BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yang memiliki angka harapan hidup penduduk semakin

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

SKRIPSI. DiajukanSebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar sarjana Keperawatan. Oleh: JOKO PURNOMO J

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. No.13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia (lanjut usia)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat yang setinggi tingginya (Depkes, 2009). Adanya kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari 70,1 tahun padaperiode menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

GAMBARAN SKALA DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) yang. berdampak terhadap meningkatnya populasi Lanjut Usia (Lansia).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

PENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan masyarakat (Darmodjo, 2000) Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati peringkat keempat dunia, untuk kategori penduduk orang berusia lanjut terbanyak di dunia yaitu setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hal itu didorong dengan keberhasilan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup terutama dibidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan peningkatannya cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). Lanjut usia (lansia) sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Jumlah penduduk lanjut usia di dunia diperkirakan 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia ± 1000 orang perhari (Nugroho, 2000). Pada tahun 2020 jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia diperkirakan sebesar 28,8 juta jiwa dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Menkokesra, 2007). 1

2 Budiharjo dalam Depkes (2008), menyatakan peningkatan jumlah penduduk usia lanjut akan diikuti dengan meningkatnya permasalahan kesehatan seperti masalah kesehatan indera pendengaran dan penglihatan, kesehatan jiwa dan sebagainya. Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang dapat berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial dan membebani perekonomian baik pada lanjut usia maupun pemerintah karena masing-masing penyakit tersebut cukup banyak memerlukan dana baik untuk terapi dan rehabilitasinya, untuk itu rencana hidup seharusnya sudah dirancang jauh sebelum memasuki masa lanjut usia, paling tidak individu sudah mempunyai bayangan aktivitas apa yang akan dilakukan kelak sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Diharapkan para lanjut usia melakukan pola hidup sehat yakni dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik/olahraga secara benar dan teratur serta tidak merokok. Kegiatan ini perlu terus untuk disosialisasikan bagi masyarakat sejak berusia muda maupun yang telah berusia lanjut (Hambuako, 2008). Pemerintah dalam hal ini Depkes telah merumuskan berbagai kebijakan program dan kegiatan yang dapat menunjang derajat kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia. Program pokok kesehatan menanamkan pola hidup sehat dengan lebih memprioritaskan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif), tanpa mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan rehabilitatif. Pelayanan bagi para lanjut usia yang

3 tergolong miskin diupayakan untuk dapat diberikan secara gratis melalui prosedur yang berlaku (Hambuako, 2008). Program pemerintah (Depkes, 1995) dalam peningkatan kesehatan yaitu dengan adanya latihan atau exercise sangat penting untuk menghindari perubahan tiba-tiba yang terjadi pada lansia ataupun resiko jatuh. Latihan yang meliputi komponen keseimbangan akan menurunkan insiden jatuh pada lansia. Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki. Jenis latihan yang bisa dilakukan pada lansia antara lain senam lansia. Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia (lansia) yang dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita lansia yang merupakan masalah fisik diantaranya adalah penyakit sendi (52,3%), hipertensi (38,8%),

4 anemia (30,7%) dan katarak (23%). Penyakit penyakit tersebut merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (www.depkes.go.id, 2008). Memperhatikan akan pentingnya derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut, peneliti melakukan survey di wilayah Koripan Kecamatan Susukan. Lansia di wilayah Koripan berjumlah 101 orang, sebagian masih ada yang bekerja sebagai petani, tetapi ada juga yang sudah tidak bekerja. Diantara mereka ada yang tinggal dengan pasangan ataupun sendiri tanpa ditemani anggota keluarga yang lain. Program yang ada dikelurahan Koripan adalah BKL (Bina Keluarga Lansia). Kegiatan yang dilakukan BKL Koripan salah satunya yaitu: senam lansia. Jumlah lansia di desa Koripan yang mengikuti kegiatan senam lansia sebanyak 40 orang lansia. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan, sebagian lansia jarang mengikuti senam lansia ataupun tidak aktif mengikuti senam lansia yang telah diadakan di wilayahnya. Hasil wawancara peneliti terhadap beberapa lansia menyebutkan bahwa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan senam lansia antara lain jarak rumah lansia dengan tempat diadakannya senam lansia relatif jauh, adanya kendala kesehatan dimana kadang ketika pelaksaaan senam lansia, lansia yang bersangkutan sedang sakit sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan senam lansia. Peneliti juga mendapati bahwa terdapat beberapa lansia yang mengalami gangguan keseimbangan diri. Hasil wawancara peneliti dengan beberapa lansia menunjukkan keseimbangan tubuhnya dalam melakukan tindakan atau pekerjaan telah berkurang. Beberapa lansia menyatakan bahwa mereka pernah terjatuh ketika berjalan,

5 dan sebagian merasa tidak kuat untuk berdiri lama karena merasa akan jatuh. Hasil pengamatan peneliti saat pelaksanaan senam lansia, terdapat beberapa lansia yang menunjukkan keseimbangan diri kurang baik, seperti lansia oleng ketika melakukan gerakan tertentu misal dari gerakan membukuk ke berdiri. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang Hubungan antara keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di wilayah Koripan Kecamatan Susukan Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Adakah hubungan antara keaktifan lansia mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di wilayah Koripan Kecamatan Susukan Semarang? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti akan dapat bekerja lebih terarah dalam penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara keaktifan lansia mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di wilayah Koripan Kecamatan Susukan.

6 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Tingkat keaktifan lansia mengikuti senam lansia pada lansia di wilayah Koripan Kecamatan Susukan Semarang. b. Tingkat keseimbangan tubuh pada lansia di wilayah Koripan Kecamatan Susukan Semarang. c. Perbedaan antara keaktifan lansia mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh pada lansia di wilayah Koripan Kecamatan Susukan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidikan Keperawatan Memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan terutama bagi keperawatan lansia, mengingat akan pentingnya kebutuhan aktivitas. 2. Bagi Peneliti a. Memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan terutama bagi keperawatan lansia, mengingat akan pentingnya kebutuhan aktivitas. b. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penelitian yang dilakukan, serta membantu memberi masukan tentang manfaat olahraga dan kebugaran dalam rangka meningkatkan kualitas hidup usia lanjut. 3. Bagi Masyarakat a. Memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan terutama bagi keperawatan lansia, mengingat akan pentingnya kebutuhan aktivitas.

7 b. Memberikan masukan tentang perilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidupnya dimasa tua melalui komunikasi, informasi serta edukasi. 4. Bagi Lansia Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan minat lansia untuk membiasakan melakukan aktivitas senam lansia secara teratur. E. Keaslian Penelitian Sejauh ini belum didapatkan penelitian yang sama, akan tetapi ada beberapa penelitian yang hampir serupa, antara lain : 1. Adinata (2007) : Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Pada Lansia Di Panti Wredha. Penelitian ini menggunakan metode non-eksperimental, dengan analisa komparatif dan menggunakan pendekatan prospective cohort study, dengan sampel sebanyak 31 lansia yang dipilih secara total sampling. Instrumen yang digunakan berupa Geriatric Depression Scale (Skala Depresi Geriatrik). Hasil penelitiannya yaitu terdapat perubahan tingkat depresi pada lansia yang dirawat dipanti wredha lebih bermakna/efektif pada lansia yang melaksanakan senam dengan frekuensi lima kali seminggu dari pada lansia yang melaksanakan senam dengan frekuensi satu kali seminggu. 2. Santi (2009) : Hubungan Antara Senam Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budhi Luhur. Penelitian ini menggunakan metode non-eksperimen, dan data diperoleh secara

8 observasional dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Sampel diambil dengan metode total sampling, dengan sampel sebanyak 32. Hasil penelitian menyebutkan kualitas hidup lansia di PSTW Budhi Luhur dalam 7 domain adalah lansia memiliki fungsi fisik yang tinggi, lansia memiliki nyeri tubuh yang ringan dan tidak berpengaruh pada aktivitas, lansia di PSTW Budhi Luhur memiliki kesehatan umum yang sedang sampai tinggi, lansia memiliki kesehatan mental yang tinggi dan tidak ada lansia yang memiliki kesehatan mental yang rendah, lansia mempunyai vitalitas tinggi, lansia memiliki fungsi sosial yang tinggi, lansia memiliki fungsi peran sedang sampai tinggi.