I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA. (Artikel) Oleh ERFINA TRIUTAMI

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. Belajar IPA (sains) merupakan cara ideal untuk memperoleh kompetensi

I. PENDAHULUAN. yang ada saat ini seperti Course Builder, Visual Basic, atau Dream weaver

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam dan segala sesuatu yang terjadi di alam. IPA

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kebutuhan yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

I. PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas salah satunya dalam bidang dasar dan pengukuran listrik.

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arum Wulandari, 2015

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya. peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasna Nuraeni, 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia

I. PENDAHULUAN. global dengan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang terdidik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di sekolah, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

R PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF LITERASI SAINS UNTUK PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TEMA BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PRODUKSI PANGAN

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang bermutu merupakan faktor penting dalam pembangunan di era globalisasi saat ini. Pengalaman di banyak negara menunjukkan, sumber daya manusia yang bermutu lebih penting dari pada sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu hanya dapat diwujudkan dengan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa Indonesia (Tjalla, 2011: i). Dari berbagai hasil survei menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, sejalan dengan pendapat Tola (dalam Tjalla, 2011: i) gambaran hasil studi Internasional The Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2007 secara bersamaan di seluruh Indonesia. Dalam bidang sains, kemampuan anak Indonesia berada pada posisi ke 35 dari 49 negara peserta. Berdasarkan hasil studi diperoleh berbagai temuan tentang perkiraan faktor penyebab kelemahan siswa yaitu kurang memahami konsep-konsep

2 sains yang mendasar dan mengetahui fakta sains dasar. Selain itu anak-anak Indonesia tidak mampu dalam hal antara lain: (1) menunjukkan beberapa konsep yang abstrak dan kompleks dalam biologi, kimia, fisika dan ilmu bumi, (2) memahami kompleksitas makhluk hidup dan hubungan mereka dengan lingkungannya, (3) memahami sifat magnet, suara, dan cahaya serta perubahannya, (4) menerapkan pengetahuannya tentang tata surya, ciri-ciri bumi dan prosesnya, serta menerapkan pengetahuannya pada masalah lingkungan, (5) memahami dasar-dasar penyelidikan ilmiah dan menerapkan prinsip-prinsip fisika untuk memecahkan beberapa masalah kuantitatif, dan (6) memberikan penjelasan secara tertulis untuk menyampaikan pengetahuan ilmiah (Martin dkk., 2008 dalam Tjalla, 2011: i). Dari uraian di atas diketahui bahwa kemampuan siswa-siswi Indonesia di bidang IPA masih berada pada kualitas yang tergolong rendah. Secara umum IPA dipahami sebagai ilmu yang berkembang melalui langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan simpulan serta penemuan teori dan konsep (Trianto, 2010: 141). Dalam kegiatan belajar mengajar IPA dibutuhkan malatih keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori dalam pengembangan keterampilan memproseskan. Melatih keterampilan proses dalam IPA, Dahar (dalam Trianto, 2010: 148) mengemukakan bahwa keterampilan-keterampilan proses yang diajarkan dalam pendidikan IPA memberikan penekanan pada keterampilan-keterampilan berpikir. Dengan keterampilan ini, anak-anak

3 dapat mempelajari IPA sebanyak mereka dapat mempelajarinya dan ingin mengetahuinya Sejalan dengan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sangat cepat, sehingga tidak memungkinkan lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Sehingga diperlukan suatu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan dapat mengarahkan peserta didik untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa (Semiawan dkk,1984:14). Tujuan pokok penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproseskan dan mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi dirinya sendiri. Timbul pertanyaan apakah bisa dilakukan untuk mengidealkan kegiatan pembelajaran di sekolah? Salah satu jawaban atas pertanyaan tersebut adalah penerapan Pendekatan Keterampilan Proses ( Dimyati dan Mujiono,2009:136). Strategi keterampilan proses sains dapat direalisasikan dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010: 221) model pembelajaran tipe GI sangat cocok untuk bidang kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi yang mengarah pada kegiatana perolehan, analisis, dan sistesis informasi dalam upaya memecahkan suatu masalah. Dengan topik materi yang mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompknya dapat saling

4 memberi kontribusi dalam pengalaman sehari-harinya. Dalam tahapan pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah. Proses investigasi menekankan inisiatif siswa, dibuktikan dengan pertanyaan yang mereka ajukan, dengan sumber yang mereka temukan, dan jawaban yang mereka rumuskan. Interaksi antara siwa penting bagi investigasi kelompok, yang dapat meberikan dorongan, mengembangkan gagasan satu sama lain. Menurut Thelen bahwa interaksi sosial dan intelektual merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapat oleh kelompok, selama berlangsungnya penyelidikan (Sharan dalam Taniredja, Faridli dan Harmianto 2012:75). Dari wawancara dengan guru biologi SMP N 19 Bandar Lampung pada Oktober 2012, model pembelajaran GI belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaran. Selama ini guru menggunakan metode ceramah. Kendala pembelajaran yang sering ditemukan adalah siswa kelas VII masih kurang terampil dalam memprediksi dan menyimpulkan hasil dari materi yang telah dipelajari. Metode-metode yang telah digunakan diduga kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains yang dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang melibatkan keterampilan kognitif, keterampilan psikomotor, dan keterampilan afektif. Pada materi ciri-ciri makhluk hidup kelas VII memiliki banyak sub topik yang mengarahkan pada kegiatan perolehan, analis, dan sintesis informasi yang

5 merupakan bahan belajar untuk membantu mengembangkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe GI. Salah satu penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran GI adalah Primarinda (2011:1) dalam penelitiannya bahwa siswa-siswi kelas X SMAN 4 Surakarta menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif kelompok investigasi GI berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains dan model pembelajaran kooperatif kelompok investigasi GI berpengaruh terhadap hasil belajar biologi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013) B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan diteliti yaitu: 1. Apakah penggunaan model pembelajaran GI berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup? 2. Apakah penggunaan model pembelajaran GI berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup?

6 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran GI pada materi pokok keragaman ciri makhluk hidup? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran GI terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup. 2. Pengaruh model pembelajaran GI terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup. 3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran GI dalam keterampilan proses sains siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para siswa-siswi, bapak/ibu guru pengajar, sekolah serta peneliti, ini dapat menjadi salah satualternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan bagi perorangan maupun institusi. 1. Bagi peneliti Hasil penelitian dapat menambah wawasan, memberikan pengalaman, dan bekal pengetahuan dalam proses belajar mengajar sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam merancang dan melaksanakan pengaruh model pembelajaran kelompok investigasi terhadap keterampilan

7 proses sains siswa khususnya pada materi pokok Keanekaragaman ciri makhluk hidup. 2. Bagi guru Sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran IPA biologi khususnya untuk materi ciri-ciri makhluk hidup dalam rangka meningkatkan keterampilan proses sains siswa-siswi sehingga dapat dikembangkan untuk materi IPA atau Biologi lain yang relevan. 3. Bagi siswa Meningkatkan motivasi dan minat siswa untuk mempelajari IPA, dan siswa dapat lebih memahami materi khususnya keanekaragaman ciri makhluk hidup dan memiliki pengalaman belajar yang berbeda serta menyenangkan. 4. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu masukan dalam penyusunan kurikulum sekolah untuk menentukan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA khususnya biologi. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah: 1. Langkah pembelajaran dalam model pembelajaran GI yang digunakan yaitu: (1) mengelompokkan/mengidentifikasi, (2) perencanaan tujuan

8 investigasi, (3) melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, (4) serta mengumpulkan dananalisis data (menyiapkan laporan akhir), (5) presentasi dan evaluasi. 2. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini meliputi; (1) mengobservasi, (2) identifikasi, (3) menginterpretasi data, (4) mengkomunikasikan, (5) memprediksi, (6) dan menyimpulkan (inferensi). 3. Materi IPA dalam penelitian ini adalah materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup di kelas VII semester 2 (dua) dengan kompetensi dasar mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup (KD 6.1). 4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penelitian ini yaitu aktivitas merencanakan percobaan, melaksanakan investigasi,dan melakukan kegiatan diskusi. 5. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013. F. Kerangka Pikir Metode pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif serta berorientasi pada produk berupa pengetahuan saja dapat mematikan keterampilan dan kreativitas siswa. Karena metode yang kurang sesuai itu, berakibat pada kurang terasahnya keterampilan proses siswa. Padahal IPA merupakan mata pelajaran yang terdiri dari aspek produk dan proses, sehingga dalam standar kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan berlaku secara nasional dijelaskan bahwa produk akhir IPA meliputi pengetahuan, keterampilan dan juga sikap. Sehingga produk dari

9 pembelajaran IPA tersebut dapat digunakan siswa tidak hanya di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung, tapi juga di luar kelas dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai wahana pembentuk kepribadian siswa dalam menyiapkan dirinya melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengasah kemampuan mengamati oleh siswa, mengidentifikasi, perencanaan tujuan investigasi, percobaan untuk memperoleh informasi dan menginterpretasi data, dapat diwujudkan dengan memberikan kondisi yang sesuai dalam proses pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang dapat memberdayakan keterampilan proses sains siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Dalam upaya meningkatkan keterampilan proses sains, dalam sintaks GI pada tahapan pertama yaitu tahap pengelompokkan terdapat kegiatan mengamati sumber dan memilih serta menentukan kategori-kategori topik permasalahan. Tahap kedua, yaitu tahap perencanaan, pada tahap ini siswa dilatih kecakapan mengambil tindakan dan memprediksi perencanaan investigasi. Tahap GI yang ketiga adalah tahap pelaksanaan investigasi, pada tahap ini kecakapan menggali dan mengolah informasi serta kecakapan mengambil keputusan pada diri secara tidak langsung dapat diterapkan. Pada tahap keempat, yaitu tahap pengorganisasian (menyiapkan laporan akhir), mengaktifkan interaksi antar anggota kelompok untuk menentukan hasil diskusi dari pengamatan untuk dipresentasikan, melatih kecakapan memprediksi, dan melatih kecakapan mengambil keputusan untuk menentukan pesan-pesan penting

10 dalam proyeknya masing- masing. Selanjutnya pembelajaran berjalan menuju tahap presentasi dan evaluasi. Sehingga diharapkan siswa dapat mempunyai pemahaman yang lebih baik dan dapat meningkatkan keterampilan proses, yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan keterampilan proses sains siswa melalui model pembelajaran GI pada kelas eksperimen dan metode diskusi pada kelas kontrol. Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan sebagai berikut: X Y Keterangan: X = Model Pembelajaran GI Y = Keterampilan Proses Sains Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat G. Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini yaitu: 1. H 0 = Penggunaan model GI tidak berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup. H 1 = Penggunaan model GI berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup.

11 2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. 3. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran tipe GI.