PEDOMAN BNSP PENGELOLAAN KONSORSIUM LSP TLRT UNTUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM ON LINE

dokumen-dokumen yang mirip
Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP

Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN 604 BNSP 2012

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. =================================== Pembentukkan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi - BKSP PEDOMAN BNSP

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 6 / BNSP / VIII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2018, No tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== KRITERIA ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

MANUAL OPERASIONAL WEBSITE DAN APLIKASI SERTIFIKASI BNSP-LSP

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 19/MEN/XII/2010 TENTANG

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 79 /POJK.04/2017 TENTANG PENDAFTARAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DI BIDANG PASAR MODAL

LSP Teknologi Informasi Indonesia

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEPMEN NO. 227 TH 2003

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I P E N D A H U L U A N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran N

Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia

LSP Teknologi Informasi Indonesia

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP) SMK MUHAMMADIYAH 3 SINGOSARI

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

INSTRUKSI KERJA PROSES MENJADI TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP) GEOMATIKA.

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR VERIFIKASI TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK)

SKEMA SERTIFIKASI FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KEPMEN NO. 96A TH 2004

PERATURAN MENTERI NO. 21 TH 2005

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SUB KONTRAK ASESOR

Kriteria Lembaga Penyelenggara Pelatihan Asesor Lisensi

(Lembaga Sertifikasi Profesi Kegiatan Usaha Hulu Migas)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2018 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

2018, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG

Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESESUAIAN - PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN UJI KOMPETENSI

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

A. Tujuan dan Manfaat

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PROFESI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.599, 2014 BNPB. Lembaga Sertifikat. Penanggulangan Bencana. Profesi.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

PEDOMAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14)

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 019/SK/K01-SA/2002 TENTANG KETENTUAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20)

Peraturan Lembaga Manajemen Kelembagaan dan Organisasi. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kelembagaan dan Organisasi

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Nomor : 327/BNSP/VI/ 2012 Tanggal : 11 Juni 2012 Badan Nasional Sertifikasi PANDUAN Profesi BNSP PEDOMAN BNSP 502-2012 ====================================== PENGELOLAAN KONSORSIUM LSP TLRT UNTUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM ON LINE BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI

DAFTAR ISI Kata Pengantar. i Surat Keputusan ii Daftar Isi. 1 1. Pendahuluan 2 1.1. Latar Belakang.. 2 1.2. Maksud Dan Tujuan. 2 1.3. Ruang Lingkup. 2 1.4. Acuan Normatif... 3 2. Tugas Dan Tanggung Jawab.. 3 2.1. Konsorsium.. 3 2.2. Koordinator Konsorsium 4 2.3. Anggota Konsorsium.. 4 2.4. Sekretariat Dan Admin Konsorsium.... 5 3. Pelaksanaan.. 6 3.1. Persiapan.. 6 3.2. Pelaksanaan. 6 3.2.1. Operasionalisasi Sistem.. 6 3.2.2. Pelaksanaan Uji... 8 3.3. Monitoring Evaluasi.... 8 4. Pengendalian.. 9 4.1. Penanggung Jawab.... 9 4.2. Sistem Pengamanan... 9 4.3. Kontrol Akses... 10 4.4. Pengendalian Konsorsium Terhadap Anggota... 10 4.5. Sanksi.. 11 5. Penutup. 11 Lampiran : Bagan Alur Sistem Pengendalian Sertifikasi Kompetensi secara On Line : Bagan 1 Bagan 2 Bagan 3 1

PEDOMAN PENGELOLAAN KONSORSIUM LSP TLRT UNTUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM ON LINE 1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Dalam rangka mengefektifkan pengelolaan konsorsium LSP TLRT yang belum berjalan secara optimal dipandang perlu BNSP menerbitkan panduan kerja sebagai acuan oleh pengurus konsorsium. 1.1.2. Konsorsium LSP TLRT dibentuk atas dasar kepentingan bersama dalam rangka menjembatani kepentingan seluruh anggota konsorsium dalam meningkatkan kualitas calon TKI/TKI bidang TLRT yang akan bekerja di luar negeri. 1.1.3. Konsorsium berfungsi untuk melaksanakan koordinasi seluruh kegiatan LSP TLRT yang berkaitan dengan pelaksanaan sertifikasi kompetensi mulai dari pendaftaran sampai dengan penetapan kelulusan. 1.1.4. Konsorsium memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan anggotanya dapat berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan BNSP. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Panduan ini dimaksudkan sebagai pedoman pengelolaan konsorsium LSP TLRT. Panduan ini bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan efektifitas dalam pelaksanaan dan pengendalian sistem sertifikasi kompetensi kerja di bidang tatalaksana rumah tangga, sehingga mencapai hasil uji kompetensi yang berkualitas, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan dengan sistem on line. 1.3. RUANG LINGKUP Muatan yang dituangkan dalam panduan kerja ini meliputi aspek manajemen pengelolaan konsorsium LSP TLRT yang terdiri atas 2

persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanaan sistem pengendalian sertifikasi kompetensi kerja secara on line bidang TLRT. 1.4. ACUAN NORMATIF a. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi b. Nota kesepahaman antara BNP2TKI dan BNSP Nomor B.230/KA/X/2011 dan Nomor 001/BNSP/MOU/X/2011 tertanggal 17 Oktober 2011 tentang Pengendalian Terpadu Sertifikasi Kompetensi Calon Tenaga Kerja Sektor Rumah Tangga (TLRT) untuk Program Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. c. Kesepakatan pembentukan konsorsium LSP TLRT tanggal 27 Januari 2012 d. ISO 27000 Series tentang persyaratan Sistem Manajemen Keamanan Informasi 2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 2.1. KONSORSIUM Konsorsium LSP TLRT sebagai wadah seluruh LSP TLRT yang terbentuk berdasarkan kesepakatan seluruh anggota memiliki fungsi antara lain : 2.1.1. Pengembangan skema sertifikasi sesuai lingkup lisensi BNSP, 2.1.2. Pengembangan metoda dan materi uji, 2.1.3. Pengembangan perangkat asesmen, 2.1.4. Penerapan dan validasi sistem dan metoda uji, 2.1.5. Penyusunan, penerapan dan penetapan satuan biaya uji kompetensi sesuai bidang / jenis kerja yang diujikan, 2.1.6. Pemastian seluruh kesepakatan dilaksanakan dan dipatuhi oleh seluruh anggota konsorsium, 2.1.7. Pembimbingan dan advokasi kepada anggota konsorsium, 3

2.1.8. Pelaksanaan kaji ulang manajemen konsorsium, 2.1.9. Penetapan rencana kerja konsorsium, 2.1.10. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi. 2.2. KOORDINATOR KONSORSIUM Konsorsium dipimpin oleh seorang koordinator yang dipilih sesuai dengan kesepakatan anggota konsorsium, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 2.2.1. Mengkoordinasikan pertemuan konsorsium, mendokumentasikan dan mendistribusikan hasil pertemuan kepada seluruh anggota konsorsium, 2.2.2. Mengkoordinasikan penyusunan strategi dan prosedur kerja yang akan digunakan oleh konsorsium, 2.2.3. Mengkoordinasikan penetapan target dan hasil kerja yang akan dilakukan oleh konsorsium, 2.2.4. Mengkoordinasikan sistem jaringan kerja yang dapat diakses oleh semua anggota konsorsium, 2.2.5. Mengkoordinasikan pengembangan perangkat keras dan lunak untuk digunakan oleh anggota, 2.2.6. Memastikan penjaminan mutu kerja konsorsium, 2.2.7. Mengkoordinasikan pengembangan dan pemeliharaan dokumen, 2.2.8. Melaporkan hasil kegiatan konsorsium secara periodik (bulanan, semester dan tahunan) kepada Ketua BNSP. 2.3. ANGGOTA KONSORSIUM Konsorsium dalam melaksanakan tugasnya didukung dengan perangkat kerja Badan Pelaksana yang anggotanya meliputi seluruh unsur LSP bidang TLRT. Setiap anggota konsorsium memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 2.3.1. Bekerja sesuai dengan penugasan yang diberikan oleh koordinator, 4

2.3.2. Bekerja sesuai kesepakatan dan persetujuan konsorsium, 2.3.3. Mengambil peran yang positif dalam setiap pertemuan yang diselenggarakan okeh konsorsium, saling membantu dan bekerjasama dalam mewujudkan tujuan konsorsium, serta memberikan kontribusi dan masukan untuk kepentingan konsorsium, 2.3.4. Menempatkan diri sebagai bagian konsorsium dari lembaga yang diwakilinya secara profesional, 2.3.5. Memberikan data dan informasi untuk penyusunan strategi dan prosedur kerja konsorsium, 2.3.6. Memberikan masukan terhadap penetapan target dan kinerja konsorsium, 2.3.7. Memanfaatkan jaringan kerja yang dimiliki dan mengembangkan jaringan kerja konsorsium, 2.3.8. Memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak yang dikembangkan untuk kemajuan konsorsium, 2.3.9. Menerapkan sistem manajemen mutu dan pemeliharaan dokumen yang dikembangkan konsorsium, dan 2.3.10. Menyiapkan data dan informasi untuk pelaporan konsorsium kepada BNSP. 2.4. SEKRETARIAT DAN ADMIN KONSORSIUM Untuk memperlancar tugas dan fungsinya, konsorsium dibantu oleh perangkat lainnya yang terdiri dari Sekretariat dan Admin konsorsium, yang mempunyai tugas sebagai berikut : 2.4.1. Sekretariat membantu terlaksananya kegiatan administrasi dan teknis yang diperlukan oleh konsorium; 2.4.2. Admin konsorsium membantu tugas tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan aplikasi sistem pengendalian secara on line. 5

3. PELAKSANAAN Konsorsium LSP TLRT dalam melaksanakan tugasnya wajib melaksanakan dan mengembangkan koordinasi dengan seluruh anggota konsorsium dalam melaksanakan sistem pengendalian sertifikasi kompetensi secara on line. Koordinator konsorsium dalam melaksanakan tugasnya perlu mempertimbangkan langkah-langkah sebagai berikut : 3.1. PERSIAPAN Berdasarkan hasil kesepakatan yang telah dicapai konsorsium, persiapan yang menjadi prioritas konsorsium antara lain menyiapkan : 3.1.1. Kantor/ tempat kerja, 3.1.2. Sumber Daya Manusia (pengelola, tenaga administrasi, dan teknis) 3.1.3. Sarana dan prasarana 3.1.4. Membuat rencana kerja dan anggaran 3.1.5. Menyusun prosedur dan tata kelola konsorsium, 3.1.6. Mengadakan rapat persiapan anggota konsorsium, dan 3.1.7. Mempelajari dan memahami bagan alur sistem on line 3.2. PELAKSANAAN Untuk menjalankan sistem pengendalian sertifikasi secara on line, sehingga dapat berjalan secara efektif, maka pengelola konsorsium, secara minimal memperhatikan hal sebagai berikut : 3.2.1. Operasionalisasi Sistem a. Mempelajari dan memahami bagan alur sistem pengendalian on line yang telah ditetapkan oleh BNSP (bagan alur sistem seperti terlampir). b. Membuka akses sistem dan mempelajari data base yang terkait dengan data calon asesi yang telah siap untuk diuji. 6

c. Melakukan pembahasan pendistribusian data calon asesi yang bersumber dari BNSP untuk dialokasikan kepada masing masing LSP sesuai dengan kapasitas TUK yang dimiliki LSP dan berdasarkan mekanisme yang disepakati. d. Menginformasikan data calon asesi sebagai bahan informasi pendaftaran untuk mengikuti uji kompetensi kepada BLK/lembaga pelatihan untuk segera dapat mendaftarkan ke LSP melalui akses yang disediakan dan disepakati oleh konsorsium. e. Menginformasikan syarat pendaftaran yang telah disepakati oleh konsorsium sebagai syarat pendaftaran calon asesi, baik secara perorangan maupun kelembagaan. f. Memerintahkan kepada admin konsorsium untuk mengirimkan data kepada admin BNSP melalui akses sistem secara on line, berupa tabulasi calon asesi yang telah mendaftarkan diri untuk diuji. Data calon asesi yang mendaftar tersebut merupakan data yang diperoleh oleh konsorsium dari proses pendaftaran calon asesi baik dari BLK maupun perorangan. g. Selanjutnya admin BNSP segera mengirimkan data secara on line sebagaimana tersebut pada butir f kepada LSP/TUK. Data yang dikirim oleh BNSP kepada LSP / TUK tersebut hanya dapat dibuka oleh admin di masing-masing LSP dan TUK serta asesor yang identitas dan sidik jarinya telah diambil dan dimasukan kedalam sistem on line BNSP dan kepadanya telah diberikan password oleh BNSP. h. Untuk panduan teknis operasional sistem akan dibuat secara tersendiri, sebagai panduan untuk administrator Konsorsium, LSP dan TUK. 7

3.2.2. Pelaksanaan Uji Pengendalian pelaksanaan uji akan dilakukan melalui prosedur sistem on line, sedangkan pelaksanaan uji kompetensi bidang TLRT harus mengikuti skema sertifikasi yang telah ditetapkan dan sesuai dengan Pedoman BNSP 301 Rev. 1 2011 tentang Pelaksanaan Assesmen Kompetensi Profesi. 3.3. MONITORING DAN EVALUASI Untuk menjamin kualitas hasil uji kompetensi oleh anggota konsorsium LSP, maka konsorsium bersama BNSP harus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses uji kompetensi. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi tersebut harus mencakupi halhal sebagai berikut : 3.3.1. Menyusun rencana pelaksanaan monitoring dan evaluasi, 3.3.2. Mengorganisasikan pelaksanaan monitoring dan evaluasi, 3.3.3. Melaksanakan kegiatan monitoring, 3.3.4. Membuat laporan hasil monitoring kepada BNSP. 3.3.5. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil monitoring sebagai upaya yang tepat untuk perbaikan kinerja. 3.3.6. Memberikan masukan yang konstruktif kepada BNSP dalam pelaksanaan dan pengendalian sertifikasi kompetensi berdasarkan hasil evaluasi. Titik berat monitoring yang dilakukan oleh konsorsium bersama BNSP dalam pengendalian sertifikasi kompetensi adalah guna memastikan: a. kepatuhan LSP dalam pelaksanaan sistem on line, b. kepatuhan LSP dalam menjalankan kesepakatan konsorsium, c. konsistensi LSP anggota konsorsium untuk mematuhi pedoman BNSP. 8

d. kepatuhan untuk memenuhi undangan pertemuan yang diselenggarakan oleh konsorsium maupun BNSP. 4. PENGENDALIAN 4.1. PENANGGUNG JAWAB Guna menjamin pelaksanaan pengendalian sertifikasi kompetensi untuk bidang TLRT berjalan dengan baik, maka masing-masing yang terkait dengan sistem memiliki penanggung jawab sebagai berikut : 4.1.1. Penanggung jawab di lingkup BNSP adalah Ketua/Wakil Ketua BNSP dibantu oleh Komisi Pengendalian, Tim Informasi dan Teknologi (IT) BNSP dan Sekretariat yang menyiapkan laporan kepada Ketua/Wakil Ketua BNSP. 4.1.2. Penanggung jawab di lingkup konsorsium, adalah Koordinator Konsorsium dibantu oleh person in charge (PIC) Badan Pelaksana Konsorsium yang ditunjuk bertugas dan bertanggung jawab membuat laporan kepada Koordinator konsorsium. 4.1.3. Penanggung jawab di LSP adalah Pimpinan LSP dibantu oleh Bidang Pengembangan Manajemen Mutu yang bertugas dan bertanggung jawab membuat laporan dan menyampaikan kepada Pimpinan LSP. 4.2. SISTIM PENGAMANAN 4.2.1. Kebijakan Pengamanan Sistem (Security Policy) BNSP memastikan bahwa sistem pengendalian sertifikasi kompetensi secara on line terjaga, terpelihara dan memiliki sistem pengamanan tersendiri. 4.2.2 Pengamanan secara fisik (Physical Security) Perangkat keras dan lunak yang digunakan oleh BNSP dalam mengoperasionalkan sistem pengendalian sertifikasi 9

kompetensi secara on line, ditempatkan di tempat yang khusus yang memiliki sistem pengamanan tersendiri dengan lingkungan yang memenuhi persyaratan. 4.3. KONTROL AKSES (Access Control) Aksesibilitas pengendalian sistem sertifikasi kompetensi secara on line dilakukan oleh BNSP dengan memperhatikan tanggung jawab, dan sistem akses yang telah ditetapkan oleh BNSP. Untuk menjamin pelaksanaan pengendalian sertifikasi kompetensi secara on line tidak mengalami gangguan serta menjaga keamanan yang dapat mengakibatkan sistem terkendala maupun hal lain yang bersifat merugikan BNSP, maka dikembangkan sistem keamanan sebagai berikut : 4.3.1. Petugas IT yang berada di lingkungan BNSP diberikan password untuk dapat membuka akses sistem pengendalian. 4.3.2. Petugas admin yang berada di konsorsium diberikan password untuk dapat membuka akses sistem pengendalian. 4.3.3. Petugas admin yang berada di LSP diberikan password, untuk dapat membuka akses sistem pengendalian. 4.3.4. Petugas dari Komisi Pengendalian diberikan password untuk dapat membuka akses sistem Pengendalian. Jenis dan bentuk password akan diberikan dan ditentukan oleh Tim IT BNSP yang sewaktu-waktu dapat dirubah/diganti sesuai kebutuhan. 4.4. PENGENDALIAN KONSORSIUM TERHADAP ANGGOTA Dalam rangka koordinasi antar anggota konsorsium, untuk pelaksanaan sistem pengendalian sertifikasi kompetensi bidang TLRT secara on line, koordinator konsorsium melakukan 10

pengendalian terhadap kegiatan yang diprogramkan oleh konsorsium antara lain mencakupi : a. Melakukan rapat secara periodik yang dihadiri oleh pemilik/pimpinan/penanggung jawab/anggota /petugas dan atau stakeholder yang terkait dengan LSP bidang TLRT. b. Membahas temuan, masukan, saran dan informasi yang terkait dengan pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang diperoleh dari evaluasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan di LSP/TUK. c. Memberikan informasi dan mengusulkan kepada BNSP hal yang terkait dengan peningkatan, perbaikan, reward dan punishment dan atau sebagainya untuk lebih meningkatkan kinerja pelaksanaan sertifikasi kompetensi. 4.5. SANKSI Guna menjamin sistem ini dilaksanakan dengan sepenuhnya oleh seluruh anggota konsorsium, sesuai dengan kesepakatan bersama antara Kepala BNP2TKI dan Ketua BNSP Nomor B.230/KA/X/2011 dan Nomor 001/BNSP/MOU/X/2011 tertanggal 17 Oktober 2011 bahwa bagi LSP yang tidak melaksanakan kesepakatan untuk menjalankan sistem pengendalian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas CTKI/TKI yang akan bekerja ke luar negeri, maka hasil uji kompetensinya direkomendasikan untuk tidak diproses untuk mengikuti pembekalan akhir pemberangkatan (PAP). 5. PENUTUP Panduan kerja ini dibuat untuk memberikan acuan kepada pengelolaan konsorsium agar pelaksanaan sistem pengendalian sertifikasi kompetensi secara on line dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan sistem pengendalian ini akan dapat berjalan dengan baik, apabila seluruh pihak yang terkait dapat memahami dan mempunyai niat untuk melaksanakan dengan 11

serius dan memiliki kesadaran bahwa pelaksanaan sertifikasi kompetensi bidang TLRT merupakan prioritas yang harus ditingkatkan baik mutu maupun kuantitasnya. Konsorsium sebagai wadah LSP sebagaimana tergambar dalam bagan alur sistem on line, merupakan faktor kunci keberhasilan untuk pelaksanaan sistem on line ini. Oleh karena itu konsorsium berada pada titik yang sangat strategis untuk dapat menjembatani seluruh aspek yang tekait dengan kepentingan anggota konsorsium. Dengan keberadaan konsorsium, diantara anggota akan dapat memiliki pemahaman yang sama, tidak terjadi persaingan yang tidak sehat yang dapat merugikan satu sama lain yang berakibat menurunnya kualitas hasil uji yang dilakukan oleh LSP TLRT. Disadari panduan ini belum sempurna, oleh karena itu masukan dan usulan yang konstruktif untuk keperluan perbaikan pedoman ini masih sangat diharapkan dari semua pihak. Semoga dengan adanya panduan kerja ini, peningkatan kualitas hasil sertifikasi kompetensi melalui uji kompetensi dapat memenuhi harapan semua pihak. 12

Lampiran Bagan 1-3. Bagan alur sistem pengendalian sertifikasi kompetensi secara on line 13

14

15

KEPUTUSAN KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NO: KEP. 327 / BNSP/ VI / 2012 TENTANG PEDOMAN BNSP 502-2012 : PENGELOLAAN KONSORSIUM LSP TLRT UNTUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM ON LINE KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI Menimbang : a. b. bahwa dalam mengimplementasikan Pasal 3 dan 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi, maka disusun pedoman yang mengatur tentang Pengelolaan Konsorsium LSP TLRT Untuk Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Dengan Menggunakan Sistem On Line pada Tahun Anggaran 2012; bahwa untuk pemberlakuan pedoman sebagaimana tersebut pada butir a, maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. 3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4408); Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional; Keputusan Presiden Nomor 103/M Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011 tentang Keanggotaan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Jabatan 2011 2016. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: 19/MEN/XII/2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

Memperhatikan : a. Hasil Rapat Pleno Badan Nasional Sertifikasi Profesi tanggal 11 Juni 2012 di Jakarta yang menetapkan draft final Pedoman Pengelolaan Konsorsium LSP TLRT Untuk Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Dengan Menggunakan Sistem On Line diterima dan ditetapkan resmi sebagai Pedoman BNSP. Menetapkan : MEMUTUSKAN : KESATU : Keputusan Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi tentang Pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi 502 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Konsorsium LSP TLRT Untuk Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Dengan Menggunakan Sistem On Line. KEDUA : Dengan ditetapkan Surat Keputusan ini maka Pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi 502 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Konsorsium LSP TLRT Untuk Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Dengan Menggunakan Sistem On Line dinyatakan berlaku. KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.. DIKELUARKAN DI : Jakarta PADA TANGGAL : 11 Juni 2012 BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI KETUA, ttd. Dr. H. ADJAT DARADJAT, M.Si ii

KATA PENGANTAR Pelaksanaan sertifikasi kompetensi bidang Tata Laksana Rumah Tangga (TLRT) Calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan bekerja ke luar negeri merupakan wajib sesuai amanat Undang-Undang nomor 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh LSP TLRT dengan segala kelebihan dan kekurangannya telah berjalan sejak UU tersebut diatas diberlakukan. Seiring dengan program pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja yang bekerja ke luar negeri, maka program sertifikasi kompetensi untuk sektor/bidang kerja ini perlu terus dievaluasi dan ditingkatkan sehingga kompetensi CTKI/TKI yang akan bekerja di luar negeri meningkat dan dapat dipertanggung- jawabkan. Keberadaan BNSP sebagai lembaga otoritas di bidang sertifikasi kompetensi profesi serta terus berkembangnya jumlah LSP di berbagai sektor dan lingkup bidang kerjanya, maka pengendalian pelaksanaan sertifkasi kompetensi yang dilaksanakan oleh LSP menjadi prioritas yang harus dilakukan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, maka untuk dapat lebih mengefektifkan tugas dan fungsi konsorsium LSP TLRT dalam mewadahi dan menjembatani kepentingan seluruh anggotanya dalam melaksanakan sistem pengendalian sertifikasi kompetensi secara On Line yang telah diprogramkan, BNSP memandang perlu menerbitkan panduan kerja konsorsium LSP TLRT sebagai panduan dan wujud bimbingan BNSP kepada konsorsium dalam melaksanakan tugasnya. Jakarta, 11 Juni 2012 Badan Nasional Sertifikasi Profesi Ketua, ttd. Dr. H. Adjat Daradjat M.Si. i