BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM DI BMT BINTORO MADANI DEMAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV. disepakati diawal. Adapun perubahan harga sebelah pihak yang dilakukan. oleh si pembeli tanpa ada kesepakatan kedua belah pihak.

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN POTONGAN TABUNGAN BERHADIAH DI TPA AL- IKHLAS WONOREJO KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

al-minhaji karangan Mustofa al-bigha, jual beli menurut

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 SURABAYA SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM PADA JUAL BELI HANDPHONE RUSAK DI PASAR WONOKROMO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

GAME RISING FORCE ONLINE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

JUAL-BELI SISTEM DROPSHIPPING

BAB IV. A. Tinjauan terhadap Sewa Jasa Penyiaran Televisi dengan TV Kabel di Desa Sedayulawas

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN UANG MUKA PERSEWAAN MOBIL MAREM JAYA TRANSPORTATION DI DESA KEBOHARAN KRIAN SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB II LANDASAN TEORI. orang yang melakukan akad meneruskannya untuk mengambil dan. memberikan sesuatu. Orang yang melakukan penjualan dan pembelian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama universal yang mempunyai sekumpulan aturan dan

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV STOCK INDEX FUTURE TRADING DI CENTRAL CAPITAL FUTURES DALAM PERSPEKTIF MADZHAB SYAFI I

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan dimiliki

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENARIKAN PERSENAN TANAH PERSILAN OLEH POLISI HUTAN DI DESA TENGGIRING KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Perubahan Harga Jual Beli Sapi Secara Sepihak Di Desa Tlogorejo Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Mencermati masalah yang terjadi atas kasus perubahan harga jual beli sapi secara sepihak yang dilakukan oleh pembeli (blantik) terhadap beberapa peternak sapi yang dirugikan karena menurunkan harga jual sapi secara sepihak. Seperti yang terjadi pada bapak Edy Irawan, beliau harus mengalah atas harga yang ditetapkan oleh pembeli (blantik), hal itu dikarenakan oleh pembeli (blantik) yang menurunkan harga jual sapi pada sapi milik penjual (peternak). Pada awalnya seorang pembeli (blantik) ini bertemu secara langsung dengan datang ke kediaman penjual (peternak). Pembeli hendak membeli sapi kepada peternak. Jenis sapi yang dijual oleh peternak ini adalah sapi potong. Setelah pembeli ini menemukan sapi yang cocok, antara kedua belah pihak melakukan negosiasi. Dalam hal ini antara kedua belah pihak melakukan tawar menawar untuk menentukan harga sapi yang akan dibelinya sesuai dengan kesepakatan. Kedua belah pihak sepakat bahwa sapi tersebut akan dibeli dengan harga 14.000.000,-

57 (empat belas juta rupiah) dengan kondisi fisik sapi sempurna, berwarna coklat, besar, dan tidak cacat. Setalah harga telah disepakati, pembeli ini memberikan panjar sebesar 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) sebagai tanda jadi bahwa pembeli ini akan membeli sapi milik peternak, kemudian pembeli pulang. Dua hari setelahnya, pembeli datang kembali ke rumah peternak untuk mengambil sapinya. Sesampainya pembeli dirumah peternak, pembeli tersebut langsung mengambil sapi di kandangnya tanpa sepengetahuan peternak, karena pada waktu itu peternak masih keluar untuk membeli rokok. 1 Setelah sapi tersebut diambil dari kandangnya, selanjutnya sapi tersebut hendak diangkut dengan mobil pick up milik blantik tersebut. Setelah itu setiba peternak di rumahnya, tiba-tiba sapi tersebut sudah mengalami kecacatan. Kecacatan sapi ini disebabkan karena kakinya terkilir sehingga sapi tersebut tidak bisa bangun. Sapi yang pada awalnya sehat, kini tidak bisa bangun. Hal ini yang menyebabkan harga sapi yang telah disepakati di awal seharga 14.000.000,- seketika turun menjadi 10.500.000,-. 2 Menurut wawancara dengan seorang (blantik), bahwa jual beli tersebut pada awalnya harga sapi telah disepakati antara kedua belah 1 Slamet, seorang warga di desa Tlogorejo, pada tanggal 07 Agustus 2016. 2 Sutrisno, seorang peternak di desa Tlogorejo, pada tanggal 07 Agustus 2016.

58 pihak dengan kondisi fisik sapi sempurna, berwarna coklat, besar dan tidak cacat. Akan tetapi, ketika sapi dibawa kerumah potong, sapi tersebut lepas, dan kemudian kakinya terkilir sehingga tidak bisa bangun. Di rumah potong juga tidak menghendaki adanya kecacatan pada objek (sapi) yang diperjualbelikan, karena adanya kecacatan tersebut mempengaruhi kualitas harga pada jual beli sapi tersebut. Karena belantik juga tidak ingin rugi, maka belantik merubah harga dari kesepakatan awal. 3 Dalam pembayarannya, uang tidak langsung diberikan kepada peternak, melainkan setelah sapi tersebut selesai dibawa dari rumah potong. Peternak merasa kecewa dan sangat dirugikan. Peternak merasa bingung, karena belantik mengatakan bahwa ia akan membeli sapi tersebut dengan harga 10.500.000,- jika peternak tidak mau dengan harga tersebut, maka belantik tersebut tidak jadi membeli sapi tersebut. Jadi mau tidak mau si peternak harus menerima sapinya dibeli dengan harga 10.500.000,-. 4 Peristiwa semacam ini sangat berbeda dari jual beli pada umumnya. Jual beli sapi ini sangat mengecewakan dan merugikan pihak peternak sapi, karena peristiwa seperti ini jika sering dibiarkan terjadi 3 Sunarto, seorang belantik, pada tanggal 05 Agustus 2016. 4 Edy Irawan, seorang peternak di desa Tlogorejo, pada tanggal 05 Agustus 2016.

59 akan menjadi kebiasaan buruk masyarakat desa Tlogorejo. Selain terjadi manipulasi harga, pembeli (blantik) juga tidak memiliki etika pembeli. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Perubahan Harga Jual Beli Sapi Secara Sepihak di Desa Tlogorejo Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan Perubahan harga jual beli sapi secara sepihak, yaitu jual beli sapi yang dilakukan oleh pembeli (belantik) dengan menurunkan harga jual pada sapi milik peternak. Pada awalnya, pada saat akad harga jual yang telah disepakati antara kedua belah pihak adalah seharga 14.000.000,- dengan kondisi fisik sapi sempurna, berwarna coklat, besar, dan tidak cacat. Setelah sapi tersebut diambil dari kandangnya, selanjutnya sapi tersebut diangkut dengan mobil pick up milik belantik tersebut menuju rumah potong. Setelah itu tiba-tiba sapi tersebut sudah mengalami kecacatan. Kecacatan sapi ini disebabkan karena kakinya terkilir sehingga sapi tersebut tidak bisa bangun. Sehingga harga sapi yang awalnya seharga 14.000.000,- turun menjadi 10.500.000,-. 5 Dalam syarat sahnya jual beli akad dan harganya harus jelas pada saat transaksi. Dalam Islam, unsur terpenting dalam jual beli adalah nilai tukar dari barang yang dijual (untuk zaman sekarang adalah uang). Secara umum uang adalah harga, para ulama fiqih membedakan ats-tsaman (harga) dengan as-si ir. Menurut mereka ats-tsaman (harga) adalah harga 5 Ibid.

60 pasar yang berlaku ditengah-tengah masyarakat, sedangkan as-si ir adalah modal barang yang seharusnya diterima para pedagang sebelum dijual kepada konsumen. Artinya harga barang itu ada dua, yaitu harga antar pedagang dan harga antara pedagang dengan konsumen (harga jual dipasar). Oleh sebab itu, harga yang dapat dipermainkan para pedagang adalah ats-tsaman. Para ulama fiqh juga mengemukakan bahwa salah satu syarat ats-tsaman (harga) adalah harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya. Pada zaman sekarang, ketika kita berbicara tentang uang, setiap orang bisa sensitif mengenai hal tersebut. karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai hal itu, ada yang beranggapan bahwa uang adalah segalanya dalam hidup, ada juga yang berpendapat bahwa uang memang bukan segalanya, akan tetapi segalanya butuh uang. Seperti yang dirasakan oleh peternak sapi tersebut, pastinya dia sangat merasa dirugikan dan kecewa atas perubahan harga secara sepihak tersebut, karena selama ini peternak sapi telah merawat dengan baik semua hewan ternak sapi miliknya, mencarikan makan, membersihkan kandang, memandikan, bahkan merawatnya ketika sapi tersebut sedang sakit. Semua itu dilakukan oleh peternak agar sapi nya sehat, gemuk, dan subur agar kelak ketika sapi tersebut sudah waktunya dijual, bisa memperoleh keuntungan seperti yang diinginkan. Dan ketika harapan itu

61 tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, setiap orang pasti kecewa, termasuk peternak sapi tersebut. Dalam Islam, kita telah diajarkan bahwa Allah melarang manusia mencari rizki dengan jalan yang batil. Dalam hal ini telah terdapat dalam firman Allah dalam surat Qs. An-Nisa : 29: 6 يا أ ي هاال ذ ي ن آم ن و ا ال تأ ك ل وآ أ م و ال ك م ب ي ن ك م ب ال با ط ل إ آل أ ن ت ك و ن ت ا ر ة ع ن ت ر اض م ن ك م و ال ت ق ت ل وآ أ ن ف س ك م إ ن هللا ك ان ب ك م ر ح ي ما Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Dari ayat diatas dapat difahami bahwa kita sebagai sesama manusia terutama kepada orang muslim dilarang memakan harta sesamanya dengan jalan yang batil, atau yang tidak sesuai dengan syariat Islam, termasuk menjadikan sapi tersebut menjadi cacat. Dan manusia diperintahkan untuk mencari penghidupan dengan jalan perdagangan secara suka sama suka dan tanpa adanya paksaan. Di dalam syarat sah jual beli yang telah peneliti kemukakan pada bab sebelumnya, mengenai Objek yang diperjualbelikan tidak boleh ada kecacatan, dan haruslah diketahui oleh kedua belah pihak pada saat akad. Jika objek yang akan diperjualbelikan telah diketahui dengan jelas maka jual beli tersebut akan terhindar dari jual beli yang mengandung unsur 6 Departemen Agama R.I., al-qur an dan terjemahannya, (Bandung: Syamil al-qur an, 2010), 47.

62 tipu daya. Jual beli yang mengandung tipu daya akan menimbulkan kekecewaan dan perselisihan. Disamping itu, syarat sahnya jual beli yang lain adalah harus saling rela antara kedua belah pihak. Karena kerelaan antara kedua belah pihak pada saat melakukan transaksi adalah syarat mutlak jual beli. Dalam prakteknya, jual beli sapi yang terjadi di desa Tlogorejo kecamatan Sukodadi kabupaten Lamongan ini tidak sesuai dengan syarat sahnya jual beli yaitu objek jual beli (sapi) mengalami kecacatan karena telah terjadi jual beli sapi dengan perubahan harga secara sepihak yang dilakukan oleh seorang blantik dengan membuat objek jual beli (sapi) cacat dengan membuat kakinya terkilir sehingga sapi tersebut tidak bisa bangun. Barang yang diperjualbelikan yang seharusnya sudah dimiliki dengan penuh dan saling rela. Akan tetapi seringkali manusia memiliki nafsu yang selalu tidak puas dengan keadaan yang dimilikinya dan untuk memperoleh keuntungan yang banyak, manusia bisa melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya, mengindahkan tata aturan yang dapat memberikan rasa saling menguntungkan, rasa suka sama suka, atau rasa saling rela. Dalam hal ini sangatlah tidak diperbolehkan, karena semestinya jual beli harus didasarkan pada kerelaan kedua belah pihak baik dalam hal obyek maupun pembayarannya.

63 Dalam hal ini telah terdapat dalam firman Allah dalam surat Qs. An-Nisa : 29: 7 إ آل أ ن ت ك و ن ت ا ر ة ع ن ت ر اض م ن ك م. Artinya : kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Telah dijelaskan pada potongan ayat diatas, bahwasanya dalam melakukan perniagaan didasarkan atas suka sama suka, harus saling rela antara kedua belah pihak. Disini terlihat betapa ajaran Islam menempatkan kegiatan usaha perdagangan sebagai salah satu bidang penghidupan yang sangat dianjurkan, tetapi dengan cara-cara yang dibenarkan oleh agama. Dengan demikia, usaha perdagangan yang dilakukannya bisa bernilai ibadah, apabila hal tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan syara dan diletakkan dalam kerangka mematuhi segala perintah Allah SWT. Jika dilihat dari segi akadnya, maka hal tersebut tidak sesuai dengan hakikat akad, sebagaimana telah dijelaskan diawal, bahwa akad (ijab dan kabul) adalah ungkapan yang mencerminkan kehendak masingmasing pihak, jadi kehendak akad adalah saling rela. Adanya keridhaan (saling rela) antara kedua belah pihak ini menjadi syarat sahnya dalam jual beli. Seperti menurut fuqaha Syafi iyah dan Hanabillah, apabila jual 7 Departemen Agama R.I., al-qur an dan terjemahannya, (Bandung: Syamil al-qur an, 2010), 47.

64 beli yang dilakukan secara paksa adalah batal demi hukum. Sedangkan menurut Hanafiyah akad jual beli yang disertai unsur paksaan hukumnya maukuf (berakhir), jika pihak yang dipaksa rela, maka akadnya sah dan jika tidak maka akadnya batal. Hal semacam ini jika dilihat dari hukum Islam menurut Wahbah Zuhaili dalam kitabnya, Fiqh Islam Wa Adillatuhu termasuk dalam kategori jenis jual beli yang fasid, karena apabila dalam jual beli salah satu rukunnya tidak terpenuhi, maka jual beli tersebut batal, apabila dalam jual beli tidak terpenuhi salah satu syaratnya maka jual beli tersebut hukumnya fasid. Dalam hukum Islam sebenarnya tidak kaku dalam memberikan hukum atas suatu persoalan. Hukum Islam selalu memberikan kemudahan dan tidak menyulitkan bagi umatnya untuk berbuat sesuatu yang baik. Ketentuan ini ditegaskan oleh Allah berulang-ulang dalam al-qur an antara lain Qs al-baqarah ayat 185 : ي ر ي د هللا ب ك م ال ي س ر و ال ي ر ي د ب ك م ال ع س ر... Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. 8 8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemah, (Surabaya: Karya Agung, 2006), 83.

65 Dalam transaksi jual beli boleh saja terjadi kelalaian. Bentukbentuk kelalaian dalam jual beli menurut para pakar fiqh adalah barang yang dijualbelikan bukan milik penjual, bisa saja barang titipan (alwadi ah), barang jaminan (ar-rahn), barang curian atau menurut perjanjian barang itu rusak dalam perjalanan, atau barang itu diserahkan tidak sesuai dengan contoh yang disetujui. Telah dijelaskan juga pada bab sebelumnya mengenai syarat harga (tsaman) adalah besar jumlahnya harga harus disepakati antara kedua belah pihak. Jika ada perselisihan mengenai harga barang antara penjual dan pembeli, maka perselisihan tersebut tidak menimbulkan berlangsungnya akad, kecuali disertai dengan kesepakatan dengan keduanya. Menurut Syekh Ahmad Abdurrahman bin Nashir as-sa idi apabila ada perselihan antara penjual dan pembeli tentang harga barang, dan masing-masing menguatkan pengakuannya dengan sumpah, maka keduanya harus membatalkan akad jika tidak ada kesepakatan. Maka apabila yang diakadkan mengalaman kerusakan, maka harus diganti. Pentingnya ganti rugi dalam jual beli adalah agar dalam jual beli itu tidak terjadi perselisihan terhadap akad yang telah disetujui kedua belah pihak. Segala bentuk tindakan yang merugikan kedua belah pihak, baik terjadi sebelum maupun sesudah akad, menurut ulama fiqh, harus ditanggung resikonya oleh pihak yang menimbulkan kerugian. Jadi

66 seharusnya pembeli (belantik) yang harus menanggung semua kerugiannya bukan peternak. Nilai-nilai yang terpenting sebagai landasan transaksi adalah kejujuran. Hal itu merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang paling menonjol dari orang-orang yang beriman. Diantara nilai-nilai yang terkait dengan kejujuran adalah amanah (terpercaya), yakni mengembalikan setiap hak pemiliknya baik sedikit maupun banyak, tidak mengambil lebih banyak dari yang menjadi haknya, tidak mengurangi hak orang lain baik berupa hasil penjualan maupun jumlah barang dagangannya. 9 Selain kejujuran, pembeli juga harus memiliki etika pembeli dalam jual beli. Di dalam rukun jual beli terdapat ijab dan kabul dimana masingmasing pihak melepaskan hak dan kewajibannya. Pembeli tidak boleh mengambil sendiri barang (objek) yang diperjualbelikan sebelum diserahterimakan, begitupun penjual (peternak) harus menyerahkan barang (objek) jual beli kepada pembeli. Pada prakteknya, pembeli (blantik) tersebut langsung mengambil objek (sapi) di kandangnya tanpa sepengetahuan peternak. Hal ini membuktikan bahwa pembeli tidak memiliki etika sebagai pembeli dengan mengambil objek jual beli secara paksa dari peternak. Sehingga apabila dalam jual beli terdapat unsur paksaan, maka jual beli tersebut batal demi hukum. 9 Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 35.