PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Gambar Lampu kepala

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut: Tabel 3.1Spesifikasi Lampu

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

BAB III PERANCANGAN DAN PERAKITAN ALAT

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB III PERANCANGAN ALAT

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

S I L A B U S. KODE : TE 302 JUMLAH SKS : 2 SEMESTER : 3 PROGRAM STUDI / PROGRAM : Teknik Elektro / D-3 PRA SYARAT : : Chris Timotius, Ir.

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) yang memiliki karakteristik lebih

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar Konstruksi Kontaktor Magnit Merk HKE HRM1-5-DC12V

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO..

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB III LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Catu daya DC (power supply) merupakan suatu rangkaian elektronik yang. energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik.

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERANCANGAN PEMBUATAN ALAT SENSOR SINYAL BUNYI POLISI TIDUR

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

USER MANUAL LAMPU TAMAN OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. i. HALAMAN LEMBAR PERSOALAN... ii. HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN. iv. HALAMAN MOTTO..

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

MAX GUARD.

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan media pembelajaran. kelistrikan sepeda motor Honda Kharisma sebagai berikut :

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

KUNCI OTOMATIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN UNTUK SEPEDA STATIS TUGAS AKHIR. Diajukan oleh: MUHAMMAD D

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

BAB III KONSEP RANCANGAN

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

ROBOT LINE FOLLOWER (LINE TRACKING ROBOT)

BAB III METODE PELAKSANAAN. stater sepeda motor Yamaha Mio di kampus Universitas Muhammadiyah. 15 Februari 2016 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2016.

CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING PADA LAMPU TANDA BELOK (LAMPU SEIN) PADA ENGINE STAND TOYOTA KIJANG 5K

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB IV PROSES PERANCANGAN SISTEM KONTROL MOTOR LISTRIK DENGAN SAKLAR CAHAYA ( LDR )

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tegnologi dibidang industri otomotif sepeda motor.

USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI

BAB III METODOLOGI. rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek output sensor yang berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

USER MANUAL LEGO LINE FOLLOWING MATA DIKLAT : SISTEM OTOMASI DAN PENGENDALIAN ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SIMULASI LAMPU PENERANGAN LORONG KAMAR HOTEL MENGGUNAKAN SENSOR PID (Passive Infrared Detector)

Transkripsi:

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KESALAHAN PADA PEMASANGAN TERMINAL BATERAI KENDARAAN Saparudin, Sukma Firdaus, Marlia Adriana Jurusan Mesin Otomotif Politeknik Negeri Tanah Laut Email : Syafar.dea@gmail.com ABSTRAK Dunia otomotif berkembang sangat cepat, contohnya pada sistem pengapian kendaraan, mulai dari penggunaan platina, Capacitive Discharge Ignition (CDI), dan sekarang Electronic Control Unit (ECU) yang memerlukan sistem kelistrikan. Sumber listrik utama pada kendaraan adalah baterai yang menyuplai arus searah. Hasil putaran mesin di ubah oleh dinamo isi menjadi energi listrik, salah satu fungsinya untuk mengaktifkan material pada komponen baterai yang tidak bisa terus menerus aktif menyuplai daya listrik. Maka dari itu perawatan pada aki harus dilakukan secara berkala, mulai dari mengecek kondisi baterai sampai mengganti dengan baterai yang baru. Pada saat pergantian baterai, terminal baterai dilepas dan dipasang kembali. Dalam hal ini, terdeteksi terjadinya kesalahan pada saat pemasangan terminal baterai, baik karena kelalaian, terburu-buru dan hal lain yang memacu serta produksi kendaraan hanya memberikan indikasi kutub baterai dengan tanda dan warna, yang tidak bisa menjamin hal tersebut. Dampak yang ditimbulkan adalah kendaraan tidak dapat dihidupkan. Current Protector adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi, mengamankan dan memberitahukan apabila terjadi kesalahan pada saat pemasangan terminal baterai. Alat ini tersusun oleh komponen-komponen elektronik dioda, relay, resistor, light emitting diode (LED), Buzzer dan sekering. Sehingga, meskipun pemasangan terminal aki tertukar, kendaraan masih dapat dihidupkan. Kata kunci: Perawatan baterai, alat pendeteksi kesalahan pada pemasangan terminal baterai kendaraan. PENDAHULUAN Kendaraan merupakan transportasi darat yang digerakkan dengan tenaga mesin, biasanya menggunakan bahan bakar minyak terutama bensin dan solar yang didukung oleh sistem elektronik luar seperti lampu besar atau kepala, lampu tail/belakang, lampu rem, lampu jarak atau kota, lampu tanda belok, Lampu hazard, lampu plat nomor, lampu mundur, lampu kabut, klakson dan sistem elektronik dalam seperti lampu indicator dan instrument lainya yang terpasang pada dashboard, lampu ruangan atau lampu kabin. Serta pada waktu starter kendaraan semua itu memerlukan suplai listrik yang berasal dari Baterai kendaraan sebagai penyedia dan dinamo Ampere (Alternator) sebagai charge Baterai pada kendaraan. Pada saat pergantian Baterai kendaraan, terdeteksi kesalahan pemasangan terminal, karena dari pabrik hanya memberikan indikasi kutub Baterai dengan tanda, yaitu kutub Baterai positif (+) dengan tanda kabel bewarna merah dan kutub Baterai negatif (-) dengan tanda kabel bewarna hitam yang masih saja terjadi kesalahan pemasangan dari berbagai kasus dilapangan, yang mengakibatkan kendaraan tidak dapat beroperasi. Contohnya pada mobil Kijang Innova V 2.0 akan membuat beberapa sekering terputus, diantaranya sekering ECU putus yang menyebabkan mesin tidak bisa hidup dan ECU mengalami gangguan atau rusak, sekering Electronic Throttle Control System Intelligent (ETCS-I) putus yang menyebabkan bensin tidak bisa digas dan Rotary Per Minute (RPM) kendaraan tidak mau naik dan sekering Alternator (ALT). Dengan begitu fatalnya dari kesalahan pemasangan terminal Baterai kendaraan, indikasi yang hanya memberikan tanda pada terminal Baterai, tidak bisa dijadikan jaminan untuk keamanan pada sistem elektronik kendaraan dan antisipasi pada saat terjadi kesalahan pemasangan. Maka harus ada sebuah alat yang dapat mengamankan sistem elektronik kendaraan dan memberi tanda apabila terjadi kasus kesalahan pada waktu pemasangan terminal Baterai pada kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan dan cara kerja alat pendeteksi pada pemasangan Baterai kendaraan untuk dapat mengamankan sistem kelisrikan pada kendaraan dan memberitahukan kepada pemilik kendaraan ketika terjadinya kesalahan pada saat pemasangan terminal Baterai. METODOLOGI Pembuatan Alat Pendeteksi Dalam penelitian ini, pembuatan alat pendeteksi kesalahan pada pemasangan Baterai kendaraan menggunakan metode Current Protektor (CP). Prosedur yang dilakukan untuk membuat alat ini, dimulai dengan Pembuatan Alat Pendeteksi Kesalahan Pada Pemasangan Terminal Baterai Kendaraan 34

mempersiapkan papan Printed Circuit Board (PCB) yang digunakan untuk meletakkan komponen-komponen elektronik. Komponen yang diletakkan pada papan PCB adalah Dioda, Relay, Resistor, Light Emitting Diode incremental 3 mm keatassampai di (LED), dan Fuse secara berurutan. Dioda memiliki empat kaki, dua kaki digunakan untuk menghubungkan terminal Baterai dan dua kaki lagi digunakan untuk terminal output Baterai, yang dihubungkan dengan dua Relay, Resistor dan LED dalam rangkaian paralel. Untuk menghubungkan semua komponen-komponen tersebut menggunakan kabel, kawat timah, dan solder. Setelah perakitan komponen-komponen elektronik selesai, dilakukan uji coba pada kendaraan. Kemudian pengambilan hasil uji coba meliputi fungsi alat (mendeteksi kesalahan dalam pemasangan terminal Baterai, mengamankan sistem kelisrikan pada kendaraan, memberitahukan terjadinya kesalahan pada saat pemasangan terminal Baterai) dan daya yang dibutuhkan, sehingga akhirnya diperoleh alat Current Protektor (CP) yang mendeteksi dan mengamankan output kelistrikan pada kendaraan meskipun terminal Baterai kendaraan tertukar. G Proses Sistem Pengaman Proses sistem pengaman pada Gambar 1 pembuatan alat pendeteksi pada pemasangan Baterai kendaraan, dimulai pada pengkonversian dari energi mekanis ke energi listrik adalah putaran engine dengan Alternator. Alternator disebut juga dinamo isi (distributor) menghasilkan arus listrik Alternating Current (AC) dan di ubah menjadi arus listrik Direct Current (DC) untuk sistem elektikal kendaraan dan pengisian Baterai. Baterai Baterai kendaraan dipasang sebagai penyimpanan sumber energi listrik pada kendaraan. Yang pertama komponen diode yang akan mengubah kutub Baterai positif (+) dengan hasil keluaran kutub negatif (-), dan mengubah kutub Baterai negatif (-) dengan hasil keluaran kutub positif (+), relay akan mendapat arus sehingga menimbulkan magnet dan mengerakkan saklar relay dan Light Emetting Diode warna merah akan hidup. Apabila tidak terjadi kesalahan pada waktu pemasangan terminal Baterai maka Relay tidak bergerak dan tidak mengeluarkan suaran dan Light Emetting Diode warna hijau akan hidup. Setelah rangkaian pengaman terminal pada Baterai kendaraan kemudian di alirkan ke sistem elektronik bagian luar, seperti lampu besar atau kepala, lampu tail/belakang, lampu rem. Dan sistem elektronik bagian dalam, seperti lampu ruangan atau lampu kabin. Terakhir Baterai kendaraan digunakan untuk memutar engine dengan mengunakan dinamo starter pada saat starting dan terulang kembali dikonversikan dari energi mekanis ke energi listrik dengan Alternator pada saat mesin hidup. Gambar 1 Proses Sistem Pengaman pada Output Baterai Kendaraan Pembuatan Alat Pendeteksi Kesalahan Pada Pemasangan Terminal Baterai Kendaraan 35

Tahapan Perakitan Alat Current Protektror (CP) Dalam perakitan alat CP pada Gambar 2 antara lain dimulai dari menyiapkan Printed Circuit Board (PCB) dan solder. Kemudian pasang jembatas Dioda 50 Ampere yang mempunyai empat kaki mengunakan obeng plus untuk membuat lobang pada papan PCB. Pasang Dua Relay 12 Volt-25 Ampere, satu Relay dihubungkan melalui input kutub negatif dengan kutub negatif output dan satu Relay lagi dihubungkan melalui input kutub positif dengan kutub positif output yang dirangkai dengan rangkaian paralel pada kaki-kaki dioda. Pasang dua Dioda 5 Ampere yang terhubung secara paralel ke Relay dengan dioda, kemudian pasang dua Resistor 1,5 KΩ dengan paralel yang dihubungkan ke input Baterai untuk menyakan Light Emitting Diode (LED). Pasang Fuse 20A pada terminal positif ke Baterai yang dihubungkan ke inputa kaki dioda positif. Pasang Buzzer 12 Volt pada kutub positif terminal Baterai dan kutub positif pada terminal output Baterai dengan rangkaian seri. Gambar 2 Alat Current Protector Keterangan: A. Relay 12 Volt-25A B. Jembatan Dioda 50A C. Dioda 5 Ampere D. Resistor 1,5 KΩ E. Fuse 20 Ampere F. Buzzer 12 Volt- 6A G. Kabel tunggal H. Kabel serabut warna hitam I. Kabel serabut warna merah J. LED warna merah 1,7 V-30 ma. K. LED warna Hijau 2,2 Volt-25 ma. HASIL DAN PEMBAHASAN Cara Kerja Alat Current Protector (CP) Dalam cara kerja alat CP pada Gambar 3 memiliki beberapa singkatan dalam penyebutan komponen elektronik seperti: Baterai (BAT1), Resistor Pertama dan Resistor Kedua (R1-R2), Jembatan Dioda (D1- Pembuatan Alat Pendeteksi Kesalahan Pada Pemasangan Terminal Baterai Kendaraan 36

D2-D3-D4), Dioda kecil (D5-D6), LED warna Merah (D7), LED warna Hijau (D8), Buzzer (BUZ1). Gambar 3 Schematic Wiring Diagram Ketika Pemasangan Terminal Baterai pada Tabel 1 Benar, arus lisrik mengalir dari kutub positif BAT1 menuju ke salah satu kaki jembatan dioda menuju D3, kemudian langsung menuju ke terminal output positif, dan arus lisrik mengalir dari kutub negatif BAT1 menuju ke salah satu kaki jembatan dioda menuju D2, kemudian langsung menuju ke terminal output negatif. Arus lisrik mengalir dari kutub positif BAT1 menuju ke resistor menuju ke kaki negatif LED warna merah dan ke kaki positif LED warna hijau, selanjutnya arus lisrik mengalir dari kutub negatif BAT1 menuju ke resistor menuju ke kaki positif LED warna merah dan ke kaki negatif LED warna hijau, maka ketika termianal baterai benar LED warna hijau menyala. Arus lisrik mengalir dari kutub positif BAT1 menuju kesalah satu kaki R2 dan ke D5 (arus yang masuk hanya arus positif) kemudian ke salah satu kaki RL1, arus lisrik mengalir dari kutub negatif BAT1 menuju ke R1 dan ke D6 (arus yang masuk hanya arus negatif) kemudian ke salah satu kaki R2, sehingga ketika pemasangan terminal baterai benar, maka kedua relay di aliri listrik dan mengasilkan magnet untuk menggerakan saklar pada relay dengan sistem charge, karena saklar R1 terhubung dengan terminal negatif baterai dan terminal output negatif, serta saklar R2 terhubung dengan terminal positif baterai dan terminal output positif. Ketika Pemasangan Terminal Baterai Tertukar, arus lisrik mengalir dari kutub positif BAT1 menuju ke salah satu kaki jembatan dioda menuju D1, kemudian langsung menuju ke terminal output positif, dan arus lisrik mengalir dari kutub negatif BAT1 menuju ke salah satu kaki jembatan dioda menuju D4, kemudian langsung menuju ke terminal output negatif. Arus lisrik mengalir dari kutub positif BAT1 menuju ke resistor menuju ke kaki positif LED warna merah dan ke kaki negatif LED warna hijau, selanjutnya arus lisrik mengalir dari kutub negatif BAT1 menuju ke resistor menuju ke kaki negatif LED warna merah dan ke kaki positif LED warna hijau, maka ketika termianal baterai tertukar LED warna merah menyala. Arus lisrik mengalir dari kutub negatif BAT1 menuju kesalah satu kaki R2 dan ke D5 (arus yang masuk hanya arus positif) sehingga arus tidak dapat masuk ke salah satu kaki RL1, arus lisrik mengalir dari kutub positif BAT1 menuju ke R1 dan ke D6 (arus yang masuk hanya arus negatif) sehingga arus tidak dapat masuk ke salah satu kaki R2, sehingga ketika pemasangan terminal baterai tertukar, maka kedua relay di tidak aliri listrik sehingga tidak mengasilkan magnet untuk menggerakan saklar R1 dan R2, dan menjadi sistem discharge karena saklar R1 tidak terhubung dengan terminal negatif baterai dan terminal output negatif, serta saklar R2 tidak terhubung dengan terminal positif baterai dan terminal Pembuatan Alat Pendeteksi Kesalahan Pada Pemasangan Terminal Baterai Kendaraan 37

output positif. Arus lisrik mengalir dari kutub negatif BAT1 menuju ke salah satu kaki BUZ1, dan kaki BUZ1 lagi ke terminal output positif, sehingga ketika pemasangan terminal baterai tertukar, buzzer akan berbunyi. Tabel 1 Sistem Kerja Current Protector No Pemasangan Terminal Baterai SISTEM KERJA CURRENT PROTECTOR Jembatan Dioda 1 BENAR ON ON 2 TERTUKAR ON OFF Power (Daya) Listrik Yang Dibutuhkan Alat Current Protector (CP) Daya yang dibutuhkan alat CP pada Tabel 2 untuk mengdeteksi menggunakan LED pada saat pemasangan terminal baterai benar sebesar 0,55 Watt. Mengdeteksi menggunakan LED pada saat pemasangan terminal Tabel 2 Total Kebutuhan Daya Terminal No Baterai Daya pada LED Hijau Relay LED Buzzer Sistem Rangkaian Warna hijau menyala OFF CHARGE Warna Merah ON DISCHARGE menyala baterai tertukar sebesar 0,51 Watt. Memberitahukan pemasangan terminal baterai tertukar menggunakan Buzzer sebesar 72 Watt. Akan tetapi dalam mengamankan sistem kelistrikan pada mobil tidak membutuhkan daya listrik, karena menggunakan komponen elektronik dioda yang berfungsi mengarahkan arus tanpa membutuhkan daya untuk fungsi tersebut. Daya pada LED Merah Daya Pada Buzzer Total Daya 1 Benar 0,55 Watt - - 0,55 Watt 2 Tertukar - 0,51 Watt 72 Watt 72,51 Watt Penerapan Alat CP Pada Kendaraan Dan Kendaraan Dari hasil uji coba penerapannya pada kedaraan V- IXION 150cc ternyata mampu mendeteksi kesalahan pada pemasangan Baterai yang membutuhkan arus dibawah 20A dalam sistem kelistrikannya. Dilihat dari kebutuhan daya yang paling besar pada motor starter yang membutuhkan arus listrik sebesar 10,5 Ampere. alat ini dipasang setelah terminal Baterai diletakkan sesuai kondisi ruang dan kemudian ke output dengan rangkaian terminal Baterai harus menggunakan rangkaian semiparalel, input dari alternator dan output Baterai. KESIMPULAN Telah berhasil membuat alat pendeteksi kesalahan pada pemangan terminal baterai kendaraan dengan tiga cara kerja yaitu mendeteksi, mengamankan dan memberitahukan kepada pemilik apabila terjadi kesalahan pemasangan terminal baterai. Dengan demikian alat pendeteksi ini dapat digunakan sebagai pengama arus (Current Protector) pada kendaraan ringan yang hanya membutuhka daya maksimal 20 Ampere (A). DAFTAR PUSTAKA [1] Agus KP. 2012. Prototipe Sistem Keamanan Terkoneksi Dengan Pos Keamaman Menggunakan Sensor PIR Dan HP Siemens C45 Berbasis Atmega 16. Yogyakarta : Penerbit Universitas Negeri Yogyakarta. [2] Daryanto. 2010. Teknik Mekatronika Cetak I. Bandung : Penerbit Satu Nusa. [3] Listiono FA, 2012. Identifikasi, Overhoule, dan Pengujian Sistem Pengisian Mesin L15A Honda Jazz VTEC. Semarang. Penerbit Universitas negeri Semarang. [4] Manurung Panuel. 2015. Analisa Daya pada Baterai dengan Metode Charge dan Dischaege. Medan : Penerbit Universitas Sumatera Utara. [5] Khusnussairi. 2013. Pengujian Sistem Pengisian pada Mesin Honda Jazz Tipe L13A. Semarang : Penerbit Universitas Negeri Semarang. [6] Nuh Muhammad, DEA, Prof, DR. 2013. Teknik Dasar Elektronika Komunikasi. Jakarta : Penerbit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. [7] Nurmawan Aji. 2015. Pengertian dan Prinsip Kerja Sekering (Fuse, Patron Lebur). Aceh. [8] Oklilas AF. 2016. Elektronika Dasar. Palembang : Penrbit Universitas Sriwijaya. [9] Wicaksono Handy. 2008. Prinsip dan Aplikasi Relay.kota : Penerbit Universitas Kristen Petra. Pembuatan Alat Pendeteksi Kesalahan Pada Pemasangan Terminal Baterai Kendaraan 38