BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain. Model pembelajaran ini bersifat student center dengan sintak 6 tahapan (Memulai dengan pertanyaan esensial, Membuat desain perencanaan proyek, Menentukan jadwal pelaksanaan proyek, Memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek, Memberi umpan balik mengenai pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, Evaluasi terhadap aktivitas dan hasil proyek). Kemampuan memecahkan masalah merupakan suatu cara atau tahapan yang dilakukan oleh siswa yang meliputi tahapan: Identifikasi masalah, analisis data, memberikan alternatif pemecahan masalah, merancang solusi pemecahan masalah, dan mengevaluasi rancangan solusi.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode weak experiment, yakni menggunakan satu kelas penelitian tanpa menggunakan kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian The One group Pretest and Posttest (Arikunto,008). Desain ini hanya melibatkan satu kelompok saja. Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil dari penerapan Project Based Learning pada kelompok tersebut. Dalam desain penelitiannya terdapat beberapa langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian, yaitu tes awal (O 1 ), perlakuan (X), dan tes akhir (O ). Perbedaan antara tes awal dan tes akhir (gain) diasumsikan sebagai efek dari perlakuan. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan pada Tabel 3.1 berikut: Keterangan : Tabel 3.1 The One group Pretest and Posttest Design Tes awal Perlakuan Tes akhir O 1 X O Sumber Arikunto (008) O = Observed yaitu tes awal (O 1 ) dan tes akhir (O ), berfungsi untuk mengukur kemampuan awal dan akhir siswa dalam memecahkan masalah. X = Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.
C. Subjek Penelitian Arikunto (006) menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Al- Falah Kota Bandung semester tahun ajaran 011/01. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas dari keseluruhan populasi yang dipilih secara purposive sample, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Selain itu, kelas eksperimen merupakan kelas yang direkomendasikan oleh guru kelas. D. Instrumen Penelitian 1. Tes Kemampuan Memecahkan Masalah Tes kemampuan memecahkan masalah yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada setiap tahapannya. Test ini terdiri dari 10 pertanyaan yang berdasarkan pada wacana, tabel dan gambar mengenai suatu kasus. Setiap pertanyaan mewakili satu tahapan pemecahan masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Tabel 3. Kisi Kisi Soal Kemampuan Memecahkan Masalah No Sub materi Kemampuan Memecahkan Masalah Jumlah soal per materi % A B C D E 1 Pencemaran Tanah 1, 4 5 - - 4 40 Pencemaran Udara - - 8 9 10 3 30 3 Kepadatan penduduk - 3 - - - 1 10 4 Pengelolaan lingkungan sekitar - - - 6 7 0 Jumlah soal per indikator 10 100 % 0 0 0 0 0 100
Keterangan : A = Identifikasi masalah B = Pengumpulan dan analisis data C = Pemilihan alternatif pemecahan masalah D = Perancangan tindakan pemecahan masalah E = Evaluasi pemecahan masalah % = Persentase. Angket siswa Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya ( Sugiyono, 010 ). Pengertian lainnya, angket atau kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Angket yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek ( Project Based Learning ). Angket terdiri dari 0 pernyataan yang terdiri dari 4 indikator, yaitu untuk mengetahui respon siswa tentang kemampuan memecahkan masalah siswa dengan penerapan model Project Based Learning, untuk mengetahui respon siswa tentang pembelajaran Pencemaran lingkungan melalui Project Based Learning, untuk mengetahui respon siswa tentang aktivitas pembelajaran dengan penerapan model Project Based Learning, untuk mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan model Project Based
Learning. Respon siswa berupa pernyataan sangat setuju (SS), setuju (S), ragu ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kisi kisi angket dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini : Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Keterlakasanaan Penerapan Model Project Based Learning No Indikator Pernyataan nomor 1 Mengetahui respon siswa tentang kemampuan memecahkan masalah siswa dengan penerapan 1,,3,4,5 model Project Based Learning Mengetahui respon siswa tentang pembelajaran Pencemaran lingkungan melalui Project Based Learning 6,7,8,9,10 3 Mengetahui respon siswa tentang aktivitas pembelajaran dengan penerapan model Project Based Learning 4 Mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan model Project Based Learning 11,1,13,14, 15 16,17,18,19, 0 E. Pengujian Uji Coba Instrumen Penelitian 1. Analisis uji Coba Instrumen Kualitas instrumen sebagai alat pengambil data harus teruji kelayakannya dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Adapun perhitungan hasil ujicoba soal tes Kemampuan memecahkan masalah ini dibantu dengan menggunakan Software Anates Ver 4.0.9. a. Analisis Validitas Tes Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 009). Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan demikian, Arikunto (009) mengemukakan bahwa untuk mengetahui validitas suatu tes digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment, yaitu : (Arikunto, 009) r xy N XY X Y N X X N Y Y Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = skor tiap butir soal Y N = skor total tiap butir soal = jumlah siswa Nilai r xy yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal Nilai r xy Kriteria 0,80 < r xy 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r xy 0,80 Tinggi 0,40 < r xy 0,60 Cukup
Nilai r xy Kriteria 0,0 < r xy 0,40 Rendah 0,00 < r xy 0,0 Sangat Rendah (Arikunto, 009:75) b. Reliabilitas Tes Instrumen yang digunakan adalah tes essay sehingga perhitungan reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 009: 109). r 11 = ( n ) 1 δ i n 1 δ i Keterangan: r 11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Banyaknya butir pertanyaan atau soal δ i = Jumlah varian skor tiap-tiap item δ i = Varians total Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh digunakan Tabel 3.5 :
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,80 r 1,00 Sangat Tinggi 0,60 r 0,80 Tinggi 0,40 r 0,60 Cukup 0,0 r 0,40 Rendah 0,00 r 0,0 Sangat Rendah (Arikunto, 009:75) c. Daya Pembeda Tes Arikunto (009: 11) menyebutkan bahwa daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Selanjutnya, Arikunto (009: 13) mengemukakan bahwa daya pembeda butir soal ini dihitung dengan menggunakan perumusan: D B J A A B J B B P A P B Keterangan : D = daya pembeda butir soal J A = J B = B A = jumlah peserta kelompok atas jumlah peserta kelompok bawah jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B B = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = P B = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Nilai indeks diskriminasi data pembeda butir soal berkisar antara 0.00 1.00. Semakin tinggi indeks diskriminasi, maka semakin baik instrumen tersebut dapat membedakan siswa pandai dan siswa kurang pandai. Tabel 3.6 Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Negatif Kriteria Daya Pembeda Sangat buruk, harus dibuang 0,00 0,0 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,0 0,40 Sedang (satisfactory) 0,40 0,70 Baik (good) 0,70 1,00 Baik sekali (excellent) (Arikunto, 009 : 18) d. Tingkat Kesukaran Tes Arikunto (009: 09) menyebutkan bahwa untuk mencari tingkat kesukaran suatu instrumen dapat digunakan rumus berikut ini: B P JS
Keterangan : P = B = JS = Indeks Kesukaran Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Jumlah seluruh siswa peserta tes Nilai P yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan kriteria pada Tabel. Tabel 3.7 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P Kriteria 0,00 < P 0,30 Sukar 0,31 P 0,70 Sedang 0,71 P < 1,00 Mudah (Arikunto, 009: 10)
Tabel 3.8 Analisis Ujicoba Instrumen No. Validitas Daya Pembeda Taraf Kesukaran Item Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Keterangan 1 0.848 Sangat tinggi 64.9 Baik 67.86 Sedang Dipakai 0.674 Tinggi 57.14 Baik 57.14 Sedang Dipakai 3 0.783 Tinggi 64.9 Baik 60.71 Sedang Dipakai 4 0.658 Tinggi 4.86 Baik 71.43 Mudah Dipakai 5 0.605 Tinggi 50.00 Baik 60.71 Sedang Dipakai 6 0.688 Tinggi 4.86 Baik 71.43 Mudah Dipakai 7 0.49 Cukup 35.71 Sedang 75.00 Mudah Dipakai 8 0.536 Cukup 57.14 Baik 71.43 Mudah Dipakai 9 0.564 Cukup 57.14 Baik 64.9 Sedang Dipakai 10 0.73 Tinggi 64.9 Baik 46.43 Sedang Dipakai Dari perhitungan Reliabilitas instrumen yang diujicobakan, diperoleh nilai reliabilitas tes kemampuan memecahkan masalah adalah 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. e. Pengolahan Data Penelitian Data yang telah terjaring melalui instrume penelitian, selanjutnya diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Memberikan skor kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, sesuai dengan bobot jawaban seperti pada Tabel 3.9, kemudian dipersentasekan (dengan rumus pada butir b). Tabel 3.9 Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah No. Tahapan yang dilalui Skor 1. Identifikasi masalah : a. Tidak merumuskan masalah 0 b. Hanya merumuskan sebagian 1 masalah c. Merumuskan masalah secara lengkap. Mengumpulkan dan menganalisis data : a. Tidak ada data yang dikumpulkan b. Hanya mengumpulkan sebagian data c. Semua data dikumpulkan 3. Memberikan solusi a. Jika tidak ada alternatif yang dibuat oleh siswa. b. Siswa tidak lengkap dalam membuat alternatif. c. Siswa membuat alternatif secara lengkap. 4. Merancangan solusi a. Jika tidak ada solusi yang dibuat oleh siswa. b. Siswa tidak lengkap dalam membuat solusi. c. Siswa membuat solusi secara lengkap. 5. Evaluasi pemecahan masalah a. Tidak melakukan evaluasi b. Evaluasi dilakukan sebagian c. Evaluasi dilakukan secara lengkap 0 1 0 1 0 1 0 1 Barbara dan Rubba (Mashudi, 005:51)
) Menentukan rata-rata kemampuan awal siswa (pretest). (Arikunto, 005:36): pretest = skor siswa pretest seluruh siswa Menentukan rata-rata kemampuan akhir siswa (posttest) posttest = skor siswa posttest seluruh siswa 3) Menentukan persentase tiap tahap indikator pemecahan masalah %Tiap tahapan = skor yang di dapat skor total yang diharapkan x 100% Untuk menilai tingkat kemampuan siswa dalam melakukan tahap-tahap pemecahan masalah dilakukan kategorisasi oleh Syah (1999:153), seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.10 Tabel 3.10 Kategori Tingkat Kemampuan memecahkan Masalah Skor Keterangan 81% - 100% Sangat tinggi 61% - 80% Tinggi 41% - 60% Sedang 1% - 40% Rendah 0% - 0% Sangat rendah 4) Menentukan indeks gain dengan klasifikasi berdasarkan Hake (Meltzer,00) dapat dilihat pada Tabel 3.11, yaitu :
Tabel 3.11 Kriteria Indeks Gain (Ig) Nilai Klasifikasi g >0,7 Tinggi 0,7 > g > 0,3 Sedang g < 0,3 rendah Dengan rumus : Ig = Posttest Pretest Skormax Pretest 5) Melakukan uji prasyarat yaitu dengan melakukan uji normalitas terhadap pretest dan posttest dan gain melalui uji Chi kuadrat (χ) untuk n > 30. Dengan langkah langkah sebagai berikut : a) Menentukan rentang (r)=n max n min (nilai data terkecil dikurangi nilai data terbesar). b) Menentukan banyak kelas interval (i) = 1 + 3,3 log n (n=banyak data) c) Menentukan panjang kelas (p) = r/banyak kelas d) Mencari standar deviasi dan rata-rata SD n fx fx n( n 1) e) Menentukan batas kelas interval f) Mencari nilai z z BK K SD g) Mencari luas daerah interval h) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei = n x i) i) Menentukan frekuensi yang diperoleh j) Menghitung Chi kuadrat (χ), dengan rumus :
χ = ( 0i Ei) Ei k) Menentukan χ l) Jika pada perhitungan uji normalitas didapatkan data yang normal, maka perhitungan dilanjutkan dengan uji hipotesis, apabila hasil perhitungan didapat data yang tidak normal, maka dilakukan cara perhitungan statistik non parametrik. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis data melalui uji Z score dengan rumus : Z = X -µhip SD / n m) Menentukan daerah penerimaan hipotesis pada taraf α = 0,05 dengan Z daftar adalah ± 1,96. Daerah penerimaan H 0 berada diantara -1,96 hingga +1,96 sedangkan daerah penerimaan H 1 berada diluar -1,96 hingga + 1,96. 6) Uji homogenitas Dalam penelitian ini, untuk menentukan homogenitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini : a) Menentukan varians dari dua sampel yang akan diuji homogenitasnya b) Menghitung nilai F dengan menggunkan rumus : s b s k F dengan : s b = Varians yang lebih besar s k = Varians yang lebih kecil
c) Menentukan nilai F dari tabel distribusi frekuensi dengan derajat kebebasan (dk) = n 1 d) Membandingkan nilai f hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel F hitung < F tabel, artinya sampel homogen F hitung > F tabel, artinya sampel tidak homogen 7) Uji Hipotesis Apabila data gain skor berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t. Uji t yang digunakan adalah uji t satu perlakuan yaitu untuk menguji apakan data yang diperoleh mempunyai perbedaan yang signifikan atau tidak. Untuk uji statistik parametrik digunakan uji t dengan mencari harga t hitung dari selisih antara skor pretest dan postest (gain) yang menggunakan rumus : t M d X d N N 1 (Suharsimi Akunto, 006 : 306) dengan M d yaitu Mean dari selisish skor pretest dan posttest (gain), N yaitu skor Jumlah siswa, d yaitu gain (selisih skor pretest dan posttest).
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua ekor. Jika -t tabel < t hitung < t tabel maka dismpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan mean yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Adapun cara untuk mengkonsultasikan t hitung dengan t tabel adalah : Menentukan derajat kebebasan = N 1. Melihat tabel distribusi t untuk tes dua ekor pada taraf signifikansi tertentu, misalnya pada taraf 0,05 atau interval kepercayaan 95%. Bila pada yang diinginkan tidak ada maka digunakan interpolasi. Bila -t tabel < t hitung < t tabel maka disimpulkan H o diterima. Dengan kata lain kriteria yang digunakan adalah : Terima Ho, jika -t tabel < t hitung < t tabel dan tolak Ho jika t mempunyai harga-harga lain. Bila kesimpulan yang diperoleh menghasilkan Ho ditolak, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. 8) Menganalisis angket siswa yang dilakukan dengan mempersentasekan jawaban seluruh siswa pada pertanyaan yang diberikan berdasarkan Koentjaraningrat (Ginanjar, 008). % Butir Angket = jumlah siswa yang menjawab x 100% jumlah seluruh siswa
Tabel 3.1 kategori persentase berdasarkan Koentjaraningrat Persentase Kategorisasi 0% Tidak satu pun 1% - 30% Sebagian kecil 31% - 49% Hampir setengahnya 50% Setengahnya 51% - 80% Sebagian besar 81% - 99% Hampir seluruhnya 100% Seluruhnya f. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan a. Menganalisis materi, merumuskan masalah, dan tujuan penelitian. b. Melakukan studi kepustakaan. c. Penyusunan proposal penelitian. d. Melakukan perbaikan atau revisi proposal penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing. e. Pelaksanaan seminar proposal penelitian. f. Membuat instrumen penelitian berupa soal pretest dan posttest g. Konsultasi instrumen penelitian kepada pembimbing. h. Revisi instrumen penelitian. i. Mengurus surat perizinan penelitian. j. Uji coba instrumen. k. Analisis instrumen hasil uji coba.
. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan ini meliputi : a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. b. Memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal mereka. c. Melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan skenario pembelajaran yang ada. d. Memberikan posttest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Soal yang diberikan sama dengan soal saat pretest. 3. Tahap Akhir Tahap akhir ini meliputi : a. Mengolah data penelitian b. Menganalisis dan membahas data penelitian c. Menarik kesimpulan
g. Alur Penelitian Telaah Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMP Studi Pendahuluan ke sekolah yang akan dijadikan Lokasi Penelitian Perumusan Masalah Studi pustaka tentang metodel pembelajaran Project based Learning dan Telaah kurikulum Biologi SMP kelas VII Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Pembuatan Instrumen Tes Judgment Instrumen Tes Revisi Instrumen Tes Uji Coba Instrumen tes Melaksanakan Pretest Pengolahan Data Memberi Perlakuan dengan Menerapkan Metode pembelajaran Project Based Learning Pemberian Angket Melaksanakan Posttest Pengolahan Data Analisis Data dan Hasil temuan Penelitian Kesimpulan Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian