Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

Hj. Zaenab Guru SMKN 1 Pallangga, kab. Gowa. Abstrak

Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1,2. Universitas Negeri Papua Abstract

Edu Elektrika Journal

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

THE APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY INSTANT ASSESSMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL BERTUKAR PASANGAN DI SDN 02 ULAK KARANG SELATAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada Materi Pertidaksamaan Di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung Anisa Fatmawati

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA MATA PELAJARAN FISIKA

IMPROVEMENT OF THE COGNITIVE SCIENCE LEARNING PHYSICS STUDENTS WITH JOYFUL LEARNING IN CLASS VII SMPN 3 XIII KOTO KAMPAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

ABSTRACT. PBI s model subject material of rigid body balance on class XI Science of Senior

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Muh. Yunus Dosen Kimia FMIPA UNM Makassar

HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI USAHA DAN ENERGI DI KELAS XI SMA N 1 UKUI

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI KOGNITIF IPA MELALUI MODEL LEARNING CYCLE KELAS V SDN PODOSOKO

Oleh ABSTRAK. Kata kunci : Self Regulated Learning (SRL), hasil belajar, respon siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN T.P.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

Firdaus Daud dan Muhammad Mifta Fausan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar

Merisa Indah Fitriani, Zuhdi Ma aruf, Fakhruddin Z HP: ,

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAMBANG

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

Oleh: Abstrak. Kata kunci: Belajar Bermakna, Advance Organizer, Hasil Belajar, Respon Siswa.

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

La Sahara Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Halu Oleo Kendari, Indonesia

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENGARUH MODEL INTERACTIVE CONCEPTUAL INTRUCTION (ICI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Uswatun Hasana, R. Usman Rery, Islamias

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: RAHMA DONA NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION) PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOMETRI CONTEXTUAL APPROACH TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING GEOMETRY

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Zaenab SMK Negeri 1 Pallangga Gowa

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SEMESTER GANJIL SMAN 1 KALIREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Transkripsi:

67 Efektivitas Model Pembelajaran Novick dalam Pembelajaran Kimia Kelas XII IA 2 SMAN 1 Donri-Donri (Studi pada Materi Pokok Gugus fungsi) The Effectiveness of Novick Learning Model in Learning Chemistry at Class XII IA 2 of SMAN 1 Donri-Donri (Studies on Functional Group Subject Matter) Najmawati Sulaiman Jurusan Kimia FMIPA UNM najmabungsu@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui besarnya efektivitas model pembelajaran Novick dalam pembelajaran kimia kelas XII IA 2 SMA Negeri 1 Donri-Donri. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XII IA 2 SMA Negeri 1 Donri-Donri tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar siswa, lembar observasi aktivitas siswa dan angket motivasi siswa kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa nilai rata-rata seluruh siswa sebesar 77.00, persentase ketuntasan kelas sebesar 86% dan persentase ketuntasan indikator sebesar 65.52%, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Novick cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran kimia kelas XII IA 2 SMA Negeri I Donri-Donri pada materi pokok gugus fungsi. Kata kunci: Efektivitas, Model Pembelajaran Novick, Hasil Belajar Siswa ABSTRACT This reseach is descriptive research that aims to description of the effectiveness of Novick Learning Model in Learning Chemistry at class XII IA 2 grade students in SMA Negeri 1 Donri-Donri. The subject are class XII IA 2 in SMA Negeri 1 Donri-Donri, 2012-2013 academic year which consist of 29 students. Data is obtained from student outcome test, observation sheet of student activity, and questionnaire of student motivation and the was analysed by desriptive statistic. Descriptive analisys result show that the mean value of students is 77.00, persentage of class completeness is 86% and persentage of indicator completeness about 65.52%, so it can be concluded that Novick instructional Model positive was enough effective to be implemented in learning chemistry at class XII IA 2 SMA Negeri 1 Donri- Donri at functional group as a subject matter. Keywords: Effectiveness, Novick Learning Model, Student s Outcome PENDAHULUAN Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang mempunyai banyak konsep dasar yang perlu dipahami oleh setiap siswa SMA dalam proses pembelajaran. Apalagi kemampuan berpikir setiap siswa berbeda-beda, sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep pun berbeda pula, ada yang cepat atau lambat dalam

68 memahami konsep dan ada juga yang tidak dapat memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar di kelas, tetapi juga sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa dalam proses pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dan motivator, semestinya mengarahkan dan mendorong siswa untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan yang didapatkannya dan mencoba untuk menemukan berbagai jawaban dari permasalahan yang ditemuinya, sehingga kemampuan dan keterampilan siswa dalam berpikir dapat berkembang secara optimal. Keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat terlihat ketika guru dapat menjembatani perbedaaan penerimaan siswa dalam memahami konsep-konsep dasar kimia, sehingga guru dituntut untuk selalu berpikir kreatif, kritis, inovatif dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru yang berhasil hendaknya berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran, tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dapat menentukan keefektifan suatu pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Harjanto (2003:195) mengemukakan bahwa keefektifan hasil belajar dapat dilihat dari beberapa jumlah siswa yang berhasil mencapai seluruh tujuan belajar dalam waktu yang telah ditentukan kemudian spesifikasi jumlah tersebut dinyatakan dalam persen. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka pembelajaran perlu dirancang secara sistematik, sehingga guru dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik para siswa. Hal ini diperkuat oleh Sudjana (2005:59) yang menyatakan bahwa keefektifan berkenaan dengan jalan, upaya, teknik atau strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada pelaksanaan PPL (Program Pengalaman Lapangan) pada bulan Juli tahun 2012 di SMAN 1 Donri-Donri terhadap proses dan hasil belajar kimia pada kelas XII IA yang terdiri dari tiga kelas yakni kelas XII IA 1, IA 2, dan IA 3 menyatakan bahwa standar ketuntasan untuk pelajaran kimia adalah 70. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru kimia SMAN 1 Donri-Donri ditemukan bahwa hasil belajar siswa kelas XII IA 2 tergolong rendah, yakni sekitar 40% dari 30 orang siswa yang cenderung remedial setiap selesai ulangan harian maupun mid semester. Jika dibandingkan dengan kelas XII IA 1 dan IA 3, maka kelas XII IA 2 memiliki daya serap yang rendah terhadap materi pelajaran kimia, sehingga peneliti memilih kelas XII IA 2 sebagai subjek dalam penelitian ini. Model pembelajaran yang umumnya diterapkan oleh guru kimia di SMA Negeri 1 Donri-donri adalah model pembelajaran konvensional. Pada model pembelajaran ini, guru bertindak sebagai teacher centered, guru berperan aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa berperan sebagai penerima materi dan cenderung pasif di kelas, siswa hanya mendengar, mencatat, menghafal, dan bahkan lebih banyak diam saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, guru kurang memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa merasa bosan, kurang peduli, dan tidak bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran. Dampak dari kondisi tersebut adalah pada keaktifan dan pemahaman siswa dalam belajar

69 kurang terlatih dan tidak berkembang, sehingga setelah siswa mengikuti ujian kebanyakan siswa memperoleh skor atau nilai rendah yang kemudian hasil belajar siswa pun rendah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka diperlukan penerapan model pembelajaran yang bersifat konstruktivistik guna memberi kebermaknaan dalam proses belajar sehingga siswa lebih mudah memahami pelajaran kimia. Salah satu model pembelajaran konstruktivistik yang bermakna dan dapat memahamkan siswa terhadap konsep kimia adalah model pembelajaran Novick. Model pembelajaran Novick adalah model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Novick (1982) mengusulkan tiga fase pembelajaran yakni exposing alternative framework (mengungkap konsepsi awal siswa), creating conceptual conflict (menciptakan konflik konseptual) dan encouraging cognitive accommodation (mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif). Pada fase pertama, guru dapat mengungkap konsepsi awal siswa dengan menyajikan suatu fenomena kemudian siswa diminta untuk meramalkan fenomena yang diberikan oleh guru, konsepsi awal siswa bisa sesuai atau tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah, untuk itulah pada fase kedua, guru menciptakan konflik konseptual untuk mengarahkan siswa secara perlahan menuju ke arah ilmiah. Dengan demikian, menciptakan konflik konseptual menjadikan siswa merasa tidak puas terhadap kenyataan yang dihadapinya sehingga pada fase ketiga, guru dapat mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif. Keunggulan model pembelajaran Novick adalah proses penyimpanan memori pengetahuan yang diperoleh siswa berlangsung lebih lama dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa menjadi berpikir ilmiah. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini juga menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Minto (2008) menyatakan bahwa penerapan model konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar. Selain itu, Komala (2008) juga menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Novick dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa SMKN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya efektivitas model pembelajaran Novick dalam pembelajaran kimia di kelas XII IA 2 SMA Negeri I Donri-Donri pada materi pokok Gugus Fungsi. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan variabel tunggal yaitu efektivitas model pembelajaran Novick pada materi pokok gugus fungsi. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas XII IA 2 SMA Negeri 1 Donri-Donri, Desa Lalabatariaja, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng yang berjumlah 29 siswa pada Semester Genap, Tahun Ajaran 2013/2014. B. Prosedur penelitian Prosedur penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap persiapan, Pada tahap persiapan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Peneliti bekerjasama dengan guru mata pelajaran kimia kelas XII

70 beserta dosen pembimbing dalam melakukan konsultasi mengenai rencana teknis penelitian. b. Membuat RPP untuk materi gugus fungsi dengan menggunakan model pembelajaran Novick. c. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar, observasi melalui lembar observasi dan catatan lapangan serta angket motivasi siswa untuk mengamati kondisi pembelajaran atau keadaan siswa di kelas selama pelaksanaan Model Pembelajaran Novick. d. Melakukan validasi ahli terhadap instrumen tes hasil belajar. 2. Tahap pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, dengan rincian dua kali proses pembelajaran, dan satu kali tes hasil belajar kimia. Adapun sintaks pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Novick pada materi gugus fungsi seperti pada (Najmawati Sulaiman, 2013). 3. Tahap evaluasi Pada tahap evaluasi, guru memberikan tes evaluasi kepada siswa dalam bentuk tes objektif berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 item dan tes subjektif berupa soal esai sebanyak 5 item pada akhir pembelajaran setelah penerapan model pembelajaran Novick dalam proses pembelajaran kimia untuk mengukur tingkat pencapaian ketuntasan kelas dan ketuntasan indikator dari setiap siswa. 4. Pengumpulan dan analisis data Data dikumpulkan dari instrumen penelitian yang digunakan yaitu, tes hasil belajar siswa pada materi gugus fungsi, lembar observasi aktivitas siswa dan angket motivasi belajar siswa terhadap model pembelajaran Novick. Untuk mengetahui besarnya efektivitas model pembelajaran Novick dalam pembelajaran kimia maka dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata seluruh siswa di kelas XII IA 2, menghitung tuntas perorangan, tuntas kelas dan tuntas indikator. Untuk melengkapi pembahasan penelitian secara deskriptif digunakan hasil observasi dan angket siswa sebagai pendukung dari pemaparan secara naratif. HASIL PENELITIAN Hasil analisis deskriptif terhadap nilai tes hasil belajar siswa di kelas XII IA 2 SMA Negeri 1 Donri-Donri pada materi gugus fungsi dengan menggunakan model pembelajaran Novick selama proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1. Jika hasil belajar siswa dikelompokkan berdasarkan kriteria nilai ketuntasan hasil belajar siswa dalam bidang studi kimia di SMA Negeri 1 Donri-Donri, maka diperoleh distribusi tingkat tuntas perorangan seperti pada Tabel 2. Tabel 1. Deskripsi hasil belajar siswa Statistik Nilai Jumlah siswa 29 Nilai maksimum (Ideal) 100 Nilai tertinggi 95 Nilai terendah 59 Nilai rata-rata 77 Standar Deviasi 8 Tabel 2. Deskripsi Ketuntasan dan Persentase Hasil Belajar Siswa Kategori F % Tidak tuntas < 70 4 13.79 Tuntas 70 25 86.21 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang mengikuti tes hasil belajar pada materi pokok gugus fungsi terdapat 25 siswa (86.21%) siswa

71 yang tuntas dan 4 siswa (13.79%) berada pada kategori tidak tuntas. Data persentase ketuntasan pencapaian indikator berdasarkan hasil belajar siswa yang ditinjau dari pencapaian tiap indikator pada materi gugus fungsi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Persentase Ketuntasan Pencapaian tiap Indikator Indikator (%) Kriteria Mengidentifikasi gugus fungsi senyawa karbon. 86.21 Tuntas Menuliskan nama senyawa karbon Tidak 31.03 berdasarkan gugus Tuntas fungsinya. Menuliskan struktur senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya. 79.31 Tuntas Berdasarkan Tabel 3, maka persentase besarnya efektivitas model pembelajaran Novick dalam pembelajaran kimia ditinjau dari tuntas indikator pada materi gugus fungsi di kelas XII IA 2 SMA Negeri 1 Donri- Donri sebesar 65.52% PEMBAHASAN Berdasarkan Tabel 2 dapat dikatakan bahwa kelas XII IA 2 telah memenuhi kriteria ketuntasan kelas, sehingga kelas tersebut dianggap tuntas dalam menyerap dan memahami materi gugus fungsi dalam pembelajaran kimia melalui penerapan model pembelajaran Novick. Hal ini dapat terjadi karena dalam model pembelajaran Novick ini menggunakan strategi konflik kognitif yang melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki sehingga dapat memahami konsep materi dengan tepat. Selain itu, metode diskusi yang digunakan dalam model pembelajaran ini menjadikan siswa aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi belajar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan materi pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar karena mendapat pengetahuan baru dan pengalaman belajar yang kemudian dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pelaksanaan model pembelajaran Novick, diawali dengan membagi siswa menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 5 atau 6 siswa yang sifatnya heterogen, artinya bahwa setiap kelompok terdiri atas siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan pertimbangan seperti ini menyebabkan dalam satu kelompok terjadi transformasi atau proses saling mengisi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Proses selanjutnya guru membantu siswa mendeskripsikan ideidenya dan mengajukan pertanyaan kompleks dan propokatif untuk mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan memberikan contoh-contoh tandingan. Pemberian contoh-contoh tandingan memicu terjadinya akomodasi kognitif pada diri siswa sehingga siswa dapat memahami konsep dengan benar dan lebih termotivasi untuk belajar sehingga nilai siswa setelah mengikuti tes hasil belajar siswa lebih maksimal. Pada materi gugus fungsi terdapat tiga indikator yang diajarkan kepada siswa di kelas XII IA 2 yaitu indikator 1 (mengidentifikasi gugus fungsi senyawa karbon), indikator 2 (menuliskan nama senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya) dan indikator 3 (menuliskan struktur

72 senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya) dengan persentase ketuntasan indikator berdasarkan Tabel 3 di atas untuk setiap indikator secara berurutan yakni 86.21%, 31.03% dan 79.31%, sehingga terdapat dua indikator yang dikategorikan tuntas dan satu indikator yang dikategorikan tidak tuntas yakni indikator 2 (menuliskan nama senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya). Indikator yang dikategorikan tuntas tersebut apabila ketuntasan materi berkisar 75% yang merupakan standar yang telah ditetapkan. Beberapa aktivitas yang diobservasi selama proses pembelajaran Novick baik dalam bertanya, menjawab soal yang diberikan maupun dalam kerjasama kelompok, memperlihatkan bahwa rata-rata persentase siswa pada pertemuan I termasuk dalam kategori cukup termotivasi (53%), sedang ratarata persentase pada pertemuan II terdapat pada kategori cukup termotivasi (67%). Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran Novick pada materi gugus fungsi, siswa cukup termotivasi untuk belajar kimia, sehingga siswa dapat memperoleh nilai hasil belajar yang baik. Data mengenai motivasi belajar siswa juga diperoleh dari hasil analisis angket. Berdasarkan analisis angket, 86% siswa menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Novick membuatnya termotivasi dan aktif dalam belajar kimia dan 89% siswa juga menyatakan bahwa model pembelajaran Novick perlu diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Novick dalam pembelajaran Kimia pada materi pokok gugus fungsi di kelas XII IA 2 SMA Negeri 1 Donri-Donri dikategorikan cukup efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran kimia. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran Novick pada siswa kelas XII IA 2 SMA Negeri 1 Donri-Donri pada materi pokok Gugus Fungsi diperoleh efektivitas pembelajaran ditinjau dari ketuntasan kelas sebesar 86% dan ditinjau dari ketuntasan indikator sebesar 65.52%. SARAN Saran-saran yang dikemukakan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah (1) Kepada para guru kimia untuk mempertimbangkan dan menganalisis penyebab-penyebab rendahnya pencapaian indikator 2 pada materi gugus fungsi kemudian melanjutkan penelitian ini dengan melakukan perbaikan demi penyempurnaan hasil yang diharapkan. (2) Kepada calon peneliti selanjutnya hendaknya mempertimbangkan nilai KKM untuk bidang studi masingmasing, kondisi guru dan siswa di sekolah yang dijadikan tempat penelitian sebelum menerapkan model pembelajaran Novick dalam pembelajaran Kimia agar hasil yang diperoleh dapat lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Dahar. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

73 Komala, Ratih. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Novick sebagai Upaya untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMKN. Skipsi Pendidikan Fisika UPI Bandung: tidak diterbitkan. Minto, Twi. 2008. Penerapan Model Konstruktivisme dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Skipsi Pendidikan Fisika UPI Bandung: tidak diterbitkan. Natsir, Muhammad. 1997. Strategi Penggunaan Model Pembelajaran Novick untuk Meningkatkan Keaktifan dan Pemahaman Siswa tentang Listrik dalam Pembelajaran IPA di SD. Tesis Pendidikan IPA SD UPI. Bandung: PPS UPI. (online). http://digilib.upi.edu/digitalview.ph p?digital_id=648. Novick, Shimshon., & Nussbaum, Joseph. 1982. Alternative Frameworks, Conceptual Conflict and Accommodation: toward a Principled Teaching Strategy. Jurnal Intructional Science, 11, issu 3, 183-200. Elsevier Scientific Publlishing Company, Amsterdam. (online). http://link.springer.com/article/10.1 07/BF00414279. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: penerbit PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: penerbit CV Alfabeta. Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: penerbit PT Remaja Rosdakarya.