Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB II LANDASAN TEORI

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).


PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Spark Ignition Engine

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VOLUME RUANG BAKAR SEPEDA MOTOR TERHADAP PRESTASI MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB II LANDASAN TEORI

Ahmad Rifai, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013),PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 6-10

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

!"#$%&$'()*& LAMPIRAN

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KEAUSAN PADA CRANK PIN BEARING MESIN DIESEL HANSHIN MODEL LH36L

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

LAPOR. Program JURUSA MEDAN

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB III LANDASAN TEORI

MESIN PEMBAKARAN DALAM

Transkripsi:

PENGARUH KEAUSAN RING PISTON TERHADAP KINERJA MESIN DiditSumardiyanto, Syahrial Anwar FakultasTeknikJurusanTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Abstrak Penelitianinidilakukanuntukmengetahuipengaruhkeausan ring piston padamesin diesel B&W Type : 6S50MC, terhadapkinerjamesin.penelitian dilakukan dengan mencatat data-data indicator kinerja mesin sebelum dilakukan penggantian dan setelah dilakukan penggantian ring piston.hasil yang diperoleh Pada kondisi ring piston belum dilakukan penggantian Daya Efektif sebesar 11.959 hp. Efisiensi thermal Efektif 36.96% dan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik sebesar 171 g/hp.h, Sedangkan pada kondisi ring piston sesuai dengan standar, mesin menunjukkan kinerja, Daya Efektif 12.899 hp, Efisiensi Thermal Efektif 39.8%, dan konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 158.8 g/hp.h Kata Kunci : Mesin diesel, ring piston, kinerja mesin PENDAHULUAN Prinsip utama proses pembakaran pada mesin diesel adalah mengkompresi udara pembakaran yang terjebak di dalam ruang bakar sehingga tekanan dan temperaturnya melampaui titik nyala secara spontan bahan bakar mesin diesel. Sehingga tekanan pada akhir kompresi menentukan besarnya tekanan akhir pembakaran. Oleh karena itu pada saat proses kompresi dihindari semaksimal mungkin terjadinya kebocoran yang akan berpengaruh pada tekanan kompresi. Akibat pengoperasian mesin yang tidak memenuhi standar, maka ring piston akan mengalami keausan lebih awal. Kondisi yang berpengaruh terhadap kecepatan keausan ring piston diantaranya adalah : terlalu awal mesin dibebani dan proses pembakaran yang tidak sempurna sehingga terjadi arang karbon disela-sela ring piston. Akibat dari kondisi tersebut adalah menurunkan kinerja mesin dan pada akhirnya menyebabkan pemborosan. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel TINJAUAN PUSTAKA Mesin diesel adalahsalahsatumesinkonversienergipembakarandalamjenistorak, yang mengubahenergitermalhasilreaksikimiaantarabahanbakardanudara, menjadienergimekanis.pada mesin diesel proses penyalaan bahan bakar terjadi secara spontan akibat temperature campuran antara udara dan bahan bakar melampaui pembakaran spontan dari bahan bakar. Pada Gambar1 ditunjukkan temperatur akhir kompresi mencapai lebih 400 o C, sedangkan penyalaan spontan bahan bakar terjadi di bawah temperatur 400 o C. Besarnya daya yang dihasilkan oleh mesin Vol. 2 No. 1 April 2017 42

diesel tergantung pada banyaknya bahan bakar yang dapat terbakar dengan sempurna di dalam ruang bakar. Tekanan yang terjadi akibat proses pembakaran tergantung pada tekanan akhir kompresi udara oleh piston. Jika terjadi kebocoran pada saat mengkompresi udara pembakaran, maka menyebabkan tidak maksimalnya tekanan akhir pembakaran. Akibatnya gaya dorong yang diterima oleh piston menjadi berkurang. Gambar 1 Diagram indikator hipotektik mesin diesel 1 Hal tersebut disebabkan karena perbandingan kompresi pada mesin diesel yang tinggi, yaitu berkisar antara 1:12 sampai dengan 1: 20, sehingga pada saat menjelang akhir kompresi bahan bakar dimasukkan/diinjeksikan ke dalam ruang bakar dalam bentuk kabut halus, sesaat kemudian bahan bakar secara spontan akan terbakar dengan sendirinya, oleh karenanya disebut juga compression ignition engine (CIE).Secara teoritis siklus kerja mesin diesel seperti terlihat pada Gambar 2 Pemasukan kalor (proses pembakaran) terjadi pada tekanan konstan. Vol. 2 No. 1 April 2017 43

: Gambar 2 Diagram P-V dan T-S pada siklus kerja mesin diesel Keterangan : Proses 1-2 : Kompresi Isentropis (reversibel adiabatis) Proses 2-3 : Proses Pembakaran pada Tekanan Konstan (Isobaric) Proses 3-4 : Ekspansi Isentropis Proses 4-1 : Pelepasan kalor pada volume konstan (Isokhoric) Q 1 : Energi termal yang dimasukkan ke sistem Q 2 : Pelepasan gas sisa pembakaran W : Kerja yang dihasilkan oleh sistem Ditinjau dari siklus/daur pembakarannya, mesin diesel dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu : Diesel 2 Langkah atau 2 Tak, Pada mesin diesel 2 Tak, untuk melakukan 1 siklus kerja diperlukan 1 putaran poros engkol (crankshaft) atau 2 kali langkah piston, yaitu satu kali langkah maju dan satu kali langkah mundur. Diesel 4 Langkah Pada mesin diesel 4 Tak, 1 siklus pembakaran ditempuh melalui 2 putaran poros engkol atau 4 langkah piston Elemen-elemen Penghasil Daya Elemen-elemen yang berkaitan dengan penghasil daya, diantaranya adalah : 1. Piston beserta ring piston, piston pin dan bushing 2. Lengan ayun (connecting rods) 3. Poros engol Icrank shaft) 4. Silinder 5. Katup isap/buang 6. Cilynder head Ring Piston Fungsi ring piston adalah untuk merapatkan celah antara piston dan silinder liner agar tidak terjadi kebocoran saat proses kompresi.oleh karenanya kondisi ring piston sangat berpengaruh terhadap hasil akhir kompresi di dalam silinder dari sebuah mesin. Vol. 2 No. 1 April 2017 44

Gambar 3 Tekanan gas pembakaran terhadap ring kompresi Pada Gambar 2.3 ditunjukkan tekanan yang diterima oleh permukaan piston, yaitu berupa gesekan terhadap dinding silinder, berupa dorongan akibat tekanan dari ruang bakar dan dari dinding silinder. Untuk mengurangi kecepatan-ausan dari ring piston akibat gesekan, maka antara ring piston dan silinder diberi pelumasan yang cukup.. Beberapa penyebab kerusakan pada ring piston diantaranya adalah : Terlalu kencang (pressure gap terlalu sempit) Terjadi masalah pada sistem pelumasan silinder Deposit carbon akibat pembakaran yang tidak sempurna atau pengotor lainnya Mesin dioperasikan pada saat belum cukup panas Dasar Perhitungan Kinerja Mesin DayaEfektifatauDaya Poros (Ne) DayaefektifataudisebutdengannamaDaya Poros, adalahdayariil yang dihasilkanolehmesin yang bisa dimanfaatkansebagaitenagapenggeerak, baikuntukpenggerak alternador (pada mesin diesel generador) maupununtuksumberpenggerak poros alattransportasi (penggerakpropeler pada papal atausebagaipenggerak as roda pada kendaraandarat). Dayaefektifadalahdaya yang dihitung/diukurberdasarkanbesarnyatorsi pada poros engkoldikalikandengankecepatanputarnya. UntukmengetahuibesarnyatorsidipergunakanDinamometer. T. n Ne ( hp) 716.19 N e : Daya Efektif (hp) T : Torsi (N.m) n : Kecepatan putar poros engkol (rpm) Vol. 2 No. 1 April 2017 45

Efisiensi Thermal Efektif G bb : Jumlah bahan bakar yang dikonsumsi (kg/jam) N e : Daya Efektif (hp) H b :Nilai kalor bahan bakar, rata-rata : 10.000 kcal/kg. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Konsumsi bahan bakar spesifik adalah jumlah (kg) bahan bakar yang diperlukan untuk menghasilkan Daya sebesar 1 hp dalam waktu satu jam. Semakin besar nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik dari pengoperasian sebuah mesin, maka artinya mesin tersebut semakin boros. Titik optimal dari suatu mesin adalah kondisi dimana kebutuhan bahan bakar untuk menghasilkan daya adalah yang paling kecil. Besarnya konsumsi bahan bakar spesifik dari suatu mesin dapat diperoleh dari persamaan berikut 2 : 632 be ( kg/ hp. h) H x b te H b : Nilai kalor bahan bakar (kcal/kg) te : Efisiensi thermal efektif (%) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Adapun urutan tahapan yang dilakukan adalah seperti terlihat pada Gambar 4 Vol. 2 No. 1 April 2017 46

MULAI PERSIAPAN PERALATAN PENGAMBILAN DATA SEBELUM PERBAIKAN RING PISTON Torsi (Nm) Putaranporos (rpm) KonsumsiBahanBakar (kg/h) SETELAH PENGGANTIAN RING PSTON Torsi (Nm) Putaranporos (rpm) KonsumsiBahanBakar (kg/h) LITERATUR PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN SELESAI Gambar 4 Diagram Alir Penelitian DATA DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian Spesifikasi Teknis Merek : B&W, 6S50MC, 2 stroke engine Diameter silinder : 500 mm Panjang Langkah : 2000 mm Power output : 9.480 kw ( 12.900 hp) Putaran : 127 rpm Jumlah silinder : 6 Data Hasil Pengukuran Kondisi celah ring piston sebelum penggantian dan setelah penggantian Vol. 2 No. 1 April 2017 47

Celah Ring Piston Pada Saat Mengalami Keausan Gambar 5. Kondisi celah ring piston sebelum perbaikan Celah Ring Piston Setelah Penggantian Gambar 6. Kondisi celah piston sesudah diadakan penggantian Vol. 2 No. 1 April 2017 48

INDIKATOR Tabel 1 Data hasil pengukuran KONDISI RING PISTON SEBELUM PERBAIKAN SETELAH PENGGANTIAN Putaran, rpm 127 127 Konsumsi B. Bakar, kg/jam 2045 2045 Torsi, kg.m 6882 7423 Kondisi Gas Buang Lebihtebal Normal Catatan : Data ini diambil berdasarkan putaran mesin dan konsumsi bahan bakar yang sama PerhitunganKinerja Mesin Pada Kondisi Ring Piston mengalami Keausan Daya Efektif (Ne) Yaitu daya yang riil yang bisa dihasilkan oleh mesin melalui poros engkol, besarnya daya efektif : T. n Ne ( hp) 716,2 dimana : T : 6882 kg.m = 67443.6 N.m (g = 9.8 m/s 2 ) n : Kecepatanputar poros, 127 rpm MakaDayaEfektif : 67443.6x127 Ne 11959( hp) 716.2 Efisiensi Termal Efektif Yaitu suatu nilai yang menunjukkan kemampuan mesin (menghasilkan daya efektif) terhadap kalor yang dibangkitkan di dalam silinder N e x632 te GbbxH b G bb : Jumlah bahan bakar yang dikonsumsi = 2045 (kg/jam) N e : Daya Efektif = 11959(hp) H b : Nilai kalor bahan bakar : 10.000 kcal/kg Maka efisiensi termal efektif : 11959x632 te x100% 36.96% 2045x10000 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik 632 be ( kg/ hp. jam.) H x b te Vol. 2 No. 1 April 2017 49

= 9600(kcal/kg) te : Efisiensithermal H b : Nilai kalor bahan bakar efektif = 36.96(%) 632 b e 0,178( kg/ hp. jam.) 178( g / hp. h) 9600x36.96% Kinerja Mesin Pada Kondisi Ring Piston Sudah Diganti Daya Efektif (Ne) Yaitu daya yang riil bisa dihasilkan oleh mesin melalui poros engkol, besarnya daya efektif : T. n Ne ( hp) 716,2 T : 7,423kg.m = 72745.4N.m (g = 9.8 m/s 2 ) n : Kecepatanputarporos, 127 rpm MakaDayaEfektif : 72745.4x127 Ne 12.899( hp) 716.2 Efisiensi Termal Efektif N e x632 te GbbxH b dimana : G bb : Jumlah bahan bakar yang dikonsumsi = 2045(kg/jam) N e : Daya Efektif = 12899(hp) H b : Nilai kalor bahan bakar : 9.600kcal/kg.(dari spesifikasi bahan bakar) Maka efisiensi termal efektif : te 12899x632 x100% 41.5% 2045x9600 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik 632 be ( kg/ hp. jam.) Hbxte H b : Nilai kalor bahan bakar = 9600(kcal/kg) te : Efisiensithermalefektif = 41.5(%) 632 b e 0,1586( kg/ hp. jam.) 158.6( g / hp. h) 9600x41.5% Vol. 2 No. 1 April 2017 50

Tabel2. HasilPerhitungan KONDISI RING PISTON PERBEDAAN INDIKATOR KINERJA SATUAN Sebelum Perbaikan Setelah Diganti % DayaEfektif, Ne hp 11959 12899 7.86 Eff.ThermalEfektif % 36.96 41.5 12.3 Kons. BB Spesifik, be g/hp.h 178 158.6 10.88 KESIMPULAN Darihasilpengecekan di lapangan, ring pistondaribeberapasilindertelahmengalamikeausan. Haltersebut bisa dilihatdarilebarcelah ring piston. Dari data-data tersebut, makasetelahdilakukanperhitungan, akibatterjadinyakeausan pada ring piston, kinerjamesinmenjadimenurun. Dayaefektifturundari 12.899 hp menjadi 11.959 hp, atauturunsebesar 7.86% Akibatmenurunnyadayaefektif, makamenyebabkanefisiensi termal efektif, yaitudari41.5% menjadi 36,96%, dan akibatnyakonsumsibahanbakarspesifiknaikdari 158.6g/hp.hmenjadi 178g/hp. Artinyamesinlebih boros 10.88%, setiapjamuntukmenghasilkandayaefektifsebesar 1 hp. Pada gas buang, untukmesin pada kondisi ring piston yang mengalamikeausanmemilikiasap yang lebih tabal dibandingkandengan ring piston yang telahmendapatperbaikan, haltersebutdikarenakanpelumasdari ring pistonikutterbakar dan keluarbersama-sama gas buang. DAFTAR PUSTAKA 1. Aris Munandar, Wiranto, penggerak Mula Motor Bakar Torak, ITB Edisi ke-4, Bandung, 1988. 2. J. P. Holman, Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta, 1995 3. Ir. M. J. Djoko Satyardjo, Ketel Uap, Paramita Edisi ke-5, Jakarta, 2003 Vol. 2 No. 1 April 2017 51