BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang yang menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana untuk mendewasakan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memiliki akhlak yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan. meningkatkan mutu sumber daya manusia, sehingga pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. diturunkannya ayat pertama kepada Nabi Muhammad saw yang berisi perintah

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran sentral bagi upaya pengembangan sumber daya manusia, sehingga peran guru yang utama adalah mengembangkan sumber daya manusia. Karena peran guru sangat dibutuhkan dalam mengembangkan sumber daya manusia, maka guru harus kreatif dan inovatif untuk memberikan atau mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa. Dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3, tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah; Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 1 Pernyataan tersebut di atas adalah sebuah dasar yang menjadi pijakan akan pentingnya pendidikan dan melaksanakan proses belajar mengajar secara resmi di lingkungan sekolah maupun madrasah sebagai perwujudan dari butir pancasila sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam hal membentuk watak dan kepribadian yang bermartabat tidaklah mudah, perlu pemikiran dan persiapan serta strategi yang sesuai dengan karakter 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Tentang Sistem pendidikan Nasional, Citra Umbara, Bandung 2006, hal 76 1

2 iswa. Sebagaimana fungsi pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bahwa, pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 2 Pada tahapan selanjutnya perlu adanya penilaian hasil belajar yang telah dilaksanakan untuk menentukan langkah yang akan dilakukan apakah dengan perbaikan ataupun pengayaan, jika hasil belajar (nilai siswa) sudah sampai pada target minimal, maka akan lebih baik jika diberi pengayaan, namun jika ternyata hasilnya dibawah standar maka harus ada perbaikan. Berdasarkarkan fungsi dan tujuan pendidikan di atas tersebut, kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan pendidikan, atau sekolah yang bersangkutan dimana siswa belajar. Di sekolah siswa menerima ilmu pengetahuan melalui proses belajar. Proses belajar yang terjadi di sekolah merupakan wahana bagi kegiatan memperoleh pengetahuan, materi belajar, metode, media, dan evaluasi hasil belajar. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Di tangan para gurulah masa depan bangsa Indonesia menuju masyarakat yang berbudaya dan beragama. Di pundak merekalah tanggung jawab atas pendidikan anak didik kita. Oleh karena itu, guru harus memiliki komitmen yang kuat dalam melaksanakan pendidikan secara holistis yang 2003), h. 10. 2 UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Surabaya: Bina Ilmu,

3 berpusat pada potensi dan kebutuhan anak didik. Lebih luas lagi guru harus mampu menyiapkan anak didik dalam menangkap peluang dan kemajuan dunia sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara kuntinyu. Agar mampu menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran seorang guru harus mempunyai perilaku dan budi pekerti yang baik, kuat, dan cerdas. Dilihat dari maknanya guru berasal dari bahasa Sansakerta, yaitu gu dan ru. Gu yang berarti kegelapan dan ru berarti membebaskan atau menyingkirkan. Jadi, dilihat dari bahasa aslinya berarti menyingkirkan atau menghalau dari kegelapan. 3 Guru sebagai orang tua di sekolah perlu mewujudkan agar anak didiknya menjadi manusia-manusia yang shaleh, bertaqwa, dan fitrah. Kecintaan guru kepada anak didik membuat segala upaya yang telah dilakukan agar anak didik menjadi jauh lebih baik. Interaksi edukatif antara guru dan anak didik berwujud proses pembelajaran (belajar - mengajar) semua disiplin ilmu yang diajarkan, tidak terkecuali pada mata pelajaran matematika. Dalam interaksi edukatif mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terkait berbagai komponen di antaranya, tujuan instuksional, materi pelajaran, meode, media, dan evaluasi hasil belajar. 4 Dari berbagai komponen tersebut, media dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting, dalam menciptakan interaksi dan komunikasi dalam penyajian materi pelajaran, sekaligus tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam hal penggunaan media pembelajaran, Al Qur an sudah jelas menyebutkan dalam surah Al Alaq ayat 3-5 sebagai berikut : ٥ ٤ ٱق ر أ و ر ب ك ٱلا ك ر م ٣ ٱل ذ ي ع ل م ب ٱل ق ل م ع ل م ٱلا نس ن م ا ل م ی ع ل م h. 117 3 Saridi Salimin, Membentuk Karakter yang Cerdas, (Tulungagung: Cahaya Abadi, 2011), 4 Ibid, h. 134

4 Dari beberapa ayat di atas, maka dapat dilihat bahwa Allah SWT. menjelaskan dalam proses pembelajaran atau proses pentransferan pengetahuan kepada manusia dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, itu menggunakan perantara berupa pena. Menurut tafsir, yang dimaksud dengan pena adalah baca dan tulis. Secara tidak langsung, Allah mengisyaratkan bahwa Allah itu akan memberikan pengetahuan kepada manusia, akan tetapi itu tidak langsung begitu saja, tidak mungkin Allah tiba-tiba mentransferkan pengetahuan langsung ke otak manusia. Akan tetapi, Allah akan memberikan pengetahuan kepada manusia melalui perantara. Jadi simpulannya, Allah juga sudah mengisyaratkan bahwa penggunaan media itu memang penting dalam proses pentransferan pengetahuan. Pada saat penulis melakukan observasi di kelas II pada materi perkalian penulis merasa proses pembelajaran berlangsung tidak memuaskan bagi siswa yang tidak aktif dan guru tidak menggunakan media pada saat menyampaikan materi pelajaran, ditambah lagi dengan hasil belajar siswa yang tidak mencapai target yang ditetapkan sebagai kriteria ketuntatasan minimal 65 pada materi perkalian. Dari masalah tersebut perlu adanya media pembelajaran yang harus digunakan guru agar siswa dapat aktif dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sehingga dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Pemahaman siswa terhadap materi seringkali dipengaruhi oleh metode dan media yang digunakan oleh guru dalam memberikan pembelajaran di kelasnya, atau dengan kata lain ketepatan dalam memilih metode atau media sangat menentukan keberhasilan pembelajaran tersebut.

5 Oleh sebab itu, untuk mempermudah siswa dalam mempelajari konsep dan penguasaan matematika, khususnya perkalian, salah satu cara adalah dengan menggunakan media kartu dan lidi dalam pembelajaran matematika sebab alat bantu dalam mengajar memegang peranan penting untuk menciptakan peroses belajar mengajar yag efektif, dengan menggunakan media dapat dengan mudah siswa memahami materi yang disajikan oleh guru. Dengan adanya hal tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul, MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MELAKUKAN PERKALIAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU DAN LIDI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS II MI DARUL ULUM PUTERI KECAMATAN AMUNTAI TENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI UATARA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pengamatan proses belajar mengajar, nilai belajar siswa kelas II MI Darul Ulum Puteri mata pelajaran matematika masih rendah, disebabkan karena kurangnya pemahaman belajar siswa dalam matematika, kurang menguasai konsep perkalian, kurang latihan dalam mengerjakan soal-soal matematika. Selain hal di atas, rendahnya nilai mata pelajaran matematika, juga disebabkan kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan guru, pembelajaran kurang menarik karena guru hanya mengajar dengan metode ceramah dan tidak menggunakan media.

6 C. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang di atas, maka dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah dengan menggunakan media kartu dan lidi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian di kelas II MI Darul Ulum Puteri.? 2. Apakah dengan menggunakan media kartu dan lidi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perkalian di kelas II MI Darul Ulum Puteri.? D. Cara Memecahkan Masalah Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi perkalian sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas II MI. Darul Ulum Puteri Kembang Kuning Kabupaten Hulu Sungai Utara yang diatasi dengan menggunakan media kartu dan media lidi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. E. Hipoteses Tindakan Dengan menggunaan media kartu dan lidi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran perkalian yang disampaikan.

7 F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media kartu dan lidi dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian di kelas II MI Darul Ulum Puteri. 2. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media kartu dan lidi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perkalian di kelas II MI Darul Ulum Puteri. G. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian tindakan kelas ini sangat banyak keuntungannya bagi guru, siswa dan sekolah. Manfaatnya adalah sebagai berikut : 1. Guru a. Sebagai bahan kajian untuk alternative pembelajaran, utamanya perkalian agar lebih mudah dan hasilnya meningkat. b. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas; c. Meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran 2. Bagi Siswa a. Meningkatkan prestasi belajar siswa b. Meningkatkan sikap positif dan motivasi belajar c. Mendorong siswa untuk aktif belajar d. Menumbuhkan minat siswa mengikuti pembelajaran

8 3. Sekolah a. Sebagai masukan dalam memilih media pembelajaran di sekolah. b. Memberikan dasar dalam mengambil kebijakan guna meningkatkan mutu pendidikan c. Memberikan kontribusi yang baik dalam proses pembelajaran matematika. H. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, cara memecahkan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan teori, meliputi: media dalam pembelajaran, pengertian media, fungsi media pendidikan, media kartu dan lidi, pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan pokok bahasan perkalian BAB III Metode penelitian yang meliputi: setting (waktu dan tempat) penelitian, siklus PTK, subyek dan objek, data dan sumber data, teknik dan alat pengumpulan data, indikator kinerja, teknik analisa data, prosedur penelitian dan jadwal penelitian. BAB IV Laporan hasil penelitian yang berisikan: gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan. BAB V Penutup yang berisikan simpulan dan saran-saran.

9