PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBIAYAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH

PEMBANGUNAN PERUMAHAN TANTANGAN, VISI, DAN ARAHAN PROGRAM

PENAJAMAN RENCANA PROGRAM TA Ditjen. Pembiayaan Perumahan

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

Penyediaan Hunian Layak bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Kebijakan Permukiman dan Perumahan Nasional Kunjungan Kerja Komisi III DPRD Kab. Tana Tidung

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DENGAN DUKUNGAN FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN (KPR-FLPP) PUSAT PEMBIAYAAN PERUMAHAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

SALINAN. 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik. 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OLL tentang

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

Bastary Pandji Indra Asdep Perumahan, Pertanahan dan Pembiayaan Infrastruktur

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DENGAN DUKUNGAN FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN (KPR-FLPP) PUSAT PEMBIAYAAN PERUMAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT RUMAH SWADAYA TAHUN ANGGARAN

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012;

MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 139/KPTS/M/2002 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

2 Menteri Perumahan Rakyat tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasaran

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 10 /PERMEN/M/2007

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

dan Kawasan Permukiman

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

2018, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 040 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

2015, No perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Bantuan Uang Muka Bagi Masyarakat Berpenghasilan Renda

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Perumahan. Rumah Sejahtera. Rumah Sejahtera Murah Tapak.

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

PROGRAM BANTUAN RUMAH KHUSUS

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

Arah Kebijakan Program PPSP Kick off Program PPSP Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2012, No

2013, No.1531

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

Jakarta, Desember 2016 Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan

Transkripsi:

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PERUMAHAN

Konsep Entitas Objek Bidang Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Lebih dari satu satuan perumahan serta fungsi kegiatan pendukung 6

Substansi Pengaturan UU Nomor 1 Tahun 2011 Penyelenggaraan Perumahan Pasal 19-55 Penyelenggaraan Kawasan Permukiman Pasal 56-85 PELAKU Pemerintah Pemerintah Daerah Masyarakat PERAN pembinaan tugas dan wewenang memberikan masukan melalui forum SUMBER DANA APBN, APBD dan sumber dana lainya yang sah 7

Penyelenggaraan Perumahan Rumah Perumahan dengan tahapan Memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk menempati rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat PENYEDIAAN RUMAH AKSES PEROLEHAN RUMAH PERENCANAAN PERUMAHAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN PEMANFAATAN PERUMAHAN PENGENDALIAN PERUMAHAN KEMUDAHAN PEMBANGUNAN DAN PEROLEHAN RUMAH BAGI MBR Pasal 23-31 Pasal 32-48 Pasal 49-52 Pasal 53 Pasal 54-55 8

PENYELENGGARAAN PERUMAHAN Perencanaan Perumahan Pembangunan Perumahan Pemanfaatan Perumahan Pengendalian Perumahan Perencanaan Perumahan Menghasilkan dokumen perencanaan pembangunan Perumahan mengacu dengan RKP di daerah untuk jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang disahkan Gubernur/Bupati/Walikota RUMAH PRASARANA, SARANA, UTILITAS UMUM ADMINISTRASI, TEKNIS, TATA RUANG, EKOLOGIS

LANDASAN HUKUM SEBAGAI PELUANG Ps. 28H, Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 40 Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak Ps. 11 ayat (1) Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak setiap orang atas standar kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus. Ps. 5 ayat (1), Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah. Ps. 121 ayat (1), Pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus melakukan upaya pengembangan sistem pembiayaan untuk penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman Ps. 5 ayat (1), Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan rumah susun yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah. Ps. 4 ayat (1): Pengelolaan Tapera dilakukan untuk menjamin tercapainya dana murah berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau Setiap Orang/Keluarga/Rumah Tangga Indonesia Menempati Rumah Yang Layak Huni 3

KONDISI PERUMAHAN 2014 DAN TARGET PENANGANAN 2019 Backlog sebesar 7,6 juta unit pada tahun 2014 berdasarkan konsep penghunian (Sumber : Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019) Menjadi sebesar 5 juta unit pada tahun 2019 Backlog sebesar 13,5 juta unit pada tahun 2014 berdasarkan konsep kepemilikan (Sumber : BPS dan Bappenas) Menjadi sebesar 6,8 juta unit pada tahun 2019 3,4 juta unit rumah tidak layak huni tahun 2014 (Sumber: Proyeksi Data Indikator Perumahan dan Kesehatan Lingkungan (Inperkesling) Tahun 2011, BPS) Catatan: INDEF (Institute for Development of Economic & Finance), sebesar 8,46 juta unit Menjadi sebesar 1,9 juta unit pada tahun 2019 4

STATISTIK DATA BACKLOG PERUMAHAN TAHUN JUMLAH PENDUDUK (orang) JUMLAH RUMAH TANGGA (juta) PERSENTASE RUMAH TANGGA MILIK (%) JUMLAH RUMAH TANGGA MILIK (juta) JUMLAH RUMAH TANGGA NON MILIK BACKLOG KEPEMILIKAN RUMAH (juta) (1) (2) = BPS (3) = BPS (4) = BPS (5)=(3)X(4) (6)=(3)-(5) 2010 237,641,326 61,390,300 78% 47,884,434 13,505,866 2015 255,461,700 65,503,000 82.63% 54,125,129 11,377,871 Selisih 4,112,700 6,240,695 2,127,995 Rata-rata per tahun 822,540 1,248,138.98 425,598.98 Pertumbuhan keluarga baru / tahun Supply Rumah Milik pertahun Pengurangan Backlog pertahun Catatan: a. Data jumlah penduduk Tahun 2010 bersumber dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, BPS b. Data jumlah penduduk Tahun 2015 bersumber dari buku Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035 c. Jumlah penduduk hanya dipublikasikan dari Hasil Sensus Penduduk. Sensus Penduduk terakhir dilakukan pada Tahun 2010. Pada tahun 2015 tidak ada Sensus Penduduk, sehingga tidak ada angka jumlah penduduk Tahun 2015 berdasarkan hasil sensus penduduk d. Data jumlah rumah tangga Tahun 2010 bersumber dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, BPS e. Data jumlah rumah tangga tahun 2015 diperoleh dari Jumlah Penduduk Tahun 2015 dibagi dengan angka rata-rata jumlah anggota rumah tangga yaitu 3,9. data angka rata0rata jumlah anggota rumah tangga (3,9) diperoleh dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, BPS f. Data persentase rumah tangga milik Tahun 2010 diperoleh dari Sensus Penduduk Tahun 2010, BPS g. Data persentase rumah tangga milik Tahun 2015 diperoleh dari Sensus Penduduk Tahun 2015, BPS h. Dalam buku Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035, data proyeksi yang tersedia hanya data Tahun 2010, 2015, 2020, 2025, 2030 dan 2035 5

SASARAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN No. SASARAN PROGRAM 2015 2019 (RPJMN 2015-2019 dan Program Pembangunan Sejuta Rumah) 1. Meningkatnya rumah tangga berpenghasilan rendah yang menghuni rumah layak melalui bantuan fasilitas pendanaan dan pembiayaan perumahan (BA. 033 dan BA. 999) Tingkat aksesibilitas terhadap bantuan pendanaan dan pembiayaan perumahan untuk rumah tangga masyarakat berpenghasilan rendah 2. Menurunnya kekurangan tempat tinggal (backlog) melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan perumahan (BA. 999) Persentase penurunan kekurangan tempat tinggal (backlog) melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan perumahan; 6

INTERVENSI PEMERINTAH UNTUK SEKTOR PERUMAHAN HAKIKAT PERUMAHAN 1. Kebutuhan dasar 2. Hak Asasi 3. Pembentuk watak kepribadian bangsa 4. Indikator kesejahteraan/kemajuan suatu bangsa IDEAL Semua masyarakat Indonesia menempati rumah layak huni dan lingkungan hidup yang baik dan sehat GAP 1. Backlog/defisit perumahan 2. Rumah tidak layak huni 3. Daerah kumuh KENYATAAN Masih banyak masyarakat belum menempati rumah layak huni REGULASI PEMBIAYAAN PENDANAAN PEMERINTAH 7

TANTANGAN DAN PERMASALAHAN PERUMAHAN Rumah Tidak Layak Huni 3,4 juta 60% Desil Keluarga Penghasilan Bulanan Kel (Rp juta) Pengeluaran Bulanan Kel (Rp juta) Tabungan Per Bulan (Rp juta) Dana untuk Investasi Perumahan (Rp Jt) Bentuk Intervensi/ Kebijakan Desil 1 1.2 1.2 0% 0.2 1. Rumah Khusus Desil 2 1.8 1.4 21% 0.5 Desil 3 2.1 1.6 24% 0.6 2. Rusunawa 3. Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas 4. Bantuan Stimulan Desil 4 2.6 1.8 30% 1.0 Pembangunan Rumah Baru 5. KPR Swadaya BACKLOG Desil 5 3.1 2.1 34% 1.2 Kepemilikan 13,5 jt Kepenghunian 7,6 jt 33% Desil 6 3.6 2.3 34% 1.5 Desil 7 4.2 2.7 36% 1.8 KPR FLPP Desil 8 5.2 3.2 39% 2.4 Desil 9 7.0 4.3 39% 3.2 7% Desil 10 13.9 8.2 41% 6.6 KPR Komersial Kebutuhan Baru 800 ribu Per Tahun Rata-Rata 4.5 2.9 30% 1.9 8

ISU PEMBIAYAAN PERUMAHAN A. Affordability B. Availability Ketersediaan dana maupun pola/skema untuk bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR masih terbatas A. membeli dari pengembang, C. Accessibility Akses MBR ke sumber pembiayaan perumahan (lembaga keuangan) untuk mendapat KPR masih terbatas Kemampuan /daya beli MBR untuk kebutuhan rumah masih rendah, baik membangun secara swadaya maupun meningkatkan kualitas rumah yang tidak layak huni. D. Sustainability Sumber dana pembiayaan perumahan masih bersifat jangka pendek sehingga tidak dapat berkelanjutan untuk KPR yang bersifat jangka panjang (maturity mismatch) 9

PELUANG BIDANG PERUMAHAN KEDEPAN B Program Sejuta Rumah D Prioritas Nasional A UU 4/2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat C Perpres 101/2016 tentang Perubahan Kedua Perpres No 19 Tahun 2005 tentang Pembiayaan Sekunder Perumahan E PP No. 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan MBR 10

FOKUS KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBIAYAAN PERUMAHAN TAHUN 2017-2019 NO KEBIJAKAN STRATEGI 1 Pengembangan Regulasi dan Kebijakan untuk Menciptakan Iklim yg Kondusif 2 Peningkatan Peran Bank BTN yg lebih besar dalam penyaluran bantuan pembiayaan perumahan 3 Peningkatan peran perusahaan pembiayaan sekunder perumahan (PT SMF) 4 Penyiapan infrastruktur operasionalisasi Tapera 5 Penempatan dana jangka panjang pada instrumen keuangan yang mendukung pembiayaan perumahan 6 Peningkatan Jumlah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yg menghuni Rumah Layak 7 Peningkatan peran serta pemda dalam pembiayaan perumahan 1) Penyusunan RPP dan Raperpres turunan RUU Tapera; 2) Penyusunan Peraturan Menteri terkait fasilitasi bantuan pembiayaan perumahan Mendorong penempatan dana Haji, Dana Pensiun, Dana Asuransi dan Dana BPJS di Bank BTN Peningkatan kerjasama dengan PT SMF dalam rangka peningkatan kapasitas stakeholders pembiayaan perumahan 1) Pembentukan Badan Pengelola Tapera 2) Pengembangan pemanfaatan dana Tapera untuk memfasilitasi MBR sektor informal, penyediaan uang muka dan penyediaan lahan 1) Fasilitasi penerbitan peraturan yang dapat mendorong penempatan dana Haji, Dana Pensiun, Dana Asuransi, dan Dana BPJS dalam instrumen keuangan yang mendukung pembiayaan perumahan; 2) Mendorong penempatan dana Taperum-PNS, dan Dana TWP TNI/POLRI untuk mendukung pembiayaan perumahan. 1) Penyaluran bantuan pembiayaan perumahan untuk memfasilitasi pembangunan 900.000 unit rumah umum (rumah tapak, sarusunami, dan sewa beli); 2) Penyaluran bantuan pembiayaan perumahan untuk memfasilitasi pembangunan 450.000 unit rumah swadaya; 3) Perluasan kerjasama dengan Lembaga Jasa Keuangan dan instansi terkait untuk meningkatkan penerbitan KPR FLPP; 4) Pengembangan skema pembiayaan perumahan baik dari sisi demand maupun supply (kredit konstruksi); 5) Pengembangan skema bantuan pembiayaan perumahan untuk MBR sektor informal; 6) Pengembangan skema dan pemberian bantuan uang muka sebanyak 476.000 unit untuk kelompok MBR tertentu; 7) Mendorong pembentukan lembaga Multifinance khusus KPR program; 8) Pengembangan skema penjaminan KPR-FLPP Rumah Swadaya; 1) Peningkatan kegiatan bimbingan teknis kpd Pemda Provinsi, Pemda Kabupaten dan Pemda Kota; 2) Kerjasama dengan beberapa Kota Metropolitan dan Kota Besar dalam rangka penyiapan penerbitan obligasi daerah dan penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pembiayaan perumahan 6

TARGET BANTUAN SUBSIDI DAN PENCAPAIAN RUMAH SUBSIDI PEMBIAYAAN PERUMAHAN TAHUN 2015-2019 JENIS BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN 1. Bantuan Uang Muka dan SSB bagi MBR*) - Jumlah rumah tangga yang mendapatkan Bantuan Uang Muka (BUM) SATUAN Rumah Tangga TARGET DAN ANGGARAN 2015 2016 2017 Realisasi Realisasi DIPA 2018 2019 TOTAL**) 200 75,933 344,800***) 124,370 65,880 611,383 Anggaran ( x Rp 1 jt) Rupiah 800 303,732 1,379,200 684,035 395,280 2,763,847 - Jumlah rumah tangga yang mendapatkan Subsidi Selisih Bunga(SSB) Rumah Tangga 13,190 124,688 225.000 - - 362,878 Anggaran ( x Rp 1 jt) Rupiah 6,404 259,210 3.702.500 - - 3,968,114 2. Bantuan Pembiayaan Perumahan (KPR-FLPP) bagi MBR - Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan pembiayaan perumahan KPR sejahtera tapak - Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan pembiayaan perumahan KPR sarusun - Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan pembiayaan perumahan KPR sewa beli sarusun - Jumlah unit rumah yang mendapatkan fasilitas bantuan pembiayaan Kredit Konstruksi - Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan pembiayaan perumahan KPR Swadaya Rumah Tangga Rumah Tangga Rumah Tangga Unit Rumah Rumah Tangga 76,493 58,430 119.900 173,500 291,677 720,000 5 40 100 75,000 101,355 176,500 - - - 1,500 2,000 3,500 - - - 2,000 4,000 6,000 - - - 200,000 250,000 450,000 Anggaran ( x Rp 1 jt) Rupiah 6,055,259 5,627,539 9.700.000 58,136,629 82,572,935 162,092,632 ANGGARAN KEBIJAKAN (BA 033.08) 102,937 194,574 240,813 406,367 957,408 1,902,099 ANGGARAN FLPP (BA 999.03 + BA 999,07) 6,055,259 6,190,481 14,781,700 58,820,664 82,969,015 168,817,389 TOTAL ANGGARAN (BA 033,08 + BA 999.03 + 999.07) 6,158,196 6,385,055 15,023,313 59,227,011 83,926,423 170,719,488 Catatan: * ) TA. 2015 dibiayai melalui bansos (BA 033), mulai TA. 2016 dialokasikan melalui BA. 999.07 **) termasuk untuk memenuhi Target Program Sejuta Rumah ***) akan disesuaikan dengan target FLPP dan SSB 12

KRONOLOGIS LAHIRNYA PP. 64 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN PERUMAHAN BAGI MBR 1 2 3 Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Penyederhanaan Perizinan Pembangunan Perumahan (ditetapkan tanggal 14 April 2016) Gubernur, Bupati/Walikota untuk: 1. Melaksanakan percepatan pendelegasian kewenangan terkait perizinan pembangunan perumahan kepada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP); 2. Melakukan percepatan penyederhanaan perizinan pembangunan perumahan melalui Pelayan Terpadu Satu Pintu (PTSP); 3. Melaksanakan seluruh proses perizinan pembangunan perumahan melalui sistem online paling lambat tahun 2017. PKE XIII Tentang program deregulasi kebijakan pembangunan rumah dalam hal percepatan perizinan. (ditetapkan tanggal 23 Agustus 2016) 1. Hanya untuk pembangunan kompleks hunian seluas 5 hektar. Jika lebih dari 5 hektar, pengembang harus ikut prosedur dan proses yang normal 2. 33 perizinan dan tahapan, dideregulasi menjadi 11 perizinan 3. Perijinan Perumahan yang sebelumnya 769-981 hari menjadi 44 hari, Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (ditetapkan tanggal 29 Desember 2016) 22

BATASAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR) BERADA PADA SATU LOKASI PADA PERUMAHAN TAPAK PEMBANGUNAN RUMAH MBR 0,5 Ha < LUAS LAHAN <5 Ha 24

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN MBR 4. PASCA KONSTRUKSI 3. KONSTRUKSI 2. PRA KONSTRUKSI 1. PERSIAPAN 25

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN MBR TAHAP PERSIAPAN 1. PERSIAPAN PROPOSAL 1. Perencanaan dan perancangan Rumah MBR; 2. Perencanaan dan perancangan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan MBR; 3. Perolehan tanah; dan 4. Pemenuhan perizinan. PERIJINAN 1. Perijinan menyangkut pengesahan site plan 2. Surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan 3. Izin mendirikan bangunan dan pengesahan dokumen rencana teknis 26

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN MBR TAHAP PRA KONSTRUKSI 2. PRA- KONSTRUKSI BADAN HUKUM MENGAJUKAN PROPOSAL PEMBANGUNAN PERUMAHAN: 1. Sertifikat Tanah Atau Bukti Kepemilikan Tanah 2. Bukti Pembayaran PBB Tahun Terakhir PELEPASAN HAK ATAS TANAH DARI PEMEGANG ATAU PEMILIK TANAH KEPADA BADAN HUKUM: Berupa akta pelepasan hak atau surat pelepasan hak BADAN HUKUM: Mengajukan pengesahan site plan dan pendaftaran surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara bersamaan Menyediakan lokasi BADAN HUKUM LOKASI PEMAKAMAN 2% dari luas perumahan Menyediakan dana A Mendapatkan hak baru atas tanah C Mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan BADAN HUKUM B Mengajukan penerbitan sertifikat induk hak guna bangunan D PTSP menerbitkan izin mendirikan bangunan dan pengesahan dokumen rencana teknis paling lama 7 hari *PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) 27

3. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN MBR TAHAP KONSTRUKSI (1) KONSTRUKSI B PERSIAPAN LAPANGAN Penyusunan program pelaksanaan, mobilisasi sumber daya, dan penyiapan fisik D PEMERIKSANAAN AKHIR PEKERJAAN KONSTRUKSI Pemeriksaan hasil akhir pekerjaan konstruksi dan PSU PELAKSANAAN KONSTRUKSI A PEMERIKSAAN DOKUMEN PELAKSANAAN Pemeriksaan kelengkapan, kebenaran, dan keterlaksanaan konstruksi C KEGIATAN KONSTRUKSI Pekerjaan konstruksi fisik, pembuatan laporan kemajuan dan penyusunan gambar kerja E PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN Berita acara serah terima rumah dan PSU yang layak fungsi 28

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN MBR TAHAP KONSTRUKSI (2) Pemerintah Daerah melakukan pengawasan konstruksi, meliputi: 1. pengendalian biaya, mutu, dan waktu pembangunan Rumah MBR; 2. Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan MBR yang berbentuk bangunan gedung; 3. Tahap perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi bangunan gedung, 4. Pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung. PEMDA PTSP Pemeriksaan Kelaikan fungsi bangunan gedung meliputi : pemeriksaan kesesuaian fungsi, persyaratan tata bangunan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, terhadap ijin mendirikan bangunan gedung yang telah diberikan. Menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi terhadap Rumah MBR, Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan MBR Sertifikat Laik Fungsi berlaku selama 20 tahun untuk Rumah tinggal tunggal dan Rumah tinggal deret, serta berlaku 5 tahun untuk bangunan gedung lainnya 29

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN MBR TAHAP PASCA KONSTRUKSI 4. PASCA KONSTRUKSI BADAN HUKUM Mengajukan penerbitan pajak bumi dan bangunan atas pembangunan PEMERIKSAAN DOKUMEN Perumahan MBR PELAKSANAAN KAB/KOTA Menetapkan besaran bea perolehan hak atas tanah dan bangunan Rumah MBR BADAN HUKUM BADAN HUKUM Mengajukan kepada Kantor Pertanahan untuk pemecahan sertifikat hak guna bangunan dan peralihan hak dari Badan Hukum kepada masyarakat Mengajukan pemecahan dokumen pajak bumi dan bangunan atas nama Badan Hukum menjadi atas nama masyarakat yang membeli Rumah MBR 30

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan pembangunan Perumahan MBR dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perumahan dan permukiman. Dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan Perumahan MBR, dibentuk Tim Koordinasi Percepatan pembangunan Perumahan MBR yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden

SANKSI 1. Persyaratan perizinan yang telah terpenuhi, disampaikan oleh Badan Hukum kepada PTSP. Jika perizinan tidak diberikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, Badan Hukum menyampaikan kepada bupati/walikota untuk penerbitan izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pemerintahan daerah. 2. Jika izin tidak diterbitkan oleh bupati/walikota, Badan Hukum menyampaikan kepada gubernur untuk pemberian sanksi administratif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pemerintahan daerah. 3. Jika sanksi administratif telah dikenakan dan perizinan tidak diterbitkan oleh bupati/walikota, gubernur mengambil alih pemberian izin dimaksud. 4. Persyaratan perizinan yang telah terpenuhi dan disampaikan kepada gubernur, jika perizinan tidak diberikan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, Badan Hukum menyampaikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pemerintahan dalam negeri, untuk pemberian sanksi administratif sesuai ketentuan peraturan perundangundangan di bidang pemerintahan daerah. 5. Jika sanksi administratif telah dikenakan dan perizinan tidak diterbitkan oleh gubernur, menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pemerintahan dalam negeri mengambil alih pemberian izin dimaksud. 32

KONSEP PELAKSANAAN PROGRAM SATU JUTA RUMAH PEMERINTAH 1. RUSUNAWA 2. PENINGKATAN KUALITAS 3. PEMBANGUNAN BARU 4. RUMAH KHUSUS SEWA 1. BURUH/PEKERJA 2. PNS 3. TNI/POLRI MBR 60 70 % NON PEMERINTAH 1. RUSUNAMI 2. RUMAH TAPAK MILIK 1. UMUM 2. BURUH/PEKERJA 3. PNS Melalui bantuan pembiayaan perumahan (KPR FLPP, KPR SSB & SBUM) PEMDA 1. RUSUNAWA 2. RUMAH TAPAK SEWA & MILIK 1. PNS 2. BURUH/PEKERJA 3. UMUM MASYARAKAT RUMAH TAPAK MILIK NON MBR 30 40 % PENGEMBANG MASYARAKAT 1. RUSUNAMI 2. RUMAH TAPAK MILIK UMUM / KOMERSIAL TOTAL : 1.000.000 19

CAPAIAN PROGRAM SATU JUTA RUMAH TA. 2016 NO 1 2 PERUNTUKAN MBR (700.000) Unit Non MBR (300.000) Unit TARGET INSTANSI PROGRAM UNIT REALISASI DEVIASI 1. Pemerintah Rusunawa 12.072 7.860 4.212 Rumah Khusus 6.350 6.048 302 - PUPR Rumah Swadaya 95.000 97.888 (2.888) - PB 1.000 1.007 (7) - PK 94.000 96.881 (2.881) Total 113.422 111.796 (1.626) - K/L Lainnya 12.544 16.923 (4.379) - PB 5.000 16.159 (11.159) - PEMDA - PK 70.000 104.021 (34.021) Total 75.000 120.180 (45.180) 2. Pengembang FLPP (Konvensional) 87.390 43.688 43.702 SYARIAH 12.072 7.311 4.761 - Subsidi SSB 399.572 111.547 288.025 KREDIT KONSTRUKSI 105.061 (105.061) Total 499.034 267.067 231.967 - Fasiltas Pembiayaan lainnya - 21.830 (21.830) 3. LSM, CSR - 320 (320) 4. Masyarakat - 31.716 (31.716) Total MBR 700.000 569.382 130.618 1. Pengembang 12.332 2. Masyarakat Non MBR 10.000 3. Non Subsidi Komersial 300.000 80.235 64.213 4. NON SUBSIDI SYARIAH 3.972 5. KREDIT KONSTRUKSI 129.248 Total Non MBR 300.000 235.787 64.213 Total Realisasi PSR 2016 1.000.000 805.169 194.831 20

REKAPITULASI TARGET DAN REALISASI BANTUAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN 2015 2016 2017 76.489 Unit 130.000 Unit 13.152 Unit - Unit 200 Unit 55.000 Unit 58.469* Unit 87.390 Unit 124.737** Unit 431.096 Unit 75.933 Unit 306.000 Unit 120.000 Unit 225.000 Unit 344.800 Unit Catatan: *) Termasuk pembayaran KPR FLPP tahun 2014 **) Termasuk pembayaran KPR SSB tahun 2015 Realisasi Target 14

No Provinsi Jumlah Penduduk Backlog Kepemilikan Rumah 2015 2016 Jumlah FLPP (unit) SSB (unit)* BUM (unit) FLPP (unit) ** SSB (unit) BUM (unit) Unit 1 Jawa Barat 42,982,078 2,320,197 28,409 4,794 6 17,175 36,713 24,142 87,091 2 Banten 10,601,515 584,263 7,691 1,476 84 5,471 10,033 6,493 24,671 3 Kalimantan Selatan 3,613,992 212,633 5,085 677 4 3,199 5,469 3,677 14,430 4 Riau 5,507,842 462,622 3,954 745-3,151 6,354 4,436 14,204 5 Jawa Timur 37,205,052 950,557 3,647 683 65 2,699 6,440 4,459 13,469 6 Jawa Tengah 32,295,172 785,061 4,033 476 8 2,294 5,521 3,818 12,324 7 Sumatera Selatan 7,434,042 350,655 3,879 527-2,440 4,900 3,246 11,746 8 Sumatera Utara 12,930,319 1,033,147 2,935 485-2,571 4,709 3,414 10,700 9 Sulawesi Selatan 8,020,418 287,279 2,223 523-2,375 4,551 3,025 9,672 10 Kalimantan Barat 4,385,356 121,998 2,420 369-2,388 3,240 2,386 8,417 11 Kalimantan Tengah 2,207,367 140,835 1,614 254-1,732 2,130 1,657 5,730 12 Jambi 3,069,771 140,120 1,351 342 33 1,553 2,277 1,699 5,523 13 Bengkulu 1,710,677 69,624 1,095 145-1,029 2,066 1,405 4,335 14 Kepulauan Riau 1,671,891 163,566 1,529 156-845 1,475 845 4,005 15 Lampung 7,581,948 200,825 546 196-953 2,187 1,608 3,882 16 Sulawesi Utara 2,263,463 120,999 951 256-1,033 1,422 1,025 3,662 17 Sumatera Barat 4,832,145 344,707 938 328-720 1,347 1,056 3,333 18 Kepulauan Bangka Belitung 1,219,398 42,778 593 104-921 1,311 923 2,929 19 Papua 2,780,144 147,881 622 78-1,085 721 493 2,506 20 Nanggroe Aceh Darusalam 4,473,944 226,211 278 70-437 1,559 963 2,344 21 Kalimantan Timur 3,206,779 239,964 235 146-456 1,416 1,027 2,253 22 Sulawesi Tenggara 2,227,937 86,735 607 108-593 864 745 2,172 23 Papua Barat 753,399 56,824 289 26-1,572 258 182 2,145 24 Sulawesi Tengah 2,623,679 94,827 616 92-475 773 578 1,956 25 Nusa Tenggara Barat 4,489,281 150,620 94 10-374 1,442 886 1,920 26 Sulawesi Barat 1,157,565 28,049 263 48-157 906 661 1,374 27 Gorontalo 1,039,430 53,296 302 50-231 506 387 1,089 28 Nusa Tenggara Timur 4,672,648 150,735 135 15-285 175 114 610 29 Dl Yogyakarta 3,451,006 217,115 73 3-84 381 258 541 30 Bali 3,880,721 241,599 45 - - 89 251 251 385 31 Maluku Utara 1,035,425 36,253 26 8-46 64 37 144 32 DKI Jakarta 9,547,541 1,276,424 6 - - 36 49 91 33 Kalimantan Utara 329,724 41,533 5 - - 37 37 42 34 Maluku 1,526,710 79,943 - - - - - REALISASI KPR BERSUBSIDI TAHUN 2015 2016 PER PROVINSI Status: Desember 2016 Jumlah 193,746,301 11,377,871 76,489 13,190 200 58,469 111,547 75,933 259,695 Total 89,679 170,016 Catatan: *Belum termasuk penerbitan Tahun 2015 yang pembayaran akan dilakukan dari FLPP menjadi SSB **Termasuk pembayaran untuk penerbitan Tahun 2014 sebanyak 7.470 unit 34 15

REALISASI KPR BERSUBSIDI TAHUN 2015 2016 10 PROVINSI TERBESAR 8 4 10 7 3 2 1 6 5 9 1 JAWA BARAT 87.091 unit 2 BANTEN 24.671 unit 3 KALIMANTAN SELATAN 14.430 unit 4 RIAU 14.204 unit 5 JAWA TIMUR 13.469 unit 6 JAWA TENGAH 12.324 unit 7 SUMATERA SELATAN 11.746 unit 8 SUMATERA UTARA 10.700 unit 9 SULAWESI SELATAN 9.672 unit 10 KALIMANTAN BARAT 8.417 unit 9

TERIMA KASIH DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU