BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Karena hal yang paling mendasar yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Swasta Eria Medan peneliti mengamati bahwa proses pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

I. PENDAHULUAN. diperlukan modal intelektual, modal sosial dan kredibilitas bangsa sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aset yang dapat mendukung serta menunjang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

2016 PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan manusia bisa menyikapi keadaan perkembangan zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang sangat penting di era globalisasi ini. Melalui pendidikan diharapkan manusia menjadi sumber daya yang berkualitas sehingga mampu untuk bersaing dengan manusia lainnya dalam kehidupan di era global. Indonesia memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah yang tidak dimiliki oleh negara lainnya. Namun hal tersebut akan sia-sia apabila Indonesia tidak memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengelola kekayaankekayaan sumber daya yang dimiliki. Tentunya hal ini akan berpengaruh pada tingkat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu negara. Pendidikan dapat melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang tentunya dapat membangun suatu negara untuk mencapai tujuan yang diharapkan, baik dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa maupun meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu bentuk nyata dari pendidikan adalah lahirnya sekolah sebagai lembaga pendidikan yang resmi. Saat ini di seluruh Indonesia telah dikeluarkan program pemerintah wajib belajar 12 tahun, yaitu setiap anak wajib mengenyam pendidikan minimal sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.

2 Pendidikan di sekolah tidak akan pernah lepas dari proses belajar mengajar yang akan membentuk manusia menjadi pribadi yang berwawasan luas. Dalam suatu proses belajar mengajar hal yang sangat penting adalah bagaimana meningkatkan motivasi dan mengarahkan siswa untuk belajar. Proses belajar mengajar ini dapat dikatakan berhasil jika guru mampu mengorganisir kegiatan belajar dengan baik dan adanya suatu ukuran yang menunjukkan prestasi siswa yang dilakukan melalui evaluasi yang mencakup penilaian dan pengukuran terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil prestasi belajar siswa itu dapat berupa nilai Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), hingga cakupan yang lebih luas yaitu Ujian Nasional (UN). Dari Prestasi belajar tersebut dapat dilihat apakah siswa yang bersangkutan telah mencapai hasil yang baik dan sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah atau belum. Dalam semua proses pembelajaran di sekolah, prestasi belajar merupakan suatu ukuran untuk mengukur keberhasilan belajar siswa. Aspek kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran tersebut. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya yang tidak hanya berfokus pada mengetahui atau mengingat suatu materi pelajaran tetapi juga harus memahami materi pelajaran tersebut dengan tujuan prestasi belajar yang di dapat akan maksimal. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan kembali sesuatu dengan menggunakan kata - kata sendiri, dapat menyimpulkan atau menginterpretasikan sesuatu dan sebagainya. Menurut Bloom (1956) (dalam Arikunto, 2012:130) pemahaman termasuk dalam klasifikasi ranah kognitif level dua setelah pengetahuan. Jika siswa memiliki pemahaman yang baik maka ia mampu mengungkapkan kembali suatu materi dengan menggunakan kata kata sendiri dan dapat mengaplikasikannya. Berdasarkan data hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti mengenai prestasi belajar siswa kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung

3 menunjukkan prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dalam mata pelajaran akuntansi. No Tabel 1.1 Daftar Nilai UTS Mata Pelajaran Akuntansi SMA Negeri 10 Bandung Periode Semester Ganjil 2014/2015 Kelas Jumlah Siswa Nilai < KKM (persentase) Nilai > KKM (persentase) 1. XII IPS 1 36 Orang 22 Siswa (61,11%) 14 Siswa (38,89%) 2. XII IPS 2 35 Orang 23 Siswa (65,71%) 12 Siswa (34,29%) 3. XII IPS 3 36 Orang 14 Siswa (38,39%) 22 Siswa (61,11%) 4. XII IPS 4 36 Orang 14 Siswa (38,89%) 22 Siswa (61,11%) 5. XII IPS 5 39 Orang 15 Siswa (38,46%) 24 Siswa (61,54%) Jumlah Keseluruhan Sumber: SMA Negeri 10 Bandung ( data diolah) 182 Orang 88 Siswa (48,35%) 94 Siswa (51,65%) Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai Ujian Tengah Semester mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 10 Bandung tahun pelajaran 2014/2015 menunjukkan masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 10 Bandung untuk mata pelajaran akuntansi adalah 75. Persentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 94 siswa atau 51,65%, sedangkan persentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 88 siswa atau 48,35%. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai di atas KKM. Prestasi belajar yang cukup baik ini tidak merata, karena masih terdapat dua kelas dengan siswa yang paling banyak mendapat nilai di bawah KKM yaitu kelas XII IPS 1 dan kelas XII IPS 2. Perolehan prestasi belajar ini dapat disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah selama pembelajaran siswa kurang memahami materi pelajaran

4 tersebut, karena kita ketahui bahwa materi dalam silabus tiap semester yang harus diberikan kepada siswa sangat banyak tetapi waktu yang tersedia relatif singkat. Sedangkan dalam mata pelajaran akuntansi ini siswa ditekankan memiliki keterampilan dalam menyusun jurnal-jurnal dan laporan keuangan serta memahami siklus akuntansi dalam satu periode. Apabila siswa tidak dapat memahami suatu materi akuntansi, maka ia akan sulit untuk memahami materi akuntansi selanjutnya, karena akuntansi merupakan sebuah siklus. Ketika siswa akan melanjutkan materi ke tahap selanjutnya maka ia harus menguasai dan memahami materi akuntansi sebelumnya. Jika pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akuntansi ini kurang optimal, maka tujuan dari pembelajaran tidak dapat tercapai. Begitu juga dengan prestasi belajar siswa tidak akan tercapai sesuai dengan harapan. Apabila prestasi belajar siswa tidak tercapai dengan baik maka secara luas hal ini pun akan berdampak pada rendahnya mutu lulusan yang dihasilkan. Prestasi belajar tidak hanya ditunjukkan dengan nilai yang didapat oleh siswa tetapi juga dilihat dari pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran yang diterimanya pada saat proses pembelajaran. Menurut Syah (2003:217) bahwa jenis prestasi meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimana ranah kognitif meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Dalam hal ini jelas terlihat bahwa pemahaman merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dan ranah kognitif ini merupakan salah satu jenis dalam prestasi belajar. Tingkat pemahaman siswa yang kurang optimal di kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung menjadi sebuah permasalahan yang harus segera dibenahi. Hal ini perlu perbaikan berbagai aspek, baik dari aspek pendidik yaitu guru harus terampil dalam mengelola pembelajaran, dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan baik sehingga siswa dapat memahami materi yang dijelaskan dan juga guru harus bisa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Selain itu dari aspek siswa dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan motivasi belajar dari dalam diri siswa, mengubah kebiasaan belajar, minat belajar dan lain-lain.

5 B. Identifikasi Masalah Penelitian Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari suatu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan dapat diukur melalui tes tertentu. Pemahaman merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dimana ranah kognitif ini merupakan salah satu jenis dalam prestasi belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan bagian dari prestasi belajar. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor eksternal yaitu berasal dari luar siswa. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut menurut Purwanto (2007:45) diantaranya: 1. Faktor yang berasal dalam diri (faktor internal) : keadaan fisik, intelegensi siswa, psikologi siswa seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi siswa, kebiasaan dan cara belajar, konsep diri dan sebagainya. 2. Faktor yang berasal dari luar (faktor eksternal) : faktor keluarga, kemampuan guru mengajar, penggunaan media pembelajaran, sumber dan bahan pelajaran dan sebagainya. 3. Faktor pendekatan belajar: strategi dan metode belajar siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Dari beberapa faktor tersebut yang menjadi fokus pada penelitian ini dalam mengidentifikasi rendahnya pemahaman siswa adalah motivasi belajar yang berasal dari faktor internal dan kemampuan guru mengajar yang berasal dari faktor eksternal. Uno (2009:23) mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Dalam proses pembelajaran motivasi sangat diperlukan, karena apabila siswa memiliki motivasi belajar yang rendah maka dorongan siswa untuk belajar pun akan rendah dan ini akan berakibat pada tingkat pemahaman siswa yang rendah pula. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa motivasi belajar yang dimiliki siswa memiliki peranan yang penting. Siswa yang

6 tidak memiliki motivasi belajar tidak akan melakukan aktivitas belajar. Ketika siswa tersebut tidak melakukan aktivitas belajar maka akan sangat sulit sekali untuk memahami materi pembelajaran yang kemudian berimbas pada pencapaian prestasi belajar. Selain motivasi belajar terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu kemampuan guru mengajar. Cara mengajar guru yang baik akan menciptakan pembelajaran yang baik begitu pun sebaliknya. Hal ini dapat menggambarkan keadaan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Jika guru mempunyai kompetensi yang baik maka prestasi belajar siswa dapat berubah menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Biggs (1991) (dalam Syah, 2003:67) Teaching for Learning: The View from Cognitive Psychology, mengenai belajar dan hasil belajar, bahwa: Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya adalah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Seorang guru dapat dikatakan terampil dalam mengajar apabila memenuhi komponen-komponen dalam keterampilan dasar mengajar. Komponen keterampilan dasar mengajar yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah keterampilan guru dalam menjelaskan pelajaran. Keterampilan menjelaskan guru menurut Marno & Idris (2010:95) merupakan aktivitas mengajar yang tidak dapat dihindari guru. Penjelasan diperlukan karena tidak terdapat dalam buku, sehingga guru harus menuturkan secara lisan. Keterampilan menjelaskan merupakan komponen yang sangat penting yang harus dikuasai oleh guru, karena sebagian besar waktu yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas adalah untuk menjelaskan materi pembelajaran. Selain itu tidak semua siswa dapat memahami dan menggali suatu teori dari buku atau sumber lainnya, sehingga penjelasan dari guru akan sangat membantu memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran yang belum dipahami. Guru yang terampil dalam menjelaskan menjadi salah satu kunci dari

7 keberhasilan belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi karena kita ketahui bahwa mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang baru dipelajari oleh siswa sehingga disini guru dituntut untuk benar-benar memiliki kemampuan dalam menjelaskan dengan baik sehingga konsep-konsep dasar akuntansi akan dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Menurut Hasibuan & Moedjiono (2012:71) komponen keterampilan menjelaskan meliputi: 1. Kejelasan guru dalam menyampaikan materi 2. Pemberian contoh dan ilustrasi 3. Pengorganisasian materi 4. Memberikan penekanan 5. Memberikan balikan Apabila guru memiliki keterampilan menjelaskan yang baik maka materi yang akan diberikan pun dapat tersampaikan dan siswa pun dapat menerima materi yang disampaikan tersebut dengan baik. Ketika siswa dapat menerima materi yang disampaikan guru maka itu akan meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan paparan permasalahan diatas peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian lebih jauh terhadap fenomena yang telah diuraikan di atas dengan judul Pengaruh Keterampilan Menjelaskan Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran keterampilan menjelaskan guru dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung. 2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung. 3. Bagaimana tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung.

8 4. Bagaimana pengaruh keterampilan menjelaskan guru terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung. 5. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS SMA Negeri 10 Bandung. D. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran jelas mengenai pengaruh keterampilan menjelaskan guru dan motivasi belajar terhadap tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran keterampilan menjelaskan guru pada mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung. 2. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung. 3. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan menjelaskan guru terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung. 5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran akuntansi kelas XII IPS di SMA Negeri 10 Bandung.

9 E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian di bidang ilmu pendidikan akuntansi khususnya mengenai pengaruh keterampilan menjelaskan dan motivasi belajar terhadap tingkat pemahaman siswa. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai kajian lebih lanjut untuk penelitian berikutnya. 2. Secara Praktis a. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ataupun pendapat mengenai keterampilan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran di kelas dan gambaran motivasi siswa sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa di SMA Negeri 10 Bandung. b. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan mengenai keterampilan menjelaskan dan motivasi siswa. Hal ini akan sangat berguna ketika akan terjun dalam dunia pendidikan khususnya sebagai tenaga pendidik. Selain itu, penelitian ini juga memberikan pengalaman berharga mengenai kondisi nyata di lapangan sehingga dapat membandingkan dengan teori yang didapat selama perkuliahan.