BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

BAB III METODE PENELITIAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN ALIRAN LISTRIK PLN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB II NO BREAK SYSTEM

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PERKOTAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Pada Mercusuar Dengan Menggunakan Tenaga Matahari

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

KAJIAN KELAYAKAN SISTEM PHOTOVOLTAIK SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA LISTRIK SKALA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DI GEDUNG VEDC MALANG)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

Latar Belakang dan Permasalahan!

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

II. KAJIAN PUSTAKA

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sedangkan, arus dan kurva karakteristik sel. surya ditunjukkan pada Gambar 2.2.

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

PERANCANGAN SISTEM HIBRID PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN JALA-JALA LISTRIK PLN UNTUK RUMAH PEDESAAN

RANCANG BANGUN BATTERY CHARGE CONTROLLER DUAL SUMBER SUPLAI BEBAN DENGAN PLTS DAN PLN BERBASIS MIKROKONTROLER

MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED

PERANCANGAN INVERTER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SKALA RUMAH TANGGA. Rico Alvin 1, Ibnu Kahfi Bachtiar 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 ALAT PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan serta penyelesaian penulisan laporan tugas akhir

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

Perancangan dan Realisasi Kebutuhan Kapasitas Baterai untuk Beban Pompa Air 125 Watt Menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

Kata Kunci : Solar Cell, Modul Surya, Baterai Charger, Controller, Lampu LED, Lampu Penerangan Jalan Umum. 1. Pendahuluan. 2.

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM KONVERTER PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB I PENDAHULUAN. daya yang berpotensi sebagai sumber energi. Potensi sumber daya energi

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional.

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Komponen dan diagram rangkaian PLTS. Gambar 2.2. Instalasi PLTS berdaya kecil [2]

Perancangan dan Realisasi Sistem Pengisian Baterai 12 Volt 45 Ah pada Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro di UPI Bandung

IMPLEMENTASI PANEL SURYA PADA LAMPU LALU LINTAS YANG DITERAPKAN DI SIMPANG LEGENDA MALAKA BATAM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BIDANG KAJIAN 3 TEKNIK ENERGI SURYA. MODUL 3 PENGOPERASIAN SISTEM PLTS Jenis SHS(Solar Home Sistem)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Transkripsi:

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu sistem tanpa unit penyimpanan energi. b. Sistem tidak langsung, yaitu sistem yang dilengkapi dengan unit penyimpanan energi. Blok diagram dari sistem pembangkit daya listrik fotovoltaik untuk penelitian dan uji coba alat langsung dapat dilihat pada gambar 3.1. PANEL SURYA BLOKING DIODA BC R DC A C INVERTE R BEBA N BATTE RY Gambar 3.1 Blok diagram Solar home sistem 3.1.1 Panel Surya Panel surya yaitu sel fotovoltaik yang berfungsi sebagai komponen utama dari sistem ini, yang berfungsi untuk mengubah energi radiasi menjadi energi listrik arus searah

P (DC), panel surya yang digunakan adalah tipe Polycrystalline seperti dapat dilihat pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Solar modul tipe polycrystalline Untuk menentukan kapasitas sel fotovoltaik, dan menentukan besarnya daya puncak (W-peak) biasanya menggunakan standard test condition (AM 1,5 ; radiasi 1000 W/m2 ; temperature 25 C). Ini disebabkan karena besarnya daya output sel fotovoltaik akan berubah-ubah tergantung pada kondisi radiasi matahari dan temperatur fotovoltaik. Untuk memperoleh daya yang besar, modul-modul tersebut dihubungkan dalam susunan seri dan pararel sesuai dengan tegangan dan arus yang diinginkan. Untuk menghitung jumlah panel yang paralel (Npp), maka perlu membagi ImMAX dengan arus sebuah panel di titik daya maksimum Ipmax, yang dibulatkan ke atas ke integer terdekat, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut[5]: Npp = ImMAX/IPmax (3.1) Npp = jumlah panel parallel (buah). ImMAX = arus maksimum (Ampere). IPmax = arus sebuah panel di titik daya maksimum (Ampere). Jumlah total panel adalah hasil perkalian jumlah panel yang di seri (untuk menentukan tegangan) oleh jumlah panel yang diparalel (untuk menentukan arus), dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: NTOTAL = Nps x Npp (3.2)

NTOTAL Nps = total jumlah panel (buah). = jumlah panel seri (buah). Besarnya daya listrik dc yang dikeluarkan suatu panel surya dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut (3.1) [3]: Pavgpanel = Voc X Isc (3.3) Pavgpanel = rata-rata daya output panel surya (Watt). Voc Isc = tegangan output solar sel (Volt). = arus solar sel (Ampere). 3.1.2 Blocking Dioda Blocking diode berfungsi untuk menahan arus daya balik battery yang mengalir melalui panel surya pada saat tidak ada radiasi matahari, atupun pada saat dimana tegangan pada panel surya lebih rendah dari tegangan baterai[4]. 3.1.3 Baterai Baterai berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh sel fotovoltaik. Untuk menghindari kerusakan baterai, hendaknya diusahakan agar tegangan battery tidak melebihi tegangan maksimumnya, dan tidak lebih kecil dari daya minimumnya. Baterai dengan jenis lead-acid dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Valve regulated lead-acid battery Baterai menentukan tegangan keseluruhan sistem, memerlukan kapasitas yang cukup untuk menyediakan daya kepada beban. Pada saat tidak terdapat radiasi surya yang cukup, untuk memperkirakan kapasitas baterai, terlebih dulu menghitung kapasitas daya sistem yang diperlukan (kapasitas yang diperlukan atau necessary capacity, CNEC). Kapasitas yang diperlukan ini bergantung pada daya yang ada selama "bulan terburuk" dan jumlah hari-hari otonomi yang diinginkan (N), dan dihitung dengan menggunakan persamaan: CNEC (Ah)= ETOTAL(Bulan Terburuk)(Wh) / VN(V) x N (3.4) CNEC = necessary capacity (Ah). VN N = tegangan nominal instalasi (Volt). = jumlah hari-hari otonomi yang diinginkan. ETOTAL(Bulan Terburuk) = energi total selama bulan terburuk (Wh). Kapasitas nominal baterai CNOM harus lebih besar daripada CNEC karena tidak bisa sepenuhnya mengeluarkan daya baterai. Untuk menghitung ukuran baterai, perlu menimbangkan kedalaman maksimum pengeluaran daya (DoD) yang dimungkinkan oleh baterai dengan menggunakan persamaan: CNOM (Ah) = CNEC (Ah)/ DoDMAX (3.5) CNOM = kapasitas nominal baterai (Ah). CNEC = necessary capacity (Ah).

DoDMAX = pengeluaran daya maksimun (Watt) Untuk memperhitungkan jumlah baterai dalam seri, maka tegangan nominal instalasi dibagi dengan tegangan nominal satu baterai sebagai berikut: Nbs = VN / VNBat (3.6) Nbs VN = jumlah baterai dalam seri. = tegangan nominal instalasi. VNBat = tegangan nominal satu baterai. Besarnya laju pengisian baterai dapat ditentukan dengan menentukan terlebih dahulu jumlah baterai yang diisi. Jumlah baterai yang diisi sebanyak N buah, dengan memperhatikan kapasitas yang dimiliki baterai. Penentuan jumlah baterai dipengaruhi oleh daya pada beban yang akan disuplai. Untuk menentukan laju pengisian baterai (waktu yang dibutuhkan untuk mengisi N baterai kosong, sampai terisi penuh) dapat dihitung sebagai berikut[3]: Tpb (3.7) Tpb Vbat Ibat = waktu laju pengisian baterai (jam). = kapasitas tegangan baterai (volt). = kapasitas arus baterai (Ah). Pavgpanel = Rata-rata daya output panel surya (watt). Sedangkan untuk mensuplai beban dapat menggunakan persamaan berikut[3]: Tload = (3.8) Tload = waktu laju saat mensuplai beban (jam). Pbaterai = energi pada baterai (Wh). Pload = daya pada beban (Watt).

3.1.4 Battery Control Regulator Ada beberapa tipe regulator panel surya. Salah satu tipe yang sederhana adalah tipe on-off paralel. Tipe tersebut memiliki beberapa kelebihan diantaranya: a. Sederhana. b. Losses daya yang sangat kecil. c. Murah. d. Handal. Tetapi dari kelebihan itu semua ada satu hal yang harus diterima yaitu tegangan pada baterai yang kadang-kadang naik- turun sehingga baterai sudah kontak di antara arus pengisian penuh dan kosong, dan pemutusan yang terjadi pada baterai menyebabkan pulsa tegangan keluaran dari regulator akan meningkat. Berdasarkan pada penggunaannya, harus dipilih tipe regulator yang sesuai. Pada kebanyakan instalasi surya, kelebihan regulasi tegangan lebih halus, namun lebih mahal, dimensi dan rugi dayanya lebih besar. Baterai charge regulator yang telah siap dipakai dapat dilihat pada gambar 3.4 Gambar 3.4 Battery charge regulator (BCR)

3.1.4.1 Rangkaian charge and discharge control Rangkaian baterai charge regulator (BCR) dapat dilihat pada gambar 3.5[7]. Gambar 3.5 charge regulator Rangkaian battery (BCR) Ketika panel surya belum kerja, rangkaian regulator kondisinya off dan belum ada arus listrik yang mengalir dari baterai. Ketika matahari mulai naik dan panel surya mulai memproduksi tegangan sekitar 10 V, lampu led menyala dan 2 transistor kecil bekerja. Ini memberikan indikasi bahwa regulator bekerja. Selama tegangan baterai masih di bawah 14 V, amplifier (hanya membutuhkan daya kecil) akan menjaga MOSFET tetap off, kemudian arus listrik dari panel akan mengalir melalui dioda schottky dan selanjutnya masuk ke baterai. Komponen baterai charge regulator (BCR) yang telah dirangkai dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Komponen battery charge regulator (BCR) Ketika baterai mencapai teganga n trigger nominalnya 14 V, U1 (pada gambar 3.5) menyalakan MOSFET. Mosfet menahan arus dari panel (kondisi ini sangat aman), baterai tidak lagi mendapatkan arus pengisian, lampu led dan transistor off, dan daya regulator pada C2 perlahan discharge. Setelah 3 detik, C2 telah mengalami cukup pengosongan hingga kondisi U1 histeresis, dan meng-offkan MOSFET kembali. Kemudian rangkaian mulai kembali mengisi baterai, hingga mencapai tegangan trigger. Kondisi seperti ini, regulator bekerja bergantian, yaitu off selama 3 detik, dan on sampai tegangan trigger yang dibutuhkan tercapai yaitu sebesar 14 V. Panjang pulsa arus akan bervariatif tergantung pada perbandingan antara arus yang dikeluarkan baterai dengan beban-benan yang dihubungkan ke rangkaian pembangkit tenaga surya. Waktu ON minimal tergantung pada waktu dari C2 untuk mengisi baterai melalui Q3 yang batas arusnya kira-kira 40mA. Lama waktu seperti ini cukup singkat, jadi reguator ini dapat bekerja pada pulsa yang sangat singkat. Untuk alasan keamanan, sebuah pengatur baru harus mampu beroperasi dengan arus ImaxReg sedikitnya 20% lebih besar daripada intensitas maksimum yang disediakan oleh array panel-panel, dan ditulis dalam persamaan berikut: ImaxReg = 1,2 Npp IPMax IPMax = arus panel maksimum (Ampere). 3.1.5 Inverter Inverter adalah sebuah rangkaian elektronika yang digunakan untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Prinsip kerja dari sebuah inverter adalah dengan menggabungkan sebuah rangkaian multivibrator yang dihubungkan dengan sebuah transformator penaik tegangan (Step Up). Inverter dapat digunakan untuk mensuplai beban dengan tegangan AC dengan daya yang disesuaikan dengan daya tegangan DC yang tersedia. Contoh penggunaan inverter dapat digunakan untuk rangkaian UPS (Uninterrupted Power Supply) untuk suplai tegangan listrik bila terjadi pemutusan

listrik dari PLN dengan tiba-tiba. Inverter berkapasitas 300 Watt yang siap dipakai untuk pembuatan alat dapat dilihat pada gambar 3.7[6]. Gambar 3.7 Inverter 300 W Inverter digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang tetap. Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan baterai, sell bahan bakar, tenaga surya, atau sumber tegangan DC yang lain. Tegangan output yang biasa dihasilkan adalah 120 V 60 Hz, 220 V 50 Hz, 115 V 400 Hz. Rangkaian inverter 300 Watt dapat dilihat pada gambar 3.8[6]. Gambar 3.8 Rangkaian inverter 300 Watt 3.1.6 Beban Biasanya beban-beban dalam solar home system berbagai macam alat elektronik dan juga lampu, untuk membebani suatu solar home system harus memperhitungkan

daya, kapasitas alat pendukung seperti daya panel surya dan kapasitas baterai penyimpan energi. Bila sistem dalam solar home system menggunakan catu daya listrik arus searah dari fotovoltaik, individual untuk penerangan rumah yang menggunakan lampu fluorusen, harus dilengkapi dengan armature dan ballast elektronik-dc, dimana ballast elektronik yang digunakan merupakan unit inverter arus searah (DC) ke arus bolak-balik (AC) untuk mencatu daya lampu fluoresen. Sama halnya dengan reflector dan inverter pada lampu TL. Makin besar kapasitas baterai dan daya panel surya maka solar home system dapat dibebani dengan berbagai macam barang elektronik yang diinginkan. Beban lampu floresen 15 Watt untuk percobaan dapat dilihat pada gambar 3.9. Gambar 3.9 Lampu floresen (sebagai beban) 3.2 ALUR KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN. Untuk mengkombinasikan solar home system dengan suplai daya dari PLN (Perusahaan Listrik Negara), penulis memanfaatkan MCB (miniature circuit breaker) Pemutus tegangan (PMT) yang berupa MCB dapat dilihat pada gambar 3.10. Apabila kita menggunakan suplai dari PLN di gunakan maka harus menghidupkan (ON) MCB 1, dan daya dari PLN akan mengalir dan menyalakan beban tetapi MCB 2 harus dalam keadaan mati (OFF). Selanjutnya bila diinginkan untuk menggunakan suplai dari solar home system (SHS), maka harus menghidupkan (ON) MCB2 dan mematikan (OFF) MCB 1.