BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1991: 3 dalam Sobariah, 2008: 2). Hal ini bisa disebabkan oleh kekeliruan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Raya Antapani, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar. Berdasarkan penelitian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan perekonomian global dan teknologi dewasa ini yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Devi Lamria Hasibuan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulisan merupakan hasil karya yang bertujuan untuk menyampaikan ide dan informasi, serta mengekspresikan perasaan penulisnya sehingga pembacanya dapat merasakan ekspresi penulis dalam tulisannya. Suparno dan Yunus (2006, hlm. 1.27) mengungkapkan bahwa selain sekadar menuangkan ide dan pikirannya, penulis harus memiliki kemampuan mekanik dalam menulis, antara lain penggunaan ejaan, pemilihan kata, serta koherensi antarkalimat dan paragraf. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka kegiatan menulis memerlukan perhatian khusus. Alwasilah (2012, hlm. 171) mengungkapkan bahwa tingkat literasi siswa Indonesia masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) siswa masih terkungkung oleh pemikiran bahwa menulis itu membosankan, (2) pembelajaran menulis yang dilakukan di kelas tidak menarik perhatian siswa. Sebagaimana hasil penelitian Rankin (dalam Cahyani 2002, hlm. 84) terhadap keterampilan berbahasa memperlihatkan perbandingan yang cukup signifikan, yaitu keterampilan menyimak 45%, berbicara 30%, membaca 16% dan menulis 9%. Setiadi dalam (Alwasilah 2012, hlm. 172) mengungkapkan bahwa guru sangat bergantung pada buku paket untuk materi dan metodologi pembelajarannya. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di kelas termasuk pembelajaran menulis masih monoton. Idealnya, pembelajaran menulis terdiri atas pembelajaran teori menulis dan latihan menulis yang berkesinambungan. Menurut Slamet (2007, hlm. 103) narasi adalah ragam wacana yang menceritakan suatu peristiwa secara runtut. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya sebuah peristiwa. Menulis narasi atau biasa disebut siswa sebagai mengarang merupakan salah satu materi menulis yang tidak diminati siswa karena siswa merasa sulit

2 menemukan ide dan merasa menulis itu membosankan sehingga siswa malas untuk belajar dan berlatih menulis narasi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Jannah (2012) yang melaporkan bahwa siswa merasa jenuh dengan pembelajaran menulis narasi karena metode yang dilakukan di kelas hanya metode ceramah tanpa didukung media yang bisa menunjang kreativitas dan imajinasi siswa dalam menulis narasi. Sementara itu, Kurniawan (2012, hlm. 30) mengatakan bahwa kesulitan siswa dalam menulis antara lain (1) sulit menentukan tema, (2) sulit menyusun kalimat, (3) malu, dan (4) sulit menentukan judul. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan terhadap pembelajaran di kelas 7-9 pada tanggal 20 Januari 2015, penulis menemukan bahwa pembelajaran menulis di SMPN 10 Bekasi selama ini dilakukan secara konvensional. Dengan pembelajaran seperti itu, siswa merasa kesulitan menemukan ide untuk tulisannya sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan tulisan narasinya di dalam kelas dan harus diselesaikan di rumah. Siswa mengungkapkan bahwa mereka pernah belajar dengan menggunakan media, namun bukan pada pembelajaran menulis. Isu lain dalam pembelajaran menulis di kelas 7-9 SMPN 10 Bekasi adalah hampir semua siswa mengaku belum pernah menulis narasi. Keterampilan menulis khususnya menulis narasi penting bagi siswa karena dengan menulis narasi siswa dapat membagi pengalamannya pada orang lain, memberi informasi bagi orang lain, sebagai sarana untuk meluapkan perasaan atau curhat, serta dapat menghasilkan uang. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kendala siswa dalam kegiatan menulis adalah pembelajaran yang kurang menarik dan memotivasi siswa, serta tidak ada penggunaan media yang efektif di kelas. Menurut Ibrahim dan Nana (2013, hlm. 113) berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Penggunaan media di kelas juga bisa menjadi salah satu daya tarik bagi siswa. Oleh karena itu, sebagai alternatif pemecahan masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan melakukan eksperimen penggunaan media tayangan iklan komersial di televisi dalam pembelajaran menulis narasi.

3 Media tayangan iklan komersial termasuk jenis media audiovisual. Iklan merupakan pesan yang menawarkan sebuah produk kepada khalayak lewat suatu media yang bertujuan mendekati masyarakat. Bungin (2001, hlm. 39) menyatakan bahwa iklan televisi adalah media pemilik produk yang diciptakan oleh biro iklan, kemudian disiarkan televisi dengan berbagai tujuan, di antaranya sebagai informasi produk dan mendorong penjualan. Sementara Kotler (2002, hlm. 56) mendefinisikan periklanan periklanan sebagai bentuk promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan televisi mampu menyuguhkan tontonan yang berkesan karena iklan televisi dibuat sedemikian rupa untuk menarik perhatian penontonnya. Selain karena persaingan dengan kompetitor, durasi iklan televisi yang tidak begitu lama karena biaya penayangannya yang tidak murah membuat kreator di balik iklan tersebut berusaha untuk memberikan kesan bagi penontonnya. Iklan komersial di televisi sangat banyak dan beragam. Beberapa di antaranya menyampaikan pesannya melalui cerita pendek yang menarik dan inspiratif. Karena perkembangan teknologi informatika, rekaman iklan-iklan yang tayang di Indonesia maupun mancanegara mudah sekali diakses dan ditonton melalui media lain selain televisi. Dalam penelitian ini iklan yang digunakan ada dua yaitu pada saat pemberian perlakuan dan pada saat tes akhir. Iklan yang ditayangkan pada saat pemberian perlakuan adalah iklan komersial produk biskuit yang menceritakan kegigihan seorang anak dalam melatih kemampuan berlarinya yang dibimbing oleh sang ibu. Alasan iklan ini dipilih antara lain, 1) iklan ini sesuai dengan siswa kelas 7, 2) iklan ini memenuhi unsur narasi yaitu tema, alur, latar, amanat, 3) cerita dalam iklan ini menarik sekaligus inspiratif bagi siswa kelas 7. Sementara itu, iklan yang digunakan dalam tes akhir adalah sebuah iklan asuransi yang menceritakan hubungan antara seorang anak dengan ayahnya yang merupakan seorang difabel (tunarungu). Iklan ini dipilih dengan pertimbangan yang sama dengan pemilihan iklan sebelumnya. Rekaman tayangan iklan televisi yang ditonton siswa diharapkan dapat membantu siswa untuk menulis sebuah tulisan narasi sehingga dapat membantu permasalahan siswa dan mengatasi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis di kelas.

4 Adapun penelitian mengenai media dan karangan narasi sudah dilakukan sebelumnya oleh Mimin Min Raudhotul Jannah (2012) dengan judul Efektivitas Penggunaan Media Tayangan Televisi Cita-Citaku Trans 7 dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui terdapat peningkatan nilai rata-rata siswa dari prates dan pascates yaitu 69,38 menjadi 77,01. Penelitian lainnya dilakukan oleh Shyntia Widia Rahayu (2011) dengan judul Penggunaan Media Karikatur pada Media Massa dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi. Pada tes awal, nilai rata-rata siswa di kelas eksperimen adalah 53,10 kemudian mengalami peningkatan pada tes akhir setelah perlakuan menjadi sebesar 64,9. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan melakukan eksperimen penggunaan media tayangan iklan di televisi dalam pembelajaran menulis narasi. Oleh karena itu, penulis memilih judul Penggunaan Media Tayangan Iklan Komersial pada Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 10 Bekasi). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Penggunaan media masih jarang dilakukan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis. 2. Siswa masih memiliki hambatan dalam mencari ide atau gagasan untuk menulis karangan narasi di kelas. 3. Motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran menulis sangat rendah, khususnya pembelajaran menulis karangan narasi karena dianggap tidak menarik.

5 C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada aspek menulis karangan narasi sugestif. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan komersial produk biskuit yang mengangkat tema kegigihan anak dalam berlatih dengan ibunya dan iklan produk asuransi yang mengangkat tema hubungan seorang anak dan ayahnya. Iklan ini dipilih karena iklan ini cocok untuk siswa SMP, iklan ini memenuhi unsur narasi, serta cerita dalam iklan ini menarik dan inspiratif bagi siswa. Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan media tayangan iklan di televisi pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bekasi tahun ajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bekasi sebelum digunakannya media iklan komersial? 2. Bagaimana kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bekasi setelah digunakannya media iklan komersial? 3. Adakah pengaruh yang signifikan antara hasil menulis karangan narasi sebelum dan sesudah penggunaan media iklan komersial? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut. 1. kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bekasi sebelum penggunaan mediatayangan iklan komersial; 2. kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bekasi setelah penggunaan media tayangan iklan komersial;

6 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis.adapun uraiannya adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis narasi dan memperkaya pengetahuan mengenai penggunaan media untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis narasi. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain sebagai berikut. a. Bagi peneliti, sebagai calon pendidik yang akan berkecimpung di dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan penggunaan media dalam pembelajaran. b. Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan wawasan baru dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media tayangan iklan televisi. Selain itu, dapat menambah referensi media pembelajaran dalam menulis karangan narasi sugestif. c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang dialami dalam menulis karangan narasi dan menambah motivasi siswa dalam pembelajaran menulis. G. Definisi Operasional Definisi operasioanal penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Media tayangan iklan komersial adalah iklan yang ditayangkan sebagai media pembelajaran menulis narasi. Iklan komersial adalah media yang digunakan oleh produsen produk dan jasa untuk menarik dan membujuk konsumen agar mau membeli dan menggunakan produk atau jasanya. Media iklan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran harus sesuai

7 dengan karakter siswa, memenuhi syarat dan unsur dari kompetensi pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta dapat membantu memecahkan masalah siswa dalam pembelajaran. Media tayangan iklan termasuk jenis media audiovisual. Media audiovisual adalah media yang memanfaatkan indera penglihatan dan pendengaran secara bersamaan yang digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perhatian, dan motivasi siswa dalam menulis. 2. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan rangkaian suatu peristiwa dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan penulisnya.