Laporan Akhir 1 PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis. pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial

Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa. menjadi 20 kecamatan, 289 desa, dusun, RT, dan RW.

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung

BAB I P E N D A H U L U A N

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya

Penutup. Sekapur Sirih

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Kinerja Anggaran Tahun 2012 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2015

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB II GAMBARAN UMUM Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG

Kelerengan atau kemiringan lahan diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu sebagai berikut: Tabel 6.30.

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

BAB II PROFIL WILAYAH

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Konsep paradigma development from below sebagai suatu strategi. pembangunan bottom up planning. Pengembangan dari bawah pada

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

PETA WILAYAH KECAMATAN SUMOWONO

HASIL SIDANG PLENO PENYUSUNAN PRIORITAS USULAN PNPM MANDIRI PERDESAAN INTEGRASI SPP-SPPN TA 2015 KAB.TEMANGGUNG

KARAKTERISTIK INTERNAL WILAYAH PERENCANAAN

PROFILE DESA SIGEBLOG

LAPORAN. KEGIATAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT (BBGRM) Ke XIV TEMA

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

LAPORAN AKHIR. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studio Perencanaan (TKP 437P) Oleh Kelompok 1A :

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

posyandu di tiga kecamatan tersebut. Pembantu Per Satuan Penduduk

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. semarang utara yang memiliki luas Ha. Kecamatan ini

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

Transkripsi:

Laporan Akhir 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi yang terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Salah satu perencanaan pembangunan sanitasi adalah perencanaan pembangunan sub sektor drainase. Dengan semakin berkurangnya daerah terbuka di kawasan perkotaan yang dapat difungsikan sebagai lahan peresapan air dan didukung pula oleh menurunnya kondisi saluran drainase baik kapasitas maupun sistem operasi telah menyebabkan timbulnya berbagai masalah di sub sector drainase. Masterplan Drainase atau Rencana Induk Sistem Drainase perkotaan adalah perencanaan menyeluruh sistem drainase pada satu perkotaan, untuk waktu perencanaan 20 tahun dan dapat dilakukan peninjauan kembali disesuaikan dengan keperluan. Lingkupnya adalah sistem drainase utama saja yang berada dalam satu daerah administrasi kota/perkotaan yang Jaringannya meliputi seluruh alur air, baik alur alam maupun alur buatan yang hulunya terletak di dalam kota dan bermuara di sungai atau laut Demikian halnya dengan kondisi di Kota Parakan yang merupakan salah satu Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Temanggung yang bercirikan perkotaan, dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan dinamika masyarakat dan pertumbuhan kotanya. Perkembangan dan pertumbuhan ini membawa dampak ke kawasan perkotaan, sehingga diperlukan penataan dan perencanaan secara menyeluruh bahkan agar diperoleh kondisi kota yang optimal maka diperlukan rencana terperinci, dan salah satunya adalah penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan. Penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan Kabupaten Temanggung I - 1

Laporan Akhir 1.2. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN Maksud Penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan, Kabupaten Temanggung adalah menyiapkan dokumen yang berisi dokumen master plan drainase Kota Parakan yang sesuai dengan kondisi saat ini. Tujuan penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan adalah untuk memberikan arahan pembangunan sistem drainase perkotaan; memberikan landasan dan pedoman bagi pembangunan dan pengembangan jaringan drainase yang terpadu serta sebagai landasan bagi proses analisis penyusunan master plan secara lebih sempurna baik dalam tahap pengumpulan data, pengolahan data maupun pemanfaatan data. Sedangkan sasaran yang harus dilaksanakan untuk menyusun masterplan drainase sebagaimana yang diharapkan adalah sebagai berikut: - Peninjauan kembali terhadap kebijakan dan rencana pembangunan Kota Parakan yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan saluran pembuangan air (drainase) - Pengidentifikasian kondisi wilayah perencanaan terhadap aspek fisik dan sosial dengan menekankan proses identifikasi terhadap kondisi prasarana drainase (up dating data) - Penentuan konsep-konsep pelaksanaan studi mulai dari pendekatan yang digunakan, variabel amatan yang akan dikaji, metodologi yang akan dipakai sampai pada proses aplikasi metode untuk menganalisis variable amatan - Penyusunan rencana tindak terkait dengan penentuan tim pelaksana studi, jadwal pelaksanaan studi, sistem pelaksanaan kerja tim dan urutan prioritas penyusunan master plan - Pengumpulan beberapa dokumen awal berupa data primer yang berguna sebagai petunjuk proses pelaksanaan survey baik primer maupun sekunder Penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan Kabupaten Temanggung I - 2

Laporan Akhir 1.3 LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan Master Plan Drainase Kota Parakan Kabupaten Temanggung adalah : 1. Mengumpulkan data Data dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis, minimal memuat: a. Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, kelembaban dan temperatur dari station klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika terdekat; b. Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air, debit sungai, laju sedimentasi, pengaruh air balik, peil banjir dan karakteristik daerah aliran; c. Data sistem drainase yang ada, yaitu, data kuantitatif banjir/ genangan berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di daerah tersebut; d. Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), sistem drainase dan sistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi masing-masing berskala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 50.000, atau disesuaikan tipelogi kota; e. Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran data kepadatan bangunan. 2. Menyusun Kondisi Sistem Drainase Penyusunan kondisi sistem drainase digunakan untuk menginventarisasi kondisi eksisting sebagai dasar analisis perencanaan selanjutnya. 3. Membuat peta genangan 4. Menganalisis data 5. Penyusunan prioritas pembangunan jaringan drainase kota 6. Menyusun usulan sistem drainase perkotaan 7. Merencanakan dimensi saluran 8. Menyusun usulan biaya Penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan Kabupaten Temanggung I - 3

Laporan Akhir 1.4 LOKASI PEKERJAAN Pelaksanaan kegiatan penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan tetap mengacu pada TOR yang ada. Studi tersebut dilaksanakan di Kota Parakan dengan batas-batas administratif adalah: - Sebelah Utara : Desa Nglondong dan Desa Tegalroso - Sebelah Timur : Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu - Sebelah Selatan : Kecamatan Bulu - Sebelah Barat : Desa Depokharjo dan Caturanom Deliniasi wilayah perencanaan berada di 7 (tujuh) Desa/ Kelurahan dengan luas ± 956 Ha, peta wilayah perencanaan dapat dilihat pada gambar berikut: Penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan Kabupaten Temanggung I - 4

Laporan Akhir Gambar 1.1. Lokasi Pekerjaan Penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan Kabupaten Temanggung I - 5

Laporan Akhir Pelaksanaan studi dititikberatkan pada penanganan masalah system drainase dan pengembangan jaringan drainase terpadu. Adapun kawasan yang menjadi orientasi utama yaitu pada: a. Kawasan banjir/ genangan air b. Kawasan buangan air domestik dan non domestik c. Kawasan strategis Untuk mengatasi permasalahan tersebut, di Konsep laporan akhir yang merupakan tahap perencanaan akan membahas tentang: 1) kajian terhadap kebijakan, karakteristik wilayah studi, dan hasil analisis 2) perencanaan dan pengembangan saluran 3) penentuan bentuk dan tipikal saluran yang tepat Penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan Kabupaten Temanggung I - 6

3.1. KABUPATEN TEMANGGUNG Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial budaya masyarakat dalam kesatuan sistem wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Program pengembangan kawasan perdesaan meliputi : 1. Pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif 2. Pengembangan industri berbahan baku lokal 3. Pengembangan pusat pelayanan 4. Pengembangan kepariwisataan 5. Peningkatan keterkaitan Kawasan Perkotaan-perdesaan 6. Pengembangan Kawasan Perkotaan yang mampu berfungsi sebagai pusat pemasaran hasil komoditas Daerah 7. Pengembangan prasarana wilayah Daerah 8. Peningkatan pengelolaan Kawasan Lindung Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 1

9. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup 10. Peningkatan fungsi Kawasan untuk pertahanan dan keamanan 11. Pengembangan Kawasan Strategis Daerah Beradasarkan RTRW Kabupaten Temanggung Tahun 2011 2031, pengembangan pusat pelayanan lingkungan (PPL) meliputi : 1. Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat 2. Desa Kebonsari Kecamatan Wonoboyo 3. Desa Tepusen Kecamatan Kaloran 4. Desa Gentan Kecamatan Kranggan 5. Desa Malebo Kecamatan Kandangan 6. Desa lain yang ditetapkan kemudian Pemanfaatan ruang wilayah dibagi menjadi 2, yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Mengingat posisi geografis Kabupaten Temanggung berada di wilayah dataran tinggi, maka kawasan lindung meliputi hampir seluruh wilayah. Kawasan ini terdiri dari : 1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahnya yaitu hutan lindung di kecamatan Tembarak, Temanggung, Bulu, Parakan, Ngadirejo, Candiroto dan Tretep 2. Kawasan perlindungan setempat kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan resapan di lereng gunung sindoro dan gunung sumbing Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 2

3. Kawasan rawan bencana alam 4. Kawasan cagar alam dan cagar budaya a. Cagar alam : Sumber mata air Sungai Progo di jumprit terletak di Kecamatan Ngadirejo Air Terjun Onje terletak di Kecamatan Candiroto Air Terjun Lawe terletak di Kecamatan Gemawang Air Terjun Trocoh terletak di Kecamatan Wonoboyo Telaga Kembangsari terletak di Kecamatan Kandangan b. Cagar budaya : Candi Pringapus terletak di Kecamatan Ngadirejo Candi Gondosuli terletak di Kecamatan Bulu Sedangkan kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya meliputi : 1. Kawasan pertanian a. Kawasan pertanian lahan basah dikembangkan di Kecamatan Kedu, Temanggung, Selopampang, Parakan, Bulu, Tembarak, Kranggan, Pringsurat, Kandangan, ngadirejo, dan Jumo b. Kawasan pertanian lahan kering dikembangkan pada daerah yang tidak terjangkau jaringan irigasi, bukan hutan lindung atau kemiringan lereng kurang dari 40%. Terdapat diseluruh kecamatan pada lahan yang sesuai Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 3

c. Kawasan perikanan diprioritaskan dikembangkan didaerah yang tersedia pasokan air yang cukup dan diarahkan di Kecamatan Temanggung, Bulu, Tlogomulyo, Tembarak, Parakan, Wonoboyo, dan Selopampang d. Kawasan peternakan diprioritaskan dikembangkan di Kecamatan Kaloran, Kandangan, Kranggan, Jumo, Kedu, Bejen, Pringsurat dan Gemawang 2. Kawasan agropolitan dikembangkan pada daerah perdesaan yang berbasis pertanian dan memiliki embrio system jaringan prasarana kawasan agropolitan, yaitu di Kecamatan Kledung, Pringsurat, Selopampang, dan Gemawang dengan ditunjang wilayah sekitarnya sebagai hinterlandnya 3. Kawasan permukiman sebagaimana dikembangkan di daerah yang datar, bukan lahan irigasi, bukan kawasan lindung,aksesbilitas baik dan tersedia air bersih 4. Kawasan hutan, dikembangkan di Kecamatan Temanggung di 7 lokasi, yaitu desa manding, SIdorejo, Walitelon Utara, Walitelon Selatan, Madureso, Kowangan dan Kertosari 5. Kawasan perdagangan dikembangkan di Kecamatan Temanggung, Parakan, Selopampang, Kranggan, Ngadirejo, Pringsurat, Kandangan, Kaloran dan Gemawang 6. Kawasan industri, dikembangkan pada daerah yang kurang subur, bukan sawah irigasi teknis, bukan hulu sungai dengan kemiringan Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 4

lereng kurang dari 40%. Kawasan ini diarahkan di Kecamatan Pringsurat dan Kranggan 7. Kawasan pergudangan, dikembangkan untuk mendukung pertanian dan perdagangan diarahkan di Kecamatan Bulu dan untuk mendung kawasan industry diarahkan di Kecamatan Kranggan dan Pringsurat 8. Kawasan pariwisata a. Pengembangan kawasan Pikatan sebagai taman rekreasi dengan obyek pendukung Taman Kartini dan monumen Bambang Sugeng b. Pengembangan kawasan pendakian gunung dan agrowisata/rest area kledung pass dengan obyek pendukung monumen Meteorit, candi dan prasasti Gondosuli, candi Pringapus dan mata air Jumprit c. Pengembangan kawasan rest area Ngipil dan pasar buah Pingit Kecamatan Pringsurat dengan obyek pendukung agrowisata Soropadan Selain ini juga ditetapkan kawasan strategis, yang terdiri dari : 1. Pengembangan kawasan wisata dan rest area di kawasan Kledung dan Pringsurat 2. Pengembangan kawasan industry di Kecamatan Kranggan dan Pringsurat Berdasarkan RPIJM Kabupaten Temanggung, pengembangan kawasan permukiman perdesaan telah merencanakan Desa Pusat Pengembangan (DPP) di beberapa lokasi. Penetapan DPP dengan memperhatikan banyak faktor, antara lain potensi ekonomi kawasan, jumlah penduduk, prasarana dan sarana dasar serta potensi-potensi lain yang belum tergali yang Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 5

diperkirakan akan mampu meningkatkan kawasan menjadi lebih mandiri dan berkembang. Keberadaan lingkungan permukiman yang telah berkembang sangat cepat dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi dan mengakibatkan lingkungan permukiman menjadi kumuh (slum area) serta terbatasnya sarana dan prasarana dasar. Pembangunan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan desa (KTP2D) merupakan salah satu pendekatan pembangunan kawasan perdesaan dengan cara mengembangkan potensi unggulannya, yaitu satu sumber daya dominan baik yang belum diolah maupu sumber daya yang tersembunyi berupa sumber daya alam, sumber daya buatan mauoun sumber daya manusia yang difokuskan pada kemandirian masyarakat sesuai dengan asa tridaya yang intinya adalah pemberdayaan prasarana dan sarana permukiman. Dengan keberadaan DPP-KTP2D diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan menjadi pusat pusat petumbuhan bagi kawasan sekitarnya dengan saling menunjang antara potensi-potensi desa pengembangan kawasan dengan konsep KTP2D di Kabupaten Temanggung, sangat tepat guna mempercepat pembangunan dan pengembanagn desa. Disamping itu aksesbilitas warga menjadi lebih dekat karena prasarana dan sarana kawasan tersedia, kalau belum tersedia dapat dikembangkan atau dibangun dengan memperhatikan potensi masing-masing desa yang ada. Keberadaan KTP2D diharapkan mampu melayani desa-desa yang berada di kawasan tersebut, sehingga kawasan menjadi lebih mandiri dan saling melengkapi kebutuhan prasarana dan sarana. Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 6

3.2. DESA MUNTUNG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG Visi Desa Muntung adalah Desaku Bersatu, Aman dan Sejahtera.Maksudnya adalah : 1. Bersatu Untuk mewujudkan Desa Muntung yang lebih baik, maka diperlukan adanya tekad semua komponen baik Pemerintah Desa, Lembaga Desa, tokoh masyarakat (pemuda, perempuan, tokoh agama) untuk bersatu. Hal ini mendukung makna bahwa dengan bersatu maka akan tercapai kondisi yang aman 2. Aman Kondisi desa yang aman merupakan jaminan terlaksananya semua pelaksanaan kegiatan Pemerintahan Desa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera 3. Sejahtera Sejahtera artinya pelaksanaan pembangunan desa yang direncanakan dan dibiayai dari dana pemerintah maupun swadaya masyarakat sejauh mungkin diperuntukkan bagi kesejahteraan semua masyarakat, baik mengenai pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari maupun kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi Desa Muntung adalah : 1. Mewujudkan pemerintah desa yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, mempunyai tujuan untuk Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 7

meningkatkan kualitas aparat pemerintah desa dan Badan Permusyawaran Desa sehingga mampu memahami tugas pokok dan fungsinya, menjalin kerjasama yang baik, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara cepat, tepat atau prosedural dan transparan serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) 2. Mewujudkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, kerukunan umat beragama, dan fasilitas kehidupan beragama, mempunyai tujuan kualitas kehidupan beragama yang didasarkan pada pemahaman dan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing dalam nuansa kehidupan yang sejuk dan penuh toleransi 3. Meningkatkan kualitas lembaga kemasyarakatan desa serta menggerakkan dan menumbuh kembangkan swadaya dan gotong royong masyarakat dalam pembangunan desa, mempunyai tujuan meningkatkan kualitas anggota dan pengurus lembaga kemasyarakatan desa, mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi antar lembaga kemasyarakatan desa maupun unsur pemerintah desa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa melalui swadaya serta gotong royong masyarakat 4. Mewujudkan perekonomian desa yang semakin kuat dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, potensi unggulan desa, dan lembaga ekonomi desa dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian desa, mempunyai tujuan untuk menggerakkan seluruh Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 8

potensi ekonomi, kerakyatan, potensi unggulan desa dan lembaga ekonomi desa, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan pendapatan asli desa 5. Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup, mempunyai tujuan peningkatan upaya pelestarian lingkungan hidup serta pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang 6. Mewujudkan ketersediaan dan peningkatan prasarana dan sarana pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan, sosial budaya serta fasilitas umum, mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan serajat kesehatan yang berkualitas, serta kondisi social budaya masyarakat yang bermoral, beretika, berbudaya dengan tidak meninggalkan nilai-nilai luhur dan adat istiadat serta budaya desa serta meningkatkan kelancaran perekonomian desa 7. Meningkatkan pelayanan penanganan masalah social serta meningkatkan kemajuan dan kemandirian masyarakat miskin, mempunyai tujuan untuk mengurangi kesenjangan masyarakat, penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat miskin Arahan kebijakan pembangunan Desa Muntung adalah : 1. Dalam pelaksanaan pembangunan, arah kebijakan Desa Muntung adalah mewujudkan pemerintah desa yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat 2. Dalam pelaksanaan urusan pembangunan, arah kebijakan Desa Muntung adalah Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 9

a. Mewujudkan ketersediaan serta peningkatan prasarana dan sarana pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan, social budaya serta fasilitas umum b. Mewujudkan perekonomian desa yang semakin kuat dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, potensi unggulan desa dan lembaga ekonomi desa dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian desa c. Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup 3. Dalam pelaksanaan urusan kemasyarakatan, arah kebijakan Desa Muntung adalah a. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, kerukunan umat beragama dan fasilitas kehidupan beragama b. Meningkatkan pelayanan penanganan masalah social serta meningkatkan kemajuan dan kemandirian masyarakat miskin Program-program pembangunan desa : 1. Melalui kebijakan mewujudkan pemerintah desa yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, program yang akan dilaksanakan adalah : a. Peningkatan kemampuan dan profesionalisme aparat pemerintah desa, serta meningkatkan kerjasama yang baik antara pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III -10

b. Peningkatan tertib administrasi penyelenggaraan pemerintah desa dan kualitas pelayanan umum kepada masyarakat 2. Melalui kebijakan mewujudkan ketersediaan serta peningkatan prasarana dan sarana pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, sosial, budaya serta fasilitas umum. Program yang akan dilaksanakan adalah peningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, pelestarian budaya dan adat istiadat desa serta peningkatan sarana olahraga dan kepemudaan 3. Melalui kebijakan mewujudkan perekonomian desa yang semakin kuat dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, potensi unggulan desa dan lembaga ekonomi desa dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian desa. Program yang akan dilaksanakan adalah peningkatan fasilitas dan pemberdayaan potensi ekonomi kerakyatan melalui sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan industry serta lembaga ekonomi desa yang mandiri dan tangguh untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat 4. Melalui kebijakan mewujudkan meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup. Program yang akan dilaksanakan adalah penyelamatan kawasan resapan air dengan cara penghijauan 5. Melalui kebijakan mewujudkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, kerukunan umat beragama dan fasilitas kehidupan beragama. Program yang akan dilaksanakan adalah pembangunan dan pemeliharaan tempat ibadah Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III - 11

6. Melalui kebijakan meningkatkan kualitas lembaga kemasyarakatan desa dan peran serta dalam pembangunan desa. Program yang akan dilaksanakan adalah peningkatan kemampuan dan profesionalisme anggota dan pengurus lembaga kemasyarakatan desa dan pemberdayaan pengurusnya dalam perencanaan pembangunan yang terarah, terpadu, aspiratif, dan tanggap terhadap perubahan dengan mengutamakan skala prioritas desa dan manfaatnya dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, serta mampu menggerakkan swadaya dan gotong-royong masyarakat dalam pembangunan 7. Melalui kebijakan meningkatkan pelayanan penanganan masalah social, serta meningkatkan kemajuan dan kemandirian masyarakat miskin. Program yang akan dilaksanakan adalah pemberian bantuan dan perlindungan social untuk pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III -12

Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) III -13

2.1. KABUPATEN TEMANGGUNG 2.1.1. Kondisi Geografis Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, terletak di antara 110 0 23 110 0 46 30 bujur timur dan 7 0 14 7 0 32 35 lintang selatan. Luas Kabupaten Temanggung 87.065 ha, terbagi menjadi 20 kecamatan, 289 desa, 1.468 dusun, 5.520 RT, dan 1.510 RW. Secara administrasi dibatasi oleh : Sebelah Utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang Sebelah Selatan : Kabupaten Magelang Sebelah Barat : Kabupaten Wonosobo Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 1

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Temanggung Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 Terbagi menjadi 2 fungsi lahan, yaitu sebagai lahan sawah seluas 20.634 ha dan lahan bukan sawah seluas 66.431 ha. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Luas Wilayah Dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Temanggung Kecamatan Lahan Sawah Bukan Jumlah Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 2

(ha) Lahan Sawah (ha) (ha) Parakan 1,223 1,000 2,223 Kledung 247 2,974 3,221 Bansari 619 1,635 2,254 Bulu 1,364 2,940 4,304 Temanggung 1,890 1,449 3,339 Tlogomulyo 385 2,099 2,484 Tembarak 752 1,932 2,684 Selopampang 790 939 1,729 Kranggan 1,425 4,336 5,761 Pringsurat 639 5,088 5,727 Kaloran 1,436 4,956 6,392 Kandangan 1,516 6,321 7,837 Kedu 2,190 1,306 3,496 Ngadirejo 1,505 3,826 5,331 Jumo 1,278 1,654 2,932 Gemawang 643 6,068 6,711 Candiroto 1,195 4,799 5,994 Bejen 678 6,206 6,884 Tretep 57 3,308 3,365 Wonoboyo 802 3,596 4,398 Jumlah 20,634 66,431 87,065 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 2.1.2. Kondisi Kependudukan 2.1.2.1. Jumlah dan Sebaran Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Temanggung sebanyak 729.989 jiwa, terbagi menjadi 2 jenis kelamin, yaitu laki-laki sebanyak 366.485 jiwa dan perempuan sebanyak 363.504 jiwa. Selama 5 tahun terakhir jumlah tersebut mengalami peningkatan, sebesar 3,71%. Secara rinci jumlah dan persebaran penduduk Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Temanggung Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 3

(jiwa) (jiwa) (jiwa) Parakan 24,947 24,955 49,902 Kledung 13,324 12,986 26,310 Bansari 11,526 11,170 22,696 Bulu 22,418 21,603 44,021 Temanggung 39,442 40,470 79,912 Tlogomulyo 10,573 10,451 21,024 Tembarak 14,285 14,025 28,310 Selopampang 9,132 9,122 18,254 Kranggan 21,618 21,748 43,366 Pringsurat 23,224 22,886 46,110 Kaloran 21,622 21,772 43,394 Kandangan 23,724 23,233 46,957 Kedu 26,434 26,026 52,460 Ngadirejo 27,174 26,746 53,920 Jumo 13,926 14,010 27,936 Gemawang 15,005 14,696 29,701 Candiroto 15,903 16,057 31,960 Bejen 10,192 9,972 20,164 Tretep 9,910 9,620 19,530 Wonoboyo 12,106 11,956 24,062 Jumlah 366,485 363,504 729,989 Tahun 2009 360,112 361,975 722,087 Tahun 2008 357,299 358,996 716,295 Tahun 2007 353,371 355,972 709,343 Tahun 2006 350,055 353,291 703,346 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 2.1.2.2. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk Kabupaten Temanggung sebesar 8,38 jiwa/ha. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.3 Tingkat Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Temanggung Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (ha) Tingkat Kepadatan Penduduk (jiwa/ha) Parakan 49,902 2,223 22.45 Kledung 26,310 3,221 8.17 Bansari 22,696 2,254 10.07 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 4

Bulu 44,021 4,304 10.23 Temanggung 79,912 3,339 23.93 Tlogomulyo 21,024 2,484 8.46 Tembarak 28,310 2,684 10.55 Selopampang 18,254 1,729 10.56 Kranggan 43,366 5,761 7.53 Pringsurat 46,110 5,727 8.05 Kaloran 43,394 6,392 6.79 Kandangan 46,957 7,837 5.99 Kedu 52,460 3,496 15.01 Ngadirejo 53,920 5,331 10.11 Jumo 27,936 2,932 9.53 Gemawang 29,701 6,711 4.43 Candiroto 31,960 5,994 5.33 Bejen 20,164 6,884 2.93 Tretep 19,530 3,365 5.80 Wonoboyo 24,062 4,398 5.47 Jumlah 729,989 87.065 8.38 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kepadatan tertinggi di Kecamatan Temanggung sebesar 23,93 jiwa/ha, dan kepadatan terendah di Desa Bejen sebesar 2,93 jiwa/ha. 2.1.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk Kabupaten Temanggung antara lain di bidang pertanian, industri, bangunan, perdagangan, pengangkutan, jasa, dan lain-lain. Dari ke 7 bidang tersebut yang paling banyak dibidang pertanian, baik itu sebagai petani maupun buruh tani. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 5

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kabupaten Temanggung Kecamatan Pertanian Industri Bangunan Perdagangan Pengangkutan Jasa Lain-lain (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) Parakan 8,068 2,535 722 6,343 1,026 4,320 1,019 Kledung 11,543 1,074 469 2,832 428 1,895 802 Bansari 11,482 976 444 2,606 343 2,514 253 Bulu 19,394 382 872 2,283 598 1,915 352 Temanggung 9,085 3,628 1,589 7,310 1,740 9,818 1,682 Tlogomulyo 10,339 1,463 369 833 327 859 154 Tembarak 11,295 222 456 1,422 237 1,268 235 Selopampang 7,955 167 221 1,057 227 687 134 Kranggan 13,584 3,366 1,107 3,375 782 2,823 377 Pringsurat 15,953 4,181 824 4,062 754 2,176 428 Kaloran 16,231 2,309 615 2,336 508 1,746 346 Kandangan 16,874 1,118 707 2,697 696 2,014 420 Kedu 15,049 6,208 2,126 3,698 879 2,933 509 Ngadirejo 18,332 1,565 1,072 4,800 1,155 3,053 405 Jumo 13,344 762 495 1,684 369 1,564 255 Gemawang 12,056 793 565 1,675 273 1,096 263 Candiroto 12,746 219 362 1,703 369 1,488 242 Bejen 7,795 149 175 830 219 923 177 Tretep 10,913 97 279 479 45 297 139 Wonoboyo 12,677 199 333 866 146 710 154 Jumlah 254,715 31,445 14,357 53,492 11 178 44 311 8 388 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 2.1.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan masyarakat akan semakin cerdas yang selanjutnya akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Secara umum tingkat pendidikan dapat dipakai untuk menggambarkan tingkat kualitas manusia di daerah yang bersangkutan. Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 6

Sebanyak 43,50% atau 289.789 jiwa penduduk Kabupaten Temanggung telah tamat SD. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Temanggung Kecamatan Tamat DIV/Sarjana (jiwa) Tamat DI/DII/DIII (jiwa) Tamat SLTA (jiwa) Tamat SLTP (jiwa) Tamat SD (jiwa) Tidak/Belum Tamat SD (jiwa) Parakan 1,166 534 6,121 8,447 16,800 10,824 Kledung 345 121 2,106 3,625 11,090 7,985 Bansari 178 112 1,710 3,368 9,848 5,919 Bulu 685 307 3,105 6,228 18,937 10,712 Temanggung 5,898 2,514 17,148 13,461 21,250 14,255 Tlogomulyo 515 188 2,115 2,963 9,663 5,039 Tembarak 202 138 2,372 4,412 11,328 6,935 Selopampang 135 92 1,526 2,921 8,300 3,447 Kranggan 1,020 384 5,751 8,624 15,564 8,372 Pringsurat 625 206 4,700 8,336 19,486 8,901 Kaloran 376 187 3,628 7,488 18,714 9,394 Kandangan 553 294 2,931 6,336 17,260 1,422 Kedu 1,212 421 5,328 8,818 21,902 10,366 Ngadirejo 1,220 522 4,798 9,062 21,644 12,495 Jumo 218 116 1,838 4,211 12,301 6,788 Gemawang 112 104 1,133 3,885 13,114 8,610 Candiroto 406 256 2,498 4,481 13,743 7,833 Bejen 248 162 1,164 3,438 8,794 4,730 Tretep 78 52 409 3,012 9,278 4,960 Wonoboyo 112 60 956 3,209 10,773 6,848 Jumlah 15,304 6,770 71,337 116,325 289,789 166,092 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 7

2.1.2.5. Jumlah Penduduk Menurut Agama Moyoritas penduduk Kabupaten Temanggung beragama Islam, sebanyak 654.705 jiwa atau 93,52%. Selain agama Islam, agama yang lainnya adalah Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu, dan Budha. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kabupaten Temanggung Kecamatan Kristen Kristen Islam Hindu Budha Protestan Katholik (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) Parakan 48,088 1,127 1,743 45 497 Kledung 26,600 116 137 0 Bansari 22,772 69 200 326 Bulu 43,170 653 337 2 202 Temanggung 66,419 8,266 4,654 84 169 Tlogomulyo 21,728 103 288 294 Tembarak 29,355 15 9 1 Selopampang 18,449 86 197 Kranggan 43,024 1,629 554 3 Kecamatan Kristen Kristen Islam Hindu Budha Protestan Katholik (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) Pringsurat 45,603 767 437 376 Kaloran 36,583 901 561 7,793 Kandangan 45,023 1,715 1,157 Kedu 51,661 566 471 9 Ngadirejo 51,648 578 599 31 63 Jumo 26,001 609 467 1,378 Gemawang 29,344 145 202 153 Candiroto 29,051 1,633 1,451 204 377 Bejen 20,186 141 60 12 280 Tretep 20,300 246 455 5 Wonoboyo 24,549 143 156 86 Jumlah 654,705 19,117 13,524 381 11,918 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 8

2.1.3. Kondisi Sarana Dan Prasarana 2.1.3.1. Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan di Kabupaten Temanggung terdiri dari beberapa jenis sekolah dengan beberapa jenjang pendidikan. Berdasarkan data Kabupaten Temanggung dalam angka jumlah fasilitas pendidikan yang ada sebanyak 938 unit, terdiri dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.7 Jumlah Dan Persebaran Prasarana Pendidikan Di Kabupaten Temanggung Kecamatan Negeri (unit) MI MTs MA Swasta (unit) Negeri (unit) Swasta (unit) Negeri (unit) Swasta (unit) Parakan 1 9 1 1 160 1 Kledung - - - - Bansari 2 - - - Bulu 8 1 17 1 PT (unit) Temanggung 1 2 1 1 1 1 Tlogomulyo 2 - - - Tembarak 8 3 39 2 Selopampang 3 1 49 - Kranggan 5 4 66 1 Pringsurat 15 2 32 2 Kaloran 11 3 18 - Kandangan 18 3 72 1 Kedu 12 1 1 82 1 Ngadirejo 6 2 15 - Jumo 6 1 56 - Gemawang 5 1 35 - Candiroto 9 2 14 1 Bejen 5 1 12 - Kecamatan Negeri (unit) MI MTs MA Swasta (unit) Negeri (unit) Swasta (unit) Negeri (unit) Swasta (unit) Tretep 4 2 51 - Wonoboyo 5 1 37 - PT (unit) Jumlah 2 135 2 30 756 12 1 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 9

Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 2.1.3.2. Prasarana Peribadatan Prasarana pendiidkan yang ada di Kabupaten Temanggung antara lain Langgar/Mushola, Masjid, Gereja Protestan, Gereja Khatolik, Kapel, dan Vihara. Dari ke 6 prasarana tersebut, yang paling banyak dijumpai di Kabupaten Temanggung adalah Langgar/Mushola dan Masjid. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.8 Prasarana Peribadatan Di Kabupaten Temanggung Kecamatan Langgar/ Gereja Gereja Masjid Kapel Vihara Cetia Mushola Protestan Katholik (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) Parakan 97 56 10 1 1 3 1 Kledung 38 25 Bansari 26 38 2 Bulu 57 80 3 2 Temanggung 167 102 20 1 2 Tlogomulyo 24 40 1 1 Tembarak 73 57 Selopampang 53 36 Kranggan 96 113 5 1 Pringsurat 164 83 3 1 3 Kaloran 107 97 17 1 41 6 Kandangan 128 105 8 1 3 Kedu 79 102 1 1 Ngadirejo 83 45 4 2 1 Jumo 47 51 3 9 1 Gemawang 62 52 4 1 Candiroto 55 64 4 3 3 2 Bejen 47 42 3 1 Tretep 80 37 2 Wonoboyo 67 52 1 Jumlah 1,550 1,277 79 4 15 71 15 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 10

2.1.3.3. Prasarana Transportasi Dilihat dari jenis permukaannya, jalan di Kabupaten Temanggung berupa jalan aspal, makadam, dan tanah, dengan kondisi jalan baik, sedang, dan rusak. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.9 Panjang Jalan Menurut Keadaan Dan Status Jalan Di Kabupaten Temanggung Status Jalan Keadaan Jalan Jalan Jalan Jalan Negara Propinsi Kabupaten (km) (km) (km) I. Jenis Permukaan a. Diaspal 20,73 9,04 499,37 b. Makadam 101,56 c. Tanah 4,11 Jumlah 20,73 9,04 605,04 II. Jenis Permukaan a. Baik 17,97 8,54 399,39 b. Sedang 2,76 0,5 83,21 c. Rusak 122,45 d. Rusak Berat /Makadam Jumlah 20,73 9,04 605,04 III.Kelas Jalan a. Kelas I b. Kelas II c. Kelas III d. Kelas IIIA 20,73 e. Kelas IIIB 9,04 f. Kelas IIIC g. Kelas IIIB2 Jumlah 20,73 9,04 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 11

Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 2.1.3.4. Prasarana Telekomunikasi Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung, yang sudah terpasang jaringan telepon antara lain kecamatan Parakan, Bulu, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kranggan, Pringsurat, Kandangan, Kedu, Ngadirejo, dan Jumo. Banyaknya rumah tangga yang sudah terpasang jaringan telepon dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.10 Prasarana Telekomunikasi Di Kabupaten Temanggung Rumah Tangga Kecamatan Belum Wartel Jumlah RT Terpasang Terpasang Parakan 12,899 1,946 10,953 Kledung 6,450 6,450 6 Bansari 5,800 5,800 Bulu 11,199 89 11,110 Temanggung 21,002 3,241 17,761 9 Tlogomulyo 5,098 48 5,050 Tembarak 7,079 61 7,018 Selopampang 4,645 25 4,620 Kranggan 11,610 249 11,361 Pringsurat 12,466 23 12,443 Kaloran 11,612 11,612 Kandangan 12,360 64 12,296 Kedu 13,460 237 13,223 Ngadirejo 13,920 333 13,587 1 Jumo 7,670 87 7,583 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 12

Gemawang 7,524 7,524 Candiroto 8,649 8,649 Bejen 5,582 5,582 Tretep 4,835 4,835 Wonoboyo 6,253 6,253 Jumlah 190,113 6,403 183,710 16 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 2.2. KECAMATAN CANDIROTO 2.2.1. Kondisi Geografis Kecamatan Candiroto merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Temanggung, yang secara administrasi dibatasi oleh : Sebelah Utara : Kecamatan Bejen Sebelah Selatan : Kecamatan Jumo dan Kecamatan Ngadirejo Sebelah Barat : Kecamatan Wonoboyo Sebelah Timur : Kecamatan Gemawang Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 13

Gambar 2.2 Peta Kecamatan Candiroto Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 Luas Kecamatan Candiroto 5.994 ha, yang terbagi menjadi 14 desa, 73 dusun, 69 RW, dan 262 RT. Untuk penggunaan lahannya di bagi menjadi 2, yaitu sebagai lahan sawah seluas 1.195 ha dan lahan bukan sawah seluas 4.799 ha. Tabel 2.11 Luas Wilayah Dan Penggunaan Lahan Desa Lahan Sawah Bukan Lahan Sawah Luas (ha) (ha) (ha) Canggal 14 917 931 Ketengsari 170 548 718 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 14

Bantri 77 17 94 Ngabeyan 55 9 64 Krawitan 80 24 104 Muntung 144 81 225 Mento 113 195 308 Desa Lahan Sawah Bukan Lahan Sawah Luas (ha) (ha) (ha) Batursari 100 257 357 Lempuyang 123 250 373 Candiroto 70 168 238 Gunung Payung 48 184 232 Muneng 68 186 254 Plosogaden 90 685 775 Sidoharjo 43 1,278 1,321 Jumlah 1,195 4,799 5,994 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2.2.2. Kondisi Kependudukan 2.2.2.1. Jumlah Dan Sebaran Penduduk Jumlah penduduk di Kecamatan Candiroto sebanyak 31.960 jiwa, 15.903 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 16.057 jiwa berjenis kelamin perempuan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.12 Jumlah Dan Persebaran Penduduk Di Kecamatan Candiroto Desa Laki-laki Perempuan Jumlah (jiwa) (jiwa) (jiwa) Canggal 1,740 1,753 3,493 Ketengsari 2,239 2,277 4,516 Bantri 1,027 1,024 2,051 Ngabeyan 559 526 1,085 Krawitan 418 429 847 Muntung 1,211 1,263 2,474 Mento 1,080 1,159 2,239 Batursari 1,532 1,480 3,012 Lempuyang 1,403 1,480 2,883 Candiroto 1,207 1,203 2,410 Gunung Payung 704 663 1,367 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 15

Muneng 964 972 1,936 Plosogaden 941 930 1,871 Sidoharjo 878 898 1,776 Jumlah 15,903 16,057 31,960 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 16,100 16,050 16,000 15,950 15,900 15,850 15,800 Laki-laki Perempuan Gambar 2.3 Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Sumber : Hasil Analisa Tim Konsultan Tahun 2012 2.2.2.2. Tingkat Kepadatan Penduduk Kapadatan penduduk Kecamatan Candiroto sebesar 5,33 jiwa/ha, kepadatan tertinggi di Desa Bantri sebesar 21,82 jiwa/ha dan kepadatan Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 16

terendah di Desa Sidoharjo sebesar 1,34 jiwa/ha. Kepadatan tersebut diukur dari perbandingan antara jumlah penduduk Kecamatan dengan luas lahan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.13 Tingkat Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Candiroto Desa Tingkat Kepadatan Jumlah Luas Wilayah Penduduk (jiwa) (ha) (jiwa/ha) Canggal 3,493 931 3.75 Ketengsari 4,516 718 6.29 Bantri 2,051 94 21.82 Ngabeyan 1,085 64 16.95 Krawitan 847 104 8.14 Muntung 2,474 225 11.00 Mento 2,239 308 7.27 Batursari 3,012 357 8.44 Lempuyang 2,883 373 7.73 Candiroto 2,410 238 10.13 Gunung Payung 1,367 232 5.89 Muneng 1,936 254 7.62 Plosogaden 1,871 775 2.41 Sidoharjo 1,776 1,321 1.34 Jumlah 31,960 5,994 5.33 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2.2.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Dilihat dari mata pencahariannya, 74,41% atau sebanyak 12.746 jiwa penduduk di Kecamatan Candiroto bermata pencaharian di bidang pertanian, baik itu sebagai petani maupun buruh tani. Selain pertanian, mata pencaharian penduduk yang lainnya dibidang industri (1,27% atau sebanyak 219 jiwa), bangunan (2,11% atau sebanyak 362 jiwa), perdagangan (9,94% atau sebanyak 1.703 jiwa), pengangkutan (2,15% atau Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 17

sebanyak 369 jiwa), jasa (8,68% atau sebanyak 1.488 jiwa) dan lainnya (1,41% atau sebanyak 242 jiwa). 2.2.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk Kecamatan Candiroto menurut tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.14 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kecamatan Candiroto Desa Tamat PT (jiwa) Tamat DI/DII/DIII (jiwa) Tamat SLTA (jiwa) Tamat SLTP (jiwa) Tamat SD (jiwa) Belum/Tidak Tamat SD (jiwa) Canggal 7 36 98 272 306 2,685 Ketengsari 25 16 249 246 2,340 1,501 Bantri 30 13 100 158 1,327 1,096 Ngabeyan 11 5 58 265 506 400 Krawitan 12 7 92 190 441 500 Muntung 55 34 224 474 625 888 Mento 39 21 184 292 1,320 609 Batursari 23 18 293 478 1,530 781 Lempuyang 78 40 391 357 893 1,394 Candiroto 67 31 290 588 715 1,078 Gunung Payung 6 8 96 291 659 946 Muneng 15 8 95 285 1,335 1,230 Plosogaden 32 11 198 272 754 1,088 Sidoharjo 6 8 130 313 992 1,011 Jumlah 406 256 2,498 4,481 13,743 15,207 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2.2.2.5. Jumlah Penduduk Menurut Agama Lima agama yang dianut penduduk Kecamatan Candiroto adalah Islam, Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu dan Budha. Jumlah dan Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 18

persebaran masing-masing ajaran agama tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.15 Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kecamatan Candiroto Desa Kristen Islam Kristen Katholik Hindu Budha Protestan (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) Canggal 3,485 8 Ketengsari 4,483 83 75 Bantri 1,979 59 70 91 Ngabeyan 1,067 57 119 Krawitan 591 276 Muntung 2,394 33 44 2 Mento 1,954 90 195 Batursari 3,102 11 Lempuyang 2,814 56 54 Candiroto 1,434 292 513 Gunung Payung 529 640 163 32 135 Muneng 1,740 195 Plosogaden 1,847 44 Sidoharjo 1,632 52 206 40 30 Jumlah 29,051 1,633 1,451 204 377 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2.2.3. Sarana Dan Prasarana 2. 2.3.1. Prasarana Peribadatan Prasarana peribadatan yang ada di Kecamatan Candiroto antara lain Masjid/Surau, Gereja (4 unit), dan Vihara (3 unit). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.16 Jumlah Dan Sebaran Prasarana Peribadatan Di Kecamatan Candiroto Masjid Surau Gereja Vihara Desa (unit) (unit) (unit) (unit) Canggal 5 5 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 19

Ketengsari 10 9 Bantri 4 2 Ngabeyan 2 3 2 Krawitan 3 1 Muntung 4 3 1 Mento 6 3 Batursari 8 4 Lempuyang 5 6 Candiroto 3 5 1 Gunung Payung 1 4 2 1 Muneng 4 5 Plosogaden 4 3 Sidoharjo 5 2 Jumlah 64 55 4 3 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2. 2.3.2. Prasarana Kesehatan Prasarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Candiroto adalah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, dan Poskesdes. Puskesmas hanya ada 1 unit di Desa Candiroto, Puskesmas Pembantu ada 2 unit, terletak di Desa Bantir dan Muntung. Sedangkan untuk Posyandu tersebar merata di seluruh desa. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.17 Jumlah Dan Sebaran Prasarana Kesehatan Di Kecamatan Candiroto Desa Puskesmas Puskesmas Pembantu Posyandu Poskesdes (unit) (unit) (unit) (unit) Canggal 6 1 Ketengsari 9 1 Bantri 1 4 Ngabeyan 2 1 Krawitan 5 1 Muntung 1 5 Mento 8 1 Batursari 9 Lempuyang 6 Candiroto 1 5 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 20

Gunung Payung 3 1 Muneng 7 1 Plosogaden 5 Sidoharjo 7 Jumlah 1 2 81 7 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2. 2.3.3. Prasarana Telekomonikasi Dilihat dari prasarana telekomunikasi, seluruh rumah tangga dikecamatan Candiroto belum terpasang jaringan telepon. Prasarana telekomunikasi yang ada hanya wartel, kantor pos, TV, dan radio. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.18 Jumlah Dan Sebaran Prasarana Telekomunikasi Di Kecamatan Candiroto Desa Kantor Pos Wartel TV Radio (unit) (unit) (unit) (unit) Canggal Ketengsari 745 705 Bantri 364 Ngabeyan 2 231 187 Krawitan 1 161 95 Desa Kantor Pos Wartel TV Radio (unit) (unit) (unit) (unit) Muntung 3 459 251 Mento 399 Batursari 1 451 263 Lempuyang 1 493 432 Candiroto 2 542 119 Gunung Payung 1 215 300 Muneng 200 Plosogaden 391 Sidoharjo 386 Jumlah 2 9 5,037 2,352 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 21

2. 2.3.4. Prasarana Perdagangan Prasarana perdagangan yang ada di Kecamatan Candiroto antara lain pasar, warung/took/kios, dan rumah makan. Pasar hanya ada 1 unit terletak di Desa Candiroto. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.19 Jumlah Dan Sebaran Prasarana Perdagangan Di Kecamatan Candiroto Desa Pasar Warung/Toko/Kios Rumah Makan (unit) (unit) (unit) Canggal 25 Ketengsari 21 2 Bantri 41 Ngabeyan 14 3 Krawitan 9 Muntung 7 1 Mento 32 1 Batursari 42 Lempuyang 15 2 Candiroto 1 75 Gunung Payung 13 10 Muneng 13 Plosogaden 14 Sidoharjo 16 Jumlah 1 337 19 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2. 2.3.5. Prasarana Keuangan Prasarana keuangan yang ada di Kecamatan Candiroto hanya koperasi, Bank, dan BMT. Jumlah masing-masing prasarana tersebut hanya 1 unit terdapat di Desa Candiroto. 2. 2.3.1. Sarana Transportasi Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 22

Sarana transportasi yang dapat dijumpai di Kecamatan Candiroto antara lain bus, mini bus, micro bus, station, truk, dan pick up. Secara rinci jumlah dan persebarannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.20 Jumlah Dan Sebaran Sarana Transportasi Di Kecamatan Candiroto Desa Bus Mini Bus Mikro Bus Station Truk Pick Up (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) Canggal Ketengsari 21 2 22 Bantri 14 1 7 Ngabeyan 1 6 Krawitan 1 Muntung 7 22 2 7 Mento Batursari 1 5 9 Lempuyang 2 13 4 9 Candiroto 5 7 7 15 18 Gunung Payung 19 Muneng 4 Plosogaden 10 Sidoharjo 2 Jumlah 6 9 35 64 33 96 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2.2.4. Potensi Industri Industri yang ada di Kecamatan Candiroto adalah industri kecil dan industri rumah tangga. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.21 Jumlah Dan Sebaran Sarana Transportasi Di Kecamatan Candiroto Desa Industri Kecil Industri Rumah Tangga Canggal Ketengsari Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 23

Bantri 20 Ngabeyan Krawitan 2 Muntung 2 3 Mento 8 Batursari 2 Lempuyang Candiroto 3 8 Gunung Payung 1 Muneng Plosogaden 40 Desa Industri Kecil Industri Rumah Tangga Sidoharjo 11 Jumlah 56 44 Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011 2.3. DESA MUNTUNG 2.3.1. Kondisi Geografis Desa Muntung, dibatasi oleh : Sebelah Utara : Desa Batursari Sebelah Selatan : Desa mangunsari Sebelah Timur : Desa Mento Sebelah Barat : Desa Krawitan Luas Desa Muntung 225 ha terbagi menjadi 4 fungsi penggunaan lahan: Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.22 Luas Wilayah Dan Penggunaan Lahan Luas Jenis Penggunaan Lahan (ha) Tanah Sawah 144 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 24

Tanah Tegal & Kebun 50 Tanah Pekarangan 20 Tanah lain-lain 11 Jumlah 225 Sumber : Monografi Desa 2.3.2. Kondisi Kependudukan 2.3.2.1. Jumlah dan Sebaran Penduduk Jumlah penduduk di Desa Muntung sebanyak 2.474 jiwa, 1.211 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1.263 jiwa berjenis kelamin perempuan. 1270 1260 1250 1240 1230 1220 1210 1200 1190 1180 Laki-laki Perempuan Gambar 2.4 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 25

Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Desa Muntung Sumber : Hasil Analisa Tim Konsultan Tahun 2012 2.3.2.2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Sebagian besar penduduk Desa Muntung bermata pencaharian dibidang lain-lain. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.23 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Muntung Jenis Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Petani sendiri 248 Petani buruh 230 Buruh industry 85 Buruh bangunan 145 Pedagang 45 PNS 46 TNI 2 Pensiunan 44 Lain-lain 1.911 Jumlah 2.756 Sumber : Monografi Desa 2.3.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk di Desa Muntung menurut tingkat pendidikannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.24 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Muntung Penduduk Menurut Pendidikan Jumlah (jiwa) Tidak tamat SD 888 Tamat SD 625 Tamat SLTP 474 Tamat SLTA 224 Tamat Di/DII/DIII 34 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 26

Tamat PT 55 Jumlah 2.300 Sumber : Monografi Desa 2.3.3. Kondisi Sarana Dan Prasarana 2.3.3.1. Prasarana Pendidikan Prasarana pendidikan yang tersedia di Desa Muntung antara lain : 1. Gedung play group : 1 buah 2. Gedung TK : 2 buah 3. Gedung SD/MI : 2 buah 4. Gedung SLTP/MTs : 2 buah 5. Gedung SLTA : 2 buah 6. Gedung Pon Pes : 2 buah Gambar 2.5 Kondisi Eksisting Prasarana Pendidikan Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 27

2.3.3.2. Prasarana Peribadatan Prasarana Peribadatan yang ada di Desa Muntung antara lain Masjid, sebanyak 4 unit, Mushola sebanyak 3 unit, dan Gereja sebanyak 1 unit. Gambar 2.6 Kondisi Eksisting Prasarana Peribadatan Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 2.3.3.3. Sarana Dan Prasarana Kesehatan Prasarana Kesehatan yang ada di Desa Muntung dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.25 Jumlah Sarana Dan Prasarana Kesehatan Di Desa Muntung Jenis PSD Kesehatan Satuan Jumlah Puskesmas Pembantu Unit 1 Posyandu Unit 5 Mantri Kesehatan Org 1 Bidan Desa Org 2 Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 28

Dukun Bayi Org 1 Dukun Sunat Org 1 Sumber : Monografi Desa 2.3.3.4. Prasarana Air Bersih Air merupakan kebutuhan pokok masyarakat Desa Muntung. Kebutuhan masyarakat akan air bersih dipenuhi oleh PDAM, sumur gali dan mata air. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.26 Jumlah Prasarana Air Bersih Di Desa Muntung Jenis Prasarana Air Bersih Jumlah (unit) Pengguna PDAM 37 Pengguna sumur gali 257 Penggunna mata air 4 Sumber : Monografi Desa 2.3.3.5. Prasarana Transportasi Jalan di Desa Muntung menggunakan konstruksi paving dan aspal, dengan kondisi baik dan rusak. Sebagai gambarannya salah satu ruas jalan lingkungan yang ada di Desa Muntung dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 29

Gambar 2.7 Kondisi Eksisting Kondisi Jalan Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 2.3.3.6. Prasarana Perdagangan Pasar merupakan salah satu prasarana perdagangan yang dapat dijumpai di Desa Muntung. Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 30

Gambar 2.8 Kondisi Eksisting Pasar Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 2.4. POTENSI DAN PERMASALAHAN 2.4.1. Desa DPP-KTP2D Muntung Potensi yang ada di Desa Muntung antara lain : 1. Tahu Kupat Salah satu makanan khas desa adalah tahu kupat, yaitu tahu kupat, yaitu makanan terdiri dari irisan kupat dan tahu yang digoreng terlebih dulu dan diiris-iris, bagian atasnya dibubuhi irisan kol, selanjutnya diberi saos yang terbuat dari gula merah sere dan salam yang digodog terlebih dulu. 2. Wisata Alam Goa TNI Goa ini merupakan peninggalan TNI yang pada waktu itu digunakan sebagai tempat persembunyian dari serangan tentara belanda. Goa ini berbentuk huruf TNI 3. Pertanian Tanaman pertanian yang dapat dijumpai di Desa Muntung antara lain Padi, Jagung dan Ketela Pohon Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 31

Gambar 2.9 Potensi Pertanian Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 Permasalahan utama dalam peningkatan potensi pertanian adalah pada saat musim kemarau masyarakat kesulitan mendapatkan air untuk pengairan sawah, hanya wilayah yang dekat dengan irigasi yang dapat mengairi sawah. 4. Perkebunan Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 32

Tanaman perkebunan yang dikembangkan di Desa Muntung antara lain a. Sayur-sayuran b. Buah-buahan c. Kopi d. Cengkeh e. Kelapa f. Aren g. Kakao h. Jahe i. Kapulaga j. Kemukus k. Kunyit l. Tembakau m. Panili Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 33

Gambar 2.10 Potensi Perkebunan Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 Potensi perkebunan yang menjadi andalan adalah tembakau dan cabe 5. Industri, sifatnya rumah tangga dan industri kecil, berproduksi bila ada pesanan, seperti sablon, konveksi, pembuatan speaker aktif, dan anyaman. Untuk tenaga kerjanya justru masyarakat diluar Desa Muntung. Kondisi tersebut dapat menjadikan Desa Muntung sebagai desa pusat pengembangan dengan didukung oleh desa-desa disekitarnya sebagai desa hinterland. Sebagai contohnya : industri konveksi, 12 orang pekerja berasal dari luar Desa Muntung. Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 34

Gambar 2.11 Potensi Industri Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 6. Peternakan Peternakan yang dikembangkan di desa tersebut berupa sapi, kerbau, kuda, kambing/domba, kelinci, ayam buras, ayam ras, itik, entok, burung puyuh dan angsa. Usaha peternakan menjanjikan keuntungan yang lumayan besar, apabila dikelola dengan baik, selain dagingnya yang dapat dijual, kotoran dan air seninya dapat digunakan sebagai pupuk kandang. Untuk memasarkan potensi peternakan ayam misalnya, para pedagang masih memanfaatkan pasar ayam yang terdapat dipinggir jalan, sejak pukul 07.00 10.00 pagi. Pada jam-jam tersebut, sepanjang jalan terlihat macet dan semrawut (tidak teratatur) 7. Perikanan Potensi perikanan utamanya ikan lele dengan kegiatan pembibitan dan penjualan untuk konsumsi. Untuk pembibitan lele sendiri terdiri dari 3 kolam dengan jumlah produksi 600kg/bulan. Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 35

Gambar 2.12 Potensi Perikanan Lele Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 Yang menjadi permasalahan utama dalam pengembangan potensi tersebut adalah : 1. Belum tersedianya pasar yang dapat menampung dan memasarkan hasil potensi unggulan desa seperti pertanian, perkebunan, industri kecil atau rumah tangga, peternakan, dan perikanan. Pasar yang ada di Desa Muntung hanya berupa pasar sayur dipinggir jalan yang buka sampai jam 08.00 pagi. Padahal di Desa Muntung sendiri sudah ada bangunan pasar, los pasar banyak yang terbengkalai, para pedagang lebih senang berjualan di pinggir jalan, mereka lebih beranggapan kalau barang dagangannya dipasarkan dipinggir jalan lebih cepat lakunya. Pedagang yang berjualan di pasar tersebut sebagian besar dari penduduk desa lain disekitarnya. Dengan demikian, pasar tersebut dapat dijadikan magnet yang dapat menarik aktivitas penduduk. Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 36

Gambar 2.13 Kondisi Pasar Desa Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 2. Perlu adanya upaya perbaikan dan pembangunan jalan yang menghubungkan antar dukuh dan desa yang mendukung pengembangan potensi ekonomi desa. Kondisi jalan yang ada di Desa Muntung berupa : a. Jalan makadam b. Jalan aspal dengan kondisi rusak dan berlubang sehingga membahayakan pemakai jalan, dan pada musim hujan terjadi genangan pada titik-titik jalan yang berlubang Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 37

c. Jalan tanah, khususnya pada jalan-jalan usaha tani Gambar 2.14 Kondisi Jalan Di Desa Muntung Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 3. Pembangunan senderan jalan Pada umumnya pembangunan jalan di Desa Muntung tidak dilengkapi dengan pembuatan talud atau senderan dan saluran drainase pada sisi kanan-kiri jalan, sehingga rawan longsor, tanah longsoran tersebut jatuh ke lahan pertanian dan perkebunan sekitar jalan. 4. Kurangnya ketrampilan dalam pengolahan pupuk organic, sehingga para petani harus membeli pupuk dengan harga tinggi 3.4.2. Desa Hinterland Beberapa desa yang menjadi hinterland DPP-KTP2D adalah : 1. Desa Mento Potensi Desa Mento adalah : Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 38

a. Pertanian tanaman pangan. Tanaman pangan yang dapat dikembangkan di desa ini adalah Padi, Jagung dan Ketela Pohon. b. Tanaman sayuran yang dikembangkan berupa Kacang Panjang, Bawang Putih, Kentang, Kobis, Cabe, Sawi dan Kacang Merah. c. Buah-buahan yang dikembangkan adalah Durian, Rambutan, Pisang dan Jambu Biji d. Tanaman perkebunan yang dikembangkan berupa Kopi, Cengkeh, Kelapa, Aren, Kakao, Jahe, Kapulaga, Kemukus, Kunyit, Tembakau dan Panili. Selain terkenal sebagai penghasil tembakau, Kabupaten Temanggun Khususnya Desa Mento Kecamatan Candiroto terkenal sebagai produsen kopi espresso robusta. Para petani kopi telah bergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Akur Desa Mento. Kopi robusta dipetik pada bulan Maret dan Oktober. Pengolahan kopi ini masih secara sederhana. Setelah dipetik buah kopi kemudian dijemur lalu digiling hingga menghasilkan biji-biji kopi kering atawa kopi OC. Kemudian biji kopi yang sudah kering disangrai dan digiling hingga menjadi bubuk kopi yang siap seduh. Selain diwarung-warung, olahan kopi juga dapat ditemui di Trading House yang terletak di Jalan Raya Kledung Wonosobo, tepatnya di pasar Desa Muntung, sambil menikmati keindahan lereng Sindoro dan Sumbing. Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 39

Selain menyediakan minuman kopi espresso robusta dan kopi klasik, disediakan pula produk-produk makanan, yang bahannya diambil dan dioleh dari bumi Temanggung, seperti ceriping pisang, tempe kripik dan lain-lain. Gambar 2.15 Potensi Desa Hinterland Desa Mento Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 Selama ini pemasaran komoditi kopi masih terbatas pada pasar tradisional yang meliputi peda gang kecil dan menengah lokal, sedangkan untuk pemasaran ditingkat eksportir masih relative kecil. Oleh karena itu perlu dikembangkan pola kerjasama pemasaran yang lebih variatif. Prospek kerjasama pemasaran kopi yang lebih variatif yaitu kerjasama kemitraan yang saling Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 40

menguntungkan antar produsen, konsumen dan pelaku bisnis dibidang perkopian. Untuk peningkatannya perlu didukung oleh : Standar mutu dan kompetensi Optimalisasi kapasitas produksi Akses pemasaran dan jaringan kerjasama Ketersediaan bahan baku Peningkatan SDM e. Ternak yang dikembangkan di desa tersebut berupa Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing/domba, Kelinci, Ayam buras, Ayam Ras, Itik, Entok, Burung Puyuh dan Angsa. f. Rencana program pembangunan yang diusulkan untuk pengembangan potensi desa adalah : Betonisasi jalan Ds. Mento Ds. Muneng sepanjang 2.300 x 2,5 m Jalan tersebut menghubungkan Desa Mento dengan Desa Muntung. Potensi yang ada disepanjang jalan tersebut adalah perkebunan kopi Pembangunan jalan usaha tani sepanjang 600 x 2 m Pelatihan pembuatan pupuk organik Pengembangan koperasi tani Pembinaan kelompok-kelompok tani holtikultura (Gapktan), peternakan dan perikanan Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 41

2. Desa Bantir Potensi Desa Bantir adalah : a. Pertanian tanaman pangan Tanaman pangan yang dapat dikembangkan di desa ini adalah Padi, Jagung dan Ketela Pohon. b. Perkebunan - Sayuran, berupa Kacang Panjang, Bawang Putih, Kentang, Kobis, Cabe, Sawi dan Kacang Merah Gambar 2.16 Potensi Desa Hinterland Desa Bantir (Perkebunan Cabe) Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012 - Buah-buahan, berupa Durian, Rambutan, Pisang dan Jambu Biji Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 42

- Kopi, Cengkeh, Kelapa, Aren, Kakao, Jahe, Kapulaga, Kemukus, Kunyit, Tembakau dan Panili. c. Peternakan, binatang ternak yang dapat dikembangkan antara lain Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing/domba, Kelinci, Ayam buras, Ayam Ras, Itik, Entok, Burung Puyuh dan Angsa. d. Industri kecil pembuatan krupuk, yang dikenal dengan krupuk bantir. Permasalahan utama yang menghambat pengembangannya adalah perlunya modal usaha. Modal usaha tersebut dapat dikelola oleh masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan. Dana yang dikelola dengan baik nantinya dapat digulirkan kembali kepada kelompok usaha kecil lainnya, mengingat masih banyak industri kecil lainnya yang memerlukan modal. Studi Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) II - 43