut tersebar di setiap wilayah Kota Medan. Peningkatan kualitas sarana wisata dapat dilihat dari ketersediaan dan kualitas sarana pelengkap seperti toilet, parkir, tempat sampah, dan toko cinderamata. Berdasarkan penilaian yang dilakukan terhadap sarana objek wisata meliputi toilet, parkir, tempat sampah, dan toko cinderamata, yang diperoleh dari observasi lanngsung ke lapangan, sarana wisata tersebut termasuk ke dalam kategori tinggi. Prasarana pariwisata yang ada di Kota Medan adalah jaringan jalan, air, listrik, pelayanan kesehatan, pelayanan keamanan, pelayanan komunikasi dan informasi. Ketersedian prasarana di Kota Medan sudah menyebar di seluruh kawasan wisata Kota Medan. Seperti kondisi jalan di Kota Medan telah diaspal dan tersedianya fasilitas berupa jalan tol memberikan kemudahan dan kelancaran kepada wisatawan untuk menjangkau tempat-tempat wisata di Kota Medan dengan mudah, khususnya bagi wisatawan yang datang dari luar Kota Medan yang menggunakan failitas jalan tol akan terhindar dari kemacetan. Harga atau tarif untuk menikmati objek wisata di Kota Medan sangat bervariasi, mulai dari Rp 250,00 sampai Rp 35.000,00. Untuk harga sarana dan prasarana di Kota Medan juga sangat berfariatif. Tarif transportasi disesuaikan dengan jarak tempuh dan jenisnya. Pada umumnya tarif angkutan umum di Kota Medan yaitu Rp 3.000,00 namun tarif tersebut dapat berubah yang disesuaikan dengan jarak tempuhnya. Tarif penginapan, harganya disesuaikan dengan jenis hotel dan jenis kamar yang disediakan. Promosi publikasi yang dilakukan oleh masing-masing pihak pengelola objek wisata dalam memperkenalkan tiap objek wisata di Kota Medan kepada masyarakat luas berupa pembuatan brousur, buklet, promosi melalui internet dan radio. Namun, selain promosi yang dilakukan melalui media, promosi juga dilakukan melalui mulut ke mulut. Untuk memperkenalkan objek wisata di Kota Medan, kegiatan promosi tidak hanya dilakukan oleh pengelola objek wisata tetapi juga dilakukan melalui kerjasama dengan pemerintah Kota Medan khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan. Sifat ramah tamah masyarakat Kota Medan terlihat dari beranekaragam suku/etnis yang ada di Kota Medan, yaitu Aceh, Padang, Sunda, Jawa, Banjar, Bugis, India, Cina dan lain-lain yang hidup berbaur dengan masyarakat asli kota Medan. Hal ini menunjukkan sikap ramah dan terbuka terhadap pendatang yang masuk ke Kota Medan. Kondisi tersebut dapat menjadi modal utama dalam pengembangan pariwisata Kota Medan. SDM pariwisata merupakan para pelaku/pekerja di suatu objek wisata yang ada di Kota Medan seperti pemandu wisata dan pelayan yang bekerja pada suatu objek wisata kuliner. Berdasarkan hasil penelitian, SDM pariwisata Kota Medan termasuk ke dalam kategori dengan nilai tinggi yang dinilai berdasarkan kebersihan penampilan pekerja, ketertiban dalam melayani wisatawan dan ramah tamah pekerja objek wisat tersebut. Dalam analisis SWOT untuk menentukan suatu strategi terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal yaitu kekuatan (strenght) dan kelemahan (Weakness) dan lingkungan eksternal yaitu peluang (opportunity)dan ancaman (threats) dalam suatu perusahaan. Pada penelitian ini identifikasi lingkungan dilakukan terhadap unsur-unsur pariwisata yang berperan dalam kegiatan pengembangan pariwisata Kota Medan. 79

Tabel 1. Identifikasi Faktor-faktor Internal dan Eksternal Pariwisata di Kota Medan Faktor Internal Kekuatan (Strength) 1. Atraksi objek wisata yang ada di Kota Medan beragam yaitu budaya/sejarah, religi, rekreasi dan hiburan, alam, fauna, pendidikan, olahraga, dan kuliner 2. Politik pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang Kelemahan (Weakness) 1. Beberapa sarana pendukung objek wisata tidak semua memadai seperti pada beberapa objek wisata memliliki tempat parkir yang terbatas dan terkadang sampai mengambil badan jalan 2. Kemacetan yang sering terjadi disebabkan oleh mendukung pengembangan pariwisata Kota kendaraan yang parkir disembarang tempat Medan 3. Terbatasnya penyediaan air bersih yang disediakan 3. Tersedianya sarana prasarana dalam mendukung kegiatan pariwisata di Kota Medan 4. Perusahaan perjalanan wisata yang terdiri dari agen perjalanan, dan biro wisata menyediakan paket wisata ke lokasi- lokasi objek wisata di Kota Medan. 5. Akses teknologi komunikasi dan internet yang telah tersedia dan dapat menjangkau semua wilayah Kota Medan dan mendukung dapat kegiatan promosi 6. Adanya program-program yang dilakukan untuk kegiatan promosi wisata Kota Medan 7. Tersedianya sumber daya manusia kepariwisataan 8. Adanya perhatian pemerintah terhadap kegiatan pariwisata di Kota Medan dan dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 2009 yang mengatur tentang kepariwisataan 9. Adanya jalinan kerja sama antara Pemerintah oleh PDAM Kota Medan 4. Kriminalitas masih sering terjadi di Kota Medan, seperti pencopetan, pencurian dan perampokan Belum adanya produk usaha jasa dan sarana yang berdaya saing tinggi 5. Kuantitas dan kualitas barang-barang cinderamata yang dijual masih sangat terbatas 6. Promosi yang tidak meyeluruh kepada masyarakat Kota Medan 7. Minimnya anggaran untuk kegiatan promosi 8. Rendahnya sadar wisata masyarakat tentang pentingnya arti kepariwisataan seperti tingginya tingkat kriminalitas di Kota Medan 9. Belum optimalnya peran masyarakat dan insan pariwisata dalam pembangunan kepariwisataan di Kota Medan Daerah, pelaku pariwisata dan komponen 10. Terbatasnya pengemasan daya tarik wisata ke pariwisata untuk menyamakan presepsi dalam dalam produk pariwisata dan paket-paket wisata meningkatkan pembangunan pariwisata Faktor Eksternal 1. Jarak jangkauan antara objek wisata satu dengan yang lain yang cukup dekat, memungkinkan untuk terbentuknya program tour yang berkesinambungan 2. Pencanangan program dan pemasaran wisata 3. Akan dibukanya bandara Kuala Namu sebagai Bandara Internasional yang lebih modern 4. Adanya peluang dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya mempromosikan kepariwisataan Kota Medan 5. Terbukanya kesempatan untuk mengembangkan peningkatan objek wisata 6. Adanya komitmen bersama dan terpadu antara pemerintah sebagai fasilitator dengan masyarakat dan swasta untuk memajukan pembangunan kepariwisataan 7. Terbukanya kesempatan bagi aparatur pariwisata dalam mengembangkan sumber dayanya 8. Adanya kerjasama kelompok usaha pariwisata atau instansi terkait 9. Dukungan positif berupa kebijakan pemerintah terhadap kegiatan kepariwisataan Kota Medan 10. Ketertarikan investor dalam menanamkan investasi untuk tujuan bisnis terutama dalam kegiatan usaha kepariwisataan 80 1. Sarana dan prasarana wisata Kota Medan kurang memberikan kepuasan terhadap kebutuhan wisatawan 2. Kurangnya minat warga Kota Medan untuk berlibur dan mengunjungi objek wisata Kota Medan 3. Promosi yang kurang gencar 4. Tidak jelasnya produk apa yang akan dijual kepada wisatawan terutama wisatawan mancanegara 5. Apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk lokal masih rendah antara lain karena keterbatasan informasi 6. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pelestarian benda cagar budaya, sejarah, dan kebudayaan Kota Medan 7. Lemahnya kesadaran masyarakat dan pengawasan pemerintah dalam mengelola peninggalan sejarah kepurbakalaan dan budaya lokal, serta pengelolaan obyek dan daya tarik wisata Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (Data Diolah)

Setelah melakukan identifikasi faktorfaktor internal dan faktor-faktor eksternal diperoleh alternatif strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan pariwisata Kota Medan, yaitu: 1. Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal untu memanfaatkan peluang pariwisata Kota Medan. Alternatif strategi yang direkomendasikan sebagai strategi S-O yaitu dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas unsur-unsur pariwisata, yaitu politik pemerintah, atraksi, aksesibilitas, sarana dan prasarana pariwisata, dan SDM wisata, mengutamakan prinsip kenyamanan dan pelayanan pada tiap objek wisata, mengadakan kerjasama dengan para stakeholders pemerintah maupun swasta, serta masyarakat setempat untuk mengelola kawasan dan ikut serta dalam kegiatan wisata, melakukan promosi dan pemasaran wisata secara intensif baik melalui media massa, televisi, maupun internet serta pada event-event kepariwisataan. 2. Strategi W-O merupakan strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang direkomendasikan sebagai bagian dari strategi W-O adalah dengan melakukan pengembangan atraksi, saranaprasarana wisata, serta penyediaan aksebilitas dan akomodasi objek wisata yang efektif, mengoptimalkan promosi dan pemasaran wisata yang efektif, efisien dan inovatif serta menyusun paket program tour wisata, meningkatkan sosialisasi sadar wisata serta menggali potensi wisata kepada masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata yang profesional dan berkemampuan tinggi, meningkatkan iklim investasi, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat sekitar kawasan objek wisata maupun pengusaha wisata. 3. Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman. Alternatif strategi yang dapat direkomendasikan sebagai strategi S-T adalah dengan meningkatkan kesadaran dan peduli pariwisata dengan melakukan pembinaan kepada masyarakat, mengembangkan jaringan dan membangun keterlibatan masyarakat dalam usaha wisata secara efisien dan efektif, melakukan pengawasan dan bertindak tegas terhadap pengusaha yang tidak memperhatikan lingkungan dalam mengembangan sarana dan prasarana wisata, meningkatkan inovasi dalam pengemasan produk wisata, mengoptimalisasi potensi budaya, alam dan keunikan lokal sebagai obyek wisata agar mampu bersaing dengan obyek wisata yang ada di wilayah luar Kota Medan. 4. Strategi W-T merupakan strategi untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang direkomendasikan untu mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal adalah dengan mengoptimalkan pengawasan secara berkesinambungan dalam rangka pengembangan efektivitas dan pengendalian pembangunan pariwisata, menjalin kerjasama dengan Pemda, Dinas Pariwisata, dan Pengusaha wisata serta investor untuk membangun kepariwisataan yang aman, nyaman, berkelanjutan dan lestari, memberikan pembinaan, pengarahan dan membangun persepsi masyarakat arti dan pentingnya keberadaan suatu objek wisata. KESIMPULAN DAN SARAN Pengembangan sektor pariwisata di Kota Medan dapat ditandai dengan telah tersedianya unsur-unsur pariwisata meliputi politik pemerintahan, atraksi, aksesibilitas, sarana dan prasarana, pemasaran, ramah tamah, dan SDM Kota Medan sebagai pelaku utama kegiatan wisata di Kota 81

Medan. Identifikasi yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal yaitu kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) dan faktor-faktor eksternal yaitu peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats) terhadap unsur-unsur pariwisata Kota Medan diperoleh suatu alternatif strategi dalam pengembangan pariwisata Kota Medan. Adapun saran penulis dalam dalam hal ini antara lain : 1. Diharapkan kepada pengelola objek wisata di Kota Medan untuk lebih memperhatikan dan merawat sarana dan prasarana yang ada di objek wisata tersebut sehingga dapat menarik wisatawan lebih banyak untuk mengunjungi objek wisata tersebut. 2. Pengelola objek wisata budaya dan sejarah sebaiknya jika melakukan renovasi tidak merubah bentuk bangunan sehingga meninggalkan ciri khas dan nilai sejarah temapat dan bangunan tersebut. 3. Dalam membangun suatu tempat wisata diharapkan kepada pengelola untuk menyediakan tempat parkir yang baik sehingga wisatawan yang datang tidak parkir di sembarang tempat ataupun memarkirkan kendaraannya di badan jalan yang dapat menyebabkan tempat wisata tersebut menjadi tidak tertib dan dapat menyebakan kemaceten. 4. Perlunya SDM khusus dibidang pariwisata yang memiliki latar belakang pendidikan hasil lulusan suatu lembaga pendidikan di bidang pariwisata. Irwansyah. 2011. Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia di Bidang Pariwisata. Jurnal. Semarang: Sekolah Tinggi Imu Ekonomi Pariwisata Indonesia http://abeacheagle.blogspot.com diakses pada 21 Februari 2013, 20:45 Pitana dan Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: Andi. Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia. Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Edi. 2011. Pengembangan Wisata Alam di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor http://repository.ipb.ac.id/ diakses pada tanggal 22 Januari 2013, 19:41 Heri, dkk. 2011. Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pati. Skripsi. Semarang: Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro 82