MENJADI ORANG YANG PANDAI BERSYUKUR Suko Pranowo* Abstrak Nikmat merupakan suatu apapun yang dicari, yang pada hahekatnya nikmat itu merupakan kebahagiaan kehidupan akherat. Nikmat bisa dibagi menjadi 2 macam : Nikmat sebagai satu-satunya tujuan yang dicari, (tujuan disini adalah kebahagiaan akhirat yang mempunyai sifat kekal dan tidak fana); Nikmat yang dicari untuk mendapatkan tujuan itu, (maksudnya adalah sarana untuk mendapatkan kebahagiaan diatas, terdiri dari 4 macam yaitu; keutamaan jiwa (iman, akhlak yang baik), fisik (kekuatan dan kesehatan), nikmat penyerta (harta, kedudukan), sebab yang dipadukan dengan keutamaan yang selaras (petunjuk, bimbingan). Perwujudan syukur ada 3 cara yaitu : Syukur dengan Hati (Syukur dengan hati bermaksud untuk kebaikan dan menyebarkannya kepada semua orang); Syukur dengan Lisan (Syukur dengan lisan adalah menampakkan syukur itu kepada Allah dengan cara memuji-nya. Maksud ucapan itu adalah Alhamdulillah yang artinya segala puji hanya milik Allah.); Syukur dengan Perbuatan Anggota Tubuh (Maksudnya adalah syukur dengan menggunakan kenikmatan dari Allah dengan tubuh kita untuk taat kepada-nya dan tidak menggunakannya untuk mendurhakai-nya). Jika hati itu masih memiliki mata, maka hendaknya dia memperhatikan apa yang telah diisyaratkan dalam berbagai jenis nikmat Allah Ta ala. Jika hati itu bebal, yang tak menganggap nikmat sebagai nikmat kecuali jika datang musibah, maka orangnya harus selalu melihat keadaan orang lain (mis : kunjungilah orang sakit, lalu dia melihat dirinya; kunjungilah kuburan, karena sesungguhnya mereka yang sudah meninggal sangat menginginkan kembali ke dunia untuk melakukan kebaikan, lalu lihatlah dirinya yang masih hidup sehat dan masih dapat melakukan banyak sekali kebaikan). Kita harus bisa dan berusaha mengobati diri kita sendiri jika jauh dari rasa syukur, dengan menyadari bahwa jika nikmat itu tidak disyukuri maka ia bisa lenyap. Dan nikmat yang sudah lenyap sangat jarang sekali akan menghampiri kita lagi. Key words : nikmat, syukur Nikmat... Pernahkah kita menghitung nikmat yang telah kita terima? Nikmat apa saja yang berhasil kita hitung? Pernahkan menghitung berapa kali kita bernafas dalam sehari? Apakah kita juga sudah mensyukurinya? Syukur... Kata yang mempunyai makna indah yaitu menggunakan nikmat-nya untuk sesuatu yang dicintainya. Tapi apakah kita sering bersyukur karena mendapatkan nikmat dari Allah Ta ala?
yang dipadukan dengan keutamaan yang selaras (petunjuk, bimbingan). Nikmat iman merupakan nikmat yang sangat besar, karena dengan adanya iman kita akan selalu senantiasa bertaqwa kepada Alloh Ta ala, dimana dengan iman akan dijanjikan syurga. Alloh berfirman : و ب ش ر الاذ ين آم ن وا و ع م ل وا ال اصال ح ات أ ان ل ه م ج ناات ت ج ر ي م ن ت ح ت ه ا ا ل ن ه ار ك لام ا ر ز ق وا م ن ه ا م ن ث م ر ة ر ز ق ا ق ال وا ه ذ ا الاذ ي ر ز ق ن ا م ن ق ب ل و أ ت وا ب ه م ت ش اب ه ا و ل ه م ف يه ا أ ز و اج م ط هار ة و ه م ف يه ا خ ال د ون ٥١ Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya... (QS. Al-Baqarah : 25) Nikmat kesehatan merupakan nikmat yang diberikan Alloh Subhanahu Wa Ta ala, dimana dengan kesehatan kita bisa melakukan amalan-amalan untuk mendekatkan diri pada Alloh Ta ala. Tetapi kebanyakan manusia tertipu dengan adanya nikmat sehat ini. Seperti sabda Rasulalloh SAW : Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu karenanya, yakni kesehatan dan waktu luang. Allah Ta ala, berfirman : و م ا ك ان ل ن ف س أ ن ت م وت إ ا ل ب إ ذ ن ا للا ك ت اب ا م ؤ اجل و م ن ي ر د ث و اب الد ن ي ا ن ؤ ت ه م ن ه ا و م ن ي ر د ث و اب ا ل خ ر ة ن ؤ ت ه م ن ه ا و س ن ج ز ي ال اشاك ر ين ٥٤١ Dan, Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS Ali Imran, 145) و إ ذ ت أ اذن ر ب ك م ل ئ ن ش ك ر ت م ل ز يد ناك م و ل ئ ن ك ف ر ت م إ ان ع ذ اب ي ل ش د يد ٧ و ق ال م وس ى إ ن ت ك ف ر وا أ نت م و م ن ف ي ا ل ر ض ج م يع ا ف إ ان ا للا ل غ ن ي ح م يد ٨ Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepada kalian. (QS Ibrahim : 7) NIKMAT Nikmat bisa dibagi menjadi 2 macam : 1. Nikmat sebagai satu-satunya tujuan yang dicari Tujuan disini adalah kebahagiaan akhirat. Orang yang mendapatkannya kembali kepada empat sifat yaitu; kekal dan tidak fana, senang dan tidak ada duka, tahu dan tidak bodoh, kaya dan tidak miskin. 2. Nikmat yang dicari untuk mendapatkan tujuan itu. Maksudnya adalah sarana untuk mendapatkan kebahagiaan diatas. Ada empat macam yaitu; keutamaan jiwa (iman, akhlak yang baik), fisik (kekuatan dan kesehatan), nikmat penyerta (harta, kedudukan), sebab
Dikatakan tertipu, karena ia tidak dapat mengambil manfaat dari kesehatan untuk melakukan amalanamalan yang bisa mendekatkan dirinya kepada Alloh Ta ala. Jika kita ingin mengetahui betapa berharganya nikmat sehat, maka perbanyaklah mengunjungi orang yang sakit. Betapa banyaknya dari mereka yang sedang sakit ingin segera pulang agar bisa beraktivitas, bersilaturahmi dan mengunjungi saudaranya. Banyak juga mereka yang sakit berangan-angan jika sehat nanti akan melakukan kebaikan dan tindakan yang bermanfaat. Dan banyak lagi dari kesehatan fisik kita yang bisa kita rasakan kenikmatannya. Nikmat harta, ini merupakan nikmat penyerta dimana kita dapat memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, rumah dan lainlain. Tentunya hal ini sangat dibutuhkan oleh kita selama kita hidup. Dengan harta kita bisa memenuhi kebutuhan makan, dimana makanan yang kita makan sebagai upaya kita bisa sehat sehingga kita bisa beribadah dengan baik. Dengan harta kita bisa membeli pakaian, dimana pakaian yang kita pakai dapat menutupi aurat, dan kita gunakan untuk beribadah pada Allah Ta ala. Dengan rumah kita bisa bernaung, berlindung dari teriknya matahari, dinginnya malam, serta dapat beribadah dengan khusuk. Harta merupakan pelengkap, penyerta kita dalam beribadah kepada Allah Ta ala. Tetapi nikmat harta ini bisa menjadikan kita berada pada jalan syaithon laknatullah. Allah berfirman : و ي ل ل ك ل ه م ز ة ل م ز ة ٥ الاذ ي ج م ع م ا ل و ع ادد ه ٥ ي ح س ب أ ان م ال ه أ خ ل د ه ٣ ك ال ل ي نب ذ ان ف ي ال ح ط م ة ٤ Celakalah bagi pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sama sekali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke neraka hutamah. (QS. Al- Humazah : 1-4). Harta sebenarnya adalah cobaan di dunia, seperti dalam firman Allah : و اع ل م وا أ نام ا أ م و ال ك م و أ و ل د ك م ف ت ن ة و أ ان ا للا عند ه أ ج ر ع ظ يم ٥٨ Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya
di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al Anfaal : 28) Maka hati-hatilah dengan nikmat harta yang kita miliki. Gunakanlah dengan tujuan kita beribadah kepada Allah Ta ala. SYUKUR Allah memerintahkan kepada hamba- Nya untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan padanya. Firman Allah : و م ا ك ان ل ن ف س أ ن ت م وت إ ا ل ب إ ذ ن ا للا ك ت اب ا م ؤ اج ل و م ن ي ر د ث و اب الد ن ي ا ن ؤ ت ه م ن ه ا و م ن ي ر د ث و اب ا ل خ ر ة ن ؤ ت ه م ن ه ا و س ن ج ز ي ال اشاك ر ين ٥٤١ Dan, Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran : 145) Bahkan dengan bersyukur, kita akan mendapatkan nikmat yang lebih banyak lagi, seperti firman Allah : و إ ذ ت أ اذن ر ب ك م ل ئ ن ش ك ر ت م ل ز يد ناك م و ل ئ ن ك ف ر ت م إ ان ع ذ اب ي ل ش د يد ٧ Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kalian. (QS. Ibrahim : 7) Sebaliknya jika manusia tidak mau bersyukur maka laknat Allah akan menghampiri, seperti firman Allah : و ض ر ب ا للا م ث ل ق ر ي ة ك ان ت آم ن ة م ط م ئ ناة ي أ ت يه ا ر ز ق ه ا ر غ د ا م ن ك ل م ك ان ف ك ف ر ت ب أ ن ع م ا للا ف أ ذ اق ه ا ا للا ل ب اس ال ج وع و ال خ و ف ب م ا ك ان وا ي ص ن ع ون ٥٥٥ Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmatnikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. (QS. An Nahl : 112) Wujud Syukur Perwujudan syukur ada 3 cara yaitu : 1. Syukur dengan Hati Syukur dengan hati bermaksud untuk kebaikan dan menyebarkannya kepada semua orang. Kita bisa merasakan betapa banyaknya nikmat yang telah Allah Ta ala berikan, kita bisa merasakan bagaimana jika nikmat dihentikan. Kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah. Apapun yang diberikan Allah kepada kita pasti hal baik, walau itu berupa sakit. Sakit adalah suatu nikmat. Karena dengan sakit, jika kita bersabar menerima dan menjalankannya, maka Allah Ta ala akan menggantikannya dengan dihapuskannya dosa, ditingkatkannya derajat kita.
Suatu kali Nabi SAW, pernah menemui Ummu Saa ib, lalu bersabda : Apa yang menimpamu wahai ummu Saa ib, sehingga engkau menggigil seperti ini? Ummu Saa ib menjawab : Disebabkan demam tinggi, tidak ada kebaikan dari Allah Ta ala padanya. Rasulullah SAW bersabda : Janganlah engkau mencela penyakit demam! Karena sesungguhnya demam itu menghilangkan kesalahan (dosa) anak Adam (manusia) sebagaimana ubupan (alat peniup api yang dipakai tukang besi) menghilangkan karat besi. (HR. Muslim) Jadi kita tetap harus mensyukuri nikmat yang diberikan dengan berkhusnudzan kepada Allah Ta ala. 2. Syukur dengan Lisan Syukur dengan lisan adalah menampakkan syukur itu kepada Allah dengan cara memuji-nya. Bisa berarti juga menampakkan keridhaan terhadap apa yang datang dari Allah. Bagaimana memuji Allah dengan lisan? Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa ada dua orang laki-laki dari kalangan Anshar yang saling berpapasan. Salah seorang diantara mereka bertanya kepada temannya, Bagaimana keadaanmu pagi ini? Temannya lalu menjawab Alhamdulillah. Lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Ucapkanlah oleh kalian yang seperti itu. Maksud ucapan itu adalah Alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah). Selain memuji Allah, kita juga bisa menggunakan lisan kita untuk kebaikan misalnya dengan membaca Al-Qur an atau berbicara yang baik. Seperti sabda Rasul SAW : Barangsiapa yang briman kepada Allah Ta ala dan hari akhir hendaknya berbicaralah yang baik atau lebih baik diam. 3. Syukur dengan Perbuatan (Anggota Tubuh) Maksudnya adalah syukur dengan menggunakan kenikmatan dari Allah untuk taat kepada-nya dan tidak menggunakannya untuk mendurhakai-nya. Kenikmatan berupa iman, kita berusaha untuk selalu terpacu aagr melakukan kebaikan, ibadah, perbuatan dengan tujuan mendapatkan ridho Allah Ta ala.
ه Kenikmatan kesehatan misalnya tangan yang sehat, kaki yang sehat, mata yang sehat, telinga yang sehat, badan yang kuat, pernafasan yang sehat, jantung yang kuat. Maka gunakanlah tubuh yang sehat itu untuk memenuhi panggilan Allah Ta ala dan menjauhi apa yang menjadikan kemaksiatan dan dosa. Kenikmatan harta, kita bisa memberikan sebagian harta kita di jalan Allah Ta ala. Kita wajib membayar zakat dengan harta kita, baik itu zakat diri kita (fitrah) maupun zakat karena harta kita (mal). Karena banyak ayat dalam Al-Qur an yang memerintahkan kita berzakat. Seperti firman Allah SWT : و أ ق يم وا ال اصل ة و آت وا ال ازك اة و م ا ت ق د م وا ل نف س ك م م ن خ ي ر ت ج د وه ع ند ا للا إ ان ا للا ب م ا ت ع م ل ون ب ص ير ٥٥١ Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Baqarah : 110) Kita juga bisa bersedekah, kita infakkan untuk pembangunan masjid, memberi makan anak yatim, fakir miskin, menyekolahkan mereka yang tidak mampu, membantu yang sedang membutuhkan, karena Allah SWT akan menambahnya. Seperti firman Allah : امن ذ ا الاذ ي ي ق ر ض ا للا ق ر ض ا ح س ن ا ف ي ض اع ف ه ل ه أ ض ع اف ا ك ث ير ة و ا للا ي ق ب ض و ي ب س ط و إ ل ي ت ر ج ع ون ٥٤١ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-nya-lah kamu dikembalikn. (QS. Al Baqarah : 245). Jika hati itu masih memiliki mata, maka hendaknya dia memperhatikan apa yang telah diisyaratkan dalam berbagai jenis nikmat Allah Ta ala. Jika hati itu bebal, yang tak menganggap nikmat sebagai nikmat kecuali jika datang musibah, maka orangnya harus selalu melihat keadaan orang lain (mis : kunjungilah orang sakit, lalu dia melihat dirinya; kunjungilah kuburan, karena
sesungguhnya mereka yang sudah meninggal sangat menginginkan kembali ke dunia untuk melakukan kebaikan, lalu lihatlah dirinya yang masih hidup sehat dan masih dapat melakukan banyak sekali kebaikan). Kita harus bisa dan berusaha mengobati diri kita sendiri jika jauh dari rasa syukur, dengan menyadari bahwa jika nikmat itu tidak disyukuri maka ia bisa lenyap. Dan nikmat yang sudah lenyap sangat jarang sekali akan menghampiri kita lagi. Referensi Al-Qur anul Karim Al-Hadits Azhary, A.N. 2006. Indahnya Sakit dan Nikmatnya Sehat. At-Tibyan. Suhardi, K. 1997. Jalan Orang-orang yang Mendapat Petunjuk. Pustaka Al-Kautsar PENUTUP Segala puji bagi Allah Ta ala yang dengan nikmat-nya sempurnalah seluruh kebaikan. Dan segala puji bagi Allah Ta ala diawal dan akhirnya, secara dzahir maupun bathin. Kami memohon kepada Allah Ta ala, agar kami menjadi orang yang benar dalam mengingatkan hatiku sendiri, dalam memberi nasehat untuk saudarasaudaraku, sehingga bisa menjadi penolong bagi kami untuk taat kepada Allah Ta ala. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan, sehingga bisa menjadikan pelajaran bagi kami untuk bisa memperbaikinya dan banyak belajar akan ilmu Allah dengan benar.