BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PARAMETER KEY PERFORMANCE INDEX PADA CDMA2000 1X

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP

BAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD. Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

Analisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

BAB I PENDAHULUAN. Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar. Karena di kota Yogyakarta terdapat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

BAB III METODA PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dan bertambah ketat persaingan diantara operator telepon bergerak membuat

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

BAB III 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD channel failure rate above defined threshold merupakan salah satu

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

ANALISIS AVAILABILITY DAN RSSI TERHADAP TINGGINYA DROP RATE DI JARINGAN 3G UMTS (STUDI KASUS PT.XL Axiata Jakarta)

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER

ANALISA DAN OPTIMASI QUALITY OF SERVICE (QOS) LAYANAN VOICE DALAM JARINGAN SELULAR CDMA X TELKOM FLEXI REGIONAL OPERATION SEMARANG

BAB III PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN DATA STATISTIK PERFOMANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSES HANDOVER DAN PENYEBAB TERJADINYA HANDOVER FAILURE

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

BAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

ANALISIS PERMASALAHAN OPTIMALISASI VOICE CDMA X UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN KONEKSI STUDI KASUS DIVISI TELKOM FLEXI SEMARANG

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari

ANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB III METDOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

Abstract A. PENDAHULUAN. Sistem komunikasi semakin berkembang dengan tingginya kontinuitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Pengukuran di Area Sekitar UMY

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI GLOBAL LAYERING PADA JARINGAN 2G GSM 900/1800 (STUDI KASUS PT. TELKOMSEL)

BAB IV ANALISA KEGAGALAN CS FALLBACK TO WCDMA DAN IMPLEMENTASI CS FALLBACK TO GERAN

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISIS HASIL. Pengamatan awal dilakukan dengan capture RTWP menggunakan LMT

Sistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

Setyo Budiyanto 1,Mariesa Aldila 2 1,2

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

PENANGANAN BLOCK CALL DAN DROP CALL PADA JARINGAN UMTS BERDASARKAN PENGUKURAN PARAMETER ACCESSIBILITY, COVERAGE AND QUALITY

BAB III PERENCANAAN DAN SIMULASI

ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB III KONFIGURASI JARINGAN CDMA 450

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH

ANALISA PERFORMANCE LINK A3/A7 TERHADAP PENGARUH HANDOFF INTER BSC6600 CDMA 20001X (STUDY KASUS PERANGKAT BSC PADA MSC SIMPANGLIMA)

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi

BAB III PERANCANGAN DAN PENERAPAN

Analisa Kegagalan Call pada BTS Flexi di PT TELKOM Kandatel Banda Aceh

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL

Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS LAYANAN PAKET DATA SISTEM CDMA X BERDASARKAN DATA DROP CALL DAN DATA DRIVE TEST

BAB III SMART RESOURCE ADAPTATION

Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS KAPASITAS KANAL TRAFIK BTS PADA JARINGAN CDMA 450 UNTUK LAYANAN SUARA

ANALISA DROP CALL KOMUNIKASI PADA JARINGAN CDMA FLEXI MOBILE DI DIVISI FLEXI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk AREA NETWORK JEMBER SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

PENERAPAN FITUR ADAPTIVE MULTI RATE (AMR) PADA JARINGAN GSM

Transkripsi:

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI Sebelum menganalisa suatu masalah pada jaringan telepon selular khususnya jaringan CDMA, harus terlebih dahulu diketahui informasi-informasi mendasar tentang kondisi jaringan, seperti : 1. Konfigurasi dan topologi jaringan. 2. Status beberapa BTS dengan mengeluarkan dari perhitungan BTS-BTS yang masih dalam tahap installasi. 3. Memastikan versi softwere dan hardware yang dipakai di BTS dan BSC sudah sinkron. 4. Memiliki Informasi serta data-data yang dapat dianalisa, seperti data key performance index, alarm log dari keseluruhan sistem, hasil drive test, data call history, dan pengukuran interferensi. Dari periode pengambilan data pada minggu pertama Oktober 2011 sampai minggu keempat Desember 2011 diperoleh data-data yang dapat digunakan sebagai analisa parameter-parameter Key Performance Index dari 12 BTS yang mengcover pusat Kota Bekasi, data-data tersebut meliputi : Number of Occurance BTS E1 Alarm, yang mengindikasikan berapa kali muncul gangguan traffic link antara BTS-BSC.

Number of Occurance BTS ACN E1Alarm, yang mengindikasikan berapa kali muncul gangguan signalling link antara BTS-BSC. Drop Calls percentage, yang menunjukan rasio perbandingan drop call terjadi. Access failure percentage, yang menunjukan rasio perbandingan kegagalan panggilan terjadi. Call blocking percentage, yang menunjukan rasio perbandingan kegagalan panggilan yang disebabkan ketidak tersediaan kanal terjadi. Success Calls percentage, yang menunjukan rasio perbandingan panggilan yang berhasil dilakukan. Traffic Occupancy, yang menunjukan tingkat kepadatan BTS atau traffic density BTS. 4.1 Analisa Call Drop Ratio KPI target 2011 PT. Bakrie Telecom, mensyaratkan call drop ratio harus berada dibawah 0,8%. Dari data rata-rata call drop periode Oktober-Desember 2011 didapatkan bahwa rata-rata call drop untuk 12 BTS di pusat kota Bekasi sebesar 0,45%. Angka ini berada jauh berada diatas ambang batas KPI PT. Bakrie Telecom. Menurut standard yang diberikan oleh vendor, angka ini menunjukan kualitas excellent yaitu dibawah 1%. Detail perhitungan rata-rata ini dapat dilihat pada tabel berikut ini. 46

Tabel 4.1 Rata-rata Call Drop Ratio periode Oktober-Desember 2011 Namun demikian, sempat terjadi kasus call drop yang cukup menonjol pada pada BTS 3020 dan 3013, khususnya pada BTS 3020Z yang sempat menunjukan angka 1,2% pada minggu pertama bulan November 2011. Kedua BTS ini memiliki nilai rata-ata call drop tertinggi, walaupun masih diatas KPI yaitu pada angka 0,72% dan 0,70%. Untuk lebih jelasnya mengenai call drop ratio di 12 BTS tersebut dapat dilihat pada grafik berikut. 47

Grafik 4.1 Grafik Call Drop Ratio periode Oktober-Desember 2011 Penyebab utama dari terjadinya drop call di suatu BTS yang paling umum terjadi ialah karena disebabkan gangguan pada traffic link antara BTS-BSC. Karena itu dapat dilakukan pembandingan antara statistic call drop ratio dengan alarm log traffic link khususnya untu BTS 3020 dan 3013, untuk memastikan apakah call drop yang terjadi disebabkan oleh gangguan pada abis interface ataukah yang lain. Tabel 4.2 Call drop ratio vs Abis traffic interface alarm Dari data diatas dapat dilihat bahwa peningkatan call drop ratio di BTS 3013 pada minggu kedua bulan Oktober 2011 berbanding lurus dengan jumlah alarm gangguan pada traffic link BTS-BSC pada periode yang sama. Sehingga 48

dapat ditarik kesimpulan bahwa meningkatnya call drop ratio di BTS 3013 pada minggu kedua bulan Oktober 2011 disebabkan oleh gangguan pada ABIS interface link. Hal yang sama juga terjadi pada BTS 3020 di minggu ketiga bulan Desember 2011 dimana peningkatan call drop ratio berbanding lurus dengan jumlah alarm gangguan pada traffic link BTS-BSC pada periode yang sama. Langkah korektif yang dapat dilakukan pada kedua BTS ini adalah memperbaiki kualitas link antara BTS-BSC di kedua BTS tersebut, langkah ini dapat dilakukan dengan melakukan BER ( bit error ratio ) test pada keseluruhan link antara BTS 3013 dan 3020 sampai memenuhi standard BER yaitu dibawah 1 x 10-6. Untuk memastikan apakah permasalahan call drop ratio ini telah berhasil diatasi maka perlu dilihat performansi call drop ratio di BTS 3013 dan 3020 setelah dilakukan perbaikan kualitas link, masalah call drop akan menurun drastis apabila memang hal ini menjadi akar masalah tingginya call drop di BTS ini. Disamping karena masalah pada abis interface, call drop juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti : Coverage signal yang buruk pada forward dan reverse signal. Parameter seting call drop, handoff dan neighbor list yang tidak sesuai. Interference signal radio dari pemancar lain. Korektif action: Berdasarkan pengecekan oleh team field terdapat interferensi terhadap link radio yang digunakan oleh BTS 3020. 49

Gambar 4.1 Trouble ticket BTS 3020/XL Pulau Sirih Dari data performance BTS 3020 pada minggu pertama dan kedua bulan Januari terlihat adanya perbaikan nilai call drop. 50

Tabel 4.3 Call drop after improvement 4.2 Analisa Call Setup Success Ratio KPI target 2011 PT Bakrie Telecom, mensyaratkan call success ratio harus berada diatas 97%. Dari data rata-rata call success ratio periode Oktober-Desember 2011 didapatkan bahwa rata-rata call success ratio untuk 12 BTS di pusat kota Bekasi sebesar 96,73 %. Angka ini berada dibawah ambang batas KPI PT Bakrie Telecom. Namun menurut standard yang diberikan oleh vendor, angka ini menunjukan kualitas diatas rata-rata yaitu diatas 95% bahkan mendekati level excellent yaitu 97%. Grafik 4.2 Call Succes Ratio periode Oktober-Desember 2011 51

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa call success terendah terjadi pada BTS 2446 sector X khususnya pada periode minggu kedua November. Rata-rata call success ratio pada BTS 2446X selama periode Oktober Desember 2011 merupakan yang terendah diantara 12 BTS yang datanya diambil, yaitu sebesar 95,73 %. Setelah dilakukan penelusuran alarm log di BTS 2466 didapatkan log yang mengindikasikan adanya gangguan pada perangkat channel element di BTS 2466 pada bulan November 2011. Gangguan pada channel element dapat menyebabkan call blocking, karena fungsi channel element adalah sebagai penyedia resource channel call setup pada CDMA, sehingga dapat dipastikan gangguan inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan statistik success call di BTS 2466 pada minggu ke dua November 2011, seperti dapat dilihat pada tabel perbandingan success call dan alarm channel element berikut. Tabel 4.4 Success Call vs Channel Element alarm Korektif action Setelah dilakukan penggantian CEM modul oleh team field, success call BTS 2446x kembali normal di minggu ketiga bulan November 2011 seperti dapat dilihat pada Tabel 4.4 52

Gambar 4.2 Trouble ticket BTS 2466/PH Kayuringin Jaya 4.3 Analisa Traffic Density Dari data yang diambil pada periode pengamatan Oktober Desember 2011 terlihat bahwa BTS- BTS ini memiliki tingkat kerapatan yang fluktuatif dan tidak 53

merata dalam tiap minggunya. Namun demikian apabila dirata-ratakan, ke duabelas BTS ini memiliki tingkat kerapatan trafik sebesar 56,97erl pada periode Oktober sampai dengan Desember 2011. Tingkat kerapatan trafik BTS-BTS tersebut dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 4.3 Grafik Traffic Density periode Oktober-Desember 2011 Fluktuasi tingkat kerapatan trafik pada waktu-waktu tertentu tidak dapat menjadi acuan untuk mengoptimasi coverage suatu cell maupun suatu BTS, hal ini dikarenakan hal tersebut sangat berkaitan dengan aktifitas pelanggan yang dicatu di area tersebut. Tingkat kerapatan tertingi terjadi di BTS 3024X yaitu sebesar 104,51erl. Tingginya kepadatan trafik pada BTS 3024X dikarenakan BTS ini mencakup area Mega Mall dan Metropolitan Mall yang kemungkinan mengadakan event belanja akhir tahun, sehingga terjadi pengumpulan pelanggan di area tersebut. 54

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rendahnya call success ratio di BTS 3024 pada minggu pertama November 2011 berkaitan erat dengan tingginya kepadatan traffic di cell 3024X pada periode yang sama. Sebagai langkah antisipasi akan lonjakan trafik pada momen-momen tertentu tersebut, BTS 3024 dikonfigurasikan dengan kapasitas maksimal. 4.4 Cakupan jaringan Cell Coverage atau cakupan mengandung arti suatu area yang masih berada dalam wilayah layanan dari base station sel tersebut. Komunikasi yang menghubungkan baik dalam arah forward maupun reverse harus berada dalam kondisi sama baiknya. Sedangkan langkah korektif pengoptimasian cakupan jaringan, sesuai rekomendasi qualcomm dilakukan apabila rata-rata kepadatan trafik telah menunjukan angka diatas 75 dalam periode 2 bulan berturut-turut. Pada kasus BTS 3024 ini kapasitas trafik yang padat hanya berpengaruh pada performansi access failed namun tidak berpengaruh pada performansi dropcall dan success fail yang masih dalam batas level good. Dengan kondisi dimana access failed akan meningkat saat traffic density di sector X meningkat maka langkah yang dapat dilakukan adalah mengoptimasi coverage area sector X BTS 3024 dengan BTS tetangganya seperti terlihat pada gambar berikut. 55

Gambar 4.3 Optimasi Coverage BTS 3024 Solusi ideal dari penanganan masalah performansi di BTS ini adalah dengan menambah 1 buah BTS di area yang diberi tanda, sehingga distribusi traffic di BTS 3024X dapat terbagi. Solusi lainya adalah mengatur coverage dengan melakukan tilting di antenna sectoral BTS 1367, 2446 dan 3013. 4.5 Analisa Kinerja Jaringan CDMA 2000 1X Hasil perhitungan beberapa parameter KPI yang dipakai oleh perusahaan pada periode Oktober sampai Desember 2011 dibandingkan dengan target perusahaan tahun 2011 dan sarat dari BRTI ditunjukan pada table berikut. 56

Tabel 4.5 Pencapaian Parameter KPI Dari tabel pencapaian diatas dapat dilihat bahwa kinerja network adalah baik, karena sudah dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini BRTI. Parameter success call berada sedikit dibawah target perusahaan, namun masih memenuhi sarat kelayakan yang ditetapkan pemerintah. 57